Anda di halaman 1dari 3

Dalam setiap program pendidikan pasti mempunyai kurikulum, yang mana kurikulum

tersebut biasanya tertuang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), yang
berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kurikulum dalam suatu sekolah. Jadi
guru dalam pelaksanaan kurikulum ini sangat berperan dalam mentrasformasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam buku kurikulum sesuai dengan petunjuknya kepada siswa dengan
proses belajar mengajar.

Maka dari itu, berhasil tidaknya kurikulum banyak tergantung atas peranan guru. Hal yang
dapat dilakukan guru dalam pengembangan kurikulum, antara lain:

1. Guru sebagai perencana pengajaran, ia harus membuat perencanaan pengajaran dan


persiapan sebelum melakukan kegiatan mengajar.

2. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

3. Guru sebagai evaluator, artinya ia melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah


anak telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. (Burhan Nurgiyantoro, 1988 : 57)

Dalam melaksanakan peranan-peranan di atas, guru dituntut untuk mampu mengembangkan


sikap profesional guru, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan. Guru
profesional, dalam hubungan ini, adalah guru yang memiliki keahlian sebagai guru, artinya
guru itu harus mempunyai kompetensi atau kemauan dasar sebagai syarat untuk memangku
profesi tersebut.
a. Tujuan yang ingin/hendak dicapai; b. Isi/materi bahan pelajaran dari setiap pokok
bahasan/topik; c. Alokasi waktu untuk setiap topik perkuliahan/bahan pelajaran; d. Alat
dan sumber belajar yang akan digunakan
b.

Evaluasi, dari awal kemunculannya sampai dengan saat ini terus mengalami perkembangan.
Evaluasi merupakan istilah baru dalam kajian keilmuan yang telah berkembang menjadi disiplin
ilmu sendiri. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam yang di kutip oleh Ansyar (1989) bahwa
evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya The joint
committee on Standars For Educational Evaluation(1994), mendefinisikan bahwa evaluasi
sebagai kegiatan investigasi yang sistematis tentang keberhasilan suatu tujuan. Menurut Djaali,
Mulyono dan Ramli (2000) mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai proses menilai sesuatu
berdasarkan standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek yang
dievaluasi. Sedangkan menurut Wirawan (2006) Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan
menyajikan informasi mengenai objek evaluasi, menilainya dengan standar evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Dari definisi evaluasi yang
dikemukakan beberapa pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan
prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi
dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. Dari
beberapa model evaluasi yang ada, penulis hanya akan membahas model evaluasi CIPP
(Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam.

Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaan lebih banyak digunakan oleh para evaluator, hal ini
dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi
lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State
University. Model evaluasi ini ada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the
Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation :
evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation :
evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan
dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.

Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang
tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP
adalah model evaluasi yang memandang program yang dievalusi sebagai sebuah sistem. Berikut
ini akan dibahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi, context, input, process,
product.

Model Evaluasi CIPP

Aspect of evaluation

Type of decision

Kind of question answered

Anda mungkin juga menyukai