Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

I. Nama Kegiatan

“Study Campus dan Study Tour MAN 2 Tulungagung Tahun Pelajaran


2018/2019.”

Kegiatan ini meliputi : kunjungan kampus di Universitas Gadjah Mada


(UGM) dan kunjungan ke tempat-tempat wisata di daerah Yogyakarta dan
sekitarnya, yaitu Candi Prambanan, Tebing Breksi, Hutan Pinus Pengger,
Malioboro dan tubing di Sungai Senden.

II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan

1. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai sarana mendapatkan informasi tentang pendaftaran ke salah satu


universitas terbaik di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM).

b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

c. Sebagai sarana untuk meningkatkan rasa cinta terhadap Tanah Air.

d. Sebagai bentuk kegiatan tugas pembelajaran di luar sekolah.

e. Sebagai sarana rekreasi atau berlibur.

2. Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh siswa-siswi kelas XI MAN 2


Tulungagung yang terdiri dari 5 kelas MIA, 4 kelas IIS, 1 kelas IIB dan 1 kelas
IIK.

1
III. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Ahad-Senin/21-24 April 2019

Rincian :

1. Hari/Tanggal : Ahad, 21 April 2019


Waktu : 21.00 WIB
Kegiatan : Peserta datang dan persiapan pemberangkatan

2. Hari/Tanggal : Ahad, 21 April 2019


Waktu : 21.00-24.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke Ngawi

3. Hari/Tanggal : Ahad, 21 April 2019


Waktu : 24.00-01.00 WIB
Kegiatan : Istirahat di Ngawi

4. Hari/Tanggal : Ahad, 21 April 2019


Waktu : 01.00-04.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke Yogyakarta

5. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 04.30-06.30 WIB
Kegiatan : Transit Sholat Subuh dan Makan Pagi

6. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 06.00-07.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke Candi Prambanan

2
7. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019
Waktu : 07.00-08.30 WIB
Kegiatan : Wisata di Candi Prambanan

8. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 08.30- 09.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke Tebing Breksi

9. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 09.00-10.00 WIB
Kegiatan : Wisata ke Tebing Breksi

10. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 10.00-11.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke Hutan Pinus Pengger

11. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 11.00-12.30 WIB
Kegiatan : Transit Makan Siang

12. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 12.30-14.00 WIB
Kegiatan : Wisata di Hutan Pinus Pengger

13. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 14.00-16.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan Menuju Hotel dan Transit Sholat Dzuhur dan
Asar

3
14. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019
Waktu : 16.00-18.30 WIB
Kegiatan : Check in Service, Mandi dan Makan Malam

15. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 18.30-19.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke Maliboro

16. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 19.00-21.00 WIB
Kegiatan : JJS Malioboro

17. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 21.00-21.30 WIB
Kegiatan : Perjalanan Kembali Menuju Hotel

18. Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 21.30-04.00 WIB
Kegiatan : Free Program, Istirahat Malam

19. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 04.30-07.00 WIB
Kegiatan : Mandi, Sholat Subuh, Makan Pagi dan Check Out Service

20. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 07.00-08.00 WIB
Kegiatan : Perjalanan ke UGM

4
21. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019
Waktu : 08.00-10.30 WIB
Kegiatan : Kunjungan Kampus

22. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 10.30-11.30 WIB
Kegiatan : Perjalanan Tubing di Kali Mangu

23. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 11.30-12.30 WIB
Kegiatan : Transit Makan Siang

24. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 12.30-13.30 WIB
Kegiatan : Sholat Dzuhur dan Asar

25. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 13.30-14.00 WIB
Kegiatan : Melanjutkan Perjalanan ke Tubing Kali Mangu

26. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 14.00-16.30 WIB
Kegiatan : Tubing di Kali Mangu

27. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 16.30-17.30 WIB
Kegiatan : Sholat Magrib dan Isya

5
28. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019
Waktu : 17.30-18.30 WIB
Kegiatan : Perjalanan Pulang

29. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 18.30-19.00 WIB
Kegiatan : Makan Malam

30. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 19.00-20.30 WIB
Kegiatan : Transit ke Pusat Oleh-Oleh

31. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 20.30-03.00WIB
Kegiatan : Perjalanan Pulang

32. Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2019


Waktu : 03.00 WIB
Kegiatan : Sampai di Tulungagung

6
BAB II

PEMBAHASAN

I. Hasil Kegiatan

1. Study Campus di Universitas Gadjah Mada (UGM)

a. Sejarah Berdiri

Universitas Gadjah Mada lahir dari kancah perjuangan revolusi


kemerdekaan bangsa Indonesia. Didirikan pada periode awal kemerdekaan. UGM
didaulat sebagai Balai Nasional Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan bagi
penyelenggaraan pendidikan tinggi
nasional.Berdiri dengan nama
“Universitas Negeri Gadjah Mada”.
Perguruan tinggi ini merupakan gabungan
dari beberapa sekolah tinggi yang telah
lebih dulu didirikan, di antaranya Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada, Sekolah
Tinggi Teknik dan Akademi Ilmu Politik yang terletak di Yogyakarta, Balai
Pendidikan Ahli Hukum di Solo serta Perguruan Tinggi Kedokteran Bagian
Praklinis di Klaten, yang disahkan dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun
1949 tentang Peraturan Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universitas.

Meski Peraturan Pemerintah yang menjadi pijakan berdirinya UGM


tertanggal 16 Desember 1949, tanggal 19 Desember menjadi tanggal yang
diperingati sebagai Hari Ulang Tahun UGM karena lekat dengan peristiwa
bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Nama Gadjah Mada juga memiliki makna tersendiri, yaitu mengandung


semangat serta teladan Mahapatih Gadjah Mada yang berhasil mempersatukan
Nusantara. Teladan ini diterjemahkan ke dalam rumusan jati diri UGM sebagai
universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas
kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan.

7
Pada awal pendiriannya, UGM memiliki 6 (enam) fakultas, yaitu Fakultas
Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra dan Filsafat,
Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan. Kegiatan perkuliahan masa itu
dilakukan di Sitinggil dan Pagelaran dengan memanfaatkan ruangan-ruangan
kamar dan fasilitas di lingkungan Keraton Yogyakarta.

Baru pada tahun 1951 pembangunan fisik kampus Bulaksumur dimulai


dan memasuki dekade 1960-an UGM sudah memiliki berbagai fasilitas seperti
rumah sakit, pemancar radio serta sarana lain yang mendukung proses
pembelajaran bagi mahasiswa juga untuk melayani kepentingan masyarakat. kini,
UGM memiliki 18 fakultas, satu Sekolah Pascasarjana serta satu Sekolah Vokasi
dengan pilihan program studi (Prodi).

b. Fakultas Ilmu Budaya

1.1. Sejarah Berdiri

Fakultas ini didirikan pada tanggal 3 Maret 1946. Ketika didirikan,


fakultas ini bernama Faculteit Sastra, Filsafat, dan Keboedajaan. Dalam
perjalanan sejarahnya, fakultas ini mengalami enam kali perubahan nama, yaitu :

1. Faculteit Sastra dan Filsafat (19 Desember 1949-13 Agustus 1950)


2. Faculteit Sastra, Pedagogik, dan Filsafat (14 Agustus 1950-14 Oktober 1955)
3. Fakultas Sastra dan Kebudayaan (15 Oktober 1955-6 Oktober 1982)
4. Fakultas Sastra (7 Oktober 1982-22 Juni 2001)
5. Fakultas Ilmu Budaya (23 Juni 2001-sekarang)
Perubahan nama dari
Faculteit Sastra, Filsafat, dan
Keboedajaan menjadi Faculteit
Sastra dan Filsafat itu bertepatan
dengan berdirinya Universitas
Gadjah Mada pada tanggal 19
Desember 1949 sebagai Universitas
Negeri pertama di Indonesia.

