Alur Proses Hfmea Pemasangan Infus
Alur Proses Hfmea Pemasangan Infus
TIM
Ketua : dr.Yohana Denyka
Wakil ketua : Zr. Yuli Pramesti
Sekretaris : Zr. Endang P.
Anggota : 1. Heru Utomo
2. Zr Dwi Hatmisari
3. Bd Dina Suciani
4. Br Puput Restyan
5. Dwi Harmastuti, SSi., Apt.
Notulen : ..............................
Apakah semua area terkait sudah terwakili? YA
Tanggal dimulai : 18 Agustus 2014 Tanggal selesai : 4 September 2014
ALUR PROSES
B.1. Perawat cuci tangan B.2. Perawat memakai sarung B.3. Pengisian selang infus B.4. Desinfeksi area pemasangan
tangan dengan cairan infus infus
1. Tidak cuci tangan 1. Tidak memakai sarung tangan 1. Adanya udara di dalam selang infus 1. Cara desinfeksi salah
→
infus
1. Penusukan tidak tepat sasaran 1. Penggunaan fiksasi yg tidak steril pada 1. Salah menghitung kecepatan infus
2. Pembuluh darah rapuh area steril 2. Pasien / keluarga merubah sendiri
2. Terlepasnya fiksasi kecepatan infus
LEMBAR AMKD ( FORM HFMEA )
AMKD Langkah 4 – Analisis hazard AMKD Langkah 5 – Identifikasi Tindakan & Outcome
Modus Kegagalan : Potensi penyebab SKORING Analisis Pohon Tipe Tindakan/alasan untuk
Outcome
Ukuran
jawab
Bertanggung
Yang
Tim
Manajemen
Evaluasi awal modus Keputusan Tindakan mengakhiri
kegagalan sebelum
(kontrol,
pemberian obat
terima,
eliminasi)
Kegawatan
Probabilitas
Nilai Hazard
Kelemahan?
Tunggal
Poin
Kontrol?
Ada Ukuran
Dideteksi?
Kemudahan
Proses?
B1.1 Tidak cuci
tangan
B1.1.1 Tidak 2 4 8 N N Y Kontrol Menggiatkan cuci Terlaksananya Ka Unit Tim Y
terbiasa tangan setiap saat sosialisasi cuci tangan PPIRS
cuci tangan terutama 5 moment
Refreshing
pentingnya cuci
tangan
B1.1.2 Kurang 2 4 8 N N Y Kontrol Refreshing pentingnya Tim PPIRS Y
memahami cuci tangan&efek yg
pentingnya dapat terjadi jika tidak
cuci tangan cuci tangan
B1.2 Tata cara cuci
tangan
B1.2. Kurang 2 4 8 N N Y Kontrol Refreshing tentang Tim PPIRS Y
1 memahami prosedur cuci tangan yg
prosedur cuci benar
tangan yg
benar
AMKD Langkah 4 – Analisis hazard AMKD Langkah 5 – Identifikasi Tindakan & Outcome
Modus Kegagalan : Potensi penyebab SKORING Analisis Pohon Tipe Tindakan/alasan untuk
Outcome
Ukuran
jawab
Bertanggung
Yang
Tim
Manajemen
Evaluasi awal modus Keputusan Tindakan mengakhiri
kegagalan sebelum
(kontrol,
pemberian obat
terima,
eliminasi)
Kegawatan
Probabilitas
Nilai Hazard
Kelemahan?
Tunggal
Poin
Kontrol?
Ada Ukuran
Dideteksi?
Kemudahan
Proses?
B2.1 Perawat tidak
memakai sarung
tangan
B2.1.1 Merasa 2 4 8 N N Y Kontrol Memberikan pemahaman Ka Unit Y
sarung jika sering berlatih,
tangan kepekaan tangan akan
mengurangi semakin meningkat
kepekaan
jari tangan
B2.1.2 Krg 2 4 8 N N Y Kontrol Sosialisasi pentingnya Tim PPIRS Y
memahami pemakaian sarung tangan
pentingnya utk tindakan infus
pemakaian
sarung tgn
utk tidakan
infus
B3.1 Adanya udara
dlm selang infus
B3.1.1 Teknik 4 2 8 N N Y Kontrol Pelatihan teknik Terlaksana pelatihan Ka Askep Y
memasukka pemasangan infus Ada pendampingan Ka Unit
n cairan ke Pendampingan prwt
selang yunior oleh perawat
kurang tepat senior/terlatih
B3.1.2 Kurang teliti 4 3 12 N N Y Kontrol Pelatihan teknik Terlaksananya pelatihan Ka Askep Y
pemasangan infus Ka Unit
Selalu evaluasi sblm
meninggalkan pasien
setelah pemasangan
infus
B4.1 Cara desinfeksi
salah
B4.1.1 Kurang 2 4 8 N N Y Kontrol Sosialisasi cara Terlaksananya sosialisasi Tim PPIRS Y
memahami desinfeksi yg benar
cara
desinfeksi
yg benar
AMKD Langkah 4 – Analisis hazard AMKD Langkah 5 – Identifikasi Tindakan & Outcome
Modus Kegagalan : Potensi penyebab SKORIN Analisis Pohon Tipe Tindakan/alasan untuk
Outcome
Ukuran
jawab
Yang Bertanggung
Manajemen Tim
Evaluasi awal modus G Keputusan Tindakan mengakhiri
kegagalan sebelum
Kegawatan
Probabilitas
Nilai Hazard
Tunggal
Poin
Kontrol?
Ada Ukuran
Dideteksi?
Kemudahan
Proses?
(kontrol,
pemberian obat
terima,
eliminasi)
Outcome
Ukuran
jawab
Bertanggung
Yang
Tim
Manajemen
Evaluasi awal modus Keputusan Tindakan mengakhiri
kegagalan sebelum
(kontrol,
pemberian obat
terima,
eliminasi)
Kegawatan
Probabilitas
Nilai Hazard
Tunggal
Poin
Kontrol?
Ada Ukuran
Dideteksi?
Kemudahan
Proses?
B6.1 Salah
menghitung
kecepatan infus
B6.1.1 Kecepatan 4 4 16 N N Y Kontrol Kecepatan tetesan harus Ka Unit Y
infus dikira- selalu dihitung
kira
B6.1.2 Kurang 4 2 8 N N Y Kontrol Refreshing cara Terlaksananya Ka Askep Y
memahami menghitung kecepatan sosialisasi pengaturan
cara tetesan infus & lama tetesan infus
habisnya cairan infus
menghitung
kecepatan
infus
B6.2 Pasien/keluarga
mengubah
sendiri
kecepatan infus
B6.2.1 Pasien/keluar 4 3 12 N N Y Kontrol KIE kepada Ada KIE kepada Ka Unit Y
ga tidak pasien/keluarga ttg pasien/keluarga ttg
memahami pemasangan dan aturan aturan infus
tujuan dan infus
dosis cairan
infus
B6.2.2 Tidak ada 4 3 12 N N Y Kontrol KIE kpd pasien/keluarga Ada KIE kpd Ka Unit/DPJP Y
KIE dari ttg pemasangan dan pasien/keluarga ttg
perawat/dokt aturan infus aturan infus
er ke
pasien/keluar
ga ttg aturan
infus
B7.1 Penggunaan
fiksasi yg tidak
steril pada area
insersi
B7.1.1 Perlakuan yg 2 3 6 N N Y Kontrol Refreshing pelatihan Terlaksananya Ka Askep Y
tidak benar pemasangan infus pelatihan Tim PPIRS
terhadap bhn
fiksasi sblm
digunakan
B7.2 Terlepasnya
fiksasi
B7.2.1 Gerak 3 3 9 N Y Y Kontrol Pemasangan bidai di Terpasang bidai pada Ka Unit Y
berlebih area infus area infus
Fiksasi pasien bila
dipandang perlu
B7.2.2 Keringat 3 3 9 N Y Y Kontrol Waktu evaluasi berkala Ka Unit Y
berlebih infus dipersingkat
Keterangan
N : No
Y : Yes
Skor probabilitas : 1 : hampir tidak pernah (dapat terjadi dalam >5 sampai 30 tahun)
2 : jarang (dapat terjadi dalam >2 sampai 5 tahun)