Sad Atatayi
Nama :
I Gede Wika Mahadana Putra (36)
I Nyoman Wisnu Aditya Parameswara (37)
Sad Atatayi
Sad atatayi terdiri dari kata Sad dan Atatayi. Sad artinya enam, Atatayi artinya kejam atau
pembunuhan. Jadi yang dimaksud Sad Atatayi adalah enam macam pembunuhan yang kejam
yang tidak patut dilaksanakan oleh manusia.
b. Wisada, yaitu meracini atau menyakiti orang lain. Perbuatan meracuni baik sekala maupun
niskala. Perbuatan ini merupakan perbuatan dosa. Hal ini mengingkari hakikat hidup di dalam
bermasyarakat di dunia fana ini. Bagi orang yang melakukan atau melaksanakan perbuatan
seperti itu sudah di sediakan tempat, yaitu neraka oleh Sang Hyang Widhi.
Contoh perilaku Wisuda:
Pada suatu hari Putra bersama kawannya mengail ikan di sungai, tapi seharian mengail tidak
mendapatkan ikan. Akhirnya si Putra berpikir, mengapa susah-susah mendapatkan ikan? Lebih
baik membeli portas ikan dan memasukkannya ke kolam Yoni, Akibatnya banyak ikannya yang
mati. Lalu kita minta kepada Yoni. Di kolam itu bukan ikan yang besar saja yang mati tapi yang
kecil juga mati. Itu perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Agama Hindu.
c. Atharwa, yaitu melakukan atau menjalankan ilmu hitam (black magic). Perbuatan semacam ini
merupakan perbuatan yang tak terpuji dan terkutuk serta dijauhi orang. Orang yang suka yang
terlarang menjalankan ilmu hitam hanya sifatnya senang sementara semasa masih hidup dapat
membuat orang lain menjadi menderita dan sesungguhnya pula dirinya sendiri akan menderita
pula seperti yang diderita orang lain.
Contoh perilaku Atharwa :
Aan sangat mencintai Iin, tapi Iin tidak mencintai Aan. Sehingga Aan mencari paranormal yang
menjalankan ilmu hitam untuk mencelakakan Iin. Akhirnya Iin kena jampi-jampi Aan, ia sakit
keras dan tidak dapat disembuhkan oleh medis manapun, ia putus sekolah. Betapa besarnya dosa
yang dilakukan Aan yang menghancurkan masa depan Iin
d. Sastraghna, yaitu mengamuk atau merampok sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Mengamuk yang dimaksud adalah bias menghilangkan nyawa orang lain dan merampok
menimbulkan penderitaan karena kerugian yang dideritanya. Perbuatan semacam ini amat
bertentangan dengan sastra agama, untuk mencapai ketenangan maupun kedamaian, maka
perbuatan Sastraghna amat dilarang dan berdosa besar dan terkutuk.
Contoh perilaku Sastraghna :
Pada suatu hari Agus dipanggil oleh orang tuanya, namun ia tidak membalas sepatah kata pun
sudah sekian lama oranf tua dan keluarganya memanggil tanpa sebab ia berlari mengambil sapu
dan memukul adiknya, tidak hanya itu saja tetapi ia juga memukul alat-alat dapur. Dan akhirnya
ia dilarikan ke rumah sakit jiwa.
e. Drathi Krama, yaitu memperkosa kehormatan seorang wanita. Perbuatan Drathi Krama sangat
bertentangan dengan konsep ajaran agama Hindu. Di mana ajaran Agama Hindu memiliki
konsep Tat Twam Asi. Karena itu, perbuatan Drathi Krama mengingkari kemerdekaan pribadi
orang lain.
Contoh perilaku Drathi Krama :
Seorang kakek yang tega membohongi anak gadis untuk dicarikan pekerjaan di hotel, namun
apes bagi si gadis di hotel ia malah diperkosa oleh kakek tersebut. Dan keesokan harinya si gadis
melaporkan apa yang telah terjadi padanya, kemuadian orang tua si gadis melaporkan kakek itu
ke polisi dan akhirnya ditahan.
f. Raja Pisuna, yaitu memfitnah atau menghasut dan mengadu domba seseorang denga orang lain.
Perbuatan memfitnah sangatlah keji karena membuat orang lain menderita. Mungkin orang yang
difitnah tidak tahu sebab apa dirinya diberlakukan kurang baik. Memfitnah hendaknya dibuang
jauh dari alam pikiran kita. Maka dikatakn memfitnah lebih kejam dari pada pembunihan.
Contohnya pada cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”
Walaupun merupakan suatu pembunuhan yang kejam, Sad Atatayi juga memiliki sisi positif
yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki diri, sama dengan musuh dalam diri manusia
lainnya, jika Sad Atatayi bisa dikendalikan maka hal-hal positif dari Sad Atatayi ini akan dapat
memperbaiki perilaku manusia, namun jika sebaliknya Sad Atatayi ini dibiarkan menguasai diri
manusia maka hal-hal negatif akan terus meburu manusia.
Walaupun merupakan suatu pembunuhan yang kejam, Sad Atatayi juga memiliki sisi positif
yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki diri, sama dengan musuh dalam diri manusia
lainnya, jika Sad Atatayi bisa dikendalikan maka hal-hal positif dari Sad Atatayi ini akan dapat
memperbaiki perilaku manusia, namun jika sebaliknya Sad Atatayi ini dibiarkan menguasai diri
manusia maka hal-hal negatif akan terus meburu manusia.