Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

MSDS, LC50 DAN LD50

Dosen Pembimbing
Febrina Sarlinda,ST.,M.Eng

Disusun Oleh :

Ibnu Masrur
1913451018

D3 REG 1 SEMESTER 2

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

PRODI DIPLOMA SANITASI

2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM I
MSDS

Tujuan :

- Mempelajari lembar keamanan bahan kimia.

- Untuk mengetahui karakteristik msds zat padat HNO3


- untuk mengetahui cara penanganan bahaya zat padat HNO3
- Untuk mengetahui karakteristik zat cair KNO3
- untuk mengetahui cara penanganan bahaya zat cair KNO3

A. Tinjauan pustaka:

 MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai
pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan
pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen
tersebut sebenarnya  harus diketahui dan digunakan  oleh para pelaksana yang terlibat dengan
bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan
kimia. Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan
kerja. Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat
fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS
dibuat oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi.Terkait dengan kepentingan para
pembuat MSDS maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin
menonjolkan uraian yang terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat  beberapa
informasi yang minimal terdapat pada MSDS secara umum.

Laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang melibatkan


pemakaian bahan kimia tertentu.Laboratorium di perguruan tinggi memiliki fungsi utama
sebagai tempat mahasiswa untuk melaksanakan riset dan kegiatan praktikum. Dalam
melaksanakan riset, kontak oleh mahasiswa dengan bahan kimia akan terjadi baik langsung
maupun tidak langsung. Setelah memasuki dunia kerja maka akan dijumpai laboratorium kimia
di bidang institusi riset atau industri. Dalam lapangan industri, laboratorium kimia didirikan
untuk keperluan kualitas  kontrol produksi atau untuk bagian riset dan pengembangan. Selain di
laboratorium, untuk staf yang bekerja di industri pada bagian produksi pun sering melibatkan
aktivitas yang melibatkan kontak dengan bahan kimia.Bekal tentang pengetahuan bahan kimia
perlu dimiliki mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik
terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

B. Alat dan bahan

Alat :

Bahan :
 Zat Padat HNO3
 Dan Zat Cair KNO3

C. Prosedur
1. Carilah bahan atau zat kimia di Laboratorium atau media online yang akan kita periksa
karakterikstik zatnya
2. Catat karakteristik atau kandungan yang tertulis di zat tersebut
3. Kemudian cari data MSDS zat tersebut dan catat Msdsnya.

D. Hasil

He a lt h 3
0
Fir e 0
4 0
Re a c t iv it y 0
Personal

 MSDS HNO3

Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan

Nama produk: Asam nitrat, 70%

Kode Katalog: SLN1963, SLN1549

CAS #: Campuran.
RTECS: Tidak berlaku.

TSCA: TSCA 8 (b)

inventaris: Air; Asam nitrat, berasap

CI #: Tidak berlaku. Sinonim: Asam Nitrat, 70%

Nama Kimia: Tidak berlaku.

Formula Kimia: Tidak berlaku.

Kontak informasi: Sciencelab.com, Inc. 14025 Smith Rd. Houston, Texas 77396

Penjualan AS: 1-800-901-7247

Penjualan Internasional: 1-281-441-4400

Pesan Online: ScienceLab.com CHEMTREC (Telepon Darurat 24 jam), hubungi: 1-800-424-


9300 International CHEMTREC, hubungi: 1-703-527-3887 Untuk bantuan non-darurat, hubungi:
1-281-441-4400

Bagian 2: Komposisi dan informasi bahan

Composition:

Name CAS # % by Weight

Water 7732-18-5 30

Nitric acid, fuming 7697-37-2 70

Toxicological Data on Ingredients: Nitric acid, fuming: VAPOR (LC50): Acute: 244 ppm 0.5
hours [Rat]. 344 ppm 0.5 hours

Bagian 3: Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan,
permeator), kontak mata (iritasi, korosif), tertelan,.Sedikit berbahaya jika terhirup (sensitizer
paru).Kabut cair atau semprotan dapat menyebabkan kerusakan jaringan terutama pada lendir
selaput mata, mulut dan saluran pernapasan.Kontak kulit dapat menghasilkan luka
bakar.Menghirup kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi parah pada saluran pernapasan,
ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas.Paparan yang lama bisa mengakibatkan luka
bakar dan ulserasi kulit.Paparan berlebihan oleh penghirupan dapat menyebabkan iritasi
pernapasan.Paparan berlebihan yang parah dapat terjadi mengakibatkan kematian.Peradangan
mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal-gatal.Peradangan kulit ditandai dengan
gatal, scaling, memerah, atau, kadang-kadang, melepuh.
Potensi Efek Kesehatan Kronis: EFEK Karsinogenik: Tidak tersedia. EFEK MUTAGENIK:
Tidak tersedia. EFEK TERATOGENIK: Tidak tersedia. TOXICITY DEVELOPMENTAL:
Tidak tersedia. Zat ini mungkin beracun bagi paru-paru, selaput lendir, pernapasan atas [traktat,
kulit, mata, gigi.Paparan zat yang berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan organ target.Ulang atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat
menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah.Diulang atau diperpanjang paparan
kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan yang menyebabkan serangan
infeksi bronkial yang sering.

Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak mata: Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Jika terjadi kontak, segera basuh mata
dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit.Air dingin dapat digunakan.Dapatkan perhatian
medis segera. Kontak kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
setidaknya 15 menit sambil melepaskan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan emolien.Air dingin dapat digunakan.Cuci pakaian sebelum digunakan
kembali.Sangat bersih sepatu sebelum digunakan kembali.Dapatkan perhatian medis segera.

Kontak Kulit Serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.

Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan
buatan.Jika sulit bernafas, berikan oksigen.Dapatkan medis perhatian segera. Inhalasi serius:
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Jika sulit bernapas, berikan oksigen.Jika korban
tidak bernafas, lakukan resusitasi dari mulut ke mulut.

PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan
resusitasi dari mulut ke mulut ketika bahan yang dihirup beracun, menular atau korosif. Mencari
perhatian medis segera. Proses menelan: JANGAN memaksakan muntah kecuali jika diarahkan
untuk melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut ke
alam bawah sadar orang.Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, segera hubungi
dokter.Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Tertelan
serius: Tidak tersedia.

