Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BETON PRACETAK

DISUSUN OLEH :

BAGAS ARMANTO (20190110168)

ZAIN ZAIDAAN (20190110173)

FIRDA ULFAH M. (20190110187)

MAHATMA IVAN P. (20190110190)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang rentan terhadap bencana alam sehingga ketika
terjadinya bencana alam seperti gempa dan banjir dapat menimbulkan kerusakan
bangunan seperti bangunan rumah tinggal. Beton pracetak disebut juga suatu sistem
struktur bangunan yang digabung baik dengan menggunakan atau tanpa tulangan.
Beton pracetak adalah salah satu bahan bangunan yang digunakan ketika
membangun rumah bantuan akibat bencana alam (Bunyamin, 2020).
Pada dunia konstruksi dituntut untuk bergerak cepat, tepat, dan efisien.
Penggunaan beton pracetak menjadi solusi yang banyak digunakan karena dapat
bekerja dengan cepat, tepat, dan efisien. Beton pracetak mempunyai kualitas yang
terjamin karena proses pembuatannya dilakukan dengan metode yang baik dan
benar.
Terdapat berbagai jenis beton berdasarkan kegunaannya seperti beton
berrtulang, beton mortar, beton ringan, beton hampa, beton precast (pracetak), dan
masih banyak lagi. Dalam berbagai jenis beton tersebut, terdapat beton pracetak
yang merupakan salah satu jenis yang paling efisien dalam segi waktu dan
pemasangan. Dengan keunggulannya, beton pracetak merupakan salah satu jenis
yang paling sering dipakai dalam konstruksi berskala besar (Tausikal, 2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan berbagai rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi beton pracetak?
2. Apa saja jenis beton pracetak?
3. Bagaimana keunggulan dan kekurangan beton pracetak?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka didapatkan tujuan makalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi beton pracetak.
2. Untuk mengetahui jenis beton pracetak.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan beton pracetak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut Serang dkk (2019), beton precast/pracetak merupakan sebuah
proses pengolahan dari beberapa campuran terdiri dari semen, pasir (agregat
halus), kerikil (agregat kasar) dan air sebagai bahan tambah yang menjadi
sebuah masa padat yang dilakukan di bengkel maupun secara fabrikasi. Adapun
menurut Sodikin dkk (2020) Beton pracetak adalah teknologi konstruksi
struktur beton dengan komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada
suatu tempat khusus (off-site fabrication), terkadang komponen tersebut
disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang
di lokasi (installation). Dan juga menurut Bunyamin (2020) Beton pracetak
adalah salah satu bahan bangunan yang digunakan ketika membangun rumah
bantuan akibat bencana alam. Beton pracetak yang disambung secara monolit
dengan menggunakan besi dan beton ke dalamnya yaitu dinamakan dengan
balok.
Jadi berdasar beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
beton pracetak merupakan beton yang komponen penyusunnya dicetak terlebih
dahulu di tempat khusus. Komponen penyusun yang dimaksud meliputi semen,
pasir, kerikil, dan air. Beton ini biasa digunakan pada bangunan yang
membutuhkan tingkat kemudahan yang lebih tinggi karena dalam
penggunaannya yang dapat disambung dan dilepas, misalnya pada bangunan
rumah bantuan akibat bencana alam.
B. Jenis-Jenis Beton Pracetak
1. Pagar Panel Beton
Pagar panel beton yaitu elemen beton yang dapat digunakan sebagai
pagar pembatas. Beton pracetak dengan jenis pagar panel beton ini dapat
dipasang di lokasi yg luas seperti pabrik dan kantor, maupun lokasi yang
lebih kecil seperti rumah pribadi. Pagar panel beton memiliki beragam
ukuran dan motif yang dapat disesuaikan dengan selera serta kebutuhan
pemasangan pagar tersebut.
2. Saluran Beton U-Ditch
U-Ditch merupakan jenis beton pracetak yang berbentuk huruf U
dan dikenal baik sebagai elemen konstruksi pengairan atau irigasi karena U-
Ditch dapat berfungsi untuk mengalirkan aliran air dengan baik, serta
membantu air hujan agar dapat meresap kedalam tanah. Penggunaan U-
Ditch biasanya dilakukan sebagai saluran pembuangan di area perumahan,
perkampungan, hingga jalan - jalan raya pada kota besar di Indonesia.
3. Box Culvert
Box culvert merupakan jenis beton pracetak yang berfungsi untuk
digunakan dalam konstruksi pengairan, namun lebih kepada konstruksi