8
Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa beberapa fakultas yang ada di
Universitas Gadjah Mada saat ini, seperti Bagian Ilmu Bumi yang menjadi
Fakultas Geografi, Bagian Filsafat yang menjadi Fakultas Filsafat, dan Bagian
Pedagogik yang menjadi Fakultas Psikologi, semula merupakan bagian dari
Fakultas Ilmu Budaya. Bahkan, Fakultas Ilmu Budaya merupakan cikal bakal
lembaga pendidikan yang kemudian berkembang menjadi IKIP Yogyakarta atau
sekarang Universitas Negeri Yogyakarta.

Fakultas Ilmu Budaya berlokasi di Universitas Gadjah Mada yang


beralamat di Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Sagan, Caturtunggal, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.

1.2. Jurusan dan Program Studi

Berikut Tabel Jurusan dan Prodi Fakultas Ilmu Budaya


Universitas Gadjah Mada (UGM)

PROGRAM S1 PROGRAM S2 PROGAM S3


1. Antropologi 1. Ilmu 1. Ilmu-Ilmu
Budaya Antropologi Humaniora

2. Arkeologi 2. Ilmu Arkeologi 2. Pengkajian


Amerika
3. Bahasa Korea 3. Ilmu Linguistik

4. Ilmu Sejarah 4. Ilmu Sastra

5. Pariwisata 5. Ilmu Sejarah

6. Sastra Arab 6. Pengkajian


Amerika
7. Sastra Indonesia

8. Sastra Inggris

9. Sastra Jepang

9
10. Sastra Nusantara

11. Sastra Perancis

2. Wisata Candi Prambanan

a. Sejarah Berdiri

Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Sampai


saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa.
Namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad
ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan
tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar
Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti berangka
tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang. Terdiri atas


halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran
tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka
yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas
390m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal
reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum
diketahui apakah semula terdapat
bangunan atau hiasan lain di pelataran
ini.

Di tengah pelataran luar, terdapat


pelataran kedua, yaitu pelataran
tengah yang berbentuk persegi
panjang seluas 222m2. Pelataran
tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh.

10
Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di
teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet
berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran.
Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras
keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah
ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6m 2 dan
tinggi 14m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam
keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.

Pelataran dalam merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang
dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat
seluas 110m2, dengan tinggi sekitar 1,5m dari permukaan teras teratas pelataran
tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya
terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan
yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat
sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1,5m2 dengan tinggi
4m.

Di pelataran dalam terdapat 2


barisan candi yang membujur arah utara
selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah
candi yang menghadap ke timur. Candi
yang letaknya paling utara adalah Candi
Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan
di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan
timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini
disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi
nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya
terletak di hadapannya.

Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda yang
berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu) dan yang
berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian,
keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma,

11
Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu
berdenah dasar bujur sangkar seluas 15m 2 dengan tinggi 25m. Di ujung utara dan
selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan,
yang disebut Candi Apit.

b. Cara Menuju Lokasi

Kota terdekat dari Prambanan adalah Yogyakarta (17 km barat daya) dan
Klaten (3 km utara). Candi Prambanan mudah diakses karena berada di jalan raya
Solo - Yogya. Dari kota Yogyakarta Anda dapat menggunakan transportasi umum
Transjogja yang berhenti di halte pasar Prambanan. Semua bus antar kota jurusan
Solo juga bisa mengantar Anda sampai depan candi Prambanan.

c. Informasi Tiket

Tarif Wisatawan Nusantara/orang untuk sekali masuk dibagi atas :

TWC Prambanan

USIA TARIF
3 s/d 10 tahun Rp 20.000,-
10 tahun ke atas Rp 40.000,-

Paket TWC Prambanan, Plaosan dan Sojiwan (termasuk premi asuransi Rp


500,-/orang)

USIA TARIF
3 s/d 10 tahun Rp 35.000,-
10 tahun ke atas Rp 75.000,-

Paket Terusan : Prambanan-Ratu Boko (Fasilitas Shuttle di Prambanan-


Ratu Boko)

