Anda di halaman 1dari 11

D.

Model Quantum Teaching

Model Quantum Teaching sama dengan sebuah simfoni, yang terdidi dari
dua unsur, yaitu: konteks dan isi.

Konteks adalah latar untuk pengalaman dan merupakan keakraban ruang


orchestra (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain music (suasana).
Keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerjasama (landasan), dengan
interpretasi sang maestro terhadap lembaran music (rancangan). Unsur-unsur ini
berpadu dan kemudian menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluru.

Isi anggaplah lembaran music itu sendiri sebagai isi not-not nyata pada
sebuah halaman. Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase music dimainkan
(penyaji). Isi juga meliputi fasilitas ahli sang maestro terhadap orchestra,
memanfaatkan bakat setiap pemain music dan potensi setiap instrument.

Porter (2000:3) menyatakan bahwa, Quantum Teaching menunjukan


kepada anda menjadi guru yang baik. Quantum Teaching cara-cara yang baru yang
memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-
pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang anda ajarkan. Dan dengan
menggunakan metode Quantum Teaching anda akan dapat menggabungkan
keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pelajaran yang
akan melejitkan prestasi siswa.

Quantum Teaching merupakan suatu proses pembelajaran dengan


menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar
mengajar dan membuat proses tersebut menjadi lebih menyenangkan. Cara ini
memberikan sebuah gaya mengajar yang memberdayakan siswa untuk berprestasi
lebih dari yang dianggap mungkin. Juga membantu guru memperluas keterampilan
siswa dan motivasi siswa, sehingga guru akan memperoleh kepuasan yang lebih
besar dari pekerjaannya.

E. Mempraktikkan Quantum Teaching

Sepuluh hal yang harus diperhatikan untuk menerapkan Quantum Teaching, yaitu :
1. Mengorkestrasikan Kesuksesan Melalui Konteks ( Menata Panggung)

Dalam mengubah segala detail, kita harus menyiapkan lingkungan dimana


siswa dapat memiliki keadaan prima, mau bertanggung jawab, dan dapat saling
mempercayai. Sebuah tempat tanpa batas untuk mencapai semua itu.

Kelas harus dapat menjadi “ rumah” tempat siswa terbuka terhadap umpan
balik dan mempercayainya, tempat mereka belajar mengakui dan mendukung
orang lain, tempat mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan
menerima, belajar dan tumbuh.

Untuk itulah kita sebagai guru harus melakukan hal-hal di bawah ini

a. Suasana
Menciptakan suasana yang menggembirakan, karena suasana yang
gembira akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
b. Landasan
Yang dimaksud landasan di sini adalah kerangka kerja, meliputi tujuan,
keyakinan, kesepakatan kebijakan, dan aturan-aturan yang memberi guru
dan siswa sebuah pedoman untuk belajar dalam komunitas belajar.
c. Lingkungan
Semua hal yang mendukung proses belajar. Misalnya: Pencahayaan, cat
kelas, pengaturan meja, tanaman, music yang mendukung suasana dll
d. Rancangan
Penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bias menumbuhkan mnat
siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar- menukar
informasi.

2. Mengorkestrasikan Suasana Yang Menggembirakan


Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan social dan suasana kelas adalah
penentu psikologis utama yang memengaruhi belajar akademis (Walberg dan
Greeberg, 1997)
Bahan kunci untuk menciptakan suasana yang bagus adalah :
a. Kekuatan Niat
Niat atau kepercayaan guru akan kemampuan dan motifasi siswa, harus
terlihat dengan jelas. Percayalah bahwa siswa dapat melakukan yang
terbaik, dapat berhasil, ingin berhasil, dan akan berhasil.
Agar semua ini dapat betul-betul tercapai, maka guru harus menyingkirkan
semua ancaman, libatkan emosi siswa dan jalin hubungan yang baik antara
guru dan siswa.
b. Jalin Rasa Simpati Dan Saling Pengertian
Rasa simpati dan saling pengertian antara guru dan siswa akan membangun
jembatan menuju kehidupan bergairah siswa, mengetahui minat siswa,
berbagai kesuksesan puncak siswa, dan berbicara dengan bahasa hati
mereka. Hal ini bias memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan
pengelolaan kelas, dan meningkatkan kegembiraan.
c. Keriangan Dan ketakjuban
Ciptakanlah kesempatan untuk membawa kegembiraan, karena dapat
membuat siswa belajar dengan mudah dan bahkan dapat mengubah sikap
negatif. Siswa. Caranya dengan afirmasi (penguatan dan penegasan),
pengakuan dan kepercayaan.
d. Pengambilan Risisko
Belajar itu mengandung risiko, setiap kali kita berpetualang untuk belajar
sesuatu yang baru, kita mengambil risiko besar di luar zona nyaman kita.
e. Rasa Saling Memiliki
Rasa saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan, kesepakatan, dan
dukungan dalam belajar.
f. Keteladanan
Semakin banyak kita memberikan teladan, siswa semakin tertarik
dan mulai mencontoh kita. Karena siswa merasakan adanya kecocokan
antara keyakinan dan perkataan guru dengan perbuatan.
3. Mengorkestrasikan Landasan Yang Kukuh.

