Di susun Oleh :
GILANG EKO BAYU SADEWO
10217029
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
2. KLASIFIKASI
Klasifikasi halusinasi terbagi menjadi 5 menurut Yusuf (2015).
1) Halusinasi Pendengaran
Data objektif antara lain: bicara atau tertawa sendiri, marah tanpa sebab,
mengarahkan telinga kearah tertentu,klien menutup telinga.
Data subjektif antara lain: mendengarkan suara-suara atau kegaduhan,
mendengarkan suara yang ngajak bercakap-cakap, mendengarkan suara yang
menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
2) Halusinasi Penglihatan
Data objektif antara lain: menunjuk kearah tertentu, ketakutan pada sesuatu
yang tidak jelas.
Data subjektif anatar lain: melihat bayangan, sinar, bentuk kartun, melihat
hantu atau monster.
3) Halusinasi Penciuman
Data objektif antara lain: mencium seperti membaui bau-bauan tertentu dan
menutup hidung.
Data subjektif antara lain: mencium baubau seperti bau darah, feses, dan
kadang-kadang bau itu menyenagkan.
4) Halusinasi Pengecapan
Data objektif antara lain: sering meludah, muntah.
Data subjektif antara lain: merasakan seperti darah, feses, muntah.
5) Halusinasi Perabaan
Data objektif antara lain: menggaruk-garuk permukaan kulit.
Data subjektif antara lain: mengatakkan ada serangga dipermukaan kulit,
merasa seperti tersengat listrik.
3. MANIFESTASI KLINIS TERJADINYA GANGGUAN
Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori halusinasi yang dapat teramati
sebagai berikut ( Dalami, dkk, 2014 ) :
a. Halusinasi penglihatan
1) Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa
saja yang sedang dibicarakan.
b. Halusinasi pendengaran
c. Halusinasi penciuman
5) Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
d. Halusinasi pengecapan
e. Halusinasi perabaan
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien adanya kegagalan yang berulang, kurangnya kasih sayang, atau
overprotektif.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.
b. Faktor Presipitasi Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi
(Prabowo, 2014) :
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
5. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI
Adapun masalah yang dapat terjadi atau muncul karena halusinasi adalah:
a. Munculnya perilaku untuk mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
yang diakibatkan dari persepsi sensori palsu tanpa adanya stimulus eksternal
b. Deficit perawatan diri yang yang berhubungan dengan gangguan sensori
persepsi halusinasi pendengaran dan penglihatan
c. Hambatan komunikasi yang berhubungan dengan gangguan sensori persepsi
halusinasi pendengaran
d. Perubahan nutrisi yang berhubungan dengan gangguan sensori persepsi
halusinasi pengecapan dan penciuman
6. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya halusinasi dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor predisposisi
dan factor presipitasi. Faktor predisposisi terdiri dari biologis, psikologis, dan
social budaya, sementara factor presipitasi terdiri dari biologis, stress, lingkungan,
dan sumber koping. Pada fase awal masalah itu menimbulkan peningkatan
kecemasan yang terus dan system pendukung yang kurang akan menghambat atau
membuat persepsi untuk membedakan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan
sendiri sehingga dapat membuat mekanisme koping tidak efektif. Pada pasien
dengan halusinasi pendengaran mengeluh adanya suara lain, ketakutan, psien
menutup telinga dan sering berbicara, tertawa sendiri . Pasien yang memiliki
koping tidak efektif akan selalu berfikir negative tentang dirinya bahkan
menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi dan yang tidak bisa pasien lakukan.
Pasien dengan halusinasi akan terbiasa untuk berkhayal sehinga membuat
pengalaman sensori berlanjut dan semakin banyak bahkan pasien dapatmemiliki
halusinasi untukmengancam orang lain bahkan memerintah untuk melakukan
sesuai dengan keinginannya, saat pasien tersadar dari halusinasinya kebanyakan
pasien akan merasa malu dengan pengalaman yang terjadi pada diri
sendirisehingga pasien akan menarik diri dan enggan berkomunikasi dengan orang
lain, pasien akan mengalami penurunan motiasi perawatan diri dikarenakan
perasaan malu dan pasien yang menarik diri dari pergaulan dengan orang lain.
7. WOC
8. PENATALAKSANAAN
2) Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari proes
keperawatan terdiri drai pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis,
sosial dan spiritual. Pengelompokkan data pengkajian kesehatan jiwa,
dapat berupa faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping,
dan kemampuan yang dimiliki (Afnuhazi, 2015) :
1) Identitas klien
4) Faktor Presipitasi
6) Psikososial
a) Genogram
d) Spiritual
a) Penampilan
Biasanya penampilan diri yang tidak rapi, tidak serasi atau cocok
dan berubah dari biasanya
b) Pembicaraan
Halusinasi apa yang terjadi dengan klien. Data yang terkait tentang
halusinasi lainnya yaitu berbicara sendiri dan tertawa sendiri,
menarik diri dan menghindar dari orang lain, tidak dapat
membedakan nyata atau tidak nyata, tidak dapat memusatkan
perhatian, curiga, bermusuhan, merusak, takut, ekspresi muka
tegang, dan mudah tersinggung.
