Bab Ii Asetat
Bab Ii Asetat
TINJAUAN PUSTAKA
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku
16,7°C .
Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum
aceticum, akan tetapi dikalangan masyarakat asam asetat biasa disebut cuka atau
asam cuka. Asam cuka merupakan cairan yang rasanya masam yang pembuatanya
melalui proses fermentasi alcohol dan fermentasi asetat yang didapat dari bahan
kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, malt, gula dan sebagainya. Asam
4
5
asetat dengan kadar kurang lebih 25% beredar bebas dipasaran dan
biasanya ada yang bermerek dan ada yang tidak bermerek.
(http://fitriisusan.blogspot.co.id/2011/04/pembuatan-asam-asetat-dengan-
proses.html)
Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH dikenal juga dengan asam
etanoat merupakan bahan kimia organik, dinamakan cuka karena rasanya yang
asam dan baunya yang menyengat. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam
asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil
daur ulang, sisanya diperoleh dari industry petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata
Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam
etanoat. Asam asetat glacial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam
asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas air
membentuk Kristal mirip es pada 16.7°C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan
yang paling sering digunakan, dan merupakan singkatan resmi bagi asam asetat
adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Dalam
keadaan murni, asam asetat bebas air (asam asetat glasial) merupakan cairan tidak
berwarna yang menyerap air dari lingkungan (bersifat higroskopis) dan membeku
dibawah 16,7 o C (62 o F) menjadi sebuah Kristal padat yang tidak berwarna.
6
Asam asetat merupakan satu dari asam karboksilat yang paling sederhana
(berikutnya adalah asam format), merupakan regensia dan bahan kimia industri
yang sangat penting yang dipakai untuk memproduksi berbagai macam bahan
(Anonim, 2010b). Asam asetat cair adalah pelarut protikhidrofilik (polar), mirip
seperti air dan etanol.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22761/4/Chapter%20II.pdf
1.Karbonilisasi methanol
Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi ini,
metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat
CH3OH + CO CH→3COOH
Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu sendiri
terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.
Asam asetat disintesis dari metana melalui dua tahap. Tahap pertama,
gasmetan, bromina dalam bentuk hidrogen bromida (40 wt% HBr/H2O) dan
oksigen direaksikan dengan menggunakan katalis Ru/SiO2 menghasilkan CH3Br
dan CO.Tahap kedua CH3Br dan CO direaksikan lagi dengan H2O dengan
bantuan katalis RhCl3 menghasilkan asam asetat dan asam bromide.
3.Oksidasi asetaldehida
Dalam reaksi ini dijalankan pada suhu dan tekanan yang tinggi namun tetap
menjaga butana dalam keadaan cair. Tipikal kondisi reaksinya ialah pada
temperature 150°C dan tekanan 55 atm. Produk sampingan mungkin juga
terbentuk termasuk butanone, etil asetat, asam format, dan asam propionat.
Produk sampingan ini juga bernilai komersial, dan kondisi-kondisi reaksi dapat
diubah untuk menghasilkan lebih banyak dari mereka jika ini bermanfaat secara
ekonomis. Namun, pemisahan asam asetat dari produk tersebut dapat menambah
biaya proses.
Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat menghasilkan asam asetat
lebih besar dari 95%. Produk sampingan utama adalah etil asetat, asam format dan
formaldehida, yang semuanya memilki titik didih yang lebih rendah dari asam
asetat sehingga dapat dipisahkan dengan teknik destilasi.
4.Oksidasi alkana
Dalam metode ini asam asetat dibuat dari etilena dengan melalui proses
Wacker menghasilkan asetaldehida dan kemudian dioksidasi seperti dalam
metode oksidasi asetaldehida menghasilkan asam asetat.Teknik ini dikembangkan
oleh perusahaan kimia Showa Denko yang membuka pabrik etilen oksidasi di
Oita, Jepang, pada tahun 1997. Proses ini dikatalisis oleh paladium didukung
katalis logam pada heteropoly asam seperti asam tungstosilicic.
9
5.Oksidatif fermentasi
Dalam sejarah manusia, asam asetat dalam bentuk cuka, telah dibuat
melalui metode fermentasi dengan bantuan bakteri asam asetat dari genus
Acetobacter. Dengan membutuhkan sedikit oksigen, bakteri ini dapat
menghasilkan cuka dari erbagai bahan makanan beralkohol. Umumnya bahan
yang digunakan adalah bahan makanan termasuk apel, anggur, dan fermentasi
biji-bijian, gandum, beras, ataukentang mashes. Reaksi kimia keseluruhan
difasilitasi oleh bakteri ini adalah:
6. Anaerob fermentasi
Hal yang menguntungkan dari penggunaan metode ini dalam sudut pandang kimia
industry ialah bakteri acetogenic ini dapat menghasilkan asam asetat dari satu-
senyawa karbon, seperti metanol, karbon monoksida, atau campuran karbon
dioksidadan hidrogen. Reaksinya dapat dituliskan:
2.2 Alkohol
Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil
(-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alcohol
sebagai. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu
gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum
ROH,dengan R ialah gugusalkil dengan susunan C nH2n+1.
Alkohol merupakan salah satu turunan dari hidrokarbon yang memiliki atom H
yang diikat oleh atom C dan di substitusikan dengan gugus OH.
Berikut sifat-sifat darimasing-masing gugus fungsi :
• Sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapihanya alkoholdengan struktur yang
kecil saja/berat molekul ringan
• baik alkohol maupun fenol tidak larutdalam n-heksan
• Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer--> tidak terjadi pemisahan fase, alkohol
sekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier -> terjadi
pemisahan fase tanpa pemanasan.
• Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner ->
keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
• Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3
• Keasaman alkohol lebih rendah dibandingkan fenol
Contoh :
2.4 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
13
1. Distilasi Sederhana
2. Distilasi Fraksionisasi
beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didihmencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental
dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak
sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.
5. Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan
hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan
15
dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total
berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai
akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu
konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.
(http://uciuciiq.blogspot.com/2014/04/destilasi.html)