Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 4, No. 2, Februari 2020, hlm. 509-516 http://j-ptiik.ub.ac.id

Prediksi Pertumbuhan Penduduk di Kota Malang menggunakan Metode


Extreme Learning Machine (ELM)
Inas Hakimah Kurniasih1, Muhammad Tanzil Furqon2, Sigit Adinugroho3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1inashaku@student.ub.ac.id, 2m.tanzil.furqon@ub.ac.id, 3sigit.adinu@ub.ac.id

Abstrak
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang bertugas memberikan
pelayanan publik dalam hal pencatatan sipil seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-
KTP) dan akta kelahiran. Dispendukcapil mempersiapkan hal tersebut dengan membuat perencanaan
target kebutuhan dan memprediksi jumlah penduduk 5 tahun ke depan, namun tidak diketahui nilai error
yang dihasilkan. Penelitian ini membantu memprediksi dengan nilai error yang kecil menggunakan
metode Extreme Learning Machine (ELM) dan menghitung nilai error menggunakan Mean Absolute
Percentage Error (MAPE). Berdasarkan hasil implementasi pengujian dan analisis, dengan
menggunakan data dari tahun 2009 hingga 2019 diperoleh nilai error MAPE 0,498% dan runtime 1,166
detik dengan penggunaan 3 neuron input, 5 neuron hidden, sigmoid biner, serta 50 data training dan 66
data testing. Lalu pada implementasi pengujian dengan menggunakan data dari tahun 2012 hingga 2019
diperoleh nilai error MAPE 0,117% dan runtime 1,278 detik dengan penggunaan 3 neuron input, 6
neuron hidden, sigmoid biner, serta 70 data training dan 4 data testing.
Kata kunci: prediksi, jumlah penduduk, Extreme Learning Machine, Mean Absolute Percentage Error
Abstract
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) in Malang City is tasked with provide
public services in terms of civil registration such as making electronic Kartu Tanda Penduduk (e-KTP)
and birth certificates. Dispendukcapil prepared this by planning for the target needs and predicting the
population in the next 5 years, but the error value is unknown. This research helps predict with a small
error value using Extreme Learning Machine (ELM) method and calculates the error value using Mean
Absolute Percentage Error (MAPE). Based on the results of testing implementation and analysis, using
data from 2009 to 2019 obtained MAPE error value of 0.498% and runtime 1.166 seconds with the use
of 3 input neurons, 5 hidden neurons, binary sigmoid, as well as 50 training data and 66 testing data.
Then, in implementation of testing using data from 2012 to 2019 obtained MAPE error value of 0.117%
and runtime 1.227 seconds with the use of 3 input neurons, 6 hidden neurons, binary sigmoid, as well
as 70 training data and 4 testing data.
Keywords: prediction, population, Extreme Learning Machine, Mean Absolute Percentage Error

mengantisipasi masalah tersebut,


1. PENDAHULUAN Dispendukcapil membuat perencanaan target
Dispendukcapil ialah instansi pemerintah kebutuhan pembuatan dokumen seperti blangko
yang mengurus kependudukan dan pencatatan e-KTP dan akta dengan melakukan prediksi
sipil di daerah setempat. Dispendukcapil jumlah penduduk selama 5 tahun ke depan.
bertugas memberikan pelayanan kepada Dispendukcapil juga memprediksi pertumbuhan
masyarakat untuk mengurus dokumen-dokumen penduduk, namun tidak diketahui nilai errornya.
yang penting seperti e-KTP. Salah satu Oleh sebab itu, diperlukan perhitungan yang
permasalahan di Dispendukcapil Kota Malang dapat membantu menghasilkan prediksi
adalah memerlukan waktu cukup lama dalam pertumbuhan penduduk dengan nilai error yang
proses pembuatan e-KTP karena blangko kecil.
tersebut jumlahnya terbatas. Dalam Terdapat beberapa kajian pustaka, yang

