E.tata Laksana Hak Atas Tanah
E.tata Laksana Hak Atas Tanah
Gambar 2. Tampilan pencatatan hak tanggungan pada buku tanah dan sertipikat
Sumber: Aplikasi HTel Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.
c. Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT
Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis,
koordinasi, pemantauan, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang,
hak milik atas satuan rumah susun, hak pengelolaan, tanah wakaf, dan
pemberian izin peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan
perubahan pemanfaatan/ komoditas, peralihan saham, pengembangan dan
pembinaan PPAT, serta pengelolaan informasi dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data yuridis, serta evaluasi dan pelaporan.
Berikut merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT, yaitu :
1) Pencatatan Blokir
2) Pencabutan Blokir
3) Ganti nama pemegang hak tanggungan
4) Peralihan hak karena hibah, jual beli, lelang, pembagian hak
bersama, dan pewarisan.
5) Pencatatan sita
6) Surat Keterangan pendaftaran Tanah
7) Merger hak tanggungan
8) Ganti nama
9) Cassie
10) Pelantikan PPAT
11) Pengecekan sertipikat.
12) Pendaftaran perubahan Hak Atas Tanah (Penurunan Hak)
13) Pemisahan hak untuk Badan Hukum
2. Volume Pekerjaan/Target
Berikut merupakan progres penyelesaian pekerjaan pada Seksi
Hubungan Hukum Pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang per
17 Juli 2020, yaitu :
Tabel 1. Penyelesaian Pekerjaan Pada Aplikasi KKP Subseksi Penetapan
Tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat Tahun 2020 sampai
dengan 17 Juli 2020
Persentase
Dalam
No. Jenis Permohonan Jumlah Selesai Penyelesaian
Proses
(%)
Pendaftaran SK
1 4 1 3 25
Perpanjangan/Pembaruan Hak
Permohonan SK Pemberian
2 46 44 2 96
Hak Guna Bangunan Perorangan
Permohonan SK Pemberian
3 4 4 0 100
Hak Pakai
Permohonan SK Pemberian
4 2216 1922 294 87
Hak Milik Perorangan
TOTAL 2270 1971 299 87
Sumber : Komputerisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang
Persentase
Dalam
No. Jenis Permohonan Jumlah Selesai Penyelesaian
Proses
(%)
1 Hak Tanggungan Elektronik 84 80 4 95
6. PPNPN 17
Jumlah 22
4. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di Seksi Hubungan Hukum yaitu :
a. Pencatatan yang terdapat pada entrian pada aplikasi KKP
(Komputerisasi Kantor Pertanahan) yang tidak lengkap dan tidak
sesuai dengan arsip buku tanah
b. Pencatatan pada buku tanah yang tertukar
c. Penggantian nomor hak, NIB, dan nomor SU dengan nomor konter
yang baru sehingga terdapat banyak bidang tanah yang terploting 2
kali atau lebih karena penomoran yang berbeda pada obyek yang
sama.
d. Penggantian nomor hak, NIB, dan nomor SU juga menyebabkan
menghilangkan penelusuran mengenai riwayat tanah menjadi tidak
jelas
e. Arsip buku tanah/surat ukur yang pencarianya masih manual
f. Perbedaan penyelesaian pada aplikasi KKP dengan realisasi fisik
g. Penataan warkah yang belum tertata dengan baik
h. Banyaknya sertipikat yang menumpuk di loket penyerahan
1. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di Seksi Hubungan Hukum yaitu :
a. Pencatatan yang terdapat pada entrian pada aplikasi KKP
(Komputerisasi Kantor Pertanahan) yang tidak lengkap dan tidak
sesuai dengan arsip buku tanah
b. Pencatatan pada buku tanah yang tertukar
c. Penggantian nomor hak, NIB, dan nomor SU dengan nomor konter
yang baru sehingga terdapat banyak bidang tanah yang terploting 2
kali atau lebih karena penomoran yang berbeda pada obyek yang
sama. Selain itu penggantian nomor hak, NIB, dan nomor SU juga
menyebabkan menghilangkan penelusuran mengenai riwayat tanah
menjadi tidak jelas
d. Arsip buku tanah/surat ukur yang pencarianya masih manual
e. Perbedaan penyelesaian pada aplikasi KKP dengan realisasi fisik
f. Penataan warkah yang belum tertata dengan baik
g. Banyaknya sertipikat yang menumpuk di loket penyerahan
h. Pemeriksaan berkas permohonan HTel dalam bentuk scan pdf
menyulitkan karena koreksi yang dilakukan dapat dilakukan secara
fleksibel. Karena filenya merupakan file foto
2. Analisis Masalah
a. Pencatatan yang terdapat pada entrian pada aplikasi KKP
(Komputerisasi Kantor Pertanahan) yang tidak lengkap dan tidak
sesuai dengan arsip buku tanah.
Aplikasi KKP yang seharusnya merupakan data base elektronik
dari arsip buku tanah belum semuanya sesuai dengan arsip yang
tersimpan. Terdapat beberapa pencatatan yang belum terinput pada
catatan pendaftaran di KKP. Hal ini mengakibatkan tidak sinkronnya
riwayat pencatatan pada fisik buku tanah dengan di aplikasi.
Gambar 7. Pencoretan mengganti NIB dan nomor SU pada arsip buku tanah
Sumber: Arsip Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020
Gambar 8. Pencoretan mengganti nomor hak pada arsip buku tanah
Sumber: Arsip Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020
d. Arsip buku tanah/surat ukur yang pencarianya masih secara manual
Buku Tanah merupakan bagian penting dari pelayanan pertanahan
di seksi Hubungan Hukum Pertanahan sehingga apabila dalam
pencarian Buku Tanah tersebut mengalami kesulitan yakni
memerlukan waktu yang lama, dipastikan akan menghambat
pelayanan lainnya.
Berdasarkan data jumlah Buku Tanah yang diperoleh dari arsip
Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang yaitu terdapat 176.876 Buku
Tanah yang tersimpan dalam lemari arsip kayu.
Gambar 9. Lemari penyimpanan arsip buku tanah
Sumber: Dokumen pribadi penulis, 2020
Saat ini proses digitalisasi arsip sudah mulai berjalan dikantor
pertanahan kabupaten ketapang namun belum semuanya diterapkan.
Oleh karena itu banyak arsip yang pencariannya dilakukan secara
manual.
Tabel 7. Rekapan scan buku tanah dan surat ukur sampai dengan 17 Juli 2020
BUKU TANAH SURAT UKUR
No
Desa/Kelurahan WAK
. HM HGB WAKAF HM HGB
AF
1 Tengah 2846 1613 51 5
2 Kantor 2293 1756 29 1
3 Payakuamang 1211 525 177 2
4 Sukabangun Dalam 401 0 0
TOTAL 6844 1124 4295
Sumber : Data arsip buku tanah dan surat ukur yang di scan pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Ketapang
e. Perbedaan penyelesaian pada aplikasi KKP dengan realisasi fisik
Perjalanan berkas pada aplikasi KKP seharusnya juga diikuti
dengan berkas fisiknya. Ketika pada aplikasi KKP sudah dilakukan
pencatatan hingga persetujuan kepala seksi maupun kepala kantor,
maka juga dibarengi dengan fisiknya yaitu pencatatan dan
penandatangan sertipikat.
f. Penataan warkah yang belum tertata dengan baik
Warkah yang belum tertata baik dapat mengakibatkan kesulitan
dalam pencariannya ketika dibutuhkan. Misalnya dalam kegiatan
pencatatan pada pemeliharaan data ataupun jika dibutuhkan ketika ada
terdapat perkara.