Bagian 5: Data Kebakaran dan Ledakan

Kemudahan terbakar dari Produk: Tidak mudah terbakar.

Suhu Penyalaan Otomatis: Tidak dipakai.


Poin Flash: Tidak berlaku.

Batas Mudah terbakar: Tidak berlaku.

Produk Pembakaran: Tidak tersedia.

Bahaya Kebakaran di Hadirat Berbagai Zat: dari bahan mudah terbakar Bahaya Ledakan di
Hadirat Berbagai Zat: Mudah meledak di hadapan bahan pereduksi, logam, alkali. Sedikit
meledak di hadapan bahan yang mudah terbakar. Non-eksplosif di hadapan nyala api terbuka dan
percikan api, dari guncangan.

Media dan Instruksi Pemadam Kebakaran: Tidak berlaku.

Keterangan Khusus tentang Bahaya Kebakaran: Mudah terbakar di hadapan selulosa atau bahan
mudah terbakar lainnya. Fosfin, hidrogen sulfida, semua selenida terbakar ketika asam nitrat
berasap diteteskan ke gas.Fosfin menyala dalam asam nitrat pekat.Nikel tetraphosphide menyala
dengan berasap asam sendawa.Kontak dengan logam dapat mengembangkan gas hidrogen yang
mudah terbakar. Semburan amonia akan memicu uap asam nitrat. Selulosa dapat dikonversi
menjadi ester nitrat yang sangat mudah terbakar pada kontak dengan uap asam nitrat serta cairan
itu sendiri

Keterangan Khusus tentang Bahaya Ledakan Bereaksi exlposively dengan bubuk logam, karbida,
sianida, sulfida, alkali dan terpentin.Dapat bereaksi secara eksplosif dengan banyak agen
pereduksi.Arsine, phosphine, tetraborane semuanya teroksidasi secara eksplosif dengan adanya
asam nitrat.Cesium dan rubidium asetilida meledak kontak dengan asam nitrat.Reaksi eksplosif
dengan Asam Nitrat + Nitrobenzene + air.Peledakan dengan Nitric Asam + 4-
Methylcyclohexane.Penambahan asam nitrat berasap hangat ke fosfin menyebabkan ledakan.
Penambahan air campuran nitrasi yang diencerkan dengan volume air yang sama dapat
menyebabkan ledakan tingkat rendah. Siklopentadiena bereaksi secara eksplosif dengan asam
nitrat berasap.Campuran asam nitrat berasap dan asetonitril adalah bahan peledak tinggi. (Asam
nitrat, berasap

Bagian 6: Tindakan Pelepasan Kebetulan

Tumpahan Kecil: Encerkan dengan air dan bersihkan, atau serap dengan bahan kering lembam
dan tempatkan dalam wadah pembuangan limbah yang sesuai.

Jika diperlukan: Netralkan residu dengan larutan natrium karbonat encer.

Tumpahan Besar: Cairan korosif. Bahan pengoksidasi.Cairan beracun.Hentikan kebocoran jika


tanpa risiko.Serap dengan tanah KERING, pasir, atau bahan yang tidak mudah terbakar
lainnya.Jangan memasukkan air ke dalam wadah. Hindari kontak dengan bahan yang mudah
terbakar (kayu, kertas, minyak, pakaian...). Jaga agar zat tetap lembab menggunakan semprotan
air.Jangan menyentuh bahan yang tumpah.Gunakan tirai semprotan air untuk mengalihkan uap
melayang.Gunakan semprotan air untuk mengurangi uap.Cegah masuk ke selokan, ruang bawah
tanah atau area terbatas; tanggul jika dibutuhkan.Panggilan untuk bantuan
pembuangan.Netralkan residu dengan larutan natrium karbonat encer.Berhati-hatilah agar produk
tidak hadir pada tingkat konsentrasi di atas TLV.Periksa TLV pada MSDS dan dengan otoritas
lokal.

Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan: Tetap terkunci ..Jaga wadah tetap kering.Jauhkan dari panas. Jauhkan dari
sumber api. Jauhkan dari mudah terbakar materi ..Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap /
uap / semprotan. Jangan pernah menambahkan air ke produk ini.Dalam hal tidak mencukupi
ventilasi, pakai peralatan pernapasan yang cocok.Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan
tunjukkan wadah atau label.Hindari kontak dengan kulit dan mata.Jauhkan dari yang tidak
kompatibel seperti mengurangi agen, bahan yang mudah terbakar, bahan organik, logam, asam,
alkali, uap air.Dapat merusak permukaan logam. Simpan dalam drum papan serat metalik atau
dilapisi menggunakan paket batin polietilen yang kuat. Penyimpanan: Simpan wadah tertutup
rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi baik.Pisahkan dari asam, alkali, zat
pereduksi dan mudah terbakar.Lihat NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Oksidator Cair dan
Padat. Jangan simpan di atas 23 ° C (73,4 ° F).

Bagian 8: Kontrol Paparan / Perlindungan Pribadi

Kontrol Rekayasa: Berikan ventilasi pembuangan atau kontrol teknik lainnya untuk menjaga
konsentrasi uap di udara di bawah masing-masing nilai ambang batas. Pastikan stasiun pencuci
mata dan pancuran keselamatan proksimal ke lokasi stasiun kerja. Perlindungan pribadi:
Pelindung wajah. Jas lengkap.Respirator uap.Pastikan untuk menggunakan respirator yang
disetujui / bersertifikat atau yang setara.Sarung tangan. Sepatu bot. Perlindungan Pribadi dalam
Kasus Tumpahan Besar: Kacamata percikan. Jas lengkap.Respirator uap.Sepatu bot. Sarung
tangan. Alat bantu pernapasan mandiri harus digunakan untuk menghindari menghirup produk.
Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; konsultasikan dengan spesialis
SEBELUM menangani ini produk. Batas Paparan: TWA: 2 STEL: 4 (ppm) dari ACGIH (TLV)
[Amerika Serikat] TWA: 2 STEL: 4 dari OSHA (PEL) [Amerika Serikat] Consult local
berwenang untuk batas pemaparan yang dapat diterima.

Bagian 12:Informasi Ekologis

Ekotoksisitas: Tidak tersedia. BOD5 dan COD: Tidak tersedia. Produk dari biodegradasi: Produk
degradasi jangka pendek yang mungkin berbahaya tidak mungkin terjadi. Namun, produk
degradasi jangka panjang dapat muncul. Toksisitas Produk Biodegradasi: Produk degradasi
kurang beracun daripada produk itu sendiri. Keterangan Khusus tentang Produk Biodegradasi:
Tidak tersedia.
Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan

Pembuangan limbah: Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan kontrol lingkungan federal,
negara bagian dan lokal.

0
2 0

He a lt h 2
Fire 0
Re a c t iv it 0
y
Pers o n a l
Pro t e c t io E
n

 MSDS KNO3

Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan

Nama Produk: Kalium nitrat

Kode Katalog: SLP4009, SLP3001, SLP4816, SLP1987

CAS #: 7757-79-1 RTECS: TT370000 TSCA: TSCA 8 (b)

inventaris: Kalium nitrat

CI #: Tidak tersedia.

Sinonim: Asam Nitrat, garam kalium; sendawa

Nama Kimia: Potassium Nitrate


Formula Kimia: KNO3

Kontak informasi: Sciencelab.com, Inc. 14025 Smith Rd. Houston, Texas 77396

Penjualan AS: 1-800-901-7247

Penjualan Internasional: 1-281-441-4400

Pesan Online: ScienceLab.com CHEMTREC (Telepon Darurat 24 jam), hubungi: 1-800-424-


9300 International CHEMTREC, hubungi: 1-703-527-3887 Untuk bantuan non-darurat, hubungi:
1-281-441-4400

Bagian 2: Komposisi dan Informasi Bahan

Komposisi:

Beri nama CAS #% berdasarkan Berat Potassium nitrate 7757-79-1 100 Data Toksikologi
tentang Bahan: Potasium nitrat: ORAL (LD50): Akut: 3750 mg / kg [Tikus]. 1901 mg / kg
[Kelinci].

Bagian 3: Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
tertelan, terhirup (iritasi paru-paru). Berkepanjangan pajanan dapat menyebabkan luka bakar
pada kulit dan borok.Paparan berlebihan oleh penghirupan dapat menyebabkan iritasi
pernapasan.

Potensi Efek Kesehatan Kronis: EFEK Karsinogenik: Tidak tersedia. EFEK MUTAGENIK:
Tidak tersedia. EFEK TERATOGENIK: Tidak tersedia.

TOXICITY DEVELOPMENTAL: Tidak tersedia. Zat itu mungkin beracun bagi darah, ginjal,
sistem saraf pusat (SSP).Paparan zat yang berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan organ target.

Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak mata: Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Jika terjadi kontak, segera basuh mata
dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit.Air dingin dapat digunakan.Dapatkan perhatian
medis.

Kontak kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan emolien.Hapus terkontaminasi pakaian dan sepatu.Air dingin dapat
digunakan.Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.Bersihkan sepatu secara menyeluruh
sebelum digunakan kembali.Dapatkan medis perhatian.

Kontak Kulit Serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.

Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan
buatan.Jika sulit bernafas, berikan oksigen.Dapatkan medis perhatian.

Inhalasi serius: Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Jika sulit bernapas, berikan
oksigen.Jika korban tidak bernafas, lakukan resusitasi dari mulut ke mulut.Cari medis perhatian.

Proses menelan: JANGAN memaksakan muntah kecuali jika diarahkan untuk melakukannya
oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut ke alam bawah sadar
orang.Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, segera hubungi dokter.Longgarkan pakaian ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Tertelan serius: Tidak tersedia.

Bagian 5: Data Kebakaran dan Ledakan

Kemudahan terbakar dari Produk: Tidak mudah terbakar.

Suhu Penyalaan Otomatis: Tidak dipakai.

Poin Flash: Tidak berlaku.

Batas Mudah terbakar: Tidak berlaku.

Produk Pembakaran: Tidak tersedia.

Bahaya Kebakaran di Hadirat Berbagai Zat: Tidak berlaku.

Bahaya Ledakan di Hadirat Berbagai Zat: Risiko ledakan produk di hadapan

pelepasan statis: Tidak tersedia.

Sedikit meledak di hadapan guncangan, dari panas. Media dan Instruksi

Pemadam Kebakaran: Tidak berlaku.

Keterangan Khusus tentang Bahaya Kebakaran: Dalam kontak dengan zat yang mudah
teroksidasi, zat itu dapat bereaksi cukup cepat sehingga menyebabkan pengapian, pembakaran
hebat, atau ledakan. Ini meningkatkan sifat mudah terbakar dari bahan yang mudah
terbakar.Campuran kalium nitrat dan kalsium silisida adalah a kesiapan menyalakan primer dan
membakar pada tempurature yang sangat tinggi.Kontak karbida dengan penyebab kalium nitrat
cair pijaran. Ketika dipanaskan hingga terurai, ia mengeluarkan asap yang sangat beracun.
Keterangan Khusus tentang Bahaya Ledakan: Campuran kalium nitrat dan antimon trisulfida
meledak saat dipanaskan. Ketika tembaga fosfida dicampur dengan kalium nitrat dan
dipanaskan, meledak. Campuran germanium nitrate dan potassium nitrate meledak saat
dipanaskan. SEBUAH campuran kalium nitrat, belerang, arsenik trisulfide dikenal sebagai
formulasi piroteknik.Ketika titanium dipanaskan dengan kalium nitrat, sebuah ledakan
terjadi.Campuran kalium nitrat dan titanium disulfida meledak ketika dipanaskan.Kapan kalium
nitrat dicampur dengan boron, laminac, dan trichloroethylene ledakan dapat terjadi.Seng bubuk
dan kalium meledak jika dipanaskan.Arsenik disulfida membentuk campuran yang mudah
meledak bila dicampur dengan kalium nitrat.Arang (bubuk karbon) dan kalium nitrat membuat
campuran piroteknik.Kontak pada 290 C menyebabkan pembakaran yang kuat dan campuran
meledak pada pemanasan.Campuran kalium nitrat dan natrium asetat dapat menyebabkan
ledakan.Campuran kalium nitrat dan natrium hipofosfit merupakan bahan peledak yang
kuat.Campuran kalium nitrat dengan natrium fosfat dan natrium tiosulfat bersifat eksplosif.