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 509
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 510

pertama yaitu memprediksi laju inflasi sinapsis sebagai output. Dapat dilihat pada
menggunakan ELM yang membandingkan Gambar 2 struktur JST secara umum.
antara metode ELM dengan backpropagation
dan menunjukkan hasil bahwa metode ELM
lebih baik digunakan untuk prediksi inflasi
karena antara data aktual dengan hasil prediksi
memiliki selisih 0,0202008, sedangkan dengan
menggunakan backpropagation memiliki selisih
1,16035821 (Alfiyatin, et al., 2019).
Selanjutnya penelitian kedua yaitu
membandingkan algoritme ELM dan
backpropagation mengenai prestasi akademik
mahasiswa. Hasil menunjukkan bahwa tingkat
kesalahan terkecil dengan nilai 14,84% Gambar 2. Struktur JST
menggunakan algoritme ELM, sedangkan Sumber: (Faizal, Setiawan & Cholissodin, 2019)
penggunaan backpropagation menghasilkan
tingkat kesalahan sebesar 28,20% (Pratiwi &
Harianto, 2019). 2.2 Fungsi Aktivasi
Dari penelitian-penelitian tersebut,
disimpulkan bahwa metode ELM memiliki Fungsi ini digunakan untuk mengaktifkan
kelebihan yaitu nilai error yang minim sehingga neuron menuju output layer sesuai dengan
dapat diterapkan dalam memprediksi batasan rentang nilai tertentu. Terdapat dua jenis
fungsi yang sering diterapkan pada prediksi
pertumbuhan penduduk di Kota Malang yang
menggunakan JST, yaitu biner dan bipolar.
akan membantu perencanaan target kebutuhan
pembuatan dokumen, melihat seberapa besar 2.2.1 Sigmoid Biner
peningkatan tertib administrasi, peningkatan
Fungsi ini mempunyai nilai keluaran
kualitas pelayanan serta persentase integrasi data
dengan range 0 hingga 1 (Siang, 2009).
penduduk terhadap pelayanan publik.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN (1)


Keterangan:
2.1 Jaringan Saraf Tiruan (JST) x = Nilai input
exp = 2,7182818
JST merupakan salah satu metode prediksi
dengan model yang dibangun seperti cara kerja
otak manusia untuk memproses informasi yang 2.2.2 Sigmoid Bipolar
memiliki ratusan miliar sel yang disebut neuron. Fungsi ini mempunyai nilai keluaran
dengan range -1 hingga 1 (Siang, 2009).
(−𝒙)
𝑓(𝑥) = 1−exp
1+exp (−𝒙)
(2)

2.3 Extreme Learning Machine (ELM)


ELM ialah salah satu metode JST yang
tergolong baru dan dikenal dengan Single Layer
Feedforward Neural Networks. Kelebihan dari
metode ini yaitu memiliki kecepatan training
terhadap data dengan ribuan kali lebih cepat
dibandingkan metode feedforward yang
tradisional serta menghasilkan nilai error kecil.
Gambar 1. Struktur Sel Saraf Otak Metode ELM hanya berlaku untuk single
Sumber: (Sudarsono, 2016)
hidden-layer feedforward. (Huang, Zhu & Siew,
Pada Gambar 1 dapat dilihat bagian dari sel 2004).
saraf jika digambarkan sebagai arsitektur JST 2.3.1 Min-Max Normalization
dimana dendrit sebagai input, badan sel sebagai
node atau neuron, akson sebagai bobot, dan Normalisasi data ialah proses yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 511

bertujuan menyetarakan nilai yang jaraknya Keterangan:


tidak sama, sehingga didapatkan nilai input yang 𝑯 = Nilai output pada hidden layer
lebih kecil. Berikut rumus yang dapat dilihat 4. Perhitungan inverse dengan Moore-
pada persamaan 3 (Kumar & Kumar, 2011). Penrose Generalized.
(𝑥𝑖 −𝑥𝑚𝑖𝑛 )
𝒙𝒊𝒋 = (3) (7)
𝑥𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
Keterangan: Keterangan:
𝑥𝑚𝑖𝑛 = Nilai terkecil pada dataset
𝑥𝑚𝑎𝑥 = Nilai terbesar pada dataset
𝑥𝑖𝑗 = Normalisasi hasil pada data ke-i dan
fitur ke-j
𝑥𝑖 = Nilai aktual data ke-i dari setiap fitur 5. Menghitung bobot output