saluran air bawah tanah karena box culvert dikenal juga dengan sebutan
gorong - gorong yang berfungsi mengalirkan air limbah. Beton pracetak
yang berbentuk persegi ini bersifat kedap air dan dapat menahan pergeseran
tanah sehingga sering digunakan untuk konstruksi terowongan, jembatan,
underpass, dll.
4. Buis Beton
Buis beton merupakan beton pracetak yang juga digunakan untuk
saluran air namun dengan ukuran dan bentuk beton yang berbeda. Buis
beton memiliki tabung silinder yang cocok untuk dipasang sebagai saluran
pipa air besar. Buis beton biasanya digunakan sebagai konstruksi sumur dan
septic tank.
5. Paving Block
Paving block atau conblock merupakan beton pracetk yang
berfungsi untuk melapisi tanah dengan bentuk dan model yang bervariasi.
Beton pracetak jenis paving block ini memiliki kekuatan dan daya tahan
yang baik sehingga mampu menahan beban diatasnya baik kendaran ringan
maupun kendaraan berat.
6. Kanstin dan Road Barrier Beton
Kanstin dan Road Barrier Beton adalah beton pracetak yang biasa
digunakan untuk pembatas jalan, pinggir taman, pinggir trotoar, dan lain
sebagainya. Tujuan digunakannya kanstin dan road barrier beton
dimaksudkan untuk mengunci ruang atau lahan agar terhindar dari
pergeseran ruang. Selain itu fungsi kanstin adalah sebagai media pembatas
antarra area trotoar dengan badan jalan agar kendaraan tidak melompati area
trotoar yang dikhususkan bagi pejalan kaki.
7. Tiang Pancang
Tiang pancang adalah pondasi tiang beton yang dibuat dipabrik atau
dilokasi jembatan, mempunyai dimensi dan mutu tertentu yang pemasangan
dilakukan dengan alat penumbuk, atau alat penekan.
8. Sheet Pile
Sheet pile beton merupakan suatu material konstruksi yang
digunakan sebagai penahan tanah keras dan termasuk kedalam salah satu
konstruksi yang banyak digunakan dalam penanggulangan bencana longsor
lereng ataupun timbunan area yang terbatas yang membutuhkan lereng
tegak. Sheet pile banyak digunakan pada tebing- tebing sungai.Pemasangan
tersebut bertujuan agar air sungai tidak akan sampai meluap ke daratan saat
terjadinya hujan deras.
9. Concrete Slab
Concrete slab merupakan elemen struktural dengan
permukaan yang datar dan terbuat dari beton cor. Biasanya
concrete slab digunakan untuk membangun lantai dan langit -
langit suatu gedung.
10. Hollow Core Slab
Hollow Core Slab merupakan salah satu jenis Concrete
Slab yang biasanya digunakan dalam konstruksi lantai di gedung
bertingkat. Hollow Core Slab memiliki keunggulan mampu untuk
bentang panjang, sehingga modul plat bangunan cukup lebar.
C. Kelebihan dan Kelemahan Beton Pracetak
Menurut Tausikal (2018), beberapa kelebihan dan kekurangan beton
pracetak atau beton precast adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan Beton Pracetak
Beton pracetak atau beton precast mempunyai kualitas yang terjamin
karena proses pembuatannya dilakukan dengan metode yang baik dan benar,
serta perawatannya juga sangat diperhatikan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Beton precast juga memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap
perubahan cuaca yang drastis. Beton ini bisa sangat diandalkan jika kondisi di
tempat pelaksanaan proyek tidak menentu. Selain itu, pemasangan beton precast
juga tidak terpengaruh pada cuaca.
Beton precast dapat memangkas waktu pelaksanaan proyek secara
signifikan. Hal tersebut dikarenakan penggunaan beton ini memungkinkan
pekerjaan proyek bisa dilakukan secara overlapping. Sebagai contoh, ketika
pekerjaan struktur masih dalam tahap pondasi, maka pelaksanaannya bisa
bersamaan dengan pembuatan beton precast untuk kolom lantai. Dengan begini,
saat pekerjaan struktur bawah telah selesai, kolom juga sudah siap untuk
dipasangkan.
Beton precast juga sanggup menghemat penggunaan bekisting sehingga
jauh lebih sedikit. Bayangkan saja, pada pembuatan beton secara konvensional,
bekisting hanya bisa dipakai maksimal 10 kali. Akan tetapi, pada pembuatan
beton precast, bekisting tersebut bisa digunakan terus-menerus hingga
mencapai 50 kali. Perawatan yang tepat memberikan andil yang terbesar kenapa
bekisting tersebut mempunyai daya tahan yang lama.
Dengan pemakaian beton precast kita mampu memangkas Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek terutama biaya yang perlu dikeluarkan untuk
pengadaan tenaga kerja. Perlu diketahui, upah pabrik precast rata-rata lebih