Bagian 6: Tindakan Pelepasan Kebetulan

Tumpahan Kecil: Gunakan alat yang sesuai untuk meletakkan tumpahan padat di wadah
pembuangan limbah yang nyaman.

Tumpahan Besar: Bahan pengoksidasi. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Hindari kontak
dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, pakaian ...). Menjaga zat basah
menggunakan semprotan air.Jangan menyentuh bahan yang tumpah.Cegah masuk ke selokan,
ruang bawah tanah atau area terbatas; tanggul jika dibutuhkan.Meminta bantuan untuk
pembuangan.

Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan: Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Jauhkan dari bahan yang
mudah terbakar ..Jangan tertelan.Tidak menghirup debu.Pakailah pakaian pelindung yang
cocok.Dalam keadaan ventilasi tidak memadai, gunakan peralatan pernapasan yang sesuai.Jika
tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label.Hindari kontak dengan
kulit dan mata.Jauhkan dari bahan yang tidak cocok seperti zat pereduksi, bahan mudah terbakar,
bahan organik, logam.

Penyimpanan: Hidroskopis. Simpan wadah tertutup rapat.Simpan wadah di tempat yang sejuk,
berventilasi baik.Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi dan bahan bakar.Lihat NFPA 43A,
Kode untuk Penyimpanan Oksidator Cair dan Padat.

Bagian 8: Kontrol Paparan / Perlindungan Pribadi

Kontrol Rekayasa: Gunakan penutup proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kontrol teknik
lainnya untuk menjaga tingkat udara di bawah yang disarankan batas pemaparan. Jika operasi
pengguna menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi untuk menjaga paparan
kontaminan di udara di bawah batas paparan.

Perlindungan pribadi: Kacamata percikan. Jas laboratorium.Respirator debu.Pastikan untuk


menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau yang setara.Sarung tangan.

Perlindungan Pribadi dalam Kasus Tumpahan Besar: Kacamata percikan. Jas lengkap.Respirator
debu.Sepatu bot. Sarung tangan. Alat bantu pernapasan mandiri harus digunakan untuk
menghindari menghirup produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup;
konsultasikan dengan spesialis SEBELUM menangani ini produk. Batas Eksposur: Tidak
tersedia

Bagian 12: Informasi Ekologis

Ekotoksisitas: Tidak tersedia.

BOD5 dan COD: Tidak tersedia.

Produk dari biodegradasi: Produk degradasi jangka pendek yang mungkin berbahaya tidak
mungkin terjadi. Namun, produk degradasi jangka panjang dapat muncul.

Toksisitas Produk Biodegradasi:

Produk degradasi kurang beracun daripada produk itu sendiri.

Keterangan Khusus tentang Produk Biodegradasi: Tidak tersedia.

Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan

Pembuangan limbah: Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan kontrol lingkungan federal,
negara bagian dan lokal
E. Pembahasan

MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet memuat informasi mengenai sifat-


sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila
terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya.  MSDS merupakan dokumen yang dibuat
khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara
penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
3.2 Saran Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam
laboratorium kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan K3L dan B3 serta hal –hal apa
saja yang perlu dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa
saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, hal
ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan – kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja
terjadi, karena mencegah lebih baik dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati - hatian serta
pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.

KNO3 Merupakan garam anorganik. KNO3 bersifat korosif.KNO3 tidak mudah terbakar. Potensi
Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), tertelan,
terhirup (iritasi paru-paru). Berkepanjangan pajanan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit
dan borok.Paparan berlebihan oleh penghirupan dapat menyebabkan iritasi pernapasan.

HNO3 Merupakan sejenis cairan korosif yang tak berwarna dan merupakan asam beracun yang
dapat menyebabkan luka bakar. HNO3 tidak mudah terbakar. Tumpahan Besar, Cairan bersifat
korosif. Bahan pengoksidasi.Cairan beracun. Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya
jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak mata (iritasi, korosif),
tertelan,.Sedikit berbahaya jika terhirup (sensitizer paru).

F. Daftar Pustaka
 Cahyono, Achmad B., 2004. Keselamatan Kerja
 Peodjiadi, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.Anonim.
2013.BahanKimiaBerbahaya(online).
 http://dyah-dyahrahayu.blogspot.com/2013/03/contoh-bahan-kimia-
berbahaya.html diakses 11 September 2013. Anonim. 2013.
 KesehatandanKeselamatanKerja,(online).
http://hasanmutawakkil.blogspot.com/2013/04/k3l.html diakses 11 September
2013. Anonim. 2013. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), (online)..Bahan
Kimia di Industri. Gadjah. Mada University Press. Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM II
LC50

Tujuan:

1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui potensi toksisitas akut LC50
dari pestisida pada ikan mas (Cyprinuscarpio).
2. Untuk mengetahui konsetrasi suatu pestisida yang dapat menimbulkan 50%
kematian dari hewan percobaan
3. Untuk melihat tingkat klasifikasi suatu pestisida

A. Tinjauanpustaka :

Toksisitas merupakan suatu sifat relatif yang biasa digunakan untuk


membandingkan apakah zatkimia yang satu lebih toksik dari zat kimia yang lain. Uji
toksisitas akut merupakan uji toksisitas dengan pemberian suatusenyawa pada hewan uji
pada suatu saat.Maksud uji tersebut adalah untuk menetukan gejala yang timbul sebagai
akibat pemberian suatu senyawa dan untuk menentukan tingkat letalitasnya (Loomis,
2008).