2.3.2 Proses Training 𝜷 = 𝐻+ ∗ 𝑌 (8)

Pada tahap training, berfungsi untuk Keterangan:


mendapatkan bobot output yang optimal dan 𝜷 = Bobot output
memberikan pelatihan pada sistem dengan 𝑌 = Data Target Ternormalisasi
menggunakan dataset agar pada proses testing
dapat menghitung prediksi dengan 2.3.3 Proses Testing
menggunakan data yang baru. Berikut adalah Berikut adalah langkah-langkah testing
tahapan training pada algoritme ELM ELM (Fachrony, Cholissodin & Santoso, 2018).
(Fachrony, Cholissodin & Santoso, 2018).
1. Menginisialisasi bobot input (w) & bias
1. Memberikan nilai bias dan bobot input. (bobot & bias yang dipakai pada testing
Matriks bobot input diinisialisasi nilainya sama dengan proses training), serta
dengan range -1 hingga 1 secara random. bobot output (β) yang dihasilkan dari
Setelah itu matriks bias diinisialisasi training.
dengan range 0 sampai 1 secara random.
2. Perhitungan nilai matriks hidden layer.
Kemudian jumlah neuron input disesuaikan
dengan jumlah fitur atau baris dataset yang 𝑯𝑖𝑛𝑖𝑡 = 𝑋𝑡𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 ∗ 𝑊 𝑇 + 𝑏𝑖𝑎𝑠 (9)
akan digunakan. Matriks tersebut adalah
hasil dari transpose matriks bobot dan bias. Keterangan:
𝑋𝑡𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 = Nilai input pada data testing
2. Perhitungan nilai matriks hidden layer.
Perhitungan ini melakukan perkalian 3. Perhitungan matriks keluaran hidden layer.
antara bobot input dengan nilai pada setiap Proses perhitungan sama seperti
fitur atau neuron input dan dijumlahkan persamaan 5 dan 6 pada proses training.
dengan nilai bias. Dapat dilihat rumus 4. Perhitungan nilai prediksi.
peritungan pada persamaan 4. 𝒀 =𝐻∗𝛽 (10)
(4) Keterangan:
Keterangan: 𝒀 = Hasil prediksi yang ternormalisasi
𝑯𝑖𝑛𝑖𝑡 = Matriks hidden layer 𝛽 = Bobot output hasil training
𝑋𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 = Nilai input layer pada data
training 2.4 Denormalisasi Data
𝑊 𝑇 = Matriks transpose dari bobot input
Dalam mengembalikan nilai yang
3. Perhitungan matriks keluaran hidden layer.
sebenarnya dari hasil prediksi testing, dapat
Perhitungan ini menerapkan rumus
menggunakan perhitungan denormalisasi.
pada fungsi aktivasi. Berikut rumus biner
Berikut rumus yang dapat dilihat pada
pada persamaan 5 dan bipolar pada
persamaan 11 (Ashar, Cholissodin & Dewi,
persamaan 6.
2018).
1
𝑯= (5) 𝑫 = 𝑥′ ∗ (𝑥𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑚𝑖𝑛 ) + 𝑥𝑚𝑖𝑛 (11)
1+exp (−𝑯𝑖𝑛𝑖 𝑡)

1−exp (−𝑯𝑖𝑛𝑖 𝑡) Keterangan:


