TUJUAN PEMBELAJARAN :
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar (power
point dan video pembelajaran) yang telah diupload ke dalam google classroom, dan mengolah informasi, diharapkan
peserta didik terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam
melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik, dapat menjelaskan hasil analisis tentang Perlawanan Rakyat di berbagai daerah dan niai-nilai
kejuangannya, serta dapat mempresentasikan dan mengkomunikasikan data hasil penelusuran informasi
menjelaskan hasil analisis tentang Perlawanan Rakyat di berbagai daerah di indonesia diantaranya Daerah
Kalimantan Selatan dan niai-nilai kejuangannya, dengan mengembangkan nilai karakter berpikir kritis, kreatif
(kemandirian), kerjasama (gotongroyong) dan kejujuran (integritas) .
PERTEMUAN 1 (1 x 60
menit)
LANGKAH LANGKAH MODEL DISCOVERY LEARNING
PEMBELAJARAN
Pendahuluan Menyiapkan materi, memposting tentang Perlawanan Rakyat di berbagai daerah dan niai-nilai
(10 Menit) kejuangannya di google classroom sehari sebelum pembelajaran.
Persiapan Menginfokan link google meet / zoom 1 hari sebelum KBM online berlangsung melalui whatsapp
Appersepsi group.
Motivasi Melakukan pembukaan dengan salam dan doa (Budaya Sekolah Religius)
Memberikan apersepsi dan motivasi serta pesan agar selalu menjaga kesehatan dan tetap
melaksanakan protokol kesehatan
Memposting link google form untuk presensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan manfaat tentang materi yang akan
diajarkan
Mengetahui
Kepala SMAN 13 Banjarmasin Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 1
PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku disiplin, santun, dan rasa ingin tahu dalam
mempelajari Perlawanan Rakyat di berbagai daerah dan niai-nilai kejuangannya
Rasa Ingin
No Nama Disiplin Santun Skor Ket
Tahu
1
2
Dst.
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
Skor Penilaian:
8 : Sangat baik 3-4 : Cukup
5-7 : Baik 2 : Kurang
PENILAIAN PENGETAHUAN
(Penilaian beupa soal Uraian yang dilakukan pada aplikasi Google Class pada bagian tugas kelas )
Keterangan:
1. Mengkomunikasikan: adalah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan
dengan bahasa lisan yang efektif.
2. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau
menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
3. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis
ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.
4. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang
mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
Pedoman Penskoran
Nilai Jawaban Kriteria Indikator
100 Baik Sekali 4 indikator terpenuhi
76-99 Baik 3 indikator terpenuhi
51-75 Cukup 2 indikator terpenuhi
50 Kurang 1 indikator terpenuhi
Keterangan:
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan siswa ntuk membuat atau mengemas informasi
seunik mungkin, semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin.
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan siswa menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan
dari pihak lain secara empatik.
Pedoman Penskoran
Nilai Jawaban Kriteria Indikator
100 Baik Sekali 4 indikator terpenuhi
76-99 Baik 3 indikator terpenuhi
51-75 Cukup 2 indikator terpenuhi
50 Kurang 1 indikator terpenuhi
Remedial
Bagi Peserta didik yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam evaluai kegiatan pembelajaran maka peserta
didik di minta untuk memperbaiki nilai dengan menjawab soal pertanyaan pada tugas kelas di Google Classrom. Namun
sebelum peserta didik mealkukankegitan itu peserta didik diminta untuk mempelajari materi kembali yang sudah di
unggah guru di Google Class dan melakukan tanya jawab pada chad di google class dengan guru pengajar mengenai
materi yang belum difahami oleh peserta didik.
No. Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
1 Menganalisis Berikan pendapat kalian - Karena sudah adanya rasa persatuan
keberhasilan perjuangan berdasarkan materi yang sudah dan kesatuan antar daerah
pada abad ke 20 dipejari alasan mengapa - Semangat Nasinonalisme yang sudah
pejunagan abad ke 20 dianggap tertanam
lebih efektif. - Strategi perjunagan yang lebih baik
- Perjuangan digerkan oleh golongan
terpelajar
Pedoman Penilaian
Jika peserta didik dpat menjawab soal dengan baik maka peserta didik akan mendapatkan nilai ketuntasn pada kompetensi
dasar yang di ajarkan.
Kriteria Jawaban Nilai dan Kriteria ketuntasan
Jawaban lengkap dan jelas 100 (tutas)
Jawaban lenkap 75 (tuntas)
Jawaban tidak lengkap 10 - 74 (melakukan perbaikan atau remedial ulang)
Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru
memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang Perlawanan Rakyat di berbagai daerah dan niai-nilai kejuangannya yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang Perlawanan Rakyat di berbagai daerah dan niai-nilai kejuangannya
3. Meminta peserta didik Aktif mengunjugi LMS Google Classroom yang didalammnya terdapat materi materi
pengayaan yang di ungguh oleh guru
4. Mengamati langsung tentang Perlawan rakyat masa kolonial yang bersifat kedarahan berdasrkan pengamatan
dilingkungan mereka tinggal.
LAMPIRAN 2
MATERI PEMBELAJARAN
Pasti kamu sudah tahu 'kan kalau negara kita tercinta ini pernah dijajah oleh bangsa Belanda begitu lama? Pasti
kamu bertanya-tanya, apakah bangsa kita tidak pernah melakukan perlawanan untuk bisa merdeka hingga bisa
dijajah begitu lamanya. Tapi jangan salah, ternyata masyarakat Indonesia pada saat itu sudah melakukan
berbagai perlawanan yang dipelopori oleh beberapa pahlawan hebat. Apa saja ya perang yang telah terjadi demi
membebaskan Indonesia dari pemerintah Belanda?