            Uji toksisitas akut dilakukan untuk menentukan efek toksik suatu senyawa dalam
waktu singkat setelah pemejanan.Adapun yang dimaksud dengan LC50 (Median Lethal
Concentration) merupakan konsentrasi yang menyebabkan kematian sebanyak 50%
dari organisme ujiyangdapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan,pada suatu waktu 
pengamatan tertentu, misalnya LC50-48 jam, LC50-96 jam sampai waktu hiduphewan uji
(Loomis, 2008).

            Hewanuji yang digunakan pada penelitian iniadalah ikan mas (Cyprinus carpio),
yang merupakan spesiesikan air tawar yang termasuk dalam family Cyprinidae, sub ordo
Cyprinoidea, OrdoO stariophysi sub kelasTeleostei.Ikan mas sudah lama dibudidayakan
dan terdomestikasi dengan baik serta mudah didapat di masyarakat. Selainitu, ikan mas
mudah terserang penyakit maka di gunakan ikan mas sebagai hewan uji toksisitas
(Priyanto, 2009).

            Pestisida adalah zatkimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan
berbagai hama. Selain hama juga pestisida berfungsi untuk racun binatang, serangga.
Penggunaan pestisida dalam bidang pertanian yang semakin meningkat telah
menimbulkan dampa knegatif, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan yang
diakibatkan oleh kontaminasi pestisida. Adapun akibat dari hal tersebut adalah timbulnya
masalah pencemaran pada perairan misalnya kematian ikan-ikan  disawah,
kolamatausungai (Djojosumarto, 2008).
B. Alat dan bahan
a. alat :
 Oxygen meter
 Aquarium
 Pakan ikan
b. Bahan :
 Ikan mas
 Deterjen / pestisida

C. Prosedur

1. Kondisi Pemaparan
            Kondisi pemaparan dilakukan selama 96 jam dengan maksimum jumlah
kepadatan ikan 1 g bobot ikan/L larutan untuk pengujian system statis atau semi-
statis, sedang untuk sistem air mengalir kepadatan ikandapat di lokasi tinggi.Adapun
volume larutan uji disarankan tidak lebih dari 10 liter per wadah pengujian, untuk
mengurangi resiko pencemaran lingkungan di lokasi pengujian dengan suhu 24 –
28oC dankonstan dengan kisaran tidakl ebih dari 2 oC. Sementara itu, oksigen terlarut
tidak kurang dari 60% nilai satu rasi udara, acrasi dapat dilakukan sepanjang tidak
menyebabkan kehilangan konsentrasi yang signifikan.

2. Jumlah dan Cara Pemasukan Ikan


            Jumlah ikan yang harusdipaparkan padasetiap konsentrasi ujidan control
biasanya 10 ekordan minimal 7 ekor.Hal ini menandakan bahwa dalam pengujian
standar jumlah ikan uji ditentukan 18 ekor per konsentrasi, yang dibagi dalam 5
wadah akuarium dengan perbedaan konsentrasi beserta ditentukan satuwadah sebagai
kontrol.

3. Kondisi Ujidan Kontrol


            Konsentrasi larutan bahan uji dinyatakan dalam bahan formulasi (b.i) pestisida
dengan setiap pengujian digunakan minimal 5 konsentrasi bahan uji dalam deret
geometric atau logaritmik, dengan factor tidak lebih dari 2,2. Adapun larutan control
adalah air tanpa pestisida. Bila pada waktu pembuatan konsentrasi pestisida dipakai
bahan pelarut organik, makasalah satu control harus diberibahan pelarut yang sama
dan pada kepekatan yang sama dengan pemakaian pelarut pada pembuatan
konsentrasi tertinggi.
4. Pengujian Pendahuluan
            Sebelum pengujian definitive perlu dilakukan pengujian pendahuluan untuk
mendapatkan kisaran konsentrasiletal yang tepat.Pengujian pendahuluan sedikitnya
dengan 5 ekor ikan per konsentrasi uji. Deretan konsentrasi ujipendahuluan
iniditentukan dengan interval jarak yang agak lebar, misalnya 0,001, 0,03, 0,02 dan
seterusnya. Hasil pengujian pendahuluan adalah kisaran konsentrasi letal ambang
batas yakni konsentrasi paling rendah yang mematikan 100% ikan uji pada waktu
pemaparan 24 jam, dan konsentrasi letal ambang bawah yakni konsentrasi tertinggi
yang tidak mematikan ikan pada waktu pemaparan 48 jam

D. Hasil

Berdasarkan pada hasil percobaan yang telah di lakukan , maka di peroleh hasil sbb :

 Perhitungan LC50

Kolam 1 Kolam 2 kolam 3

50 Ikan 50 Ikan 50 Ikan


25 ppm diterjen 50 ppm diterjen 75 ppm diterjen

12 Mati 20 Mati 30 Mati

Kolamkontrol

50 Ikan
0 ppm diterjen

1 Mati

 Konsentrasi (c) ppm


 0 ppm
 25 ppm
 50 ppm
 75 ppm
 Log 10 c
 Log 25 = 1,397
 Log 50 = 1,698
 Log 75 = 1,875

 JumlahIkan Di Kolam = 50 Ikan

 JumlahIkan Yang Mati


 0 ppm diterjenikanmati = 1
 25 ppm diterjenikanmati = 12
 50 ppm diterjenikanmati = 20
 75 ppm diterjenikanmati = 30

 %Kematian
JUMLAHI KAN MATI
Rumus : % kematian (moralitas) = x 100 %
JUMLAH IKAN AWAL

1
 Kolamkontrol (konsentrasi 0 ppm) = x 100 %
50
= 2%

12
 Kolam 1 (konsentrasi 25 ppm) = x 100 %
50
= 24%

20
 Kolam 2 (konsentrasi 50 ppm) = x 100 %
50
= 40%

30
 Kolam 3 (konsentrasi 75 ppm) = x 100 %
50
= 60%

 % KematianTerkoreksi
Rumus :
% KematianTerkoreksi=
% KEMATIAN PADA
KONSENTRASI TERTENTU −% KEMATIAN KONSENTRASI KONTROL (100−% KEMATIAN K
¿

 Kolamkontrol (konsentrasi 0 ppm) = -


(24−2)
 Kolam 1 (konsentrasi 25 ppm) = x 100
(100−2)

(22)
= x 100
(98)
= 22,4%
= dibulatkanmenjadi22%

(40−2)
 Kolam 2 (konsentrasi 50 ppm) = x 100
(100−2)

(38)
= x 100
(98)
= 38,7%
= dibulatkanmenjadi39%

(60−2)
 Kolam 3 (konsentrasi 75 ppm) = x 100
(100−2)

(58)
= x 100
(98)
= 59,1%
= dibulatkanmenjadi59%

 Probit

 Konsentrasi 0 ppm (% kematianterkoreksi -) = -


 Konsentrasi 25 ppm (% kematianterkoreksi 22) = probit 22
= 4,23

 Konsentrasi 50 ppm (% kematianterkoreksi 39) = probit 39


= 4,72
 Konsentrasi 75 ppm (% kematianterkoreksi 59) = probit 59
= 5,23

 Table HasilPerhitungan LC50

Konsentras log 10 %
i c Jumlah Jumlah Kematian % Kematian Probit
C ppm   IkanAwal IkanMati   Terkoreksi  
0 - 50 1 2 - -
25 1,397 50 12 24 22 4,23
50 1,698 50 20 40 39 4,72
75 1,875 50 30 60 59 5,23

 GrafikProbit LC50

Probit
6

5 f(x) = 2.04261245269881 x + 1.34273870336231

Sehingga, diperolehpersamaan y = 2,042x + 1,342


3

 Hasil (kesimpulan) LC50

Y = 2,042x + 1,342 Probit 50%


2 5 = 2,042x + 1,342
5-1,342 = 2,042x
3,658 = 2,042x
3,658
X =
1 2,042

0
1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
X = 1,791 = log c
C = antilog 1,791
= 61,8 ppm

Jadi, nilai LC50 = 61,8 ppm

KriteriaTingkatanToksisitasAkut LC50 padatingkat perairan, Tingkat


RacunSedang

E. Pembahasan

Penentuan nilai probit dari hasil perhitungan analisa probit.Analisa probit adalah suatu
analisa yang sering digunakan di dalam toksikologi untukmenentukan toksisitas relative dari
suatu bahan kimia yang diujikan untuk organisme hidup.Analisa probit digunakan untuk
mengetahui respon subyek yang diteliti oleh adanya stimuli dalam hal ini pestisida dengan
mengetahui respon berupa mortalitas (Negara, 2003).

Tabel analisa probit ini dapat dihitung dari % kematian padai kan mas (Cyprinuscarpio)
di masing-masing konsentrasi. Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan hasiltersebut yaitu
pada konsentrasi 0mg/ml menyebabkan kematian pada hewan uji sebesar2%, dan pada
konsentrasi 25 mg/ml, menyebabkan kematian pada hewan uji sebesar 24% , pada
konsentrasi 50 mg/ml, menyebabkan kematian pada hewan uji sebesar 40% dan75mg/ml
menyebabkan kematian pada hewan uji sebesar 60%.Kriteria tingkatan toksisitas akut LC50
pada tingkat perairan kolam adalah, Tingkat RacunSedang.

F. DaftarPustaka
o http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/08/makalah-lethal-concentration-50-
lc50.html
o https://www.academia.edu/30316062/Laporan_ekotoksikologi
o https://www.slideshare.net/cheezyyummy/laporan-2-pesti-analisis-probit
o http://ratnalestyanadewi.blogspot.com/2016/12/uji-toksisitas-akut-pestisida-pada-
ikan.html
o Djojosumarto, P., 2008, PestisidadanAplikasinya, 109, Agro Media Pustaka,
Jakarta
o Donatus, I. A., 2001, ToksikologiDasar, 1, 200, 201,
LaboratoriumFarmakologidanToksikologiJurusan Kimia FarmasiFakultasFarmasi
UGM, Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM III


LD50

    Tujuan Praktikum
1.    Untuk mengetahui apa itu LD50
2.    Untuk mengetahui jeni-jenis penentuan LD50
3.    Untuk mengetahui prosedur pengujian LD50
4. Untuk mengetahui hasil pengujian LD50 terhadap suatu Makhluk Hidup
5. Untuk mengetahui dosis yang dapat menyebabkan hewan mati (letnal dosis) dan efektif
dosis yang digunakan

A. Tinjauan Pustaka

LD50 didefinisikan sebagai dosis  yang mematikan terhadap 50 persen dari


kelompok hewan yang diuji.
LD50 adalah dosis tertentu yang dinyatakan dalam miligram berat bahan uji per
kilogram berat badan (BB) hewan uji yang menghasilkan 50% respon kematian pada
populasi hewan uji dalam jangka waktu tertentu.
Konsep tentang LD50, dosis letal median, dikembangkan oleh Trevan sebagai grafik
indeks toksisitas, yang mendefinsikannya sebagai satuan dosis tiap satuan  bobot hewan yang
bisa membunuh setengah dari kelompok hewan yang sangat besar menggunakan data
kuantitatif yang akurat. Nilai angka yang lebih rendah dalam LD50 menunjukkan toksisitas
yang lebih besar dari dosis yang lebih tinggi.Hanya kematian dan kebertahanan untuk hidup
yang dicatat; efek-efek yang tidak mematikan termasuk keparahan tidak diperhitungkan.
Plot grafik dosis yang diberikan terhadap respon yang muncul diperoleh kurva
sigmoid yang simetris jika peningkatan dosis bersifat logaritmik (titik 50 persen atau median
bisa diekstrapolasikan dan simpangan baku serta kemiringan bisa dihitung) Kemiringan
menunjukkan rasio antara peningkatan dosis dan respon. LD50 memiliki nilai forensik, dan
estimasinya diperlukan untuk memenuhi persyaratan peraturan.Sangat penting untuk
mengkarakterisasi hambatan industri dan kecelakaan yang mungkin bisa menjadi hasil yang
fatal.
LD50 bisa dihitung baik dengan metode grafik maupun non-grafik dan data
numeriknya bisa dihitung dengan perangkat pengolah.
Lethal dose 50% (LD50) yaitu disis zat kimia yang akan membunuh sebanyak 50%
dari populasi yang dapat kontak langsung  dengan zatb kimia yang dicobakan. Ukuran
LD50 adalah berdasarkan berat tubuh dan dinyatakan dalm bentuk unit mg/kg (milligram
racun per kilogram berat badan makhluk hidup).  Beberapa kelemahan dari ukuran
LD50 adalah ditemukan kenyataan bahwa besar LD50 masih tergantung  pada jenis species
makhluk hidup yang menjadi objek percobaan. Dengan demikian ukuran LD 50 untuk tikus
akan berbeda dari ukuran LD50 untuk kelinci atau binatang pengerat yang lainnya. Namun
demikian ukuran LD50 digunakan sebagai perbandingan umum tentang potensi racun yang
dimiliki oleh zat kimia terhadap makhluk hidup sehingga manusia dapat menghindarkan
bahaya yang disebabkan oleh daya racun yang dimiliki oleh zat kimia.Ukuran LD 50 dapat
juga disebut sebagai LD50 rendah atau LD50 tinggi, yaitu berbagai untuk menggambarkan
potensi rendah dan tingginya daya racun suatu zat kimia di dalam tubuh makhluk hidup,
sehingga informasi LD50 yang dimiliki zat kimia tersebut. Beberapa contoh LD 50 dari
beberapa senyawa kimia yang sering ditemukan di dalam lingkungan diperlihatkan pada
tabel berikut :
Tabel. Besaran LD50 beberapa senyawa kimia terhadap makhluk hidup
LD50 (mg/kg) Nama senyawa alamiah Nama senyawa sintetik
>10.000.000 Gula pasir
1000 Garam, etanol, phyretrin -
Malathion, glyphospate, aspirin
100 Kafein DDT, codeine, paracetamol
1 Nikotin Strychnine
10-2 Bisa ular -
10-5 Tetanus -