𝑯= (6)
1+exp (−𝑯𝑖𝑛𝑖 𝑡)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 512

𝑫 =Nilai prediksi setelah dilakukan Penduduk


denormalisasi
𝑥′ = Nilai prediksi sebelum dilakukan Keterangan:
denormalisasi 1. Input Neuron (x1 sampai xn):
𝑥𝑚𝑖𝑛 = Nilai terkecil pada dataset b = bias
𝑥𝑚𝑎𝑥 = Nilai terbesar pada dataset x1 = Jumlah penduduk bulan ke-1
x2= Jumlah penduduk bulan ke-2
x3= Jumlah penduduk bulan ke-3
2.5 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) xn= Jumlah penduduk bulan ke-n
Berikut rumus MAPE pada persamaan 12 2. Hidden Neuron (h1 sampai hn):
(Kim & Kim, 2016). Jumlah hidden neuron yang ditentukan
1 𝐴𝑖 −𝐹𝑖 hingga ke-n.
𝑴𝑨𝑷𝑬 = ∑𝑛𝑖=1 | ∗ 100%| (12)
𝑛 𝐴𝑖 3. Output Neuron (yi):
Keterangan: Hasil prediksi jumlah penduduk bulan ke-i.
𝑴𝑨𝑷𝑬 = Nilai error
Langkah kedua yaitu membuat
𝑛 = Jumlah data testing
perancangan seperti pada Gambar 5 yaitu
𝐴𝑖 = Nilai aktual
diagram alir algoritme ELM.
𝐹𝑖 = Nilai prediksi hasil denormalisasi

3. METODOLOGI DAN PERANCANGAN

3.1 Data Penelitian


Data yang digunakan ialah jumlah
penduduk setiap bulan. Total data keseluruhan
sebanyak 126 bulan. Penelitian ini
membandingkan 2 pola data yaitu perhitungan
dengan menggunakan data non linier (Januari
2009 - Juni 2019) dan data linier (Juli 2012 - Juni
2019).

3.2 Perancangan Algoritme


Pada perancangan ini, langkah pertama
yang dilakukan yaitu perhitungan manualisasi
yang dapat memudahkan peneliti untuk lebih
memahami setiap langkah pada training dan
testing. Kemudian data akan disesuaikan dengan
arsitektur ELM pada Gambar 4.

Gambar 5. Diagram Alir Perancangan ELM

Gambar 4. Arsitektur ELM Prediksi Pertumbuhan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 513

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Jumlah Neuron Input


Pada Gambar 6, dapat dilihat hasil terbaik
pada penggunaan 3 neuron input dengan rata-
rata nilai error MAPE 0,461%.

Gambar 8. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE Pengujian


Jumlah Neuron Hidden (Dataset 2009– 2019)

Gambar 6. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE Pengujian


Jumlah Neuron Input (Dataset 2009– 2019)

Gambar 9. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE Pengujian


Jumlah Neuron Hidden (Dataset 2012– 2019)

Pada Gambar 9, dapat dilihat hasil terbaik


pada penggunaan 6 neuron hidden dengan nilai
MAPE rata-rata sebesar 0,311%. Dapat
disimpulkan dari kedua pengujian tersebut
bahwa semakin sedikit neuron hidden yang
Gambar 7. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE Pengujian digunakan, maka nilai prediksinya kurang baik
Jumlah Neuron Input (Dataset 2012– 2019) dikarenakan sistem tidak cukup mempelajari
Pada Gambar 7, dapat dilihat hasil terbaik pola data pada proses training sehingga
pada penggunaan 3 neuron input dengan MAPE mengalami underfitting.
0,256%. Dapat disimpulkan bahwa ketika Namun semakin banyak penggunaan
jumlah neuron input yang dipakai semakin neuron hidden, prediksi yang dihasilkan juga
banyak, maka dihasilkan nilai error yang kurang baik dikarenakan sistem terlalu banyak
cenderung meningkat karena penambahan fitur pola yang dipelajari pada proses training
baru ke dalam perhitungan terkadang ada sehingga mengalami overfitting. Pada pola
beberapa fitur yang datanya tidak cukup untuk dataset 2012-2019, dari penggunaan neuron
mempertahankan hubungan data sebelumnya hidden ke-6 dan seterusnya berpeluang
sehingga fitur baru belum tentu menghasilkan mendapatkan MAPE yang lebih kecil jika
prediksi yang lebih baik. Namun pada pola dibandingkan dengan pola dataset 2009-2019
dataset 2012-2019, beberapa penggunaan neuron yang hasilnya meningkat drastis.
input ke-n dapat menurunkan nilai error
sehingga berpeluang menghasilkan nilai MAPE 4.3 Fungsi Aktivasi
yang kecil. Pada Gambar 10, dapat dilihat hasil terbaik
pada penggunaan sigmoid biner yaitu 0,467%.
4.2 Jumlah Neuron Hidden
Pada Gambar 8, dapat dilihat hasil terbaik
pada penggunaan 5 neuron hidden dengan nilai
MAPE 0,466%.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 514

