Askep Gerontik
Askep Gerontik
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 63 Tahun
Alamat : Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Magelang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal masuk panti werdha : 30 September 2015
E. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum : keadaan Tn M tampak lemah/letih. berat badan 85 kg.
b. Integumen : kulit pucat dan sianosis, turgor kulit elastis
c. Kepala
Bentuk : tidak bulat, tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe,
rambut rontok, rambut putih
d. Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,
penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata, tidak ada
nyeri dan tidak ada benjolan.
e. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret pada
hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F dan G
Berdasarkan data, maka Tn. M memperoleh skor A. Maka lansia tsb mempunyai
Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
b. Barthel Indeks
Termasuk manakah klien ?
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN NILAI
BANTUAN
1 Makan 5 10 Frekuensi : 3x 10
sehari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : nasi + lauk
pauk
2 Minum 5 10 Frekuensi : bila 10
haus
Jumlah : 7-8
gelas/hari
Jenis : air putih,
kopi
3 Berpindah dari kursi ke 5 - 10 15 8
tempat tidur, sebaliknya
4 Personal toilet (Cuci 0 5 Frekuensi : 2x 5
muka, menyisir rambut, sehari
menggosok gigi)
5 Keluar masuk toilet 5 10 10
(Mencuci pakaian,
menyeka tubuh)
6 Mandi 5 15 Frekuensi : 2x 15
sehari
7 Jalan dipermukaan datar 0 5 5
8 Naik turun tangga 5 10 5
9 Mengenakan pakaian 5 10 10
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1-2 10
kali/ hari
Konsistensi :
normal
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 2-3 10
kali/hari
Warna : kuning
12 Olah raga /latihan 5 10 Frekuensi : 5
1kali/minggu
Jenis : senam
13 Rekreasi pemanfaatan 5 10 Frekuensi : 1 10
waktu luang kali/hari
Jenis : nonton tv
Total score 113
Jumlah skoring :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Interprestasi hasil :
a. Salah 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 Kerusakan intelektual berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 5benar dan
5 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn”M” ringan
Interprestasi nilai :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Dari hasilMMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 19 ini menunjukkan bahwah
Tn”M” mengalami gangguan kognitif sedang.
I. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
a. Bangun dari kursi : Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
tubuhnya ke atas dengan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali. Nilai : 1
b. Duduk ke kursi : Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi. Nilai : 0
c. Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksaan mendorong sternum klien perlahan –
lahan 3 kali) : Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya. Nilai : 1
d. Mata klien tertutup dengan pengkajian menahan dorongan pada sternum, bagaimana
penglihatan dan keseimbangannya Nilai : 1
e. Perputaran leher : Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertilago, pusing, keadaan tidak stabil. Nilai : 1
f. Membungkuk (Perintahkan klien untuk mengambil obyek di lantai) : Tidak mampu
membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai,
memegang suatu objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha – usaha multipel untuk
bangun. Nilai : 0
2. Komponen berjalan /gerakan
a. Perintahkan klien untuk gerjalan ke tempat yang telah ditentukan (Jarak dekat) : Ragu-
ragu tersandung, memegang objek untuk dukungan. Nilai : 0
b. Ketinggian langkah kaki (Mengangkat kaki pada saat melangkah) : Kaki tidak naik dari
lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi
(≥2 inci). Nilai : 0
c. Kontinuitas langkah kaki (Observasi dari samping klien), langkah kaki konsisten /tidak :
Setelah langkah-langkah awal tidk konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara
kaki yang lain menyentuh lantai Nilai : 1.
d. Kesimetrisan langkah (Observasi dari samping klien, analisa), panjang langkah sama
/tidak : Panjang langkah tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang
lebih panjang, masalah dapat terjadi pada pinggul, lutut, pergelangan kaki, atau otot-otot
disekitarnya) Nilai : 1
e. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (Observasi dari belakang klien) : Tidak berjalan
dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi. Nilai : 1
Interpretasi hasil : Resiko jatuh sedang
Keterangan :
0-5 : resiko jatuh rendah
6-10 : resiko jatuh sedang
11-15 : resiko jatuh tinggi
sempit
DO
Frekuensi jantung klien takikardi
klien tampak letih
ekstremitas klien mengalami
edema
terdengar bunyi murmur pada
auskultasi jantung klien
RR klien 12x/menit
DS
2
Klien mengatakan sulit bernafas
Bersihan jalan nafas penurunan reflek
Klien mengatakan sulit batuk
tidak efektif batuk, penumpukan
karena ada yang menahan
secret
Klien mengatakan sesak nafas
DO
Klien mengalami sulit bernafas
(dispnea)
Terdengar bunyi ronkhi pada
. klien
RR 13x/menit
III.DIAGNOSA
Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk,
penumpukan secret
IV. PERENCANAAN
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Penurunan curah Setelah diberikan 1. Auskultasi nadi apical, 1. Biasanya terjadi
jantung berhubungan asuhan keperawatan observasi frekuensi, takikardi (meskipun
dengan Perubahan diharapkan tanda irama jantung pada saat istirahat)
kontraktilitas vital dalam batas untuk
miokardial/perubahan yang dapat diterima mengkompensasi
inotropik. (disritmia terkontrol penurunan
atau hilang) dan kontraktilitas
bebas gejala gagal ventrikuler.
