Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

“Imunisasi HB dan HIB Pada Anak”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah:

Keperawatan Anak

Disusun Oleh:

Kelompok D

Ayyasa Amara 1911312029


Rachma Yulia Putri 1911312032
Salma Nur Rahma Dany 1911312038
Suci Faisal 1911312041
Derline Tiara Zoema 1911312044
Ariesta Dwi Putri 1911312047
Dilla Rahman 1911312050
Radhiatul Hamdi 1911312053
Dosen Pengampu; Ns. Arif Rohman Mansur, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKUTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2020

I
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Imunisasi HB dan HIB Pada Anak” dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak bisa untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini adalah sekumpulan materi tentang imunisasi HB
dan HIB pada anak yang terdiri dari konsep imunisasi serta terdapat Role play, yang
dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah Keperawatan Anak.

Makalah ini tidak hanya diambil dari satu sumber saja, melainkan dari berbagai
sumber.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada
dosen pembimbing dalam menyusun makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat terima kasih.

Padang, November 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................... 1

1.2 Rumusan Maslah.................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................. 2

BAB II: TINJAUAN TEORI.................................................................. 3

2.1 Pengertian Imunisasi............................................................ 3


2.2 Imunisasi Hepatitis B........................................................... 3
2.3 Imunisasi HiB...................................................................... 7
2.4 Role Play ............................................................................. 9

BAB III : PENUTUP.............................................................................. 14


DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes,2017).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi
imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan
lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.

Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar


lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1
bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2),
usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-
Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan
imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan
(DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).

Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang


dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan
kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis. Imunisasi
Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk
mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan
agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna. Imunisasi Campak diberikan untuk
mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia),
diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak
sekaligusrubella. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular
ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran
atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan

1
jantung bawaan. Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis
(radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan imunisasi?
b. Apa itu imunisasi HB?
c. Apa itu imunisasi HiB?
d. Bagaimana cara dan dosis pemberian imunisasi HB?
e. Apa kontraindikasi dan efek samping imunisasi HB?
f. Bagaimana waktu pemberian imunisasi HiB?
g. Apa efek samping dari imunisasi Hib?

1.3 Manfaat Penulisan


a. Untuk mengetahui konsep imunisasi
b. Untuk mengetahui apa itu imunisasi HB
c. Untuk mengetahui apa itu imunisasi HiB
d. Untuk mengetahui cara dan dosis pemberian imunisasi HB
e. Untuk mengetahui kontraindikasi dan efek samping imunisasi HB
f. Untuk mengetahui waktu pemberian imunisasi HiB
g. Untuk mengetahui efek samping dari imunisasi HiB

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan proses pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan cacat atau bahkan kematian.
Imunisasi wajib sudah terbukti aman dan bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit pada
anak sekaligus mencegahnya menularkan penyakit kepada anak yang lain. Meski terjangkit
infeksi, anak yang sudah mendapatkan imunisasi juga biasanya akan menunjukkan gejala yang
lebih ringan dibandingkan anak yang tidak diberikan imunisasi.

2.2 Imunisasi Hepatitis B (HB)

Imunisasi hepatitis B bertujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu infeksi hati
yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Jenis vaksin
yang digunakan adalah vaksin hepatitis B. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit ini terutama melalui suntikan yang
tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada
anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut
dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, warna kuning bisa
terkihat pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrosis
hepatic yakni kanker hati dan menimbulkan kematian.

2.2.1 Waktu dan Cara Pemberian

Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah


bayi lahir. Khusus bagi bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap virus hepatitis B, harus
dilakukan imunisasi pasif memakai imunoglobulin khusus antu hepatitis B dalam waktu
24 jam kelahiran. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan
antara suntikan Hb 1 dengan Hb 2, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan Hb 2
dengan Hb 3. Hepatitis B disuntikkan secara Intra Muscular (IM) di daerah paha luar
dengan dosis 0,5 ml.

3
2.2.2 Kontraindikasi dan Efek Samping

Imunisasi ini tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita penyakit berat.
Dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membahayakan janin.
Bahkan akan memberikan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu
maupun kepada bayi selama beberapa bulan setelah lahir.

Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat penyuntikkan
dan sistematis (demam ringan, lesu,perasaan tidak enak pada saluran pernafasan). Reaksi
ini akan hilang dalam waktu 2 hari. Jika bayi terlahir dari ibu yang terjangkit hepatitis B,
maka pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi wajib diberikan dalam waktu paling
lambat 12 jam setelah lahir. Bayi tersebut juga perlu mendapatkan suntikan
imunoglobulin hepatitis B (HBIG) untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap virus
hepatitis B dalam waktu cepat

2.3 Imunisasi HiB

Vaksin HiB adalah cara untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Haemophilus influenza tipe B (HiB). Mengutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Haemophilus influenza tipe B (HiB) adalah bakteri yang menyebabkan beberapa penyakit
berbahaya, seperti pneumonia dan meningitis. Penyakit ini sering menyerang anak-anak usia di
bawah usia 5 tahun. Bakteri HiB ditularkan melalui saluran pernapasan dari orang yang
terinfeksi ke orang yang rentan atau sistem kekebalan tubuhnya kurang baik. Di Indonesia,
vaksin HiB termasuk ke dalam daftar imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi dan anak-
anak. Artinya, imunisasi ini bisa diberikan secara gratis di puskesmas atau posyandu terdekat.
Imunisasi HiB bisa diberikan dalam bentuk vaksin mandiri atau kombinasi yang bergabung
dengan vaksin lainnya. Namun saat ini, vaksin HiB lebih sering digunakan dengan vaksin
kombinasi bernama pentabio.

Vaksin atau imunisasi HiB bekerja dengan mencegah penyebaran bakteri Bakteri
Haemophilus influenzae tipe B (HiB). Bakteri HiB ditularkan melalui saluran pernapasan dari
orang yang terinfeksi ke orang yang rentan atau sistem kekebalan tubuhnya kurang baik. Berikut
beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin HiB:

- Pneumonia

4
- Meningitis
- Osteomielitis
- Epiglotitis
- Selulitis

Rekomendasi dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), jadwal imunisasi
ini diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar dan satu kali sebagai booster atau penguat.
Pemberian vaksin ini bisa dalam bentuk suntikan mandiri atau sebagai bagian dari vaksin
kombinasi yang bergabung dengan imunisasi lain.

2.3.1 Kelompok Usia Pengguna

Jenis imunisasi kombinasi yang biasanya bergabung dengan HiB yaitu pentabio.
Berikut beberapa kelompok usia yang perlu mendapatkan vaksin ini:

a. Bayi

Berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), biasanya bayi
akan mendapatkan vaksin HIB pada usia 2,3,4 bulan. Kemudian rangkaian
imunisasi ini akan mendapatkan booster pada usia 15-18 bulan

b. Anak-anak

Untuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun dan rentang usia 15-18 bulan yang
sebelumnya belum menerima imunisasi HiB, akan membutuhkan 1 kali imunisasi
HiB tambahan. Ini untuk menguatkan tubuh dari paparan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B.

c. Anak usia di atas 5 tahun dan orang dewasa

Biasanya anak usia di atas 5 tahun dan orang dewasa tidak menerima vaksin HiB,
tapi ini direkomendasikan untuk mereka yang memiliki beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan yang membutuhkan imunisasi HiB seperti menjalani
transplantasi sumsum tulang dan operasi pengeluaran limpa.Imunisasi HiB juga
direkomendasikan untuk anak berusia 5-18 tahun yang memiliki penyakit HIV.
Imunisasi HiB bisa diberikan bersamaan dengan jenis vaksin lainnya.