h) Proses pikir
a) Makan
e) Observasi tentang lama dan waktu tidur siang dan malam : biasanya
f) Pemeliharaan kesehatan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat antipsikotik dan
antiansietas, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain
secara bertahap
- Anjurkan ikut serta
kegiatan social dan
kemasyarakatan
- Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain
- Anjurkan
meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain
- Anjurkan penggunaan
alat bantu
- Anjurkan membuat
perencanaan
kelompok kecil
untukkegiatan khusus
- Latih bermain peran
untuk meningkatkan
ketrampilan
komunikasi
- Latih
mengekspresikan
marah dengan tepat
Edukasi
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Nasir A dan Muhith A. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental : konsep, proses, dan praktik vol 2 edisi 4.
Jakarta: EGC.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1 st
ed.).Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Format Asuhan Keperawatan Jiwa
I. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial) : Ny. A (L//P)
Umur :33 tahun
Alamat : Nganjuk
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status pernikahan : Kawin
Dx Medis : Halusinasi
Pekerjaan : tidak bekerja
No RM : 18769
Tanggal pengkajian : 20 januari 2021
Tanggal MRS : 20 Januari 2021
Jelaskan:
Pasien tidak pernah melakukan kekerasan apapun
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Respon pasca trauma
Sindroma trauma perkosaan
Resiko tinggi kekerasan
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment
terapeutik
Resiko perilaku kekerasan
Tidak Ada
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual)
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan
di masa lalu
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan
Berduka antisipasi
Berdukadisfungsional
Respon pasca trauma
Sindroma trauma perkosaan
Lain-lain, jelaskan ..................
Tidak ada masalah
V. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal : 19 Januari 2021
1. Keadaan umum :
Pasien kooperatif saat berkomunikasi, tidak berhenti bernyanyi
Tanda vital:
TD : 120/90 mm/Hg
N : 100 x/m
S : 36,5°c
RR : 24 x/m
2. Ukur :
BB 57 kg TB 165 cm
3. Keluhan fisik : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Risiko tinggi perubahan suhutubuh
Defisit Volume Cairan
Kelebihan Volume Cairan
Resiko Tinggi terhdap Infeksi
Risiko Tinggi erhadap Transmisi Infeksi
Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan
Tubuh
Perubahan Nutrisi: Lebih dari kebutuhan Tubuh
Kerusakan Menelan
Perubahan Eliminasi faeses
Perubahan Eliminasi urine
Kerusakan integritas kulit
Lain-lain, jelakan TidakAda
Keterangan Gambar :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
Jelaskan:
Pasien anak ke 3 dari 3 bersaudara. Kedua orang tua pasien telah meninggal. Pasien menikah
saat pasien berusia 23 tahun dan belum dikaruniai anak. Dalam pengambilan keputusan
pasien dapat mengajukan keputusan dan tidak jarang keputusan pasien yang diambil
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Koping keluarga tidak efektif :
ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif :
kompromi
Koping keluarga : potensial untuk
pertumbuhan
Lain-lain, jelaskan Tidak Ada
2. KonsepDiri
a. Citra tubuh :
pasien mengatakan ia menyukai seluruh bagian tubuhnya, tidak ada bagian
tubuhnya yang tidak ia sukai
b. Identitas :
Pasien mengetahui dirinya seorang perempuan dan dapat menyebutkan nama,
umur, nama orang tua, nama kakak dan nama suaminya
c. Peran :
Pasien mengetahui perannya dalam keluarga sebagai adik terakhir dan sebagai istri
dan mengetahui pekerjaan apa saja yang sering dilakukan dirumah
d. Ideal diri :
Pasien berharap suara tidak muncul lagi dan segera sehat
e. Hargadiri :
Pasien mengatakan bahwa semua teman dan tetangga mendukung pengobatan
pasien dan tidak ada yang mengejeknya
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Pengabaian
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas pribadi
Harga diri rendah kronis
Harga diri rendah situasional
Lain-lain, jelaskan Tidak Ada
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Kakak dan suaminya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Pasien mengatakan aktif dalam kegiatan arisan antar RT dan tidak ada masalah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Pasien mengatakan setiap hari selalu ikut ngerumpi bersama tetangganya
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi sosial
Isolasi sosial
Lain-lain, jelaskan Tidak Ada
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengetahui agama apa yang ia anut, kitab apa yang ia baca dan siapa yang
ia sembah
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu
Masalah Keperawatan:
Distress spiritual
Lain-lain, jelaskan tidak ada
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Ketidakmampuan memulai pembicaraan
Lain-lain Sesuai
Jelaskan:
Pasien mampu menjawab pertanyaan dan memahami perkataan lawan bicara dengan
baik
Masalah Keperawatan:
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lain, jelaskan Tidak Ada
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan : tidak ada
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea
Jelaskan:
Selama komunikasi pasien tidak ada masalah
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Gagap Otomatism
Stereotipi Negativisme
Gaduh Gelisah Katatonik Reaksi konversi
Mannarism Tremor
Katapleksi Verbigerasi
Tik Berjalan kaku/rigid
Ekhopraxia Kompulsif : Sebutkan
Command automatism ………………….
