698
2.1.2 Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus
menerus.Prinsip tumbuh kembang
a. Tumbuh kembang terus menerus dan komplek
b. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat
diprediksi
c. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
d. Setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalah setiap tahapnya dan
dapat dimodifikasi
e. Tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang
Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 )
a. Perkembangan merupakan hal yang terartur dan mengikuti
rangkaian tertentu
b. Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus
menerus, dalam pola sebagai berikut :
Cephalocaudal : pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke
arah bawah bagian tubuh
Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah
pusat ( proksimal ) tubuh kea rah luar tubuh ( distal )
Differentiation : ketika perkembangan berlangsung terus dari
yang mudah kearah yang lebih kompleks.
Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat
diprediksi,terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis
Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erb
a. Manusia tumbuh secara terus menerus
b. Manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan
perkembangan
c. Manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan proses
pembelajaran dan kematangan
d. Masing-masing tahapan perkembangan memiki karakteristik
tertentu selama bayi (infancy) dan balita merupakan saat
pembentukan perilaku, gaya hidup, dan bentuk pertumbuhan.
699
2.1.3 Faktor-faktor tumbuh kembang
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Faktor tersebut terdiri dari 2 golongan, yaitu:
a. Faktor internal
Perbedaan ras/etnik atau bangsa
Keluarga
Umur
Jenis kelamin
Kelainan genetic
Kelainan kromosom
b. Faktor eksternal
Faktor pranatal : gizi, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi,
kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologis ibu.
c. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, dan
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
d. Pasca natal
Gizi,penyakit kronis/ kelainan congenital, lingkungan fisis dan
kimia, psikologis, endokrin (gangguan hormone), sosioekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.
700
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system
susunan saraf.
e. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
f. Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal.
g. Refleks primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
701
b. Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
c. Tertawanya sudah mulai keras.
d. Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau
tersenyum.
e. Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman,
pendengaran, serta kontak.
Usia 4 bulan
a. Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
b. Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
c. Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
d. Mulai memperluas jarak pandangannya.
Usia 5 bulan
a. Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
a. Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
b. Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
Usia 6 bulan
a. Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
b. Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan
suara tawa yang ceria.
c. Sudah bisa bermain sendiri.
d. Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
Usia 7 bulan
a. Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
b. Mulai belajar merangkak.
c. Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
Usia 8 bulan
a. Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil
mainannya.
b. Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
c. Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.
d. Bisa memegang dan makan kue sendiri.
702
e. Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
Usia 9 bulan
a. Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut
menyangga berat badannya.
b. Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
c. Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
d. Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
Usia 10 bulan
a. Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
b. Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
c. Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
Usia 11 bulan
a. Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan
berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.
b. Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
c. Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
d. Senang diajak bermain cilukba.
Usia 12 bulan
a. Mulai berjalan dengan dituntun.
b. Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
d. Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
e. Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
f. Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
g. Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang
tidak dikenal/asing.
703
1. Gangguan Bicara dan Bahasa
Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh
perkembangan anak, karena kemampuan berbahasa sensitif
terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya. Hal
ini akan melibatkan aspek kognitif, motorik, psikologis, emosi
dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat
menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan dampaknya
akan menetap.
2. Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dari postur tubuh yang
tidak progresif, yang disebabkan suatu kerusakan atau gangguan
pada sel-sel motorik pada susunan syaraf pusat yang sedang
tumbuh atau belum selesai pertuimbuhannya.
3. Down Syndrom
Anak dengan Down Syndrom adalah individu yang tidak dapat
dikenaL dari fenotifnya dan mempunyai kecerdasan yang
terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang
berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.
Beberapa faktor penting seperti kelainan
jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik dan keterlambatan untuk menolong diri
sendiri.
4. Perawakan Pendek
Atau disebut sebagai short stature merupakan suatu
terminologi mengenai tinggi badan yang berada dibawah persentil
3 atau -2SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat karena variasi normal, gangguan
gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan
endokrin.
5. Autisme
704
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak usia 3 tahun. Pervasif berati
meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme
mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat
intelegensi yang rendah (IQ <70) yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal .
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktivitas (GPPH)
GPPH disebut juga sebagai Attention Dificultty Hyperactivity
Disorder (ADHD). Merupakan gangguan dimana anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan perhatian dan seringkali disertai
dengan hiperaktivitas.
705
posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas
relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya
anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95%
bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang
95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi
dari organisme.
706
1. Perkembangan gerak kasar
2. Perkembangan gerak halus
3. Perkembangan bicara, bahasa dan kecerdasan
4. Perkembangan pergaulan dan percaya diri/personal social
Jenis perkembangan anak yang perlu di stimulasi sebagai berikut :
1. Kemampuan gerak
2. Kemampuan bicara
3. Kecerdasan
4. Kemandirian/percaya diri
5. Kemampuan bergaul
Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir, dan dapat
dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan terus-menerus.
Pemberian stimulasi dapat dilakukan dengan cara secara berikut :
a. Stimulasi dilakukan dengan penuh kasih sayang dalam suasana
menyenangkan.
b. Anak diajri dan dilatih berbagai kegiatan sesuai dengan
usianya, seperti bermain, berlari, menari, menyanyi, membaca,
berhitung, menulis, menggambar, membantu orang tua dsb.
c. Stimulasi dilakukan khusus pada sensorik motorik dengan
memberikan latihan-latihan/sentuhan tertentu seperti message,
senam bayi, latihan gerak khusus dan terapi gerak
d. Anak tidak boleh dipaksa jika tidak melakukan kegiatan
stimulasi
e. Memberikan pujian apabila anak berhasil melakukan kegiatan
stimulasi
707
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan
sesuai dengan pembagian kelompok umur anak berikut ini:
No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur
Masa prenatal, janin dalam
1. Masa Prenatal
kandungan
2. Masa bayi Umur 0-12 bulan
Umur 12-60 bulan (2-5
3. Masa anak balita
tahun)
4. Masa pra sekolah Umur 60-72 bulan (5-6 th)
708
memperhatikan benda bergerak
b. guling-guling
melihat benda-benda kecil
c. menahan kepala
memegang benda
tetap tegak
meraba dan merasakan bentuk
permukaan
memegang benda dengan kuat
menyangga berat
Memegang benda dengan kedua
mengembangkan
3-6 bulan tangan
kontrol kepala.
makan sendiri
Duduk.
mengambil benda-benda kecil.
Memasukkan benda kedalam
wadah,
merangkak Bermain 'genderang'
menarik ke posisi Memegang alat tulis dan mencoret-
berdiri coret
6-9 bulan
berjalan berpegangan Bermain mainan yang mengapung
berjalan dengan di air
bantuan. Membuat bunyi-bunyian.
Menyembunyikan dan mencari
mainan
bermain bola
Menyusun balok/kotak
9-12 membungkuk
Menggambar
bulan berjalan sendiri
Bermain di dapur.
naik tangga.
b) Kemampuan Bicara dan Bahasa
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan
anak terjalin sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam
mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih
dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan dengan cara
menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti
tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering muncul senyum
sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar .
709
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi
berbicara, sebagai cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada
orang tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi
wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi
bayi dan merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau
gembira. Terkait dengan ekspresi emosi bayi, yang mudah
dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi mudah dikondisikan.
Jika orangtua lebih banyak menunjukkan suasana hati yang
positif seperti selalu gembira, santai dan menyenangkan, akan
mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan
cenderung menimbulkansuasana hati yang menyenangkan.
Sebaliknya jika orang dewasa mengkondisikan dengan situasi
yang tidak menyenangkan maka suasana emosi bayi cenderung
buruk. Kemampuan bicara pada bayi sebenarnya ada
hubungannya dengan perkembangan otak, terutama pada saat
bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan
apa yang ada dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan,
berbicara, tersenyum dan mengerutkan dahi, sebenarnya tengah
berlangsung perubahan dalam otak. Meski keterkaitan sel-sel
syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun
akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada
tahap selanjutnya. Bayi mengerti dan memahami sesuatu yang
berada disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat serta
memanipulasi namun sebenarnya bayi sudah memiliki
kemampuan untuk memberi perhatian, menciptakan simbolisasi,
meniru dan menangkap suatu konsep melalui gerakan sudah
lebih berkembang. Oleh karenanya untuk mengoptimalkan
kemampuan otaknya maka bayi perlu lebih banyak menstimulasi
bayi untuk mengenal benda-benda sekelilingnya sambil terus
mengajak berbicara.
Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:
Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
710
a. prabicara
0-3
b. meniru suara-suara
bulan
c. mengenali berbagai suara.
a. mencari sumber suara
3.6 bulan
b. menirukan kata-kata
a. menyebutkan nama gambar di buku majalah
6.9 bulan b. menunjuk dan menyebutkan nama gambar-
gambar.
a. menirukan kata-kata
9-12
b. berbicara dengan boneka
bulan
c. bersenandung dan bernyanyi.
c) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang
dengan sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam keluarga,
dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik antara
bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui perhatian dan perilaku
orangtua akan memberi kerangka pada bayi dalam berinteraksi
dan pengalaman yang terpenting bagi bayi karena keluarga
adalah melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk
bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk,
yang diperoleh dengan cara mencontoh perilaku pada situasi
sosial tertentu, misalnya mencontoh perilaku sosial dari kakak
atau orang tuanya, yang akhirnya akan mempengaruhi cara
penyesuaian pribadi dan sosialnya dikemudian hari.
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:
Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
a. memberi rasa aman dan kasih sayang
b. mengajak bayi tersenyum
c. mengajak bayi mengamati benda-benda dan
0-3 bulan keadaan di sekitarnya
d. meniru ocehan dan mimik muka bayi
e. mengayun bayi
f. menina bobokan.
711
a. bermain “ciluk ba”
3-6 bulan b. melihat dirinya di kaca
c. berusaha meraih mainan.
a. mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan
orang lain.
b. Mulai melambaikan tangan jika ditinggal
6-9 bulan
pergi.
c. Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
712
Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar
berbagai kemampuan dan keterampilan, dengan berbekal rasa
ingin tahu yang cukup kuat dengan seringnya anak mencoba hal-
hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini
menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan baru.
713
b. Melompat jauh c. Mencocokan gambar dan benda
c. Melempar dand. Konsep jumlah
menangkap bolae. Bermain/menyusun balok-
besar. balok.
a. Memotong dengan
a. Menangkap bola menggunakan gunting
kecil danb. Menempel guntingan gambar
melemparkan sesuai dengan cerita.
kembali. c. Menempel gambar pada karton.
b. Berjalan d. Belajar 'menjahit' dengan tali
mengikuti garis rafia.
lurus e. Menggambar/menulis garis
36-48 c. Melompat dengan lurus, bulatan,segi empat, huruf
bulan satu kaki dan angka.
d. Melempar benda-f. Menghitung lebih dari 2 atau 3
benda kecil ke angka.
atas, g. Menggambar dengan jari,
e. Menirukan memakai cat
binatang berjalan h. Mengenal campuran warna
f. Berjalan jinjit dengan cat air
secara bergantian. i. Mengenal bentuk dengan
menempel potongan bentuk.
48-60 a. Lomba karung a. Mengenal konsep "separuh atau
bulan b. Main engklek satu"
c. Melompat tali. b. Menggambar dan atau
melengkapi gambar,
c. Menghitung benda-benda kecil
dan mencocokkan dengan
angka.
d. Menggunting kertas (sudah
dilipat) dengan gunting tumpul,
e. Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.
714
f. Belajar 'percobaan ilmiah'
g. Berkebun.