5
2.3.2 Efek samping

Imunisasi termasuk ke dalam jenis obat sehingga bisa menimbulkan efek samping.
Namun tidak perlu khawatir karena efek samping yang ditimbulkannya cenderung ringan
dan akan sembuh dengan sendirinya. Berikut efek samping ringan yang biasanya terjadi
setelah pemberian vaksin HiB:

a. Demam ringan
b. Kulit kemerahan di area suntikan
c. Kulit sedikit bengkak setelah disuntik

Efek samping imunisasi ini akan mereda 2-3 hari setelah anak mendapatkan
vaksin. Namun meski kasusnya sangat jarang terjadi, vaksin bisa menyebabkan reaksi
alergi yang sangat parah. Beberapa tandanya yaitu:

a. Ruam di kulit sampai gatal


b. Kesulitan bernapas
c. Detak jantung cepat

2.4 Role Play Pemberian Imunisasi HB dan Hib

Narator : Shelly Ardianthy Perdana

Meja 1 : Pendaftaran (Khalifatunnisa Fitria)

Meja 2 : Penimbangan (Rizka Amalia)

Meja 3 : Pencatatan Hasil Penimbangan (Reni Wijayanti)

Meja 4 : Pemberian Informasi Imunisasi Campak (Nur Rahmadaniah)

Meja 5 : Pemberian Imunisasi (Zahrotul Lubaba Sari)

Ibu Pasien : Revina Syara

Kader : Putri Andini Tanjung

Desa Asmara akan mengadakan kegiatan bulanan posyandu.

6
Kader memberitahukan kepada warga bahwa 1 minggu lagi pada tanggal 5 bulan Desember 2016
akan diadakan posyandu.

Kader mengumumkan kepada warga.

Andini : Ibu-ibu jangan lupa pada tanggal 5 bulan desember 2016, ini kita ada posyandu
ya bu ,, di balai desa.

Ibu Pasien : Iya bu, jam 9 kan bu ..

Andini : Jangan lupa datang ya bu ..

Ibu Pasien : Iya bu, pasti saya datang bu ..

Desa Asmara mengadakan kegiatan posyandu. Setelah beberapa waktu ibu pergi ke posyandu.
Kemudian, setelah sampai di Posyandu petugas kesehatan mendata dan ibu mengambil nomor
antrian.

Ibu Pasien : Assalamualaikum bu.

Via : Wallaikumsalam ,, silahkan duduk bu,

Ibu Pasien : Iya bu,

Melalui : Bukunya ada bu?

Ibu pasien : Ada ini buku nya bu (sambil menyerahkan buku KIA)

Via : Bu oh iya, sekarang anaknya sehat kan?

Ibu pasien : Iya ibu, sehat kok anaknya

Via : Baiklah jadi sekarang anaknya bisa di suntik HB dan Hib ya bu

Ibu Pasien : Iya bu ,, bulan kemarin juga udah di kasih tau ..

Via : Iya bu, langsung ke situ aja ya, biar anaknya di timbang.

7
Menuju Meja 2 à Untuk Menimbang Bayi

Ibu Pasien : Selamat pagi bu, .. (sambil menggendong anaknya)

Rizka : Iya selamat pagi. Silahkan duduk.

Ibu pasien : Iya bu ... Ini mau nimbang anak saya bu…

Ibu Pasien : Kemarin itu kalau tidak salah beratnya 8 kg bu…

Rizka : Iya bu, ditimbang dulu ya anaknya (sambil menulis hasil penimbangan) berat
badan anaknya sekarang 8,4 kg ya bu. Naik 4 ons.

Ibu pasien : Iya bu ... Syukurlah kalau naik, tadi takut kalau badannya turun, soalnya
kemaren sakit panas.

Rizka : Iya bu. Ini sudah selesai nimbangnya bu… sekarang ibu dan bapak bisa langsung
kemeja 3 ya bu biar Jawabannya.

Ibu pasie : Iya bu… (sambil membawa buku KMS dan kertas kecil dari meja 2)

Menuju Meja 3 à Pencatatan

Ibu Pasien : Ini bu bukunya ..

Reni : Iya bu (catat hasil penimbangan ke buku KMS) a bit ya bu di catat dulu ..

Ibu Pasien : Iya bu ,,

Ren : (setelah selesai mencatat) Ini bu bukunya langsung ke samping ya bu ,, nanti


akan di kasih penjelasan sama bidannya.

Ibu pasien : Iya bu ,, makasih.

Menuju Meja 4 à Penyuluhan dan Konsultasi

8
Ns. Rahma : Ibu, ini umur anaknya sudah lewat dari 4 bulan ya, jadi disini layanan untuk
vaksin HB dan juga Hib 3 karena belum suntik Hb maupun Hib 3 Anak nya
tidak lagi batuk atau pilek kah bu?

Ibu Pasien : Alhamdulillah tidak bu

Ns. Rahma : Berarti sekarang bisa suntik ya

Ibu Pasien : Imunisasi ini tidak membuat demam kah bu?

Ns. Rahma : Seperti pemberian imunisasi lainnya, imunisasi ini juga dapat menimbulkan
demam Bu, juga pada beberapa kasus akan timbul kemerahan di kulit Bu. kalau
anak demam, ibu bisa memberikan obat untuk menurunkan panas bu, ibu ada
persediaan obat demam kan Bu?

Ibu Pasien : Ooo Begitu ya bu. Masih ada dirumah kemaren bu.

Ns. Rahma : Oh, berarti tidak usah dikasih obat demam ya bu. Jadi nanti kalau bayinya
demam baru diminumkan obatnya ya bu.

Ibu pasien : Suntiknya dipaha juga kah bu?

Ns. Rahma : Bukan bu, tapi di lengan kiri atas

Ibu pasien : Iya bu, saya mengerti. Tapi benar-benar gak papa kan bu ..

Ns. Rahma : Iya gak apa-apa kok pak, nanti di minumin sirupnya kalo badannya panas,

Ibu pasien : Iya bu makasih

Ns. Rahma : Ibu langsung ke sana aja gambar adeknya langsung di suntik

Menuju Meja 5 à Pemberian Imunisasi

Ns. Lubaba : Ibu silahkan duduk di sini ya bu, gendongannya di pindah di sebelah kanan ya
bu ,, lengan bajunya di buka .. soalnya nanti di daerah sini yang akan di suntik ,,
ibu pegang tangan dan tidak pasti anaknya tidak bergerak ..

Ibu pasien : Iya bu, pelan-pelan ya bu ..

9
Ns. Lubaba : Iya bu (sambil menyuntik)

Setelah di suntik, bidan memberikan parasetamol

Ns. Lubaba : Ada obatnya kah bu, sudah?

Ibu pasien : Ada bu ae

Ns. Lubaba : Diminum ya kalau bayinya demam

Ibu pasien : Iya bu, Terimakasih Bu bidan ...

Ns. Lubaba : Sebelum ibu pulang mampir ke meja sebelah sana ya bu

Pemberian bubur

Andin : Ini bu buburnya, bulan depan kesini lagi ya bu untuk timbang berat badan
bayinya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Imunisasi hepatitis B bertujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu infeksi hati
yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Penyebaran
penyakit ini terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses
persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Khusus bagi
bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap virus hepatitis B, harus dilakukan imunisasi pasif
memakai imunoglobulin khusus antu hepatitis B dalam waktu 24 jam kelahiran.

Imunisasi ini tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita penyakit berat. Dapat
diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membahayakan janin. Reaksi imunisasi
yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat penyuntikkan dan sistematis . Jika bayi terlahir
dari ibu yang terjangkit hepatitis B, maka pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi wajib
diberikan dalam waktu paling lambat 12 jam setelah lahir. Pemberian vaksin ini bisa dalam
bentuk suntikan mandiri atau sebagai bagian dari vaksin kombinasi yang bergabung dengan
imunisasi lain. Jenis imunisasi kombinasi yang biasanya bergabung dengan HiB yaitu pentabio.

Imunisasi HiB bisa diberikan secara tunggal atau gabungan dengan vaksin lain. Harga
imunisasi HiB tunggal , tergantung mereknya. Namun tidak perlu khawatir karena efek samping
yang ditimbulkannya cenderung ringan dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun meski
kasusnya sangat jarang terjadi, vaksin bisa menyebabkan reaksi alergi yang sangat parah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Corben, P. & Leask, J. (2016). To Close the Childhood Immunization Gap, We Need a Richer
Understanding of Parents’ Decision-Making. Human Vaccines & Immunnotherapeutics.
12(12), pp. 3168-3176.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini
Rinciannya.
World Health Organization (2019). Hepatitis B.

12

Anda mungkin juga menyukai