Anda di halaman 1dari 24

Belajar Dasar-Dasar Tahsin 1

Kamis, 9 Maret 2017


10 Jumadil Akhir 1438 H
Pengertian
 Tahsin secara harfiyah berasal dari
'hassana-yuhassinu' yang artinya
'membaguskan'. ‫ ت َ ْحسَ ْيًا‬-‫ن‬
َُ ‫س‬
ِّ ‫ يُ َح‬-‫ن‬
ََ ‫س‬
َّ ‫َح‬

 'Tajwid' yang berasal dari 'jawwada-


yujawwidu‘ yakni 'mengeluarkan setiap
huruf hijaiyah sesuai tempat keluarnya
(makhorijul huruf) dengan memberikan
hak dan mustahaknya'. ‫ َت َ ْجو ْيدا‬-ُ‫ يُ َج ِّو َد‬-َ‫َج َّو َد‬
 Hak huruf adalah yang berkaitan dengan
tempat keluar huruf dan sifat-sifat yang
selalu menyertai huruf tersebut

 Sedangkan mustahak adalah yang


berkaitan dengan sifat yang tidak selalu
menyertai huruf tersebut seperti ikhfa,
idzhar, tafkhim, gunnah dsb.
Tujuan Tahsin Tilawah

Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid


dalam rangka tahsin tilawah adalah

Menjaga lidah dari kesalahan ketika


membaca AlQuran.
Kesalahan Yang Sering Terjadi Saat
Membaca Al-Quran
 Pertama, Al-Lahnul Jaliy
Kesalahan fatal seperti tertukarnya huruf yang dibaca,
bahkan harakat dan baris karena kurangnya kehati-hatian.
Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik di kalangan awam
maupun para ahli tajwid.
perubahan bunyi huruf dengan huruf lain.
mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau
sebaliknya.
 Kedua, Al-Lahnul Khofiy
Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara
umum, kecuali oleh orang yang memiliki
pengetahuan mengenai kesempurnaan
membaca AlQuran, di antaranya:
 tidak menyempurnakan panjang
pendeknya bacaan.
 tidak menerapkan kaidah ghunnah
pada huruf-huruf yang seharusnya
dibaca dengan ghunnah.
Hukum Mempelajari Tajwid (Tahsin)

 Fardhu Kifayah dalam mempelajarinya,


artinya tidak semua orang dituntut untuk
mengetahui hukum-hukum tajwid ketika
membaca Al-Qur’an.

 Fardhu ‘Ain dalam mengamalkannya,


artinya semua orang dituntut untuk
membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar sesuai kaidah ilmu tajwid.
Firman Allah SWT:

َ َ‫َو َرت ِّلَ ْلقُ ْر‬


َ ‫َنَت َ ْرتي ا‬
..‫ْل‬

“Dan bacalah AlQuran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).

Selain memang perintah, membaca Al-Qur'an dengan


prinsip 'haqqa tilawah' yakni 'membaca dengan
sebenar-benar bacaan', sebagaimana diterangkan
dalam QS. Al Baqarah: 121, merupakan refleksi
keimanan terhadap kitab-Nya.
Bahkan jika tidak melaksanakan, diancam kerugian dan
kebinasaan abadi di akhirat nanti. Maka semangat
untuk mempelajari Al Qur'an dan menyempurnakan
bacaannya merupakan bukti kejujuran beriman kepada
kitab-Nya.
1. Asy-Syafatain (dua bibir) 4 Huruf
Yang termasuk huruf syafatain yaitu :
 Fa’ ( ‫ )ف‬keluar dari dalamnya bibir
yang bawah serta menepati dengan
ujung dua gigi seri yang atas.

Wawu ( ‫)و‬, ba’ ( ‫ )ب‬,mim ( ‫)م‬


keluar di antara dua bibir (antara bibir
atas dan bawah). Hanya saja untuk
wawu bibir membuka, sedangkan untuk
ba’ dan mim bibir membungkam.
2. Halaq (tenggorokan) 6 Huruf

 Asyqal Halqi (pangkal tenggorokan), yaitu


hamzah ( ‫ )ء‬dan ha’ ) ‫هـ‬
 Wasthul Halqi (pertengahan tenggorokan),
yaitu ha’( ‫ )ح‬dan ‘ain ( ‫)ع‬
 Adnal Halqi (ujung tenggorokan), yaitu
ghoin ( ‫ )غ‬dan kho’ ( ‫)خ‬
3. Lisan (lidah)

Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya lidah


ada 18. Dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu

a. Sisi/ Tepi lidah / Pangkal tepi lidah ( 1 Huruf )


Yaitu huruf dho’ ( ‫)ض‬
bunyinya keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah
kanan atau kiri) hingga
sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta
menepati geraham.
b. Pangkal lidah 2 Huruf

* Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian


belakang
Yaitu huruf qof ( ‫)ق‬
bunyinya keluar dari pangkal lidah dekat dengan
kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit
mulut bagian belakang.
* Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit
mulut bagian tengah, Yaitu huruf kaf ( ‫)ك‬
bunyinya keluar dari pangkal lidah di depan
makhroj huruf qof yang dihimpitkan ke langit-
langit bagian mulut bagian tengah.
c. Tengah-tengah lidah 3 Huruf
Yaitu huruf jim ( ‫)ج‬, syin ( ‫)ش‬, dan ya’
( ‫)ي‬
bunyinya keluar dari tengah-tengah
lidah serta menepati langit-langit mulut
yang tepat di atasnya.
d. Ujung lidah 12 Huruf

1. Ujung lidah 3 Huruf


* Ujung tepi lidah Yaitu huruf lam ( ‫ )ل‬bunyinya
keluar dari tepi lidah (sebelah kiri atau kanan)
hingga penghabisan ujung lidah serta menepati
dengan langit-langit mulut atas.
* Ujung lidah Yaitu huruf nun ( ‫ )ن‬bunyinya keluar
dari ujung lidah setelah makhrojnya lam,Lebih
masuk sedikit ke dasar lidah serta menepati dengan
langit-langit mulut atas.
* Ujung lidah tepat Yaitu huruf ro’ ( ‫ )ر‬bunyinya
keluar dari ujung lidah tepat setelah makhrojnya nun
dan lebih masuk ke dasar lidah serta menepati
dengan langit-langit mulut atas.
2. Kulit gusi atas
Yaitu huruf dal ( ‫) د‬, ta’ ( ‫ )ت‬, tho’ ( ‫)ط‬
bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati
dengan pangkal gigi seri yang atas.

3. Runcing lidah
Yaitu huruf shod ( ‫)ص‬, sin ) ‫)س‬, za’ ( ‫)ز‬
bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati
ujung dua gigi seri yang bawah.

4. Gusi
Yaitu huruf dho’ ( ‫)ظ‬, tsa’ ( ‫)ث‬, dzal ( ‫)ذ‬
bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati
dengan ujung dua gigi seri yang atas.
4. Al-Jauf (rongga mulut) 3 Huruf
Huruf yang keluar dari jauf yaitu : alif ( ‫)ا‬
wawu ( ‫ )و‬, ya’ ( ‫)ي‬

5. Al-Khaisyum (pangkal hidung)


Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf
ghunnah mim dan nun dengan ketentuan :
a. Nun bertasydid
b. Mim bertasydid
c. Nun sukun yang dibaca idghom
bighunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqi
d. Mim sukun yang bertemu dengan mim
atau ba’
Dasar-Dasar Tahsin
Dalam bagian ini akan membahas serta
mengatasi kesalahan-kesalahan umum yang
sering dilakukan oleh pembaca AlQuran.

Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi :


1. Tidak konsisten dalam membaca tanda-tanda
panjang.
2. Tidak konsisten/seimbang dalam membaca
ghunnah.
3. Pengucapan vokal yang tidak sempurna.
4. Pengucapan huruf sukun yang tidak sesuai
dengan kaidah tajwid (sering dipantulkan).
Kesalahan Umum Pertama:
Tidak Konsisten dalam membaca tanda-tanda
panjang.

Pahamilah beberapa kaidah panjang seperti di


bawah ini:
• Panjang dua harakat, tidak kurang dan tidak lebih
• Panjang yang bersifat pilihan, antara 2,4 atau 5
harakat (jaiz)
• Panjang yang wajib dengan ukuran 5 harakat
ketika disambungkan dan 6 harakat ketika berhenti
(wajib)
• Panjang yang mutlak 6 harakat
• Panjang yang bersifat pilihan antara 2,4 atau 6
harakat (lissukun).
Cara mengatasinya :
Agar panjang 2 harakatnya terpelihara ayunkanlah
suara.

Adapun yang harus dibaca 2 harakat serta


diayunkan suaranya itu jika :
1. Alif yang didahului huruf berharakat fathah (_َ_ ) .
Contoh : َ‫َم لك‬
2. Wawu mati didahului berharakat huruf
berharakat dhammah (ُ_‫ ) َْو‬. Contoh : ‫سى‬َ ‫ُم ْو‬
3. Ya’ mati didahului huruf berharakat kasrah )-‫ي‬َْ ) .
Contoh : َ‫سبيْله‬
َ َ‫ف ْي‬
‫‪Latihan :‬‬

‫الر ِج ْي ِم‬
‫ِ َّ‬‫ان‬‫ط‬‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ش‬
‫َّ‬ ‫ال‬ ‫َ‬
‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫هلل‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫ُ‬
‫أع ُْوذ ِ‬

‫من ال َّر ِحيم‬


‫الر ْح ِ‬
‫هللا َّ‬
‫س ِم ِ‬
‫ِب ْ‬
pengecualian
1. Tanda panjang dibaca lebih panjang
suaranya (5 – 6 harakat) ketika bertemu :
a. Huruf Hamzah (َ‫)أَإَء‬, Seperti :
َ ‫قُ ْلَيَ َأَيُّ َه َ ْل َك ف ُر‬
َ‫ونَ– َجآ َء‬

b. Huruf yang bertasydid (_َِّ _). Seperti :


ُ‫ينَ– ْل َح قَّ َة‬
َ ِّ‫ض ل‬
َّ ‫ل‬

c. Huruf yang sukun atau disukunkan


karena waqaf (_َْ _). Seperti :
َ ‫ْلعَ لَم‬
ََ ْ َ‫ينَ– َء‬
‫آلن‬
2. Tanda panjang di atas tidak dibaca panjang
sama sekali jika bertemu :

a. Alif lam (‫ ) َل‬, Seperti :


َ‫ َوَ َجعَ ْلًَ َ لًَّ َه َر‬-‫ين‬
ََ ِّ‫ض ل‬
َّ ‫َوالََ ل‬

b. Hamzah washal ( )Seperti َْ‫أ َ َمًُو َْ ْجتًَبُو‬

c. Apabila ada tanda bulatan kecil di atasnya


atau bulatan lonjong dengan syarat dibaca
menyambung (__). Seperti : ‫ل‬َْ َ ‫لس‬ َ –َ‫أ ُ ْولَـئ َك‬
ََ ‫س‬

Anda mungkin juga menyukai