Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalahyang berjudul
³Orde Baru´. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Secara garis besar makalah ini memuat latar belakang
tenteng politik dalam negri era order baru, kehidupan di bidang ekonomi pada masa orde baru,
perkembangan sosial budaya pada masa orde baru. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak, penulis tidak mungkin menyelesaiakan penyusunan makalah ini,
untuk itu ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, terutama 7.DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................20 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaanmasa Sukarno
(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah
pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi
total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek kehidupan
rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni dan
konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna
mempercepat proses pembangunan bangsa. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas,
terdapat beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: ü Bagaiman latar belakang
lahirnya orde baru ? ü Bagaimana politik dalam negri pada masa orde baru ? ü Bagaimana kehidupan
bidang ekonomi pada masa orde baru ? ü Bagaimana perkembangan social budaya pada masa orde
baru ? BAB II PEMBAHASAN
Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain : 1. Terjadinya peristiwa
Gerakan 30 September 19652. 2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena
peristiwa Gerakan 30September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah
berlangsunglama.. 3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkanupaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan
bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat. 4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat
yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar- besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan
demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili
5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabungmembentuk Kesatuan
Aksi berupa ³Front Pancasila´ yang selanjutnya lebih dikenaldengan ³Angkatan 66´ untuk menghacurkan
tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30September 19656. 6. Kesatuan Aksi ³Front Pancasila´ pada 10
Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan’’TRITURA(Tri Tuntutan Rakyat). 7. Upaya
reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan KabinetSeratus Menteri tidak juga
memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinettersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam
peristiwa Gerakan 30 September 1965. 8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun
setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965
tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga
berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang
ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan
negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan. Upaya menuju pemerintahan Orde Baru : Setelah
dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.Penataan dilakukan didalam lingkungan lembaga tertinggi
negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan
rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena saat itu
Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerintahan.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya
Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.Pada tanggal
23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri
Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabatPresiden RI. Dengan Tap MPRS No.
XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari
Presiden Sukarno .Tanggal 12Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik
Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde
Baru. PadaSidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden
Republik Indonesia
A. .Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966)
adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Amper yaitu untuk
menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan
nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebutCatur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
· Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangA
· Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968
· Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
· Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya b.
B. .Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa
jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan..
C. .Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik Setelah pemilu 1971 maka dilakukan
penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan
penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada
ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-
politik, yaitu: · Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII,
danPartai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam). ·
Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, PartaiMurba, IPKI, dan
Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis). · Golongan karya (golkar) D. Pemilihan
Umum Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977,1982, 1987, 1992, dan1997.. E.
Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal 2 Agustus 1969.
Kebijakan lain yang di ambil pemerintah Orde baru adalah menetapkan peran ganda ABRI yang di
kenal dengan Dwifungsi ABRI.ABRI tidak hanya berperan dalam bidang pertahanan dan keamanan
Negara tetapi juga berperan di bidang politik.Hal terbukti dari banyaknya anggota ABRI
yang
ternyata memegang jabatan sipil seperti walikota,bupati dan gubenur
bahkan ABRI memiliki jatah di keanggotaan MPR/DPR.Alasan yang
mendasari kebijakan tersebut tertuang dalam pasal 27 ayat (1)UUD
1945.Pasal tersebut mengemukakan bahnwa “segala warga Negara
bersama kedudukankannya di dalam hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.Bukan hanya pada bidang politik
pemerintahan,ternyata kedudkan ABRI dalam masyarakat Indonesia
juga merambat di sector ekonomi.Banyak anggota ABRI menjadi kepala
skepala BUMN maupun komisaris di berbagai perusahaan swasta .
KEHIDUPAN BIDANG EKONOMI ORDE BARU Pada masa Demokrasi
Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh
kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit
ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program
pemerintah berorientasi pada usaha penyelamtan ekonomi nasioanl
terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan
keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat . Tindakan
pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal
tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 %
setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu
pemerintah menempuh cara sebagai berikut :
Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan DUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan
tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh
semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945. Lahirnya Orde Baru diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret.1966. Dengan demikian, Surat Perintah11 Maret
(Supersemar) sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.