Landasan bertujuan membangun konteks untuk QT. Guru dapat


menciptakan landasan yang kukuh di kelas dengan menggariskan parameter dan
pedoman yang jelas untuk diikuti siswa. Parameter ini harus jelas bagi siswa dan
mereka harus berkomitmen untuk mengikutinya.

Pedoman dan parameter yang jelas tersebut antara lain

a. Tujuan
Tujuan yang kita tetapkan harus sama untuk semua siswa
b. Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip ini mirip dengan kesadaran bersama yang akan menuntun
perilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai
dan mendukung prinsip-prinsip ini agar melekat, semua orang harus setuju
dan menjunjung tinggi prinsip tersebut. Contoh prinsip sebagai kunci
keberhasilan meliputi: Kejujuran, kegagalan adalah awal dari kesuksesan,
berbicara dengan niat baik, hidup di saat ini, komitmen, tanggung jawab,
sikap luwes, kesinambungan.
c. Kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan.
- Kesepakatan merupakan daftar cara sederhana dan konkret untuk
melancarkan jalannya pelajaran.
- Kebijakan, mendukung tujuan komunitas belajar.
- Peraturan, lebih ketat daripada kesepakatan atau kebijakan. Melanggar
peraturan harus menimbulkan konsekuensi yang jelas.

4. Mengorkestrasikan Lingkungan Yang mendukung

Marilah kita mengenal quantum teaching lebih akrab, lingkungan yang


memacu belajar dan meningkatkat daya ingat siswa.
a. Lingkungan sekeliling
Lingkungan sekeliling di dalam kelas mempengaruhi belajar siswa.
Menurut Dhority (Porter, 2005: 66) lingkungan sekeliling dapat membantu
meningkatkan konsentrasi siswa dan juga dapat menghambat siswa dalam
belajar. Menurut Porter model pembelajaran Quantum Teaching
memberikan beberapa ide yang dapat digunakan untuk membangun
lingkungan belajar yang mempertajam daya ingat dan pemahaman siswa
dalam proses belajar mengajar berupa pemasangan poster ikon, poster
afirmasi dan penggunaan warna (Wardani, 19:2007). Poster ikon
menampilkan isi pelajaran secara visual, berupa gambar yang berhubungan
dengan tujuan yang ingin dicapai saat pelajaran berlangsung. Poster
afirmasi digunakan untuk menguatkan motivasi siswa berupa pesan-pesan
seperti, ”Aku mampu mempelajarinya” dan ”Aku semakin pintar dengan
setiap tantangan baru” (De Porter, 2005:68). Untuk lebih memperkuat
pengajaran, digunakan warna-warna tertentu dalam penulisan materi
pelajaran. Warna hijau, biru, ungu, dan merah untuk kata-kata penting,
jingga dan kuning untuk menggaris bawahi, serta hitam dan putih untuk
kata-kata penghubung (De Porter, 2005:69). Warna juga dapat digunakan
untuk membuat poster afirmasi agar pesan yang di sampaikan tampak
semakin jelas.

b. Alat bantu

Alat bantu merupakan benda yang digunakan untuk mewakili suatu


gagasan (Porter, 2005:70). Alat bantu dapat membantu secara visual dan
kinestetik proses pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

c. Pengaturan bangku

Pengaturan bangku memainkan peran penting dalam pembelajaran


(De Porter, 2005:70). Pengaturan bangku bertujuan untuk memudahkan
jenis interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran.

d. Tumbuhan dan aroma

Tumbuhan dan aroma dihadirkan untuk memberikan suasana tenang


dan segar. Menurut Hirch (De Porter, 2005:72) manusia dapat
meningkatkan kemampuan berfikir mereka secara kreatif sebanyak 30%
saat diberikan aroma tertentu. Aroma mint, kemangi, jeruk, kayu manis,
dan rosemary dapat meningkatkan kewaspadaan mental. Untuk
memberikan ketenangan dan relaksasi dapat digunakan aroma lavendel,
kamomil, jeruk dan mawar (Lavabre dalam De Porter, 2005: 72).

