Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mega Sastrawati

Nim : P07524420066

Kelas : 1B D4 Kebidanan

Mata Kuliah : E-Learning

Tanggal : 20 Januari 2021

RESUME KONSEP E-LEARNING

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran berbasis elektronik. Salah satu media yang
digunakan adalah jaringan komputer. Dengan berkembangnya jaringan komputer memungkinkan
untuk dikembangkannya dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan
kejaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis we ini bisa
menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang
memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu

Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan E-Learning

Apabila kita menggunakan cara tradisional, maka seorang mahasiswi mampu mengenali
dosen dengan baik dan mampu bertanggung jawab atas aktivitas pembelajaran di kampus. Satu
kelebihan yang tidak bisa digantikan adalah, dengan metode pendidikan tradisional ini, kita
sebagai mahasiswi dapat berkomunikasi langsung dengan dosen atau pengajar yang secara tidak
langsung dimana akan membantu meningkatkan kemampuan komunikasi kita ketika nanti terjun
ke lapangan saat bekerja.

Apabila kita menggunakan cara online/e-learning, tentunya para mahasiwi seperti kita
dapat dengan mudah untuk mengulang-ulang materi pelajaran yang disimpan pada sistem. Atau,
ketika ada ujian berlangsung, tetapi berhalangan datang ke kampus, mahasiswi masih tetap bisa
mengikuti ujian dengan mengandalkan sistem pembelajaran e-learning ini.

Karakteristik E-Learning
Karakteristik pertama, apabila kita merujuk dari segi epistimologi atau bahasa secara
harfiah dari e-learning sendiri yang berarti pembelajaran elektronik atau online maka bisa
dikatakan metode ini memanfaatkan jasa teknologi elektronik dan digital.

Karakteristik berikutnya dari e-learning adalah mengenai bahan ajarnya. Bahan ajar
dalam e-learning biasanya berupa bahan ajar yang bersifat mandiri dalam bentuk digital.
Kemudian, bahan tersebut disimpan dalam sebuah sistem komputasi. Artinya, bisa diakses oleh
para pengajar maupun siswa di mana saja dan kapan saja.

Tidak hanya itu saja, karakteristik e-learning dapat memanfaatkan jadwal pembelajaran,
membuat kurikulum dan sistem administrasi pendidikan yang bisa diakses setiap saat melalui
jaringan komputer.

Komponen dari E-Learning

1. Infrastruktur e-learning: Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC),


jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya
peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui
teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses
belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau
konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak
tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang
opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di
sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten
berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan
dimanapun.

Metode Penyampaian E-Learning


 Synchrounous e-learning: Dosen dan siswi dalam kelas dan waktu yang sama
meskipun secara tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya
mahasiswi di Poltekkes Kemenkes Medan mengikuti kuliah lewat teleconference
dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan
Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur
saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun
tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study yang matang)
mengimplementasikan synchronous e-Learning ini. Hasilnya peralatan teleconference
yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun 6
bulan sekali.
 Asynchronous e-learning: dosen dan siswi dalam kelas yang sama (kelas virtual),
meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan
sistem (aplikasi) e-learning berupa Learning Management System dan content baik
berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam
nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar
dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-learning yang umum,
Asynchronous e-learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan
ke Synchronous e-learning ketika kebutuhan itu datang.

Strategi Implementasi E-Learning

 e-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier,
insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar,
instruktur, admin)
 Pada masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna
dalam e-life style (tidak langsung full e-Learning)
 Project eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative
 Jadikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak
hanya object semata

Dilihat dari fungsinya terdapat 3 fungsi e Learning yang disebutkan oleh seorang ahli
pendidikan bernama Siahaan terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas diantaranya yaitu :

1. Sebagai suplemen ( tambahan )


Siswa dan siswi memiliki kebebasan untuk memilih materi yang ingin ia cari apakah itu
melalui e-learning atau tidak. Pada poin ini, tidak adanya keharusan seorang siswa atau
siswi untuk dapat mengakses bahan pembelajaran melalui internet. Mereka diperbolehkan
untuk tidak mengakses namun apabila mereka memilih untuk e-learning maka harus
dihargai atas usahanya dalam menambah ilmu.
2. Sebagai komplemen ( pelengkap )
Apabila didalam sebuah kelas terdapat kegiatan pengayaan ataupun remedial, e-learning
berfungsi sebagai pelengkap materi pembelajaran yang sudah ada agar siswa atau siswi
tidak terpatok dengan materi yang itu-itu saja, bisa menambah wawasan terhadap materi
pembelajaran kelas, dan agar pemahaman siswa atau siswi terhadap menjadi lebih
dibandingkan sebelumnya.
3. Sebagai subtitusi ( pengganti )
e-learning berfungsi sebagai pengganti apabila menggunakan model-model kegiatan
pembelajaran. Ada 3 jenis model kegiatan pembelajaran diantaranya, sepenuhnya tatap
muka, sebagian tatap muka dan sebagaian melalui internet, sepenuhnya melalui internet.

Kelebihan dari E-Learning

 Para Mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan kapan pun dan di mana pun sesuai keinginan
dan memiliki koneksi internet dengan baik.
 Menghemat biaya transportasi atau pun tempat tinggal bila universitas yang dipilih
berada di luar pulau atau luar negeri.
 Materi Perkuliahan bisa dipilih sesuai tingkat kemampuan dan juga keinginannya
 Tanya Jawab dalam perkuliahan bersifat fleksibel karena bisa ditanyakan lewat
chatinggan baik itu kepada dosen atau teman sekelas.
 Waktu masa perkuliahan lebih singkat dibandingkan perkuliahan yang bersifat
konvensional.
 Mahasiswa bisa melihat kembali materi yang diajarkan karena materi biasanya berupa
modul yang dapat didownload dan tersimpan dalam PC atau komputer.
 Melatih mahasiswa untuk lebih bertanggung jawab, kreatif, dan juga mandiri. Sehingga
membentuk pribadi yang lebih percaya diri.

Kekurangan dari E-Learning


 Sangat tergantung pada internet, bila jaringan lambat atau susah sinyal maka proses
pembelajaran akan tertinggal terlebih jika sudah mencakup ujian kuliah.
 Sangat tergantung pada sikap displin para mahasiswa, jika kurang disiplin maka akan
tertinggal pula dalam pembelajaran.
 Dalam hal interaksi sosial menjadi sulit karena terbiasa sendiri.
 Ada beberapa mata kuliah yang tidak bisa diajarkan secara online.
 Perangkat komputer atau gadget yang memiliki harga cukup mahal, sehingga
program kuliah ini baru bisa di akses oleh kalangan tertentu

Ciri Rapid E-Learning

a. Perubahan isi dalam waktu yang relatif cepat atau diupdate secara berkala
b. Isi hanya memiliki masa berlaku yang singkat
c. Biaya terbatas
d. Informasi yang disampaikan sedang hangat
e. Waktu delivery yang cepat di butuhkan
f. Materi bisa dijelaskan melalui kata

Ciri Tradisional E-Learning

a. Isi sudah fix atau jarang berubaah


b. Masa berlaku materi cukup lama
c. Memiliki budget yang besar
d. Isi bersifat orisinil
e. Memerlukan model 3D

Anda mungkin juga menyukai