Setelah pemberontakan PKI digagalkan, tokoh-tokoh PKI yang berhasil meloloskan diri dari
Jakarta ke berbagai daerah. Mereka masih terus melakukan propaganda dan gerakan-
gerakan yang menentang. Di samping itu, kondisi perekonomian Indonesia yang cukup
memprihatinkan memperbesar tuntutan rakyat terhadap pemerintah untuk segera
menyelesaikannya. Akhirnya, timbul kesatuan-kesatuan aksi yang dipelopori oleh para
mahasiswa di antaranya KAMI, KAPPI, KABI, KASI, KANI, dan KAGI. Berbagai kesatuan
tersebut menuntut penyelesaian politis terhadap mereka yang terlibat
G30S/PKI. Kesatuan-kesatuan aksi itu membentuk kesatuan barisan yang disebut Front
Pancasila. Tanggal 10 Januari 1966 dengan dipelopori oleh para mahasiswa, Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI) mengadakan demonstrasi besar-besaran di Universitas
Indonesia. Para demonstran menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat kepada pemerintah. Isi
tiga tuntutan rakyat yang dikenal dengan Tritura adalah,
1. BubarkanPKI.
2. Pembersihan Kabinet Dwikoradari unsur-unsur PKI.
3. Turunkan harga.
Pada tanggal 15 Januari 1966 diadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana
Bogor. Dalam sidang itu hadirpara wakil mahasiswa. Presiden Soekarno menuduh bahwa
aksi-aksi mahasiswa itu didalangi oleh CIA (Central Intelligent Agency) Amerika Serikat,
kemudian pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan perubahan
kabinet. Ternyata perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat karena banyaktokoh yang
diduga terlibat dalam G30S masih berada di dalam kabinet baru yang terkenal dengan
sebutan Kabinet Seratus Menteri. Pada saat pelantikan kabinet tanggal 24 Februari 1966,
para mahasiswa, para pelajar, dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju Istana Merdeka.
Aksi itu dihadang oleh Pasukan Cakrabirawa dan menyebabkan terjadinya bentrokan.
Dalam perlstiwaitu, seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang bernama Arief
Rahman Hakim gugur. Dengangugurnya Arief Rahman Hakim, maka suasana demonstrasi
makin memanas. Upaya perjuangan tentaradan penentangan terhadap Orde Lama terus
berlangsung. Pada tanggal 11 Maretl 966, secara resmiPresiden Soekarno mengeluarkan
surat perintah kepada Letjen Scenario atas nama presiden untuk mengambil tindakan
gund terjaminnya keamanan dan kertetiban serta kestabilan pemerintah. Suratperintah itu
kemudian dikenal dengan sebutan Supersemar 1966. Bag! Letjen Soeharto, surat
tersebutmerupakan sumber hukum untuk mengambil langkah-langkah yang penting dan
memberikan arahbaru bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Stabilitas nasional, yang pada waktu'itu mengalami gangguan akibat adanya dominasi PKI
dalam politik pemerintah yang mencapai puncaknya:pada peristiwa G30S/PKI, berusaha
dipulihkan kembali. Usaha pemulihan itu dilakukan antara laindengan dikeluarkannya
surat keputusan pembubaran PKI sejak tanggal 12 Maret 1966 yang kemudiandiperkuat
dengan dikeluarkannya Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966. Sejak 11 Maret 1966
bangsaIndonesia memulai perjalanan dan perjuangan baru yang kemudian dikenal dengan
masa Orde Baru.Pada hakikatnya, Orde Baru merupakan suatu sikap mental yang bertujuan
menciptakan tata kehidupansosial, politik, ekonomi, dan kultural yang dijiwai oleh
Pancasila dan UUD 1945 yang murni dankonsekuen. Hal-hal yang diperjuangkan dalam
Orde Baru adalah,
1. Sikap mental yang positif untuk menghentikan dan mengoreksi segala
penyimpangan atau
penyelewengan terhadap pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
2. Masyarakat yang adil dan makmur, baik materiil maupun spiritual melalui
pembangunan.
3. Sikap mental mengabdi kepada kepentingan rak'yat serta melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945
secara murni dan konsekuen.
Melalui hal-hal yang diperjuangkannya itu, Orde Baru menghendaki,
1. Suatu tata pikir yang lebih nyata dan tepat guna tanpa meninggalkan idealisme
perjuangan.
2. Mengutamakan kepentingan nasional.
3. Tata susunan negara yang lebih baik dan stabil.
4. Pimpinan dan pemerintahan yang kuat.
5. Utamakan konsolidasi ekonomi dan sosial di dalam negeri.
6. Pelaksanaan cita-cita demokrasi politik dan demokrasi ekonomi yang sungguh-
sungguh.
Landasan perjuangannya adalah,
1. Landasan idiil yaitu Pancasila.
2. Landasan konstitusional yaitu UUD 1945.
3. Landasan operasional yaitu Ketetapan-Ketetapan MPRS/MPR.
Asas-asas Pembangunan Nasional:
1. Asasmanfaat
2. Asas usaha bersama dan keluarga
3. Asas demokrasi
4. Asas adil dan merata
5. Asas perkehidupan dan
kesinambungan
6. Asas kesadaran hukum
7. Asas kepercayaan pada diri-sendiri
Untuk mencapai apa yang diperjuangkan dan apa yang dikehendakinya, Orde Baru
memerlukan adanya kejelasan arah dan usaha serta ukuran-ukuran Garis-garis besar
haluan Negara (GBHN). Dalam pelaksanaanya, diwujudkan melalui pembangunan di
segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan
lancar tanpa adanya stabilitas nasional yang mantap.