Jelaskan:
…………………………………………………......
…………………………………………………………..
………………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
Risiko tinggi cidera Intoleransi aktivitas
Kerusakan mobilitas fisik Resiko tinggi kekerasan
Perilaku kekerasan Lain-lain, jelaskan tidak ada
Defisit aktivitas deversional / hiburan
b. Emosi
Merasa Kesepian
Apatis
Marah
Anhedonia
Eforia
Jelaskan:
Pasien merasa senang
Masalah Keperawatan
Risiko tinggi cidera
Ansietas, .....(jelaskan : ringan/sedang/berat/)
Ketakutan
Isolasi sosial
Ketidakberdayaan
Risiko diri penganiayaan diri
Risiko tinggi mutilasi diri
Lain-lain, jelaskan Tidak ada
6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
Ilusi
Ada
Tidak ada
Depersonalisasi
Ada
Tidak ada
Derealisasi
Ada
Tidak ada
Jelaskan:
Pasien selalu mendengar suara yang menyuruhnya bernyanyi, pasien sadar bahwa suara
itu tidak nyata
Masalah Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : halusinasi (pendengaran,
penglihatan, perabaan , pengecapan, penciuman)
Lain-lain, jelaskan..........
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir :
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
Bicara lambat
Flight of idea
Bicaracepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasi bunyi
Jelaskan:
Pasien menjawab dengan benar pertnayaan yang diberikan
b. Isi Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran Bunuh Diri
Preokupasi
Pikiran Isolasi sosial
Ide yang terkait
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Fobia,sebutkan…………..
Waham:
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar / curiga
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan:
pasien berfikir dengan baik
Masalah Keperawatan:
Gangguan proses pikir : ........................... (jelaskan)
Lain-lain, jelaskan Tidak ada
8. Kesadaran
Compos mentis
Sopor
Apatis/sedasi
Subkoma
Somnolensia
Koma
Hipnosa
Disosiasi: ……………….
Gangguan perhatian
Jelaskan:
Pasien sepenuhnya sadar dengan kondisinya saat ini dan dimana ia berada
Masalah Keperawatan:
Risiko tinggi cidera
Gangguan proses pikir, .....(jelaskan)
Lain-lain, jelaskan Tidak ada
9. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan:
…………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………….
Masalah Keperawatan:
Risiko tinggi cidera
Gangguan proses pikir, .....(jelaskan)
Lain-lain, jelaskan ..........................
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia
Hiperamnesia
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :
Pasien mampu mengingat kejadian yang pernah terjadi dalam hidupnya dan yang
pernah di alami
Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
Lain-lain, jelaskan Tidak ada
N MASALAH
DATA
O KEPERAWATAN
1. DS: Gangguan persepsi
- Pasien mengatakan sensori b.d gangguan
selalu mendengar pendengaran d.d
bisikan yang menedngar suara
menyuruhnya bisikan
bernyanyi
DO:
- Pasien terlihat senang
saat bernyanyi
POHON MASALAH
XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pendengaran d.d suara bisikan
Kediri, ……………………….
Mahasiswa yang mengkaji
__________________________
NIM : …………………….
INTERVENSI KEPERAWATAN
P : intervensi
melakukan distraksi
dan cara mengontrol
halusinasi dilanjutkan
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi cara
mengontrol halusinasi
dan menganjurkan
pasien berbicara
dengan orang yang
dipercaya untuk
memberi dukungan
terhadap halusinasi
dilanjutkan
22/Jan/21 - Ajarkan pasien dan keluarga S : pasien mengatakan
13.00 WIB hari ini bisikan masih
cara mengontrol halusinasi muncul saat pasien
mandi, dan setelah itu
- Anjurkan bicara pada orang
pasien bercerita
yang dipercaya untuk kepada suaminya
tentang bisikan saat
memberi dukungan dan
mandi itu
korektif terhadap halusinasi
O : pasien tampak
gelisah
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi cara
mengontrol halusinasi
dilanjutkan
FORMAT
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
POKOK BAHASAN : Halusinasi
SUB POKOK BAHASAN : Penyuluhan tentang cara mengontrol halusinasi
WAKTU : 23 Januari 2021
SASARAN : Keluarga Ny.A dan Ny.A
TEMPAT : Rumah Sakit Jiwa
4. Metode
Ceramah,diskusi,tanya jawab, dan demonstrasi
5. Evaluasi
- Standar persiapan : leaflet, penyuluh berada didepan Ny.A dan keluarga
menjadi satu baris dan pembimbing menyebar, materi telah siap
- Standar proses : meminta Ny.A memperagakan cara menghardik halusinasi
- Standar hasil : mampu
6. Pustaka
LAMPIRAN
INSTRUMEN EVALUASI STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Keterangan skor :
4: Sangat mampu
3: Mampu
2: Cukup mampu
1: Kurang