jantung.
2. S1 dan S2 mungkin
KRITERIA 2. Catat bunyi jantung.
lemah karena
HASIL:
menurunnya kerja
Melaporkan pompa. Irama
penurunan gallop umum (S3
episode dan S4) dihasilkan
dispnea, angina. sebagai aliran darah
Ikut serta dalam ke dalam serambi
aktivitas yang yang distensi.
mengurangi Murmur dapat
beban kerja menunjukkan
jantung inkompetensi/
stenosis katup.
3. Penurunan curah
3. Palpasi nadi nadi jantung dapat
perifer menunjukkan
menurunnya nadi
radial, poplitea,
dorsalis pedis dan
postibial. Nadi
mungkin cepat
hilang atau tidak
teratur untuk
dipalpasi, dan
pulsus alternan
(denyut kuat lain
dengan denyut
lemah) mungkin
ada.
4. Pantau TD 4. Pada GJK dini,
sedang atau kronis,
TD dapat meningkat
sehubungan dengan
SVR.
5. Pucat menunjukkan
5. Kaji kulit terhadap menurunnya perfusi
pucat dan sianosis. perifer sekunder
terhadap tidak
adekuatnya curah
jantung,
vasokontriksi, dan
anemia. Sianosis
dapat terjadi sebagai
refraktori GJK.
6. Menurunkan stasis
vena dan dapat
6. Tinggikan kaki, menurunkan insiden
hindari tekanan pada thrombus atau
bawah lutut. pembentukan
embolus.
7. Meningkatkan
sediaan oksigen
7. Berikan oksigen untuk kebutuhan
tambahan dengan miokard untuk
nasal kanula atau melawan efek
masker sesuai hypoxia atau
indikasi. iskemia.
1. Beberapa derajat
spasme bronkus
2 Bersihan jalan nafas 1. Auskultasi bunyi terjadi dengan
tidak efektif Setelah diberikan nafas. Catat adanya obstruksi jalan nafas
berhubungan dengan askep diharapkan bunyi nafas, missal dan dapat/ tak
penurunan reflek kepatenan jalan mengi, krekels, dimanifestasikan
batuk, penumpukan nafas klien terjaga ronki. adanya bunyi nafas
secret dengan adventisius, misal
penyebaran, krekels
KRITERIA HASIL basah (bronchitis) ;
RR dalam batas bunyi nafas redup
normal dengan ekspirasi
Irama nafas mengi (emfisema)
dalam batas atau tak nya bunyi
nafas (asma berat).
normal
Pergerakan 2. Takipnea biasanya
sputum keluar ada pada beberapa
dari jalan nafas 2. Pantau frekuensi derajat dan dapat
Bebas dari pernafasan. Catat ditemukan pada
suara nafas rasio inspirasi dan penerimaan atau
tambahan ekspirasi. selama distress.
4. Memberikan klien
beberapa cara untuk
4. Dorong/bantu latihan mengatasi dan
nafas abdomen atau mengontrol dispnea.
bibir
5. Hidrasi air
membantu
5. Memberikan air menurunkan
hangat. kekentalan secret,
mempermudah
pengeluaran
V. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON HASIL PARAF
1 Kamis,1 Mengkaji nadi apical, Frekuensi jantung klien
oktober observasi frekuensi, irama mengalami takikardi yaitu
2015, 14.00 jantung 105x/menit
VI. EVALUASI
No
Hari/Tgl/jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx
Kamis, 1-10-15 S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
18.00 O : Klien tampak rileks
Klien tidak terlihat letih
A :Masalah keperawatan penurunan curah jantung
1
teratasi sebagian
P : Pada intervensi pemberian posisi fowler 45 derajat
dilanjutkan