Oleh karena itu, Orde Baru langsung berusaha mewujudkan stabilitas politik
sekaligus stabilitas ekonomi. Programnya bertujuan untuk :
1. Memperbaiki penghidupan rakyat, terutama dibidang sandang dan pangan
2. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional
3. Melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.
Pada masa Orde Baru, kegiatan pembangunan secara bertahap segera
dilaksanakan. Berbagai persiapan mulai diupayakan. Pada tanggal 21-30 Maret 1968
diadakan sidang umum V MPRS. Sidang ini menghasilkan beberapa ketetapan antara
lain :
1. Jendral Soeharto diangkat sebagai presiden RI
2. Akan dibentuk cabinet pembangunan
Sebagai pelaksanaan ketetapan MPRS tahun 1968 tersebut, dibentuklah Kabinet
Pembangunan I, Kabinet ini bertugas melaksanakan lima macam program yang disebut
pancakrida.
Isi pancakrida yaitu :
1. Menciptakan ketenangan politik
2. Menysun dan merencanakan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
3. Melaksanakn pemilihan umum
4. Mengadakan pembersihan terhadap aparatur Negara
5. Mengikis habis sisa-sisa G30S/PKI dan penyelewengan-penyelewengan terhadap
Pancasila.
Program Kabinet Pembangunan I dapat dilaksanakan dengan baik. Stabilitas politik
berhasil diciptakan. Pembersihan terhadap G30S/PKI dapat dilaksanakan dengan baik,
termasuk menanggulangi penyelewengan-penyelewengan terhadap Pancasila.
Bermodal stabilitas nasional, pembangunan nasional Indonesia disegala bidang dapat
dilaksanakan. Tujuan pembangunan nasional dalah mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur secara merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, pembangunan perlu
direncanakan secara bertahap. Tahapan-tahapan pembangunan yang yang dikenal
dengan (Rencana Pembangunan Lima Tahun) I sampai dengan V. Repelita I sampai
dengan V yang berlangsung selama 25 tahun itu di kenal sebagai Pembangunan
Jangka Panjang tahap I. Rencana selanjutnya adalah pembangunan selama 25 tahun
ke depan yang disebut Pembangunan Jangka Panjang tahap II. Setiap tahapan
dilaksanakan selama 5 tahun, yaitu Pelita. Pelaksanaan Pelita selama 25 tahun I
(Pembangunan Jangka Panjang tahap, PJPT I) adalah sebagai berikut :
1. Pelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada
industri
mendukung sector pertanian. Pelita I telah menunjukkan hasil-hasil yang cukup
menggembirakan antara lain produksi beras telah meningkat dari 11,32 juta ton menjadi
14 juta ton. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 3 % menjadi 6,7 % per tahun. Pendapatan
rata-rata penduduk (pendapatan perkapita) dari 80 Dollar Amerika menjadi dapat
ditingkatkan menjadi 170 Dollar Amerika. Tingkat inflasi dapat ditekan menjadi 47.8
persen pada akhir Pelita II (1973/1974).
2. Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979) dengan strategi dasar diarahkan pada
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas nasional, dan
pemerataan pembangunan dengan penekanan pada sektor pertanian dan
pengembangan industri yang mengolah bahaan mentah menjadi bahan baku.
3. Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) yakni dengan titik berat pembangunan
pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
4. Pelita IV (1 April 1984-31 Maret 1989) dengan titik berat di sektor pertanian
untuk memanfaatkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian
lainnya. Pembangunan sektor industri meliputi industri yang menghasilkan barang
ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil
pertanian , dan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industr
5. Pelita IV (1 April 1989-31 Maret 1994) sektpr pertanian dan industri
diprogramkan untuk dapat menghasilkan barang ekspor industri yang menyerap banyak
tenaga kerja, baik industri yang mampu mengolah hasil pertanian dan swasembada
pangan, serta industri yang dapat menghasilkan barang-barang industri.
6. Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1998) sektor pertanian dan industri yang
dititikberatkan pada pembangunan industri nasionaal yang mengarah pada penguatan
dan pendalaman struktur industri didukung kemampuan teknologi yang makin
meningkat.
Walaupun setiap Pelita memiliki arah pembangunan yang berbeda,, akan tetapi
semuanya memiliki tujuan yang sama. Tujuan Pelita secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahterann rakyat
2. Keletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya.