Sifat terbuka dan berterus terang disebutkan dapat menghindarkan kita dari
kesalahpahaman.
(Sarasamuccaya, sloka 2)
Atinya :
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Arjawa sebagai bagian dari Dasa Yama Bratha,
seperti:
Tersebutlah dahulu, dua bersaudara (kakak adik) yang yamh bernama bubuksah
dan Gagaking, diuji kesaktiannya oleh seekor harimau putih saat menjalankan
tapanya di tengah hutan.
Mereka berdua senang menekuni ajaran kebenaran, tidak suka kepada hal-hal
keindahan keduniawian, sehingga mereka memutuskan untuk mencari seorang
guru agar memperoleh kemajuan.
Terjemahan:
Demikian jiwa itu, yang dibersihkan agar menjadi suci, dikendalikan nafsu
birahi itu dan segala nodanya, jika kurang giat dan pandai melaksanakannya,
lemahlah jiwa itu tidak menjadi suci, beratus-ratus kelahiran lamanya, sebelum
jiwa itu menjadi suci, jika ia pandai dan sangat giat melenyapkan nodanya,
cepatlah suci jiwa itu (Sarasamuçchaya, 406).
Makna sloka suci patut dipedomani oleh setiap umat sedharma yang
mengupayakan kesucian moralnya untuk mempercepat usahanya dapat
mewujudkan kesempurnaan batin yang dicita-citakannya.
Manfaat dari ajaran Upasthanigraha (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini
adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian
luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang
dimotivasi oleh sifat-sifat pengendalian atau pengekangan nafsu birahi yang
ada pada pribadinya.