Pada Gambar 12, dapat dilihat hasil terbaik


pada penggunaan variasi data 50:16 dengan nilai
0,567%.

Gambar 10. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE


Pengujian Fungsi Aktivasi (Dataset 2009– 2019)
Gambar 13. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE
Pengujian Variasi Data Training & 4 Data Testing
(Dataset 2012 – 2019)

ada Gambar 13, dapat dilihat hasil terbaik


pada penggunaan variasi data 70:4 dengan nilai
0,138%. Dapat disimpulkan bahwa ketika
jumlah data training yang dipakai semakin
banyak, maka informasi data yang diperlukan
untuk proses menggeneralisasi hasil prediksi
juga semakin baik sehingga error yang
Gambar 11. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE didapatkan cenderung semakin kecil.
Pengujian Fungsi Aktivasi (Dataset 2012– 2019)

Pada Gambar 11, dapat dilihat hasil terbaik


pada penggunaan sigmoid biner 0,327% yang
hasilnya lebih kecil dibandingkan pola 2009-
2012. Penggunaan fungsi aktivasi biner lebih
baik karena rumus yang diterapkan ialah
pembagian dengan angka pembilang lebih besar
daripada bipolar artinya hasil pembagiannya Gambar 14. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE
juga semakin besar. Pengujian Variasi Data Training & Testing (Dataset
Nilai hasil pembagian tersebut berdampak 2009 – 2019)
pada perhitungan inverse (berlawanan), maka
nilai inverse-nya rata-rata lebih kecil daripada Pada Gambar 14, dapat dilihat hasil terbaik
menggunakan bipolar. Nilai inverse ini pada penggunaan variasi data 50:66 dengan nilai
berpengaruh terhadap bobot hidden layer karena 0,470%.
semakin kecil bobotnya, maka peluang untuk
mendapatkan nilai error juga semakin kecil.

4.4 Variasi Data Training & Testing

Gambar 15. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE


Pengujian Variasi Data Training dan Testing
(Dataset 2012 – 2019)

Gambar 12. Grafik Rata-Rata Nilai MAPE Pada Gambar 15, dapat dilihat hasil terbaik
Pengujian Variasi Data Training & 16 Data Testing pada penggunaan variasi data 70:4 dengan nilai
(Dataset 2009 – 2019) 0,136%. Dari kedua pengujian tersebut dapat
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 515