Perang Padri
Perang Padri diawali dengan konflik antara Kaum Padri dengan Kaum Adat terkait pemurnian agama Islam di
Sumatera Barat. Kaum Adat masih sering melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan Islam, seperti
berjudi dan mabuk-mabukan. Kaum Padri yang terdiri dari para ulama menasihati Kaum Adat untuk
menghentikan kebiasaan tersebut, Kaum Adat menolaknya, sehingga terjadi perang yang berlangsung tahun
1803 – 1821. Perang diakhiri dengan kekalahan Kaum Adat
Kondisi tersebut lalu dimanfaatkan Belanda untuk bekerja sama dengan Kaum Adat guna melawan Kaum
Padri. Belanda memang bertujuan untuk menguasai wilayah Sumatera Barat. Salah satu tokoh pemimpin Kaum
Padri adalah Tuanku Imam Bonjol. Fase perang ini berlangsung tahun 1821 – 1838. Tuanku Imam Bonjol lalu
mengajak Kaum Adat agar menyadari tipuan Belanda dan akhirnya bersatu melawan Belanda. Perang diakhiri
dengan kekalahan di pihak Padri dan Adat karena militer Belanda yang cukup kuat.
Perang Pattimura
Pada 1817, Belanda juga berusaha menguasai Maluku dengan monopoli perdagangan. Rakyat Maluku yang
dipimpin Thomas Matulessy (Pattimura) menolaknya dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Pertempuran sengit terjadi di benteng Duurstede, Saparua. Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran,
rakyat Maluku terdesak. Perlawanan rakyat Maluku melemah akibat tertangkapnya Pattimura dan Martha
Christina Tiahahu.
Perang Diponegoro
Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami Belanda. Perlawanan ini dipimpin Pangeran
Diponegoro yang didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat Yogyakarta. Perang ini terjadi karena
Belanda memasang patok-patok jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini terjadi
tahun 1825 – 1830. Pada tahun 1827, Belanda memakai siasat perang bernama Benteng Stelsel, yaitu setiap
daerah yang dikuasai didirikan benteng untuk mengawasi daerah sekitarnya. Antara satu benteng dan benteng
lainnya dihubungkan pasukan gerak cepat, sehingga ruang gerak pasukan Diponegoro dipersempit.
Benteng Stelsel belum mampu mematahkan serangan pasukan Diponegoro. Belanda akhirnya menggunakan
tipu muslihat dengan cara mengajak berunding Pangeran Diponegoro, padahal sebenarnya itu berupa
penangkapan. Setelah penangkapan, gerak pasukan Diponegoro mulai melemah. Belanda dapat memenangkan
perang tersebut, namun dengan kerugian yang besar karena perang tersebut menguras biaya dan tenaga yang
banyak.
Perang ini terjadi akibat protes Belanda terhadap Hak Tawan Karang, yaitu aturan yang memberik hak kepada
kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas kapal asing beserta muatannya yang terdampar di Bali. Protes ini tidak
membuat Bali menghapuskan Hak Tawan Karang, sehingga perang puputan (habis-habisan) antara kerajaan-
kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik dengan Belanda terjadi. Belanda berhasil menguasai Bali
karena kekuatan militer yang lebih unggul.
Perang Banjar
Perang ini dilatarbelakangi oleh Belanda yang ingin menguasai kekayaan alam Banjar, serta keikut-campuran
Belanda dalam urusan kesultanan. Akibatnya, rakyat yang dipimpin Pangeran Hidayatullah dan Pangeran
Antasari melakukan perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1859. Serangkaian pertempuran terus terjadi
hingga Belanda menambahkan kekuatan militernya. Pasukan Pangeran Hidayatullah kalah, karena pasukan
Belanda lebih unggul dari segi jumlah pasukan, keterampilan perang pasukannya, dan peralatan perangnya.
Perlawanan rakyat Banjar mulai melemah ketika Pangeran Hidayatullah tertangkap dan dibuang ke Pulau Jawa,
sementara itu Pangeran Antasari masih melakukan perlawanan secara gerilya hingga ia wafat.
Perang Aceh
Perang Aceh dilatarbelakangi Traktat Sumatra (1871) yang menyebutkan bahwa Belanda bebas meluaskan
wilayah di Sumatera termasuk Aceh. Hal ini ditentang Teuku Cik Ditiro, Cut Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak
Dien, dan Panglima Polim. Belanda mendapatkan perlawanan sengit dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berperang
dengan jihad, sehingga semangatnya untuk melawan Belanda sangat kuat.
Untuk menghadapinya, Belanda mengutus Snouck Hurgronje untuk meneliti budaya dan karakter rakyat Aceh.
Ia menyarankan agar pemerintah Belanda menggempur pertahanan Aceh bertubi-tubi agar mental rakyat
semakin terkikis, dan memecahbelah rakyat Aceh menjadi beberapa kelompok.
Perlawanan rakyat Batak dipimpin Sisingamangaraja XII. Latar belakang perlawanan ini adalah bangsa
Belanda berusaha menguasai seluruh tanah Batak dan disertai dengan penyebaran agama Kristen.
Sisingamangaraja XII masih melawan Belanda sampai akhir abad ke-19. Namun, gerak pasukan
Sisingamangaraja XII semakin menyempit. Pada akhirnya, Sisingamangaraja XII wafat ditembak serdadu
Marsose, dan Belanda menguasai tanah Batak.