e. Musik
Musik dalam pendidikan dapat menata suasana hati, meningkatkan
hasil belajar, dan menyoroti hal-hal penting (De Porter, 2005:75). Musik
menciptakan kondisi santai dan menciptakan lingkungan mendukung yang
berkesinambungan. Menurut Brown (De Porter, 2005:75) musik membantu
siswa lebih mudah menyimpan informasi dan memperoleh nilai tes lebih
tinggi. Jadi, penggunaan musik dalam proses pembelajaran dapat
membantu menciptakan pembelajaran yang efektif.
Berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan, yakni rendahnya
motivasi dan hasil belajar, maka musik akan dihadirkan dalam proses
pembelajaran. Hal ini mengacu pada pendapat De Porter (2005:75) bahwa
musik dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar yang diinginkan,
selain dapat digunakan untuk menata suasana hati.

5. Mengorkestrasikan Perancangan Pengajaran Yang Dinamis

Agar kita dapat merangsang pengajaran yang dapat memuaskan belajar


siswa, memanfaatkan serangkaian kecerdasan siswa, melejitkan motifasi mereka
dan menyiapkan mereka meraih sukses, maka kita tempuh dengan cara bawalah
dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia mereka ke dunia kita. Modalitas VAK
(visual, audiovisual, kinestik),Model kesuksesan,kerangka perancangan quantum
teaching, kecerdasan berganda bertemu SLIM-N-BIL

Yang dimaksud dengan SLIM-N-BIL adalah

 Special-visual : berpikir dalam citra gambar


 Linguistik-verbal : berpikir dan berkata-kata
 Interpersonal : berpikir lewat komunikasi dengan orang lain
 Musical ritmik : berpikir dalam irama dan melodi
 Naturalis : berpikir dalam acuan alam
 Badan Kintetic : berpikir melalui snsasi dan gerak tubuh
 Interpersonal : berpikir secara reflektif
 Logis-matematik : berpikir dengan penalaran

6. Kesuksesan Melauli Isi

Isi berkaitan dengan penyajian yang prima fsilitas yang luwes, ketrampilan
belajar, Dan ketrampilan hidup.

7. Mengorkestrasikan Presentasi Prima.

Bagaimana cara kita memanfaatkan suara, wajah, tubuh, dan kata-kata


untuk meningkatkan keefektifan berbicara ?
a. Sebagai seorang Quantum Teaching
Mempunyai ciri-ciri: antusias, berwibawa, positif, supel, humoris, luwes,
terbuka, fasih, tulus, spontan, menarik, dan tertarik, menganggap siswa
mampu, menetapkan dan memelihara harapan tinggi.
b. Pencocokan modalitas
Modalitas untuk memproses rangsangan terdiri dari tiga jalan, yaitu: visusl,
audio visual dan kinestik.
c. Empat prinsip komunikasi ampuh
Yaitu memunculksn kesan atau citra, arahkan focus, bersifat mengajak dan
bersifat tepat sasaran.
d. Komunikasi nonverbal
Semua seolah-olah bersuara. Pesan dan bahasa tubuh itu sama dan
sebangun dengan menggunakan kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh,
nada suara postur (sosok) secara efektif.
e. Paket prestasi efektif
Ada saatnya kita mengajar, memberi petunjuk dan mengilhami, semuanya
berbeda-beda. Perbedaan itu disususn dalam tiga paket, yaitu penemu,
pemimpin dan pengaruh
f. Penambatan
Tambatan merupakan tanggapan terasosiasi terhadap ragsangan yang
diberikan untuk menarik minat siswa. Penambatan terdiri dari tambatan
pribadi, tambatan lokasi, tambatan lisan.

8. Mengoreksi Fasilitas Elegan

Bagaimana caranya agar tetap pada jalur dan menjaga minat para siswa?
Gunakan :
a. Pinsip KEG
Know it (ketahui hasilnya), Explain it (Jelaskan hasilnya), Get it and give
feedback (dapatkan hasil dan berikan umpan balik)
b. Modal kesuksesan dari sudut pandang fasilitator.
c. Memengaruhi perilaku dengan tindakan.
d. Menciptakan strategi.
e. Tanya jawab belajar.