disimpulkan bahwa penggunaan jumlah data Extreme Learning Machine (ELM) untuk
testing juga tidak mempengaruhi pola hasil nilai Peramalan Laju Inflasi di Indonesia.
error. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer, 6(2), p.179.
4.5 Hasil Perbandingan Pola Data
Ashar, N.M., Cholissodin, I. and Dewi, C., 2018.
4.5.1 Dataset 2009-2019 Penerapan Metode Extreme Learning
Nilai MAPE terbaik didapatkan dari Machine (ELM) Untuk Memprediksi
penggunaan parameter 3 neuron input, 5 neuron Jumlah Produksi Pipa Yang Layak (Studi
hidden, sigmoid biner, dan variasi 50 data Kasus Pada PT. KHI Pipe Industries).
training & 66 data testing. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer (J-PTIIK)
4.5.2 Dataset 2012-2019 Universitas Brawijaya, 2(11), pp.4621–
Nilai error MAPE terbaik didapatkan dari 4628.
penggunaan parameter 3 neuron input, 6 neuron Fachrony, A., Cholissodin, I. and Santoso, E.,
hidden, sigmoid biner, dan variasi 70 data 2018. Implementasi Algoritme Extreme
training & 4 data testing. Learning Machine (ELM) untuk Prediksi
Beban Pemanasan dan Pendinginan
5. KESIMPULAN Bangunan. Jurnal Pengembangan
1. Dari pengujian pada sub bab 4, diperoleh Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
kesimpulan sebagai berikut: (J-PTIIK) Universitas Brawijaya, 2(9),
pp.3043–3049.
a. Ketika menerapkan fungsi aktivasi
sigmoid biner dan data training yang Faizal, R., Setiawan, B.D. and Cholissodin, I.,
semakin banyak, maka diperoleh nilai 2019. Prediksi Nilai Cryptocurrency
error yang menurun. Bitcoin menggunakan Algoritme Extreme
b. Ketika jumlah neuron input dan neuron Learning Machine (ELM). Jurnal
hidden yang dipakai semakin banyak, Pengembangan Teknologi Informasi dan
maka dihasilkan nilai error yang Ilmu Komputer (J-PTIIK) Universitas
cenderung meningkat. Brawijaya, 3(9), pp.4226–4233.
2. Hasil evaluasi dengan parameter terbaik Huang, G. Bin, Zhu, Q.Y. and Siew, C.K., 2004.
pada pola 2012-2019 memiliki rata-rata Extreme learning machine: A new
nilai error MAPE lebih kecil 0,117% learning scheme of feedforward neural
dengan rata-rata runtime selama 1,278 networks. IEEE International Conference
detik dan memiliki selisih 0,381% terhadap on Neural Networks - Conference
pola dataset 2009-2019 yang memiliki nilai Proceedings, 2, pp.985–990.
MAPE 0,498% dengan rata-rata runtime Kim, S. and Kim, H., 2016. A new metric of
selama 1,166 detik sehingga dapat absolute percentage error for intermittent
disimpulkan bahwa pola data 2012-2019 demand forecasts. International Journal of
yang datanya naik secara teratur dan Forecasting, [online] 32(3), pp.669–679.
bentuknya cenderung linier, hasil nilai Available at:
MAPE-nya lebih kecil jika dibandingkan <http://dx.doi.org/10.1016/j.ijforecast.20
dengan pola data 2009-2019 yang memiliki 15.12.003>.
bentuk tidak beraturan karena data 3 tahun
awal tersebut merupakan data yang selisih Kumar, J.Y. and Kumar, B.S., 2011. Min max
jumlah penduduk setiap bulannya memiliki normalization-based data perturbation
perbedaan yang cukup jauh sehingga method for privacy protection.
mempengaruhi hasil prediksinya. Pola data International Journal of Computer &
yang berbentuk linier secara konsisten, communication Technology, [online]
akan menghasilkan prediksi yang semakin 2(8), pp.45–50. Available at:
baik. <https://www.researchgate.net/publicatio
n/312910769_Min_max_normalization_b
6. DAFTAR PUSTAKA ased_data_perturbation_method_for_priv
acy_protection>.
Alfiyatin, A.N., Mahmudy, W.F., Ananda, C.F.
and Anggodo, Y.P., 2019. Penerapan Pratiwi, H. and Harianto, K., 2019.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 516

Perbandingan Algoritma ELM Dan


Backpropagation Terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa. Jurnal Sains
Komputer & Informatika (J-SAKTI), 3,
pp.282–294.
Sudarsono, A., 2016. Jaringan Syaraf Tiruan
Untuk Memprediksi Laju Pertumbuhan
Penduduk Menggunakan Metode
Backpropagation (Studi Kasus Di Kota
Bengkulu). 12(1), pp.61–69.
Siang, J.J., 2009. Jaringan Syaraf Tiruan dan
Pemrogramannya Menggunakan Matlab.
Yogyakarta: Andi.pp.99–100.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai