Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
DIABETES MELITUS PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :

MOH. INDRA OCTAVIANUS CAESAR NTUNTU


SITI SINTIA PALOWA
IQBAL FEBRIANTO LESAR
SRI YOLAN DJUMADI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Diabetes Melitus pada Lansia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ibu Ns. Andi Nuraina Sudirman, M.kes., M. kep. pada Mata kuliah Gerontik.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Diabetes
Melitus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Andi Nuraina Sudirman,
M.kes., M. kep yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Gorontalo, selasa 12 januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
C. Ruang Lingkup............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI.................................................................................................2
A. Pengertian....................................................................................................2
B. Etiologi.........................................................................................................2
C. Komplikasi...................................................................................................4
D. Penatalaksanaan..........................................................................................5
E. Pathways......................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................6
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................7
A. Pengkajian...................................................................................................7
B. Masalah Keperawatan................................................................................8
C. Intervensi.....................................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
KESIMPULAN......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti
halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan
berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran
kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat
penyakit. Dalam bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon
dipengaruhi oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua.
Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi
luas dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai
penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut.
Dalam makalah ini dibahas masalah penyakit diabetes pada usia lanjut beserta
asuhan keperawatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien lansia dengan diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi diabetes mellitus
b. Mengetahui etiologi diabetes mellitus
c. Mengetahui gambaran klinis diabetes mellitus
d. Melakukan pengkajian pada klien dengan diabetes mellitus
e. Menyusun intervensi pada klien dengan diabetes mellitus

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya membahas tentang asuhan keperawatan
pada klien lansia dengan Diabetes Mellitus (DM).

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau
secara relatif kekurangan insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

B. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi
terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas
glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas,
aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan
obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin
resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih
belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun
kemampuan insulin terutama pada post reseptor.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey)
:
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan
perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
A. Gambaran Klinis

2
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat
perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi
dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering
muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar
sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
 Katarak  Neuropati viseral
 Glaukoma  Amiotropi
 Retinopati  Ulkus Neurotropik
 Gatal seluruh badan  Penyakit ginjal
 Pruritus Vulvae  Penyakit pembuluh darah perifer
 Infeksi bakteri kulit  Penyakit koroner
 Infeksi jamur di kulit  Penyakit pembuluh darah otak
 Dermatopati  Hipertensi
 Neuropati perifer

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang


tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya
mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia
atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada
pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut.
Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul
keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran
menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada
hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada

3
pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan
kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala
kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih
jelas.

C. Komplikasi

1.Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati.


2.Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600
mg/dL)
3. Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)

D. Penatalaksanaan
Menurut Steven diperkirakan 25 – 50% dari DM lansia dapat dikendalikan
dengan baik hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 – 45% dapat
diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II,
dan dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara hidup
pasien, keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta
ada/tidaknya komplikasi DM.
Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah :
A. Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada
pasien dan keluarganya.
B. Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality of life) seperti rasa
haus, sering kencing, lemas, gatal-gatal.
C. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi
(200-220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena bahaya
terjadinya hipoglikemia.
D. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemia.

4
E. Pathways
Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi Asidosis Trombosis


Kurang dari kebutuhan

 Koma Aterosklerosis
 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
A. Pengkajian
Retinopati Nefropati
 Riwayat Kesehatan Keluarga diabetik
Adakah keluarga yang menderita
Miokard Infark penyakit Gangren
Stroke seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Ggn. Penglihatan Gagal
Ggn Integritas Kulit Ginjal
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah
Resiko teratur
Injury atau tidak, apa

saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.


 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan
darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

6
B. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Gangguan integritas kulit
3. Resiko terjadi injury

C. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen.
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan
puasa sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui
oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik


(neuropati perifer).
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,
frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri

7
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

3. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan


 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

8
BAB IV
KESIMPULAN

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan


metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau
secara relatif kekurangan insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia adalah Umur yang
berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, Umur yang
berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan
vaskuler, Obesitas, banyak makan, Aktivitas fisik yang kurang, Penggunaan obat yang
bermacam-macam, Keturunan, Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress.
Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering
muncul adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan
saraf. Prinsip penatalaksanaan DM lansia adalah Menilai penyakitnya secara
menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya,
Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia,Lebih bersifat konservatif,
Mengendalikan glukosa darah dan berat badan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,


Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni
Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis Missouri :
Mosby,Inc, 2000.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut
jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta :
EGC, 1998.

10

Anda mungkin juga menyukai