Anda di halaman 1dari 2

Meningkatnya Pasien Positif Covid-19 di Rumah Sakit,

Bagaimana Pengakuan Akuntansinya?

Awal tahun 2020 menjadi periode yang sangat bergejolak di seluruh penjuru dunia dimana
wabah virus covid-19 yang muncul pada akhir tahun 2019, menyebar dengan cepat ke seluruh
penjuru dunia yang mengakibatkan terjadinya pandemi secara global. jumlah kasus
terkonfirmasi positif yang terus bertambah setiap harinya tidak hanya berpengaruh pada isu
kesehatan di seluruh dunia tetapi juga merambat hingga sektor ekonomi dunia.

Rumah sakit adalah organisasi yang sangat berperan dalam menangani penanganan pandemi
covid-19, mulai mengalami penurunan secara operasional bahkan sampai pada pendapatan
dari rumah sakit sebagai akibat dari bertambahnya beban rumah sakit dalam penanganan
pasien terkonfirmasi positif covid-19 yang terus naik setiap harinya. Penurunan ini juga di
salah satunya diakibatkan oleh menurunnya jumlah kunjungan dari pasien non-covid 19 ke
rumah sakit, baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.

Menurunnya tingkat pendapatan dari rumah sakit akan berdampak pada cash flow.
berkurangnya tingkat pendapatan dari rumah sakit akan ditambah meningkatnya jumlah
beban operasional dari rumah sakit di tengah kondisi pandemi ini dapat mengakibatkan
terancamnya kelangsungan dari rumah sakit jika kondisi ini terus berlangsung ke depannya.

Pemerintah Indonesia dalam menyikapi kondisi pandemi covid 19 ini menganggarkan dana
dari APBN untuk penanganan pasien covid 19. Secara sistematis, dana dari APBN ini akan
dia berikan kepada rumah sakit sebagai pembayaran untuk pemberian jasa yang telah
diberikan kepada para pasien covid 19 yang akan dicairkan pada akhir masa perawatannya,
sedangkan untuk beban atas perawatan pasien covid 19 ini akan ditanggung terlebih dahulu
oleh pihak rumah sakit (sistem reimburse) yang mana dari segi pengakuan pendapatan oleh
pihak rumah sakit untuk dana APBN pemerintah serupa dengan sistematisasi pengakuan
pembayaran berbasis akrual oleh pihak ketiga seperti melalui BPJS kesehatan, asuransi
kesehatan, dan jaminan kesehatan lainnya.
Yang menjadi masalah lain dalam penerapannya di lapangan, rumah sakit di indonesia
memiliki beberapa isu dalam pengelolaan dan pengakuan pendapatannya. permasalahan ini
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu: Kebijakan dari rumah sakit, Sumbar Daya Manusia
(SDM) yang belum mumpuni, dan Sistem informasi yang kurang mendukung.

Faktor-faktor ini sendiri secara langsung dapat menjadi salah satu penghambat dari rumah
sakit terkhususnya dalam segi pengakuan pendapatannya berkaitan dengan penanganan
pasien covid-19 dalam kasus pembayaran dari APBN pemerintah kepada rumah sakit yang
dilakukan secara reimburse, dapat mengakibatkan informasi yang bisa antara rumah sakit
dengan pemerintah terkait dengan sistematis pembayaran dan pengakuan pendapatannya.

Untuk penanganan dari permasalahan ini, pemerintah dan sivitas rumah sakit dapat
melakukan sosialisasi secara lebih menyeluruh terkait dengan pengaturan dari rumah sakit
terkhususnya dalam bidang akuntansinya, TIK yang mana mempengaruhi dari adanya
perubahan pelayanan dari rumah sakit yang berubah ke digital, merombak/ memodifikasi
sistem operasional dari rumah sakit . sehingga diharapkan dapat mengecilkan gap antar
rumah sakit sehingga dapat selaras kedepannya.

Author: Harits Taufik Hidayat, Ilham Muhammad Akbar, Joshua Adry Philander de Haan

Link publikasi media massa:


https://www.kompasiana.com/joshua0605/5fd62ccb8ede4843bb426372/meningkatnya-pasien
-positif-covid-19-di-rumah-sakit-bagaimana-pengakuan-akuntansinya

Anda mungkin juga menyukai