Pengelolaan warkah yang baik disamping memerlukan dukungan
media penyimpanan juga memerlukan ruang/gedung penyimpanan
yang memadai sehingga warkah senantiasa dapat disimpan , dipelihara
dan dikelola dengan baik. Penyimpanan warkah yang baik dan tertata
rapih dapat membantu pencarian warkah yang mana diperlukan ketika
terjadi permasalahan sengketa dan konflik pertanahan yang ada.
Setiap tahunnya seiring dengan volume pekerjaan baik pekerjaan rutin
maupun program strategis nasional terus meningkat. Hal ini menjadi
permasalahan tersendiri terkait penyimpanan dan pengelolaannya.
g. Banyaknya sertipikat yang menumpuk di loket penyerahan
Sertipikat yang telah diselesaikan proses pendaftarannya banyak
yang menumpuk di meja loket pendaftaran. Penyebabnya bermacam-
macam diantaranya karena penyelesaian terlambat maupun berkas
yang sudah selesai namun belum diambil oleh pemohon.
Banyaknya sertipikat belum diambil di Loket Penyerahan menjadi
sebuah permasalahan tersendiri sebab produk yang menjadi output dan
diharapkan oleh pemilik tanah segera selesai. Namun tidak kunjung
diambil oleh pemilik sertipikat. Penumpukan sertipikat ini
menimbulkan masalah baru , dikhawatirkan sertipikat tersebut hilang.
h. Pemeriksaan berkas permohonan HTel dalam bentuk scan pdf
menyulitkan karena koreksi yang dilakukan dapat dilakukan secara
fleksibel. Karena filenya merupakan file foto.
Kelengkapan berkas permohonan HTel diterima secara
elektronik juga berupa upload scan berkas seperti APHB, sertipikat
dan setiap data yang masuk dalam redaksi APHB. Hal ini
mengakibatkan kesulitan dalam mengoreksi jika terdapat kesalahan
pada APBH seperti ketidaksesuaian redaksi pada APHB dengan
berkasnya.
F. Solusi
Berikut ini adalah solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan
tersebut diatas yaitu :
a. Memperbaiki pencatatan sesuai dengan fisik warkah disesuikan pada entrian
di sistem KKP. Sinkronisasi yang dilakukan antara fisik arsip buku tanah
dengan entrian pencatatan pada sistem di KKP harus dilakukan untuk
updating setiap data pendaftran tanah. Sehingga buku tanah yang sudah
terdata pada sistem KKP sesuai dengan di arsip maupun yang dipegang
oleh pemegang hak.
Gambar 13. Pencoretan mengganti NIB dan nomor SU pada arsip buku tanah
Sumber: Arsip Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020
Gambar 14. Perbaikan menyesuaikan pencatatan pada fisik buku tanah dengan KKP
Sumber: Aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.
d. Arsip buku tanah/surat ukur yang pencarianya masih manual
Untuk mempermudah pencarian, arsip buku tanah dan surat ukur
discan dan disimpan dalam bentuk file .pdf atau .jpg dan dibuatkan daftar
untuk mempermudah pencariannya.
Gambar 13. Rekapan arsip buku tanah dan surat ukur yang sudah di scan
Sumber: Arsip Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020
e. Perbedaan penyelesaian pada aplikasi KKP dengan realisasi fisik
Untuk mengatasi hal ini dibuatkan kartu kendali perjalanan berkas
f. Penataan warkah yang belum tertata dengan baik
Penyusunan warkah disusun dalam album dan dikelompokan pada
tiap-tiap desa.
g. Banyaknya sertipikat yang menumpuk di loket penyerahan
Aktif menghubungi pemohon untuk pemberitahuan penyelesaian
permohonan yang diajukannya.
h. Pemeriksaan berkas permohonan HTel dalam bentuk scan pdf menyulitkan
karena koreksi yang dilakukan dapat dilakukan secara fleksibel. Karena
filenya merupakan file foto.
Pada redaksi APHB yang keliru diberi catatan dengan menu stabilo
dan note untuk memberi catatan koreksinya.