Reformasi lahir setelah Negara kita ini mengalami krisis yang melanda berbagai aspek,
mulai dari kehidupan, ekonomi, politik, hukum, kepercayaan, dan yang parahnya lagi adalah
krisis kebutuhan pokok. Karena pada masa orde baru itu Indonesia mengalami krisis yang cukup
parah, akhirnya muncullah gerakan-gerakan mahasiswa dan masyarakat lainnya yang meminta
Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya.
Era Reformasi atau Pasca Soeharto dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat
Presiden Soeharto mengundurkandiri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ
Habibie.
Tugas Pengetahuan:
1. Dalam bidang politik dan pemerintahan, apa yang membedakan antara masa pemerintahan
B.J. Habibie dengan masa pemerintahan sebelumnya (Orde Baru)? Masa pemerintahan B. J.
Habibie berlangsung dari tanggal 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999 yang merupakan
lahirnya awal masa Reformasi di Indonesia. Beliau mewarisi kondisi keadaan negara yang
sedang kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa Orde Baru, sehingga
menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia.
Segera setelah memperoleh kekuasaan, Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet.
Berikut yang membedakan masa pemerintahan B. J. Habibie (Masa Reformasi) dengan masa
pemerintahan sebelumnya (Masa Reformasi).
1. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan
Akibat tuntutan keras dari mahasiswa dan gerakan reformasi, MPR mengadakan
sidang istimewa dengan hasilnya, yaitu mendorong kebebasan mengeluarkan pendapat,
kebebasan pers, kebebasan berserikat, serta pembebasan tahanan politik dan narapidana
politik. B. J. Habibie membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas
(mantan anggota DPR yang dipenjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan
Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun
1994). Beliau juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen.
Amnesti pembebasan Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dikukuhkan dalam
keppres No. 80 Tahun 1998.
4. Jelaskan, keberhasilan apa saja yang dicapai pada masa pemerintahan Megawati Sukarno
Putri di bidang ekonomi! Pada masa pemerintahan Megawati Sukarno Putri telah membuat
pencapaian di bidang ekonomi dan dianggap berhasil membangun kembali perekonomian
bangsa yang sempat terpuruk sejak beralihnya pemerintahan dari Orde Baru ke
pemerintahan pada era Reformasi. Salah satu indikator keberhasilan pemerintahan Presiden
Megawati adalah rendahnya tingkat inflasi dan stabilnya cadangan devisa negara. Nilai tukar
rupiah relatif membaik dan berdampak pada stabilnya harga-harga barang. Kondisi ini juga
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang dianggap
menunjukkan perkembangan positif. Kenaikan inflasi pada bulan Januari 2002 akibat
kenaikan harga dan suku bunga serta berbagai bencana lainnya juga berhasil ditekan pada
bulan Maret dan April 2002.
5. Jelaskan tentang konflik-konflik yang berhasil diselesaikan pada masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono, termasuk upaya penyelesaiannya! Konflik-konflik yang terjadi pada
masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono adalah sebagai berikut.
1. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
1. Presiden SBY mengefektifkan forum-forum dialog mulai dari tingkat lokal Aceh
hingga tingkat internasional.
2. Presiden SBY pendekatan langsung dengan masyarakat Aceh melalui kunjungan
yang dilakukan ke Aceh pada tanggal 26 November 2004.
Konflik yang dimulai pada tahun 1998 terus berlanjut hingga masa pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu kebijakan presiden untuk
menyelesaikan konflik di Poso adalah dengan mengeluarkan Instruksi Presiden No. 14
Tahun 2005 tentang langkah-langkah komprehensif penanganan masalah Poso. Melalu
Inpres tersebut, Presiden menginstruksikan untuk:
Konflik Papua merupakan salah satu dari konflik dalam negeri yang dihadapi
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada masa pemerintahan. Kurangnya
keadilan bagi masyarakat Papua menimbulkan adanya perlawanan dan keinginan
sebagian masyarakat untuk memisahkan diri dari NKRI. Upaya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam menangani konflik di Papua karena masalah ekonomi
adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan otonomi khusus
bagi Papua yang diharapkan dapat memberikan porsi keberpihakan, perlindungan, dan
pemberdayaan kepada orang asli Papua. Kebijakan ini didukung oleh pemerintah
melalui aliran dana yang cukup besar. Selain itu, pemberdayaan sumber daya manusia
masyarakat yang tinggal di wilayah Papua melalui pemberian pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan mereka di bidang pertanian dan pemahaman birokrasi.