rendah daripada upah tukang bangunan. Sehingga penggunaan RAB pun bisa
menjadi lebih efektif dan efisien.
Beton precast bersifat juga ramah terhadap lingkungan. Pemakaian
beton ini sebagai pengganti dari beton konvensional akan mengurangi jumlah
sampah dan kotoran di lokasi proyek yang merupakan sisa-sisa material
pembentuk beton dan bekisting.
2. Kekurangan Beton Pracetak
Beton precast membutuhkan biaya tambahan untuk mengangkut beton
ini dari pabrik pembuatnya menuju ke tempat pelaksanaan proyek. Sekali lagi,
ini dikarenakan beton precast tidak dibuat di tempat pembangunan, melainkan
di pabrik precast khusus.
Beton precast juga memerlukan peralatan berat yang lengkap untuk
pemasangannya. Alat-alat tukang konvensional saja tidak bisa dipakai untuk
memasang komponen struktur ini dengan sempurna.
Beton precast harus diletakkan di tempat yang baik dan dirawat dengan
benar sampai tiba waktu pemasangannya. Sehingga lokasi proyek harus
memiliki ruang yang cukup lapang untuk menyimpan beton-beton tersebut.
Beton precast juga kerap kali memakan biaya tak terduga yang cukup banyak.
Misalnya saja pada saat dilakukan pemasangan elemen-elemen beton precast,
dibutuhkan biaya tambahan untuk keperluan penyambungannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beton pracetak merupakan beton yang komponen penyusunnya dicetak
terlebih dahulu di tempat khusus. Komponen penyusun yang dimaksud meliputi
semen, pasir, kerikil, dan air. Beton ini biasa digunakan pada bangunan yang
membutuhkan tingkat kemudahan yang lebih tinggi karena dalam
penggunaannya yang dapat disambung dan dilepas, misalnya pada bangunan
rumah bantuan akibat bencana alam.
Ada beberapa jenis pada beton pracetak yaitu pagar panel beton, beton
u-ditch, box culvert, buis beton, paving block, kanstin dan road barrier beton,
tiang pancang, sheet pile, concrete slab, dan hollow core slab. Beton pracetak
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain, mempunyai
kualitas yang terjamin, memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap
perubahan cuaca yang drastic, dapat memangkas waktu pelaksanaan proyek
secara signifikan, sanggup menghemat penggunaan bekisting sehingga jauh
lebih sedikit, mampu memangkas Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan juga
bersifat juga ramah terhadap lingkungan. Kemudian kekurangan beton pracetak
antara lain, membutuhkan biaya tambahan untuk mengangkut beton ini dari
pabrik pembuatnya menuju ke tempat pelaksanaan proyek, memerlukan
peralatan berat yang lengkap untuk pemasangannya, harus diletakkan di tempat
yang baik dan dirawat dengan benar sampai tiba waktu pemasangannya, dan
juga kerap kali memakan biaya tak terduga yang cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA
asiacon.co.id. (2020).Jenis Beton Precast (Beton Pracetak) Yang Paling Banyak
Digunakan di Indonesia. Diakses pada 4 Januari 2021, dari
https://asiacon.co.id/blog/jenis-beton-precast-pracetak
Bunyamin, B. (2020). Pengaruh Sambungan Beton Pracetak Hollow Block
terhadap Pola Retak yang Timbul. Jurnal Serambi Engineering, 5(2), 957-
965.
Cahyani, N.K., Soehardjono, A., & Wibowo, A. Kajian Eksperimental Pola Retak
pada Sambungan Balok-Kolom Beton Pracetak dengan Menggunakan
Sambungan Kering. 13(1), 31-35.
Ferial, R. (2007). Desain Komponen Beton Pracetak untuk Fasade Bangunan
Tinggi. TeknikA, 28(1), 79-84.
Serang, R., & Istia, P. (2019). Pelatihan Teknik Pembuatan Beton Precast Dalam
Upaya Meningkatkan Ketrampilan Para Tukang Di Negeri Naku. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Iron, 2(1), 60-67.
Sodikin, M., Zulaicha, L., & Hadisaputro, I. (2020) Pemakaian Beton Pracetak
Alternatif Pada Perencanaan Gedung Rsud Tipe B Kabupaten Magelang.
Jurnal EQUILIB, 1(1), 1-10.
Syarif, M., Parung, H., Djamaluddin, R., & Bakri, A. (2016). Perilaku Sambungan
balok-Kolom Pracetak Tipe Plat Akibat Beban Bolak Balik. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Sipil 2016. 392-399.
Sumampouw, F.M. (2018). Analisis Penghubung Geser Balok Komposit Pracetak
Dengan Plat Beton. Jurnal Sipil Statik. 6(7), 449-460.
Tausikal, M.Y.A. 2018. Makalah Penulisan dan Presetasi Beton Pracetak. Makalah
Penulisan dan Presentasi.
Yudi, A. (2018). Perencanaan Sistem Struktur Balok Beton Pracetak Hibrida.
Jurnal Rekayasa Sipil. 14(1), 35-48

Anda mungkin juga menyukai