Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Kerja K3

Faktor yang mempengaruhi K3:


Secara umum faktor tersebut adalah

1. Beban Kerja
a. Fisik
b. Mental

2. Kapasitas Kerja
a. Ketrampilan
b. Kesegaran jasmani dan Rohani
c. Status kesehatan/ Gizi
d. Usia
e. Jenis kelamin
f. Ukuran Tubuh

3. Lingkungan kerja
a. Fisik
b. Kimia
c. Biologi
d. Ergonomi
e. Psikologi

Klasifikasi bahaya yang terjadi:

1. Primary Hazards

1. Bahaya fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik.
2. Bahaya kimia, misalnya yang berkaitan dengan material/ bahan seperti antiseptik,
aerosol, insektisida, dan lain-lain.
3. Bahaya biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup yang berada di
lingkungan kerja seperti virus dan bakteri.
4. Bahaya psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis maupun organisasi
pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan
mental pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak beraturan, waktu kerja yang diluar
waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi,
suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dll sebagainya.

Secara lebih rinci faktor yang berkaitan dengan aspek sosial psikologis tampak pada tabel
berikut:
Kondisi yang menggambarkan bahaya
Kategori
Context to work
Fungsi dan budaya organisasi Komunikasi yang buruk, rendahnya
dukungan untuk pemecahan masalah dan
pengembangan pribadi, kurangnya
pemahaman terhadap tujuan organisasi
Peran dalam organisasi Ambiguitas dan konflik peran, tanggung
jawab terhadap orang lain
Pengembangan karir Ketidakpastian dan stagnasi karir,
underpromotion atau overpromotion,
insentif yang buruk, rendahnya nilai sosial
terhadap pekerjaan
Latitude keputusan/ pengendalian Partisipasi yang rendah pada pembuatan
keputusan, kurangnya pengendalian
terhadap pekerjaan (pengendalian,
khususnya pada bentuk partisipasi,
termasuk juga konteks dan wider
organizational issue)
Hubungan interpersonal pada pekerjaan Isolasi sosial atau fisik, buruknya hubungan
dengan atasan, konflik interpersonal,
kurangnya dukungan sosial
Home-work interface Konflik demand of work and home,
dukungan rendah dari rumah, masalah
dualisme karir
Lingkungan kerja dan perlengkapan kerja Masalah yang berkaitan dengan reliabilitas,
ketersediaan, kesesuaian, serta
pemeliharaan atau perbaikan terhadap
peralatan dan fasilitas
Desain tugas Kurangnya keragaman dari siklus singkat
kerja, fragmented atau meaningless work,
underuse of skills, tingginya ketidakpastian
Beban kerja/ workpace Beban kerja lebih atau kurang, kurangnya
pengendalian terhadap over pacing,
tingginya tingkat tekanan waktu
Jadwal kerja Waktu gilir kerja, jadwal pekerjaan yang
tidak fleksibel, waktu kerja yang tidak
dapat diprediksi, waktu yang panjang atau
unsocial

 Klasifikasi bahaya primer (primary hazards) menurut jenisnya tersebut membawa juga
pengertian mengenai sumber bahaya yang dapat kita bagi atas:

1. Manusia dengan segala karakteristiknya baik secara badani (fisik tubuh), mental,
pengetahuan, keterampilan dan yang lainnya.
2. Peralatan yang disainnya tidak tepat, kualiasnya mudah rusak ataupun kurang terawat,
dan lain-lain.
3. Material/ bahan yang secara kimiawi misalnya mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi,
dan lain-lain.
4. Lingkungan tempat berlangsungnya pekerjaan yang kurang memadai, seperti sempit,
kotor, licin, dan lain-lain.

2. Secondary hazard (bahaya sekunder)

Secondary hazard atau disebut juga bahaya sekunder adalah bahaya yang muncul sebagai
akibat terjadinya interaksi antara komponen-komponen pekerjaan (yang juga bisa berfungsi
sebagai sumber primary hazard). Interaksi ini sering kita sebut sebagai pekerjaan/ sistem kerja.

Anda mungkin juga menyukai