USIA TARIF
3 s/d 10 tahun Rp 35.000,-
10 tahun ke atas Rp 75.000,-

12
Paket Terusan : Prambanan-Borobudur

USIA TARIF
3 s/d 10 tahun Rp 35.000,-
10 tahun ke atas Rp 75.000,-

Tarif khusus Wisatawan Nusantara bagi rombongan pelajar serta


mahasiswa per grup setiap kali masuk (dengan surat pengantar dari
sekolah/universitas, minimal 20 orang) : TWC Prambanan Rp 20.000,-

Paket TWC Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan (termasuk premi asuransi


Rp 500,- per orang) : Rp 30.000

3. Wisata Tebing Breksi

a. Sejarah Berdiri

Tebing Breksiadalah tempat wisata berasal dari bebatuan kapur yang


dihasilkan dari endapan dan hasil erupsi yang berupa abu vulkanik Gunung
Nglanggeran yang berada di Gunung Kidul, dimana gunung tersebut merupakan
gunung api yang menghasilkan morfologi bukit setinggi 30 meter.

Uniknya lagi, pada saat dilakukan penelitian, ternyata bebatuan kapur yang
ada di kawasan ini hampir sama dengan bebatuan yang ditemukan di daerah
pantai Parangtritis hingga Wonogiri dengan kualitas batu terbaik berada di Desa
Semilir, memiliki ketebalan antara 300
meter hingga 600 meter.

Sebelum menjadi kawasan wisata


yang cukup epic ini, Tebing Breksi
merupakan tempat penambangan
bebatuan kapur. Karena terbengkalai dan

13
tidak digunakan lagi, kawasan ini pun disulap menjadi sebuah kawasan
pariwisata. Sebenarnya pada saat penambangan, kawasan ini sering dikunjungi
oleh wisatawan. Meskipun baru wisatawan
dari Yogyakarta saja.

Kemudian pada tanggal 30 Mei 2015,


Sri Sultan Hamengkubuwono meresmikan
kawasan ini sebagai tempat pariwisata baru
di Yogyakarta dan menjadi salah satu
pariwisata andalan di wilayah Sleman selain Candi Prambanan. Tebing Breksi
akan buka pada pukul 10 pagi hingga 9 malam. Tetapi kawasan atas akan ditutup
pada pukul 6 sore atau setelah momen sunset berakhir.

b.Alamat dan Rute Lokasi

Alamat kawasan lokasi ini berada di Sambirejo, Prambanan, Kabupaten


Sleman, Daerah istiimewa Yogyakarta. Untuk menuju ke kawasan ini ada dua
cara, yaitu (1) dengan menggunakan kendaraan pribadi dan (2) menggunakan
transportasi umum.

Bagi wisatawan yang ingin menggunakan kendaraan pribadi bisa


mengarahkan kendaraan menuju ke Perempatan Prambanan. Ini adalah titik awal
menuju ke Tebing Breksi. Jika dari arah Solo, belok kiri ketika sampai di lampu
merah pertigaan Pasar Prambanan. Jika dari Yogyakarta belok ke kanan.

Ikuti jalan hingga menemui papan petunjuk menuju ke Candi Ratu Boko.
Kurang lebih 100 meter setelah belok ke kiri akan bertemu dengan perempatan.
Belok ke kanan kearah Candi Ijo. Ikuti saja jalan dan papan petunjuk. Tujuan ada
di kiri jalan.

Bagi yang ingin naik transportasi umum, titik awal pemberangkatan bisa
dari Germinal giwangan atau yang berasal dari luar kota bisa turun di Stasiun
Tugu Yogyakarta, kemudian naik bus Trans Jogja dengan jurusan Pasar
Prambanan. Harganya pun cukup terjangkau yaitu Rp 5.000,- saja.

14
Setelah sampai di halte Pasar Prambanan bisa melanjutkannya dengan
menggunakan ojek yang tersedia di pasar. Untuk harga bisa menawar sendiri.
Semakin pintar menawar, maka akan semakin mendapatkan harga murah.

c. Harga Tiket Masuk

Untuk harga tiket masuk Tebing Breksi saat ini masih digratiskan atau
lebih tepatnya seikhlasnya memberi. Ditambah dengan harga parkir untuk mobil
sebesar Rp 5.000,- dan untuk motor sebesar Rp 3.000,-.

Tetapi, informasi terbaru yang didapatkan mulai Januari tahun 2019


kawasan ini akan dikenakan tarif standar yaitu Rp 5.000,- untuk wisatawan
Nusantara. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara akan dikenakan tarif Rp
10.000,-. Belum termasuk harga parkir, yang kemungkinan besarnya masih sama.

4. Wisata Hutan Pinus Pengger

a. Informasi

Hutan Pinus Pengger adalah sebuah wisata instagramable bertemakan


alam yang berlokasi di Bantul, Jogja.
Ketika pagi sampai siang hari, Hutan
Pinus Pengger ini ramai dikunjungi.
Selain itu, biasanya wisatawan datang
pada malam hari dimana gemerlap
lampu yang mempesona.
Pengunjungnya juga bermacam-macam,
mulai dari kaum muda-mudi, rombongan tour hingga keluarga. Memang hutan
pinus ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dimana wisata ini
berada di bukit dan di kawasan ini tumbuh rimbun pohon pinus. Alhasil udara dan
suasana asri pun masih melekat, cocok untuk bersantai dan berkumpul.

15
Untuk pemandangan alam di Hutan Pinus Pengger ini cukup bagus.
Lanscape bukit, alam dan hiruk pikuk kota Yogyakarta akan terpapang di depan
mata. Lokasi Hutan Pinus Pengger ini
berada di Jl. Dlingo-Patuk, Pantirejo,
Terong, Dlingo, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dari pusat kota
Yogyakarta sendiri dapat ditempuh
dengan jarak 21 km dan waktu tempuh
sekitar 45 menit. Kondisi jalan lumayan
baik, dapat dilalui oleh berbagai macam kendaraan. Namun tetap berhati hati
karena kondisi jalan naik dan banyak kelokannya. Jam operasional kunjungan ke
Hutan Pinus Pengger dimulai pukul 06.00-00.00 WIB,

b. Rute Perjalanan

Wisata Hutan Pinus Pengger dapat ditempuh melalui Jl. Wonosari, Jl.
Pleret – Pathuk dan Jl. Dlingo-Patuk/Jl. Pleret-Patuk. Agar Anda tidak bingung
tentang rute ini, Anda bisa membuka Google Maps dari lokasi anda berada.
Karena tempat wisata ini sudah terdaftar di Google Maps, dimana akan
memudahkan Anda memilih jalur.

c. Tiket Masuk dan Tarif Parkir

Tiket Masuk Tarif Parkir


o Rp 3.000,- (sudah termasuk  Sepeda Motor : Rp 2.000,
asuransi)/orang  Mobil : Rp 5.000,-
 ELF : Rp 5.000,-
o Rp 15.000,-/orang (bagi yang  Bus sedang : Rp 15.000,-
ingin nge-camp)  Bus besar : Rp 20.000,-

16
5. Wisata di Malioboro

a. Sejarah Berdiri

Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan legendaris yang menjadi


salah satu kebanggaan kota Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro, Kota
Yogyakarta, Deaerah Istimewa Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari
nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki
Yogyakarta pada tahun 1811 – 1816
M yang bernama Marlborough.

Kolonial Hindia Belanda


membangun Malioboro di pusat kota
Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai
pusat aktivitas pemerintahan dan
perekonomian. Secara simbolis juga
bermaksud untuk menandingi kekuasaan keraton atas kemegahan istananya yang
mendominasi kawasan tersebut.

Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda


mendirikan :

 Benteng Vredeburg (didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng tersebut


dikenang menjadi sebuah museum yang dibuka untuk wisata publik).
 Istana Keresidenan Kolonial (sekarang menjadi Istana Presiden Gedung
Agung pada tahun 1832M).
 Pasar Beringharjo, Hotel Garuda (dahulu sebagai tempat menginap dan
berkumpul para elit kolonial).
 Kawasan Pertokoan Malioboro (menjadi pusat perekonomian kolonial).

b. Tentang Malioboro

Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk


aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara
berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk
komoditi barang-barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan

17
oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro.
Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat Anda dapatkan di sini seperti
kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.

Anda jangan heran melihat harga barang ditempat ini, misalnya penjual
souvenir menawarkan barang tersebut seharga Rp 50.000,-. Jika Anda tertarik
barang tersebut, maka harus segera disusul dengan proses tawar menawar dari
wisatawan. Dari proses tersebut harga menjadi turun drastis, misalnya pedagang
tersebut akhirnya rela melepas barang tersebut dengan harga Rp 20.000,-. Hal ini
juga berlaku bila wisatawan
berkunjung dan belanja di pasar
tradisional Beringharjo yang letaknya
tak jauh dari Malioboro. Begitulah
keunikan tradisi dari wisata belanja di
Malioboro, pembeli harus bisa tawar
menawar.

Kawasan Malioboro dekat


dengan obyek wisata sejarah lainnya yang sangat banyak menyimpan cerita
sejarah yang menarik. Setelah Anda berbelanja di Malioboro Anda bisa
meneruskan mengunjungi obyek wisata lain yang jaraknya cukup dekat. Tempat
dan obyek wisata tersebut seperti berwisata arsitektur peninggalan kolonial
Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya. Obyek wisata sejarah yang
berdekatan dengan Malioboro seperti : Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara,
Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung
Kauman.

Wisata arsitektur peninggalan kolonial di Yogyakarta yang masih bisa


disaksikan seperti Gedung Siciatet (sekarang menjadi Taman Budaya), Bank
Indonesia, Hotel Inna Garuda dan Bank BNI ’46. Sedangkan wisata belanja
tradisional yang cukup berdekatan dengan Malioboro terdapat di Pasar Ngasem
dan Pasar Beringharjo. Terdapat juga perpustakaan umum milik Pemerintah
Provinsi DIY bagi wisatawan yang gemar membaca.

18
Wisatawan juga dapat menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro seperti
puluhan andong dan becak yang parkir berderet di sebelah kanan jalan pada jalur
lambat Malioboro. Sedangkan pada sebelah kiri jalan wisatawan dapat melihat
ratusan kendaraan bermotor yang diparkir berjajar yang menjadi tanda bahwa
Malioboro merupakan kawasan yang banyak menyedot para pengunjung.

Aktivitas wisatawan di Malioboro tidak hanya pada siang hari saja, akan
tetapi di kawasan Malioboro ini aktivitas wisata akan terus berlanjut dengan
adanya nuansa makan malam yang disediakan warung-warung yang bermunculan
pada malam hari, terutama setelah pukul 21.00 WIB. Sambil menyantap hidangan
di warung lesehan Malioboro, wisatawan akan dihibur oleh musisi jalanan yang
mengunjungi lesehan tersebut sambil mengalunkan lagu-lagu tertentu.

c. Akses

Dari Terminal Giwangan atau halte yang tersebar di kota Yogyakarta


menggunakan bus kota jalur 4 dan bus Transjogja trayek 3A atau 3B. Wisatawan
juga bisa menggunakan jasa taksi dengan memesan via telepon maupun bisa
mencegatnya di pinggir jalan. Bisa juga menggunakan andong atau becak sambil
menikmati suasana kota Yogyakarta.

6. Wisata Air (Tubing) di Kali Mangu

a. Mengenai Mangu River Tubing

Mangu River Tubing atau Tubing di


Kali Mangu merupakan salah satu destinasi
wisata air terbaru dan menantang di Kota
Magelang. Lokasinya berada di Desa Senden,
Kec. Mungkid, Kab Magelang yang berdiri
sejak awal tahun 2017.

Kali Mangu sendiri merupakan arena tempat


petualangan wisata air tubing di salah satu sungai Kabupaten Magelang yang

19
aliran berhulu di Gunung Merbabu. Aliran airnya sendiri melewati beberapa
wilayah seperti Kec. Sawangan dan Kec. Mungkid serta berakhir menyatu dengan
aliran K ali Elo. Mata airnya sendiri cukup terjaga belum tercemar dengan limbah
- limbah pabrik karena sumber mata air nya berasal dari aliran - aliran sungai kecil
maupun mata air murni yang muncul di sepanjang tebing kali Mangu.

Mangu River Tubing sendiri dikelola secara mandiri oleh para pemuda
dari Dusun Kempulan - Bangsan, Desa Senden. Lokasi start tempat memulai
petualangan jeram ini berada di Dusun Sembungan, Desa Gondang sedangkan
Finishnya berada di bawah Jembatan perbatasan desa Jetis dan Desa Senden.

b. Sensasi Tubing

Aliran air Sungai Mangu mempunyai karakter tenang hingga sedang


sehingga pastinya aman untuk dilewati. Rute yang dilalui pun cukup bervariasi
sehingga kita tidak akan merasa jenuh apalagi sampai terdengar kata bosan.
Terdapat beberapa spot jeram yang tentunya dapat memacu adrenalin dan
menantang untuk kita mencoba. Rute pengarungan tubing ini sepanjang sepanjang
2-3 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 1,5 hingga 2 jam dengan kedalaman
air bervariasi antara 0.5-3 meter.

Wisatawan juga akan diarahkan


untuk merasakan sensasi 'Ular Tubing'
yakni semua rombongan membentuk
suatu barisan seperti ular dengan
memegang kaki dari personil di
depannya. Selain itu ditengah-tengah
perjalanan, juga akan di beri semacam
"salam hangat" dari para pengelola Mangu River Tubing ini yakni ban milik
wisatawan akan dibalik sehingga akan tercebur ke dalam sungai.

Selama perjalanan, para wisatawan akan dipandu oleh beberapa pemandu /


local guide yang berjaga di setiap jeram maupun juga ikut menemani sepanjang
menikmati wahana air ini. Karena di beberapa jeram yang dilewati cukup curam
sehingga pemandu bisa langsung mengawasi.

20
c. Tarif Masuk dan Lokasi

Untuk menikmati tubing di Sungai Mangu ini hanya dibandrol tarif


sebesar Rp 30.000,-/orang. Lokasi basecamp tubing ini berada di Jl. Candimulyo
Km 01, Dusun Kempulan, Desa Senden, Kec. Mungkid, Kab. Magelang.

Jika Anda berada di Jl. Raya Jogja-Magelang silahkan menuju Perempatan


Blabak. Masuk ke arah objek wisata Ketep Pass. Sekitar 500 meter dari
Perempatan Blabak Anda akan menemui Masjid Nursalim di sebelah kanan jalan
dan menemui Pertigaan Sanggrahan. Dari Pertigaan Sanggrahan belok kiri ambil
jalur ke Jl. Candimulyo. Jalan lurus sekitar 500 meter sebelah kanan jalan anda
akan menemukan basecamp Mangu River Tubing.

21
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Kegiatan ini sangat berdampak positif bagi siswa-siswi MAN 2


Tulungagung. Dari kegiatan ini, siswa-siswi MAN 2 Tulungagung dapat
mengetahui lingkungan Universitas Gadjah Mada dan tempat-tempat wisata yang
ada di Yogyakarta dan sekitarnya. Adapun kegiatan ini juga sebagai sarana
rekreasi dan berlibur bagi siswa-siswi MAN 2 Tulungagung.

II. Saran

Dari kegiatan Study Campus dan Study Tour ini membuat siswa-siswi
MAN 2 Tulungagung mengenal dan menambah semangat untuk bisa melanjutkan
belajar di UGM. Penulis menyarankan supaya siswa-siswi MAN 2 Tulungagung
dapa belajar dengan tekun supaya dapat meraih cita-cita.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://borobudurpark.com/temple/prambanan

https://camerawisata.com

https://fatahilahuda.blogspot

https://garasijogja.com

https://id.m.wikipedia.org

https://ugm.ac.id

www.palingmales.com

23

Anda mungkin juga menyukai