9. Mengorkestrasikan Ketrampilan Belajar

Ada lima ketrampilan yang dapat merangsang belajar


 Konsentrasi terfokus
 Cara mencatat
 Organisasi dan persiapan tes
 Membaca cepat
 Teknik mengingat

10. Mengorkestrasikan Ketrampilan Hidup

a. Hidup dengan penuh tanggung jawab, pilihan, solusi, kebebasan dan


keamanan.
b. Komunikasi yang jernih dengan observasi, pikiran, perasaan, dan keinginan
c. Membina hubungan baik antara guru, siswa, pegawai sekolah, dan wali murid
11. Mengorkestrasika Kesuksesan Melalui Praktek

Marilah kita mempraktikkan apa yang kita ketahui tentang segala sesuatu
pengetahuan yang sudah kita terima dengan cara: meringkas bab, lakukan beberapa
langkah dalam belajar, raih kesempatan dan persahabatan

F. Kerangka rancangan pembelajaran Quantum Teaching

Dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, model


pembelajaran quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap (De
Porter, 2005:7-8).
Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Segalanya berbicara artinya segala dari lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh, rancangan pelajaran semua mengirimkan pesan tentang belajar;
2. Segalanya bertujuan artinya semua yang terjadi dalam pengubahan
mempunyai tujuan;
3. Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar yang paling baik
terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh
nama untuk apa mereka mempelajarinya;
4. Mengakui setiap usaha artinya pada saat siswa belajar, mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka;
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan artinya perayaan
memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan sikap positif
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Kerangka pembelajaran Quantum Teaching dikenal sebagai TANDUR


dengan kata Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi dan Rayakan.
Kerangka ini dapat membuat siswa menjadi tertarik dan berminat pada suatu
pelajaran dan dapat juga memastikan siswa mengalami pembelajaran, berlatih,
menjadikan isi pelajaran nyata bagi siswa itu sendiri, dan mencapai sukses.
Kerangka pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhkan
Guru membuat pertanyaan tentang kemampuan siswa dengan
memanfaatkan pengalaman siswa dan mencari tanggapan, manfaat serta komitmen
siswa. Guru membuat strategi dengan melakukan aplikasi ataupun cerita tentang
pelajaran yang bersangkutan.

2. Alam
Guru memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan siswa berdasarkan
pengalaman siswa dan mampu mengasah otak siswa agar dapat menyelesaikan
masalah. Siswa dapat memahami informasi ataupun kegiatan serta memanfaatkan
fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Namai
Pemberian nama (simbol-simbol) ataupun identitas dan mendefinisikan
suatu pertanyaan. Guru mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi
belajar dengan menggunakan gambar, warna, alat bantu, kertas atau alat yang
lainnya. Siswa dapat mengetahui informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan
sebagainya berdasarkan pengalaman agar pengetahuan tersebut berarti.

4. Demonstrasikan
Guru memberi peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan
pengetahuan siswa ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupannya.
Siswa dapat memperagakan atau mengaplikasikan tingkat kecakapannya dengan
pelajaran.

5. Ulangi
Guru mengulangi hal-hal yang kurang jelas bagi siswa. Siswa dapat dengan
mudah memahami dan mengetahui pelajaran tersebut. Guru memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan pengetahuan kepada siswa yang lain.

6. Rayakan
Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong siswa memperkuat rasa
tanggung jawab dan mengamati proses belajar sendiri. Perayaan tersebut akan
mengajarkan siswa mengenai motivasi belajar, kesuksesan, langkah menuju
kemenangan. Pujian yang didapatkan akan mendorong siswa agar tetap dalam
keadaan bersemangat dalam proses belajar mengajar.
Biasanya pada saat siswa mencapai sesuatu, siswa hanya melanjutkan
kegiatan selanjutnya, tanpa menciptakan daya pendorong untuk mengulangi
keberhasilan itu. Sebagai guru, kiranya menanamkan bibit kesuksesan, dan selalu
menghubungkan belajar dengan perayaan. Perayaan tersebut dapat dilakukan
dengan tepuk tangan, pujian dan memberi penilaian.
Kerangka rancangan belajar TANDUR dalam model pembelajaran
quantum teaching digunakan sebagai cara yang efektif dalam menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, membantu merancang dan menyampaikan
pengajaran, dan memudahkan proses belajar.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/prinsip-model-
pembelajaran-quantum.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Daftar Pustaka
Deporter, Bobbi dkk. 2000. Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/prinsip-model-pembelajaran-
quantum.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai