Anda di halaman 1dari 5

9 Unsur-Unsur Pementasan Drama Yang Wajib

https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-drama/unsur-unsur-pementasan-drama

 Post authorBy Rita Amrina


 Post dateAugust 26, 2016

Secara etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu “dram” yang berarti gerak.
Banyak orang menyebut drama sebagai sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari
bahasa Jawa, yaitu “sandi” yang berarti rahasia dan “warah” berarti ajaran. Sandiwara
secara umum berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tersembunyi.
Dalam arti sempit, drama disebut sebagai kisah hidup manusia yang ditampilkan di atas
panggung, disajikan dengan bentuk dialog dan gerakan sesuai naskah, didukung dengan
performa dari tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias dan tata busana. Sedangkan
dalam arti luas, drama adalah suatu tontonan yang mempunyai cerita dan dipertunjukan di
depan orang banyak, mencakup seperti teater tradisional dan teater modern.

Pementasan drama adalah kesenian yang sangat kompleks, karena mempunyai unsur-unsur
yang saling terkait di dalamnya, bukan hanya melibatkan seniman. Tetapi membutuhkan
unsur-unsur lainnya seperti naskah, pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata lampu, tata
panggung, tata suara dan penonton. Jika salah satu dari unsur tidak terpenuhi, maka drama
seperti pincang sebelah.

Berikut ini penjelasan unsur-unsur pementasan drama yang wajib antara lain :

1. Naskah Drama

Naskah drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon. Dalam naskah
juga termuat nama-nama tokoh dalam cerita, peran tokoh, dialog yang diucapkan, dan
keadaan panggung yang diperlukan. Bentuk dan susunan naskah drama mempunyai
perbedaan dengan naskah dari cerpen atau novel.

Naskah drama tidak mengisahkan cerita secara lugas dan langsung, karna lebih
mementingkan ucapan-ucapan atau bisa dibilang penuturan ceritanya diganti dengan dialog.
Sedangkan naskah cerpen atau novel berisi cerita lengkap dan peristiwa yang terjadi.

Permainan drama terbagi dalam babak demi babak. Setiap babak mempunyai peristiwa
tertentu dalam waktu dan susunan tertentu pula. Dengan pembagian seperti ini, para
penonton mendapatkan gaambaran atau alur yang jelas bahwa setiap peristiwa itu dapat
berlangsung di tempat, waktu dan suasa yang berbeda.

Biasanya untuk mempermudah para seniman yang bermain drama, naskah drama ditulis
selengkap-lengkapnya disertain keterangan dan petunjuk seperti gerakan-gerak yang di
lakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, perlengkapan logistik yang dibutuhkan setiap
babak dan keadaan panggung disetiap babak.

2. Pemain

Pemain merupakan orang yang memeragakan peran di dalam cerita, atau disebut juga
aktor/aktris. Beberapa pemain dibututhkan dalam drama berdasarkan banyaknya tokoh yang
ada di dalam naskah. Agar berhasil memerankan tokoh dalam pementasan, pemain dipilih
secara tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.

Dalam menentukan pemain di dalam drama, lebih mudah memilih pemain campuran
daripada tidak campuran. Maksud pemain campuran yaitu pemain yang terdiri dari pemain
laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja dan orang tua.

Berikut ini upaya yang tepat dalam memilih pemain drama :

1. Naskah drama harus dikuasai dan dipahami oleh pemain, mulai dari dialog dan
watak-watak tiap tokoh dalam naskah drama itu.
2. Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh sesuai watak yang
dibutuhkan
3. Perbandingan usia dan perawakan tubuh pemain dinilai sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan
4. Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh yang dikehendaki
naskah

3. Sutradara

Sutradara adalam pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang mempunyai
tanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama, sutradara harus membuat perencanaan
yang matang. Tugas seorang sutradara sangat banyak dan cukup berat, seperti memilih
naskah, menentukan pokok penafsiran naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja
dengan staf dan mengkoordinasikan setiap bagian.

Semua tugas yang dilakukan sutradara harus dengan cermat, karna sukses tidaknya suatu
pementasan berdasarkan sutradaranya. Tugas awal seorang sutradara adalah memilih naskah.
Naskah yang terpilih kemudian dibaca berulang-ulang, untuk menentukan watak tokoh-
tokoh, tata rias, pengaturan panggung dan seterusnya.

Meskipun sebagai pemimpin, sutradara harus mendengarkan usul dari berbagai pihak dan
mempertimbangkannya. Untuk para pemain, sutradara juga berkewajiban untuk melatih,
membimbing dan mengarahakn para pemain agar sesuai dengan peran di dalam tokoh cerita.
Selain itu, sutradara juga berhak menegur, mencela atau menyalahkan pemain yang memang
salah dalam berakting atau berdialog.
Tugas sutradara sangatlah banyak dan beban tanggung jawab yang cukup berat. oleh karena
itu, sutradara sebaiknya mampu :

1. Memilih naskah yang tepat


2. Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita
3. Pandai memilih pemain yang sesuai naskah
4. Sanggup melatih dan membimbing pemain
5. Bisa bekerja tim dengan crew yang lain
6. Cekatan dalam memimpin semua tim

4. Tata Rias

Tata rias merupakan bagian yang bertugas dalam mendandani atau make up para pemain.
Orang yang mengerjakan tata rias disebut dengan penata rias. Penata rias ada pria dan
wanita, dilihat dari keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-alat rias seperti bedak, lipstik,
pensil alis, kumis palsu, bulu mata dan masih banyak lagi.

Seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias seperti teknik shading hidung,
meniruskan pipi, menebalkan mata, membentuk alis dan teknik lainnya. Selain itu penata rias
juga harus terampil dan cekatan, agar penata rias mampu mengatur waktu sehingga
pemainnya bisa siap untuk naik ke atas panggung dengan riasan yang baik.

5. Tata Busana

Tata busana merupakan bagian yang mengatur pakaian pemain, seperti bahan, model dan
cara mengenakannya. Tata busana memiliki hubungan yang erat dengan tata rias, oleh karena
itu banyak juga tugas tata busana dirangkap langsung oleh penata rias. Meskipun demikian
tugas penata rias dan penata busana memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun harus
bekerja sama saling menyesuaikan dan saling membantu agar hasilnya maksimal.

Penata rias dan penata busana harus mampu menafir dan memantaskan riasan dan pakaian
yang akan dikenakan. Seperti pakaian pesta dilengkapi dengan riasan yang full cover,
pakaian santai dilengkapi dengan riasan yang natural. Semua bagian saling membantu untuk
menunjang penampilan pemain.

6. Tata Panggung

Panggung adalah tempat para pemain memeragakan lakon dramanya. Sebagai seni
pertunjukan, biasanya panggung akan di desaign lebih tinggi daripada lantai, lebih tinggi dari
tempat duduk penonton agar penonton yang duduk dibelakang masih mampu menyaksikan
pertunjukan dengan jelas.

Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan dalam memainkan pementasan.
Petugas yang menata panggung disebut penata panggung yang terdiri dari tim, supaya dapat
merubah keadaan panggung dengan cepat. Panggung mendeskripsikan tempat, waktu dan
suasana yang terjadi. Setiap peristiwa yang memiliki babak berbeda tempat, waktu dan
suasana membuat penataan panggung harus lebih cekatan untuk merubahnya.

Tugas penantaan panggung hanya menuruti apa yang dikehendaki naskah, namun juga boleh
menambahkan, mengurangi atau mengubah letak perlatan asal perubahan itu menambah
estetika keadaan panggung. Sebaiknya yang dipilih untuk menata panggung adalah orang-
orang yang mengerti keindahan dan komposisi seni yang baik.

7. Tata Lampu

Tata lampu adalah bagian yang bertugas dalam pengaturan cahaya di panggung. Bagian ini
berhubungan erat denga tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan
dengan keadaan panggung yang dibutuhkan. Seperti penataan lampu di rumah orang miskin
dan di rumah orang kaya, memerlukan cahaya lampu yang berbeda dan disesuaikan dengan
waktu terjadi.

Penata lampu biasanya menggunakan spot light, semacam kotak besar yang memiliki lensa
besar berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu berhubungan dengan listrik, sebaiknya
penata lampu adalah orang yang mengerti teknik kelistrikan.

8. Tata Suara

Tata suara yang biasa kita kenal adalah bagian yang mengatur pengeras suara (sound system)
dan musik pengiring. Alat musik yang digunakan tentu berbeda sesuai dengan suasana yang
dibutuhkan, seperti suasana sedih mungkin hanya diiringi dengan seruling yang ditiup
mendayu-dayu menyayat hati, suasana pertengkaran yang diiringi dengan musik yang
berirama cepat dan keras.

Iringan musik tidak dijelaskan secara mendalam di naskah, penjelasannya hanya secara
umum seperti musik pelan, sendu atau sedih. Musik pengiring juga sebaiknya berada dibalik
layar, agar tidak mengganggu para pemain drama dan kekerasan yang diatur sesuai dengan
kadarnya.

9. Penonton

Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur drama yang
disiapkan, tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur dari respon
para penonton yang menyaksikannya. Penonton drama terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan, ekonomi maupun kemampuan mengapresiasi atau motivasi.

Ada tiga macam ragam penonton, dilihat dari segi motivasinya :


1. Penonton Peminat : yaitu penonton intelektual atau penonton yang mampu
mengapresiasi seni.
2. Penonton Iseng : yaitu penonton yang tidak punya ketertarikan khusus pada seni,
hanya menikmati untuk hiburan.
3. Penonton Penasaran : yaitu penonton yang menonton karena penasaran ingin tahu
bagaimana lakon , pemain dan cerita dramanya.

Fungsi penontontot yang meminati seni tentu sangat dibutuhkan disetiap pementasan drama,
agar drama terasa hidup dengan apresiasi yang penonton berikan.

Kata lakon yang sama halnya dengan istilah ‘ngalalakon-boga’ [dalam, bahasa Sunda], atau ‘lelakon’
[dalam, bahasa jawa artinya memalakukan , melakoni peran atau memerankan tokoh cerita dengan
bekata-kata [verbal] atau tanpa berkata-kata [non verbal] di atas pentas.

Anda mungkin juga menyukai