715
a. Menyebut nama lengkap anak,
24-36 b. Bercerita tentang diri anak,
bulan c. Menyebut berbagi jenis pakaian.
d. Menyatakan keadaan suatu benda.
a. Berbicara dengan anak
36-48 b. Bercerita mengenai dirinya
bulan c. Bercerita melalui album foto
d. Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran/majalah.
a. Belajar mengingat-ingat
b. Mengenal huruf dan simbol
c. Mengenal angka
d. Membaca majalah
48-60 e. Mengenal musim
bulan f. Mengumpulkan foto kegiatan keluarga
g. Mengenal dan mencintai buku
h. Melengkapi dan menyelesaikan kalimat
i. Menceritakan masa kecil anak
j. Membantu pekerjaan di dapur.
c) Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa
bayi, maka pada masa ini mulai berkembang. Dalam hal ini
hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan hubungan
dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun
pertama berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-
kegiatan seperti permainan, pembicaraan dan pemberian
disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap
sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai
melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi
yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun
sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk
kegiatan itu sendiri. Jenis permainan yang dilakukan bisa
berbentuk konstruktif, permainan pura-pura, permainan sensori
716
motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain, games
atau berkompetisi.
Usia Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
a. Menirukan pekerjaan rumah tangga
b. Melepas pakaian
12-15
c. Makan sendiri
bulan
d. Merawat mainan
e. Pergi ke tempat-tempat umum.
a. Belajar memeluk dan mencium
b. Membereskan mainan/membantu kegiatan di
15-18 rumah
bulan c. Bermain dengan teman sebaya
d. Permainan baru
e. Bermain petak umpet.
a. Mengancingkan kancing baju
b. Permainan yang memerlukan interkasi dengan
18-24 teman bermain.
bulan c. Membuat rumah-rumahan
d. Berpakaian
e. Memisahkan diri dengan anak.
a. Melatih buang air kecil dan buang air besar di
24-36 WC/kamar mandi.
bulan b. Berdandan/memilih pakaian sendiri.
c. Berpakaian sendiri.
a. Mengancingkan kancing tarik
b. Makan pakai sendok garpu
36-48
c. Membantu memasak
bulan
d. Mencuci tangan dan kaki
e. Mengenal aturan/batasan.
48-60 a. Membentuk kemandirian dengan memberi
bulan kesempatan mengunjungi temannya tanpa
ditemani.
b. Membuat atau menempel foto keluarga
717
c. Membuat mainan/boneka dari kertas.
d. Menggambar orang
e. Mengikuti aturan permainan/petunjuk,
f. Bermain kreatif dengan teman-temannya
g. Bermain 'berjualan dan berbelanja di toko"
3. Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun);
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas
jasmani semakin bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan
proses berpikir. Anak mulai menunjukkan keinginannya seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, anak
mulai diperkenalkan dengan lingkungan luar selain lingkungan
dalam rumah, sehingga anak mulai senang bermain di luar rumah.
Anak mulai berteman bahkan anak banyak keluarga menghabiskan
waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke
tempat-tempat yang menyediakan fasilitas bermain anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya
panca indera dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses
memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik.
Proses belajar yang tepat bagi usia ini adalah dengan cara bermain.
Kemampuan yang dimiliki pada anak pra sekolah adalah sbb:
Kemampuan Keterangan
a. bermain bola dengan teman sebayanya
Gerak kasar
b. naik sepeda, bermain sepatu roda.
718
a. mengerti urutan kegiatan
b. berlatih mengingat-ingat
c. membuat sesuatu dari tanah liat/lilin
d. bermain "berjualan"
e. belajar bertukang, memakai pali,
gergaji dan paku
Gerak halus f. mengumpulkan benda-benda
g. belajar memasak
h. mengenal kalender
i. mengenal waktu
j. menggambar dari berbagai sudut
pandang
k. belajar mengukur.
a. mengenal benda yang serupa dan
berbeda
b. bermain tebak-tebakan
c. berlatih mengingat-ingat
Bicara dan bahasa
d. menjawab pertanyaan "mengapa ?"
e. menganal rambut/tanda lalu lintas
f. mengenal uang logam
g. mengamati/meneliti keadaan sekitar.
a. Berkomunikasi dengan anak
Bersosialisasi dan
b. Berteman dan bergaul
kemandirian.
c. Mematuhi peraturan keluarga
719
dengan hitung-hitungan, berimajinasi dengan warna dan bentuk,
mengekspresikan diri melalui gerakan, menangkap bunyi dan
mengekspresikannya, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain,
kemampuan mengolah perasaan atau bnerkesenian, kemampuan
mencintai alam dan lingkungan lebih luas lagi, seperti pada
pemahaman alam semesta. Menurut Howard Gardner (2002),
kecerdasan jamak dapat diuraikan menjadi 9 kecerdasan, yaitu:
1. Kecerdasan Bahasa (verbal-linguistik)
Kecerdasan bahasa atau verbal-linguistik berkaitan erat
dengan kata-kata, baik lisan maupun tertulis beserta dengan
aturan-aturannya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan bahasa
menyukai kegiatan bermain yang memfasilitasi kebutuhan mereka
untuk berbicara, bernegosiasi dan mengekspresikan perasaan.
Anak yang cerdas dalam bahasa juga memiliki ketrampilan
menyimak yang baik, dan memiliki minat terhadap buku.
Cara belajar terbaik bagi mereka yang memiliki kecerdasan
verba-linguistik adalah dengan mengucapkan, mendengarkan, dan
melihat tulisan. Cara terbaik memotivasi mereka adalah dengan
mengajak berbicara, menyediakan banyak waktu, rekaman, serta
member peluang untuk menulis.
Pengasuh perlu menyediakan peralatan membuat tulisan,
menyediakan tape recorder, sering mendongeng dan melakukan
Tanya jawab. Menurut Gardner kecerdasan linguistic terletak
pada otak bagian kiri dan lobus bagian depan.
2. Kecerdasan Logiko-Matematik
Kecerdasan Logiko-Matematik berkaitan dengan kemampuan
mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika. Anak-
anak yang memiliki kelebihan dalam kecerdasan ini tertarik
memanipulasi lingkungan serta cenderung suka menerapkan
strategi coba-ralat. Mereka suka bermain yang berkaitan dengan
berpikir logis seperti mencari jejak (maze), menghitung benda-
benda, timbang-menimbang dan permainan strategi.
720
Kecerdasan logiko-matematika terletak di otak depan sebelah
kiri dan parietal kanan. Kecerdasan ini dilambangkan dengan
terutama dengan angka-angka dan lambang matematika lain.
Pengasuh dapat menstimulasi anak dengan memberikan
materi-materi konkrit yang dapat dijadikan bahan percobaan,
seperti permainan mencampur warna, permainan aduk-garam,
aduk-pasir, dan melalui interaksi positif yang mampu memuaskan
rasa ingin tahu anak. Menurut Gardner kecerdasan logiko-
matematika terletak pada otak bagian kiri dan lobus bagian depan.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial berkaitan dengan kemampuan
menangkap warna, dan ruang secara akurat serta mengubah
penangkapannya tersebut ke dalam bentuk lain seperti dekorasi,
arsitektur, lukisan, dan patung.
Anak yang memiliki kecerdasan visual-spasial memiliki kepekaan
terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang, dan bangunan,
suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai dan
menyusun unsur-unsur bangunan seperti puzzle dan balok-balok.
Anak yang cerdas dalam visual-spasial dapat mempergunakan
apapun untuk membentuk sesuatu yang bermakna baginya.
Pengasuh dapat merangsang kecerdasan ini melalui berbagai
program seperti melukis, membentuk sesuatu dengan plastisin,
mengecap dan menyusun potongan gambar. Perlu disediakan
berbagai fasilitas yang memungkinkan anak mengembangkan
daya imajinasi mereka seperti permainan konstruktif, balok-balok
bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan
menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif dan berbagai buku
gambar. Menurut Gardner kecerdasan visual-spasial mempunyai
lokasi di otak bagian belakang hemisfer kanan.
4. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan
menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide
721
dan perasaannya serta keterampilan mempergunakan tangan
untuk mencipta atau mengubah sesuatu. Kemampuan ini meliputi
kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan
keakuratan menerima rangsang, sentuhan dan tekstur.
Anak yang cerdas dalam gerak-kinestetik terlihat menonjol
dalam kemampuan fisik (terlihat lebih kuat, lebih lincah),
cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama,
mengetuk-ngetuk sesuatu, suka meniru gerak atau tingkah laku
orang lain yang menarik perhatiannya dan senang beraktivitas
yang mengandalkan kekuatan gerak seperti memanjat, berlari,
melompat dan berguling.
Pengasuh dapat memfasilitasi anak-anak yang memiliki
kecerdasan ini dengan memberi kesempatan pada mereka untuk
bergerak. Penyediaan kondisi belajar harus dirancang supaya anak
dapat leluasa bergerak dan memberi peluang untuk
mengaktualisasikan dirinya secara bebas. Dapat dilakukan di luar
ruangan seperti meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama,
merayap dan lari jangka pendek. Kecerdasan gerak kinestetik
mempunyai lokasi di otak serebelum (otak kecil), basal ganglia
(otak keseimbangan) dan motor korteks.
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal berkaitan dengan kemampuan
menangkap bunyi-bunyi, membedakan, menggubah, dan
mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang
bernada dan berirama. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
irama, melodi, dan warna suara.
Anak yang cerdas dalam musikal cenderung cepat menghafal
lagu-lagu dan bersemangat ketika kepadanya diperkenalkan lagu.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan musical suka menyanyi,
bersenandung atau bersiul. Hampir semua anak memiliki
kecerdasan ini. Pengasuh perlu memfasilitasi anak agar dapat
722
berekspresi musikal melalui salam berirama, deklamasi,
menyanyi bersama, tepuk bernada, dan bila mungkin dengan
orkesrta kaleng bekas. Jika mendapat stimulasi yang tepat,
kemampuan music anak akan terasah dan berkembang.
Kecerdasan musical merupakan kecerdasan yang tumbuh paling
awal dan mampu bertahan hingga usia tua. Kecerdasan ini
mempunyai lokasi di otak kanan.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk
memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini
melibatkan banyak kecakapan, yakni kemampuan berempati pada
orang lain, kemampuan mengorganisasi sekelompok orang
menuju ke tujuan suatu tujuan bersama, kemampuan mengenali
dan membaca pikiran orang lain, kemampuan berteman atau
menjalin kontak.
Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal cenderung
mudah memahami perasaan orang lain, mereka sering menjadi
pemimpin di antara teman-temannya. Mereka pandai
mengorganisasi teman-teman dan pandai mengkomunikasikan
keinginannya pada orang lain. Mereka mempunyai banyak teman,
mudah bersosialisasi serta senang terlibat dalam kegiatan
kelompok.
Pengasuh perlu memfasilitasi kecerdasan interpersonal ini
melalui pemberian kesempatan untuk berteman/bersosialisasi dan
menjadi pemimpin di kelompoknya atau diantara teman-
temannya. Kecerdasan ini terletak terutama pada hemisfer kanan
dan sistem limbik, dan kecerdasan ini dipengaruhi oleh kualitas
kedekatan atau ikatan kasih sayang selama masa kritis tiga tahun
pertama, dan oleh interaksi social.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan Intrapersonal berkaitan dengan aspek internal
dalam diri seseorang, seperti: perasaan hidup, rentang emosi,
723
kemampuan untuk membedakan ragam emosi, menandainya,
menggunakannya untuk memahami dan membimbing tingkah
laku sendiri.
Anak dengan kecerdasan intrapersonal yang baik terlihat
lebih mandiri, memiliki kemauan keras, penuh percaya diri,
memiliki tujuan-tujuan tertentu. Awal masa anak-anak merupakan
saat yang menentukan bagi perkembangan intrapersonal. Mereka
yang memperoleh kasih sayang, pengakuan, dorongan, dan tokoh
panutan cenderung mampu mengembangkan konsep diri yang
positif dan mampu membentuk citra diri sejati.
Pengasuh perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak-
anak. Perlu dikembangkan model-model permainan yang
memperkenalkan berbagai emosi dan perasaan, serta identifikasi
diri yang sebenarnya. Kecerdasan intrapersonal mempunyai
tempat di otak bagian depan. Kerusakan otak bagian ini
kemungkinan akan menyebabkan orang mudah tersinggung,
sementara kerusakan di bagian lebih atas kemungkinan besar akan
menyebabkan sikap acuh tak acuh, enggan, lesu, lamban, apatis.
Anak autis adalah salah satu contoh anak yang cacat dalam
kecerdasan intrapersonal.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kemahiran dalam
mengenali dan mengklasifikasikan flora dan fauna dalam
lingkungannya, berkaitan pula dengan kecintaan seseorang pada
benda-benda alam, binatang dan tumbuhan. Kecerdasan ini
ditandai dengan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam, seperti
daun-daunan, awan, batu-batuan.
Anak yang memiliki kecerdasan naturalis cenderung
menyukai alam terbuka, akrab dengan hewan peliharaan. Mereka
memiliki keingintahuan yang besar tentang seluk-beluk hewan
dan tumbuhan (Armstrong, 2002).
724
Pengasuh dapat menyediakan kondisi dengan cara mengajak
anak-anak untuk menikmati dan mengamati alam terbuka,
menyediakan materi-materi seperti: membiasakan menyiram
tanaman, menanam biji-bijian dan mengamati pertumbuhannya,
menciptakan permainan dan program pembelajaran yang
berkaitan dengan unsur-unsur alam seperti: membandingkan
berbagai bentuk daun dan bunga-bungaan, mengamati perbedaan
tekstur pasir, tanah, kerikil, biji-bijian dan menirukan
karakteristik binatang.
Pengasuh dapat pula menyediakan buku-buku yang memuat
seluk-beluk hewan, alam, dan tumbuhan dengan gambar-gambar
yang menarik. Melakukan kegiatan eksperimen, investigasi,
menemukan fenomena alam, pola cuaca dan lain-lain. Kecerdasan
naturalis berada di wilayah-wilayah parietal kiri, berkaitan juga
dengan wilayah otak yang peka terhadap sensori persepsi dan
otak bagian kiri.
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang
terjauh, dengan makna hidup, makna kematian, nasib dunia
jasmani maupun rohani dan dengan makna pengalaman
mendalam seperti cinta atau kesenian. Juga berkaitan dengan
kemampuan merasakan, memimpikan, dan menjadi pemikir yang
menyangkut hal-hal yang besar.
Anak yang memiliki kelebihan kecerdasan eksistensial
cenderung memiliki kesadaran akan hakikat sesuatu. Banyak
pertanyaan muncul dari mereka mengenai berbagai hal yang
mungkin tidak terpikirkan oleh anak lain sebayanya.
Stimulasi untuk kecerdasan ini mungkin tidak mudah
dilakukan oleh pengasuh, tetapi pengasuh dapat memberikan
tugas untuk merenungkan sesuatu yang ada di sekitar anak,
bercerita yang diakhiri dengan pertanyaan-pertanyaan yang
725
menggugah kesadaran, seperti: "Bagaimana jika tidak mempunyai
Ibu"? "Bagaimana jika tidak ada air"? dan lain sebagainya
726
tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontakl dengnan
dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang lain. Rasa
aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan.
Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar
adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat
antara bayi dengan lingkungan dalah ibu.
Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui
pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan
pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Apabila pada umur ini
tidak tercapai rasa percaya dengan lingkungan maka dapat timbul
berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila pengalaman
untukmeningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan dasar
tidak terpenuhi secara adekwat, yaitu kurangnya pemenuhan
kebutuhan fisik., psikologis dan sosial yang kurang misalnya:
anak tidak mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia
lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan
sebagainya.
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa
percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi
selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan
anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya.
Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk
bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya misalnya:
kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu anak
menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan
mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perku
dikembangkan karena penting untik terbentuknya rasa percaya
diri dan harga diri di kemudian hari. Hubungan dengan orang lain
bersifat egosentris atau mementingkan diri sendiri.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support
dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif yaitu rasa
727
malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu
mengatasi tindakan yang di pilihnya serta kurangnya support dari
orangtua dan lingkungannya, misalnya orangtua terlalu
mengontrol anak.
3. Inisiatif Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )
Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan
memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak.
Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak
mulai diikut sertakan sebagai individu misalnya turut serta
merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di dapur. Anak
mulai memperluas ruang lingkup pergaulannya misalnya menjadi
aktif diluar rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat.
Hubungan dengan teman sebaya dan saudara sekandung untuk
menang sendiri.
Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan
segitiga antara Ayah-Ibu-Anak sangat penting untuk membina
kemantapan idantitas diri. Orangtua dapat melatih anak untuk
menguntegrasikan peran-peran sosial dan tanggungjawab sosial.
Pada tahap ini kadang-kadang anak tidak dapat mencapai
tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya, tetapi bila
tuntutan lingkungan misalnya dari orangtua atau orang lain terlalu
tinggi atau berlebihan maka dapat mengakibatkan anak merasa
aktifitasnya atau imajinasinya buruk, akhirnya timbul rasa kecewa
dan rasa bersalah.
4. Industri Vs Inferioritas ( 6-12 tahun )
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan
tugas atau perbuatan yang akhirnya dan dapat menghasilkan
sesuatu. Anak siap untuk meninggalkan rumah atau orangtua
dalam waktu terbatas yaitu untuk sekolah. Melalui proses
pendidikan ini anak belajar untuk bersaing (sifat kompetetif), juga
sifat kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima,
setia kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.
728
Kunci proses sosialisasi pada tahap ini adalah guru dan teman
sebaya. Dalam hal ini peranan guru sangat sentral. Identifikasi
bukan terjadi pada orangtua atau pada orang lain, misalnya sangat
menyukai gurunya dan patuh sekali pada gurunya dibandingkan
pada orangtuanya. Apabila anak tidak dapat memenuhi keinginan
sesuai standart dan terlalu banyak yang diharapkan dari mereka
maka dapat timbul masalah atau gangguan.
5. Identitas Vs Difusi Peran ( 12-18 tahun )
Pada tahap ini terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa
biologis seperti orang dewasa. sehingga nampak adanya
kontradiksi bahwa dilain pihak ia dianggap dewasa tetapi disisi
lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa
standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang
seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua sebagai sumber
perlindungan dan sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan
peran kelompok atau teman sebaya tinggi. Teman sebaya di
pandang sebagai teman senasib, patner dan saingan. Melalui
kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen dengan
peranan dan dapat menyalurkan diri. Remaja memilih orang-
orang dewasa yang penting baginya yang dapat mereka percayai
dan tempat mereka berpaling saat kritis.
Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan
antara lain adalah kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk
pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik), EMOSI-KASIH
SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan
intrapersonal) dan STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-
kecerdas an lain).Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi
yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama
untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-
penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan,
dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan
729
melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman,
memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan
hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan
contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan
STIMULASI meliputi rangsangan yang terus menerus dengan
berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan
motorik.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara
bersamaan sejak janin didalam kandungan karena akan saling
berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya
kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal.
Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi maka
kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi
dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka perkembangan
kecerdasan juga kurang bervariasi.
730
Secara fungsional biologis masa umur 6 bulan hingga 2-3
tahun adalah rawan. Masa itu tantangan karena konsumsi zat
makanan yang kurang, disertai minuman buatan yang encer dan
terkontaminasi kuman menyebabkan diare dan marasmus. Selain
itu dapat juga terjadi sindrom kwashiorkor karena penghentian
ASI mendadak dan pemberian makanan padat yang kurang
memadai (Jelife, 1989 dalam Supartini, 2004).Imunisasi pasif
yang diperoleh melalui ASI akan menurun dan kontak dengan
lingkungan akan makin bertambah secara cepat dan menetap
tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan. Infeksi dan diet
adekuat kan tidak banyak berpengaruh pada status gizi yang
cukup baik (Akre, 1994 dalam Supartini, 2004).
Bagi anak dengan gizi kurang, setiap tahapan infeksi akan
berlangsung lama dan akan berpengaruh yang cukup besar pada
kesehatan, petumbuhan dan perkembangan. Anak 1-3 tahun
membutuhkan kalori kurang lebih 100 kkal/kg BB dan bahan
makanan lain yang mengandung berbagai zat gizi (Supartini,
2004).
c. Usia Pra Sekolah (3-5 tahun)
Pertumbuhan anak usia ini semakin lambat. Kebutuhan
kalorinya adalah 85 kkal/kg BB. Karakteristik pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada usia pra sekolah yaitu nafsu makan
berkurang, anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan
teman, atau lingkungannya dari pada makan dan anak mulai
sering mencoba jenis makanan yang baru (Supartini, 2004).
731
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian
pertumbuhan fisik, antara lain tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala,
lingkaran dada, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm
span), proporsi tubuh/perawakan, dan panjang tungkai. Penilaian
pertumbuhan dimulai dengan memplot hasil pengukuran tinggi badan, berat
badan pada kurva standar (misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan lain
sebagainya), sejak dalam kandungan (intra uterin) hingga remaja.
Sedangkan penilaian perkembangan anak pada fase awal umumnya
dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional, yaitu motorik kasar,
motorik halus dan penglihatan, berbicara, bahasa dan pendengaran serta
sosial emosi dan perilaku. Salah satu alat untuk skrining yang dipakai secara
internasional, yaitu DDST (Denver Developmental Screening Test) disebut
sebagai Denver II dengan menggunakan pass-fail ratings pada 4 ranah
perkembangan, yaitu personal-social, fine motor adaptive, language, dan
gross motor untuk anak sejak lahir sampai usia 6 tahun.
Cara deteksi perkembangan
a. DDST (Denver development screnning test)
b. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
c. KPAP ( Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah)
d. Tes Daya Lihat dan tes Kesehataan Mata Anak Pra Sekolah
e. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Beberapa ukuran yang perlu diketahui sebagai patokan:
1. Berat badan (BB)
Rata-rata lahir normal : 3.000-3.500 gr
Umur 5 bulan : 2x berat badan lahir
Umur 1 tahun : 3x berat badan lahir
Umur 2 tahun : 4x berat badan lahir
Kenaikan berat badan pada tahun pertama kehidupan:
a. 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
b. 500-600 gram/bulan pada triwulan II
c. 350-450 gram/bulan pada triwulan III
d. 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
732
Pada masa pra sekolah kenaikan BB rata-rata 2 kg/tahun.
2. Tinggi badan (TB)
Rata-rata lahir normal : 50 cm
Umur 1 tahun : 1,5 x TB lahir
Umur 4 tahun : 2 x TB lahir
Umur 6 tahun : 1,5 x TB setahun
Umur 13 tahun : 3 x TB lahir
Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB setahun)
Sedangkan untuk perkembangan anak, banyak “milestone”
perkembangan anak yang penting, tetapi di bawah ini akan disajikan
beberapa “milestone” pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui
taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone”
perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak
pada umur tertentu), misalnya:
733
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga
perlu mendapat perhatian Frankenburg dkk (1981) melalui Denver
Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita
yaitu :
1. Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial )
2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek
perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina
Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar
734
WHO, dan NCHS yaitu : persentil ke 75 -25 dikatakan
normal, persentil 10-5 malnutrisi sedang, <, dan >
Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan kembali pada
hari ke-10.
a. Umur 10 hari : BBL
b. Umur 5 balan : 2 x BBL
c. Umur 1 tahun : 3 x BBL
d. Umur 2 tahun : 4 x BBL
e. Pra sekolah : meningkat 2 kg/tahun
f. Adolecent : meningkat 3-3,5 kg/tahun
g. Kenaikan BB pada tahun pertama kehidupan
h. Trimester I : 700-1000 gram/bulan
i. Trimester II : 500-600 gram/bulan
j. Trimester III : 350-450 gram/bulan
k. Trimester IV : 250-350 gram/bulan
l. Perkiraan BB dalam kilogram
m. Usia 3-12 bulan : umur (bulan) + 9
n. Usia 1-6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8
o. Usia 6-12 tahun : umur (tahun) x 7 – 5
2) Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi
disamping faktor genetik. Penilaian TB dapat dilakukan
dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Penilaian TB saat berdasarkan umur
menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara
presentase dari median dengan penilaian ; ≥90& adalah
normal, <, dan >
TB meningkat sampai tinggi maksimaldicapai, meningkat
pesat pada usia bayi dan adolecent dan berhenti pada usia 18
– 20 tahun.
TB dapat diperkirakan sebagai berikut :
a. Umur 1 tahun : 1,5 x TB lahir
735
b. Umur 4 tahn : 2 x TB lahir
c. Umur 6 tahun : 1,5 x TB setahun
d. Umur 13 tahun : 3 x TB lahir
e. Dewasa : 3,5 x TB lahir atau 2 x TB umur 2
tahun)
Atau dengan rumus Behrman
Lahir = 50 cm
Umur 1 tahun = 75 cm
Umur 2 – 12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77
Atau berdasarkan potensi genetik TB akhir :
Wanita = (TB ayah – 13 cm) +TB ibu ±8,5 cm
Pria = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah ± 8,5 cm
3) Lingkar kepala
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian
ini dapat dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali)
maka menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya
apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) akibat
penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis.
Peningkatan volume :
6 -9 bulan kehamila : 3 gram/24 jam
Lahir-6 bulan : 2 gram/24 jam
6 blan- 3 tahun : 0,35 gram/24 jam
3-6 tahun : 0,15 gram/24 jam
4) Pengukuran lingkar lengan atas
Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi
penilaian ini banyak berpengaruh pada keadaan jaringan
tubuh apabila dibanding dengan BB. Penilaian ini juga dapat
dipakai untuk menilai status gizi pada anak usia pra sekolah.
b. Pemeriksaan Fisik
Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan dengan cara
melakukan pemeriksaan fisik, dengan melihat bentuk tubuh,
736
perbandingan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya,
menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat
dan paha, menentukan jaringan lemak dilakukan pada triseps,
rambut dan geligi.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan dengan status keadaan penyakit, adapun
pemeriksaan yang dapat dilakukan ; pemeriksaan Hb, serum
protein (albumun, globulin), hormonal, dll.
d. Pemeriksaan radiologi
Dilakukan untuk menilai umur pertumbuhan dan perkembangan
seperti tulang (apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan )
3.1.2 Cara pemeriksaan perkembangan
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang
ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk
melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia
3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10
nomor yang harus dijawab oleh orang tuaatau pengasuh yang
mengetahui keadaan perkembangan anak.
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6
bulan,dst sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia ditetapkan
menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hri dibulatkan
menjadi 1 bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan ’ya’ atau
’tidak’ oleh orang tua. Setelah semua pertanyaan dijawab,
selanjutnya hasil KPSP dinilai.
1. apabila jawaban ’ya’ berjumlah 9-10, berarti anak tersebut
normal (perkembangan baik)
2. apabila jawaban ’ya’ kurang dari 9,maka perlu diteliti lebih
lanjut mengenai :
737
Apakah cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya
sudah sesuai. Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud
pertanyaan. Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus
diulang.
apabila setelah diteliti jawaban ’ya’ berjumlah 7-8, berarti
hasilnya meragukan dan perlu diperiksa ulang1 minggu
kemudian
apabila jawaban ’ya’ berjumlah 6 atau kurang, berarti
hasilnya kurang atau positif untuk perlu dirujuk guna
pemeriksaan lebih lanjut
738
setinggi anak duduk. Kartu E berisi 4 baris. Baris pertama huruf E
berukuran paling besar kemudian berasngsur-angsur mengecil
pada baris keempat. Apabila pada baris ketiga , anak tidak dapat
melihat maka perlu di rujuk.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksakan kesehatan
matanya. Perlu ditanyakan :
1. keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau
pusing
2. perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu
dekat, sering mengkedip-kedipkan mata
3. kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan
keluar air
4. apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata , maka
anak tersebut perlu dirujuk.
d. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Tes daya dengar berupa pertanyaan-pertanyaan yang
disesuaikan denga usia anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, > 16
bulan, > 9 bulan, > 11 bulan, > 12 bulan, > 24 bulan dan > 36
bulan. Setiap pertanyaan perlu dijawab ’ya’ atau ’tidak’. Apabila
jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal
sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.
739
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastic dengan gagang / pegangan
Kertas kosong
740
3.1.6 Skor Penilaian :
Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat. Uji coba dekat
tanda garis 50%.
P : Pass / Lewat. Anak melakukan uji coba dengan baik, atau
ibu / pengasuhanak memberi laporan ( tepat / dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukannya ).
F : Fail / Gagal. Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan
baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa
anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
No : No Opportunity / tidak ada kesempatan. Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan
tanda R.
R : Refusal / Menolak. Anak menolak untuk melakukan uji coba.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa
yang harus dilakukan, atau menanyakan kepada anak apakah ia
dapat melakukannya ( uji coba yang dilaporkan oleh ibu /
pengasuh anak tidak di skor sebagai penolakan ).
741
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba yang
seluruhnya terletak di sebelah kiri garis umur.
5. Tidak ada kesempatan ( No Opportunity )
Uji coba yang dilaporkan orangtua.
3.1.8 Intervensi :
1. Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
2. Suspek
Bila didapatkan ≥ 2 peringatan dan / atau ≥ 1 keterlambatan.
Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan
faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.
3. Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba yang terletak di sebelah
kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus
garis umur pada daerah 75 – 90 %.
4. Uji ulang dalam 1 – 2minggu
Bila pada uji ulang didapatkan hasil yang mencurigakan atau
tidak dapat diuji, maka pikirkan untuk merujuk anak tersebut.
742
A. Data subjektif
1. Identitas
Meliputi identitas dari pasien dan keluarga, yang mencakup :
Nama : berupa nama lengkap sebagai identitas
diri agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memberi asuhan
Umur : digunakan untuk penilaian klinis yang di
sesuaikan dengan umur
Jenis kelamin : jenis kelamin sangat diperlukan sebagai
penilaian data pemeriksaan klinis.
Agama dan suku : untuk memberi dorongan spiritual yang
sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
Nama,Umur,Pendidikan ,Pekerjaan,Penghasilan orang tua :
sebagai identitas tambahan yang
menggambarkan keakuratan data.
Alamat : berisi alamat lengkap agar mudah untuk di hubungi
apabila ada keperluan atau kepentingan
dengan klien
2. Keluhan utama
Meliputi keluhan yang dirasakan saat ini, yang disebabkan
pasien dibawa berobat ke rumah sakit atau BPS.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah anak sekarang menderita suatu
penyakit.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui apakah anak pernah menderita penyakit
menurun atau menular yang dapat mempengaruhi
perkembangannya sekarang.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adakah penyakit menurun atau menular yang
diderita anggota keluarga yang bisa mempengaruhi kesehatan
anak dan adakah keturunan kembar dalam keluarga.
743
6. Riwayat Prenatal, Natal, Postnatal dan Neonatal
a. Prenatal
Ditanyakan pada ibu ini kehamilan ke berapa, keluhan ibu
pada saat hamil ini, periksa ke mana dan sudah berapa kali
periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa.
b. Natal
Ditanyakan pada ibu melahirkan dimana, ditolong siapa,
bagaimana caranya serta penyulit yang dialami sewaktu ibu
melahirkan.
c. Postnatal
Ditanyakan pada ibu mengeluarkan darah yang bagaimana,
seberapa banyak, , ada luka jahitan.
d. Neonatal
Ditanyakan pada ibu tentang jenis kelamin, berat badan,
panjang badan bayi yang dilahirkan.
7. Riwayat imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi pasien,khususnya imunisasi
BCG,DPT,Polio,Campak,dan Hepatitis B hal tersebut juga
untuk membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Pola makan anak.berapa kali anak makan (3 kali / hari)
makanan yang dikonsumsi anak nasi, sayur, lauk pauk
atau bubur dan apakah ada kebiasaan minum susu.
b. Pola aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas (motorik kasar dan halus)
anak apakah sesuai dengan usia anak atau tidak. Seperti
dapatkah anak menendang bola
c. Pola Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali anak BAB ( 1 kali/
hari,warnanya,baunya) dan BAK ( 7-8 kali/hari,
warnanya,baunya)
744
d. Pola Personal Hygiene
Untuk mengetahui berapa kali anak mandi, ganti baju.( 2
kali/ hari)
e. Pola istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat atau tidur berapa jam/
hari. Tidur siang (2-3 jam/ hari) dan tidur malam ( 8-9
jam/ hari)
f. Pola Psikososial dan budaya
1) Psikologi
Bagaimana respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran
anaknya
2) Sosial
Apakah hubungan ibu dengan suami, keluarga serta
petugas kesehatan baik atau tidak.
3) Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang
merugikan termasuk pantang makanan, minum jamu
dan kebiasaan berobat jika sakit.
g. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap ibu terhadap agama
yang diyakininya.
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetris
Data antropometri : BB : apakah berat badan anak dalam
keadaan normal (≥ 2500 gr)
TB : apakah tinggi badan anak dalam
keadaan normal (≥45 cm)
LILA : lingkar lengan anak menentukan
status gizi anak ( ±11 cm)
745
LIKA : apakah lingkar kepala anak
dalam keadaan normal ( ±32 cm)
Tanda-tanda vital : TD : -
S : 36,5 o c-37,5 o c
N : 120-160x/menit
RR : 40-60x/menit
2. Pemeriksaan fisik khusus
(Terdiri dari inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi)
Kepala : tidak ada benjolan,bersih,bentuk
simetris,rambut hitam.
Muka : Tampak kemerahan ,tidak
oedema,tidak pucat.
Mata : simetris,konjungtiva merah
muda,sclera putih.
Hidung : Simetris,tidak secret,tidak polip.
Mulut : Bibir tidak kering,tidak
stomatitis.
Telinga : Simetris,bersih,tidak ada secret.
Leher : tidak ada pembesaran vena
jugularis,tiroid.
Dada : Simetris,tidak ada kelainan
wheezing dan ronchi.
Abdomen : Tidak ada benjolan
abnormal,tidak meteorismus.
Genetalia : Simetris,bersih
Anus : tidak ada hemoroid,bersih
Ekstremitas : normal,tidak oedema,tidak
sidaktili,tidak polidaktili
3. Pemeriksaan penunjang
A. Untuk perkembangan :
a. Screening gannguan perkembangan anak
b. Evaluasi lingkungan anak
c. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
d. Evaluasi bicara dan bahasa anak
746
e. Pemeriksaan Neurologi
f. Evaluasi penyakit-pemyakit metabolis
g. Integrasi dari hasil penemuan
h. Screening perkembangan informal
i. Screening perkembangan rutin
j. Screening perkembangan terfokus
B. Untuk pertumbuhan :
a. Pengukuran antropometrik
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Pemeriksaan radiologi
747
A. Untuk perkembangan
a. Screening gannguan perkembangan anak
b. Evaluasi lingkungan anak
c. Evaluasi penglihatan dan pendengaran
anak
d. Evaluasi bicara dan bahasa anak
e. Pemeriksaan Neurologi
f. Evaluasi penyakit-pemyakit metabolis
g. Integrasi dari hasil penemuan
h. Screening perkembangan informal
i. Screening perkembangan rutin
j. Screening perkembangan terfokus
B. Untuk pertumbuhan :
a. Pengukuran antropometrik
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Pemeriksaan radiologi
748
Tindakan pertama dan utama untuk mengatasi masalah dan
mencegah terjadinya masalah potensial yang mengancam keselamatan
jiwa pasien seperti konsultasi, kolaborasi, dan rujukan.
3.1.5 INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan
metode DDTK(Diteksi dini tumbuh kembang)
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan dan
pertumbuhan dengan menggunakan metode DDTK(Diteksi dini
tumbuh kembang)
3. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai usia
anak
4. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan - kelainan
dalam perkembangan dan pertumbuhan
5. Beritahu ibu tugas perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya
6. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di Posyandu
terdekat
3.1.6 IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi
yang telah dibuat serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien
3.1.7 EVALUASI
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan dalam diagnose dan masalah.
Subyektif : Data yang diperoleh dari keterangan pasien
Obyektif : Data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas
kesehatan
Assesment : Pendokumentasian dari hasil analisa dan
interpretasi data subyektif dan objektif
749
Planning : Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh
petugas kesehatan atau tim medis.
750