Penentuan LD50 dapat dilakukan dengan membuat perlakuan terhadap


sekelompok hewan percobaan seperti tikus, kelinci dan hewan lain dengan memberikan dosis
zat kimia bervariasi (perkalian) misalnya 1x, 2x, 4x, 8x dan seterusnya 9mg zat kimia per kg
berat badan), dan sebagai control dibuat sekelompok  hewan yang tidak  diberikan zat kimia.

Nilai LD50 berguna dalam beberapa hal:


1.    Klasifikasi zat kimia berdasarkan toksisitas relative.
2.    Pertimbangan akibat bahaya dari overdosis
3.    Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada hewan
4.    Menyediakan informasi tentang:
a.    Mekanisme keracunan
b.    Pengaruh terhadap umur, seks, inang lain, dan faktor lingkungan
c.    Tentang respon yang berbeda-beda di antara spesies dan galur
d.    Menyediakan informasi tentang reaktivitas populasi hewan-hewan tertentu
e.    Menyumbang informasi yang diperlukan secara menyeluruh dalam percobaan-percobaan
obat penyembuh bagi manusia
f.      Kontrol kualitas. Mendeteksi kemurnian dari produk racun dan perubahan fisik bahan-
bahan kimia yang mempengaruhi keberadaan hidup.
B.     Penentuan LD50
Tujuan dilakukan penentuan LD50 adalah untuk mencari besarnya dosis tunggal
yang membunuh 50% dari sekelompok hewan coba dengan sekali pemberian bahan uji. Hal
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Ø  Metode Weil
Rumus: Log m = log D + d (f + 1)
Ø  Metode grafik Probit
Hewan uji diberi dosis-dosis yang menurun secara ekponensial sehingga didapatkan data
presentasi kematian berupa garis linier. Taraf kepercayaan dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
 
Ø  Metode Farmakope Indonesia III
Rumus : m = a – b (ΣPi – 0,5)

1.    Penentuan LD50 Akut


Uji toksisitas kronis adalah  uji toksisitas yang meliputi pengamatan terhadap
stimulus-stimulus yang dapat menghambat atau mengganggu kehidupan biota uji secara terus
menerus dalam jangka waktu relatif lama. Uji toksisitas kronis harus mempertimbangkan hal-
hal yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan biota uji seperti pertumbuhan, reproduksi
dsb.
Jumlah dan spesies pada uji ini biasanya memakai satu spesies hewan atau lebih.
Kecuali ada indikasi lain biasanya dipakai tikus, anjing, primata. Jumlah untuk tikus 40-100
ekor dalam setiap kelompok perlakuan dan kontrol.

Persiapan Pengujian
a.    Metode Pengujian
Dua metode umum penentuan LD50 adalah metode non-grafik (mengasumsikan respon tidak
terdistribusi secara normal) dan metode grafik (asumsi respon terdistribusi secara normal).
Metode monografik dicontohkan dengan Thompson’s Moving  Average Method
b.    Data Hewan
Hewan percobaan harus dikarakterisasikan dalam hal spesies, strain, dan karakteristik
fisiologis dan morfologisnya. Sangat penting untuk memilih hewan secara acak untuk setiap
kelompok level-dosis Higienitas dan pengaruh lingkungan merupakan faktor penting dalam
penggunaan hewan uji

c.    Usia, Bobot Badan, dan Jenis Kelamin


Penting untuk menentukan usia, bobot badan, dan jenis kelamin hewan uji karena perbedaan
usia menentukan kematangan fungsi organ serta aktivitas enzim. Respon terhadap dosis juga
akan berbeda tergantung kepada usia dan bobot badan. Hewan yang hamil tidak boleh
digunakan untuk pengujian. Untuk pengujian LD50 sering digunakan hewan uji  bobot 200-
250 gram tikus dan mencit bobot 20-30 gram.
d.    Spesies dan Suku Hewan
Tikus dan mencit yang merupakan spesies yang sama sering digunakan untuk pengujian
LD50. keuntungannya adalah untuk memperoleh keseragaman relatif dan ketersediaannya.
Jumlah hewan yang berada dalam satu kandang harus seragam.Kepadatan hewan dalam satu
kandang mempengaruhi pengukuran LD50.

e.    Persiapan Bahan Pengujian


Perbedaan dalam persiapan bahan pengujian bisa menjadi sebab perbedaan hasil yang
diperoleh dalam pengujian LD50 dalam literatur untuk zat yang sama.
Bahan percobaan yang akan diujikan sebaiknya tidak diencerkan terlebih dahulu. Untuk
bahan padatan sebaiknya digerus terlebih dahulu.

2.    Penentuan LD50 Sub-kronis/Sub-akut


Uji toksisitas subkronis adalah uji ketoksikan suatu senyawa yang diberikan dengan
dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama kurang dari 3 bulan.Uji ini ditujukan untuk
mengungkapkan spectrum efek toksik senyawa uji serta untuk memperlihatkan apakah
spectrum efek toksik itu berkaitan dengan takaran dosis.
Pengamatan dan pemerikasaan yang dilakukan dari uji ketoksikan subkronis meliputi
:
a.    Perubahan berat badan yang diperiksa paling tidak tujuh hari sekali.
b.    Masukan makanan  untuk masing-masing hewan atau kelompok hewan yang diukur paling
tidak tujuh hari sekali.
c.    Gejala kronis umum yang diamati setiap hari.
d.    Pemeriksaan hematologi paling tidak diperiksa dua kali pada awal dan akhir uji coba.
e.    Pemeriksaan kimia darah paling tidak dua kali pada awal dan akhir uji coba.
f.      Analisis urin paling tidak sekali.
g.    Pemeriksaan histopatologi organ pada akhir uji coba.
Tata Cara Pelaksanaan
1)    Pemilihan hewan uji, dapat digunakan roden (tikus) dan nirroden (anjing), sebaiknya dipilih
hewan uji yang peka dan memiliki pola metabolisme terhadap senyawa uji yang semirip
mungkin dengan manusia. Disarankan paling tidak satu jenis hewan uji dewasa, sehat, baik
jantan maupun betina.Jumlah yang digunakan paling tidak 10 ekor untuk masing-masing
jenis kelamin dalam setiap kelompok takaran dosis yang diberikan.
2)    Pengelompokan, minimal ada empat kelompok uji yaitu 3 kelompok dosis dan 1 kelompok
kontrol negatif. Hal ini disebabkan karena untuk regresi minimal digunakan 3 data sehingga
dapat dianalisis hubungan dosis dengan efek.
3)    Takaran dosis, bergerak dari dosis yang sama sekali tida menimbulkan efek toksis sampai
dengan dosis yang betul-betul menimbulkan efek toksik yang nyata. Minimal digunakan 3
peringkat dosis degan syarat dosis yang tetinggi sebisa mungkin tidak mematikan hewan uji
tetapi memberi wujud efek toksik yang jelas (nyata).Sedangkan dosis terendah yang
digunakan setingkat dengan ED50-nya.
4)    Pengamatan, berupa wujud efek toksik atau spektrumnya, semua jenis perubahan harus
diamati.
Studi subkronik dirancang  untuk menentukan efek samping paparan yang diulang
secara reguler dalam rentang  periode dari beberapa hari sampai enam bulan.  Tingkat
paparan normalnya lebih rendah dari pada yang ditemukan pada studi akut.
Kematian bukan merupakan titik akhir, dan rute paparan normalnya mencakup rute
paparan yang diantisipasikan pada manusia.
Prosedur  pengujian secara umum lebih ekstensif dan terperinci dibandingkan
dengan studi akut. Semua data kuantitatif harus diolah secara statistik untuk membandingkan
kelompok hewan uji dan kontrol. Studi bisa menyertakan baik hewan yang sudah dewasa
maupun belum, dengan mempertimbangkan populasi manusia yang memiliki resiko terhadap
paparan yang diujikan

B. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Spoit
2. Alat timbang
3. Penyaring
4. Corong
5. Tabung reaksi
6. Gelas reaksi
7. Tabung Erlenmeyer
B. Bahan
1. Mencit 4 ekor
2. Xylacin
3. Arang
4. Atropin sulfat
5. Sulfonamid ( merek dagang HIT )
6. Zat tannin dari the
7. Merkuri (Hg) / raksa thermometer

C. Prosedur Uji LD50 / ED50


Cara kerja :

a. Mencit yang telah disiapkan di timbang berat badannya dan beri tanda.

b. Menentukan rute pemberian dosis, dapat dilakukan per oral, per injeksi, subcutan,
intra muscular, dan dermal. Praktikum ini menggunakan rute pemberian secara intra
muscular (IM)

c. Penentuan dosis, adapun tingkatan dosis yang digunakan yaitu :

- 150 mg/kgBB

- 300 mg/kgBB

- 600 mg/kgBB

- 1200 mg/kgBB

d. Dosis obat disuntikan kepada mencit dengan dosis yang telah ditentukan.

e. Amati gejala yang dialami mencit

f. Pengamatan dilakukan beberapa saat jika mencit ada yang mati, dan lakukan
pencatatan.

D. Hasil

Terdapat 4 ekor mencit masing-masing mencit disuntikan dosis zat A sebesar 150 mg/kg,
300 mg/kg, 600mg/kg dan 1200 dosis mg/kg. setelah mencit disuntikan dosis tersebut
terdapat mencit yang mati 0,1,2,dan 4 mencit yang mati

Dosis Zat A mg/kg Jumlah mencit Jumlah hewan mati/ r


Jumlah hewan perkelompok
150 4 0/4 0
300 4 1/4 1
600 4 2/4 2
1200 4 4/4 4
D = 150 d = Log 2 f = 0,75000 δf = 0,38188

Maka , LD50 :

Log LD50 = log D + d (F+1)

Log LD50 = log 150 + log 2 (0,75000 + 1)

Log LD50 = 2,176 + 0,301 (1,75)

Log LD50 = 2,70275

LD50 = 501,187

Kriteria Dosis Toksisitas Zat A : Sangat Toksik

Sebaran LD50 = Antilog (log ld50 ± 2d . δf )

= Antilog ( 2,70275 ± 2 log 2. 0,38188 )

= Antilog (2,70275 ± 0,229128 )

= 2,97,592 Mg/Kg ± 854,826 Mg/Kg

Maka, LD50 dari zat tersebut adalah 501,187Mg/Kg dan Zat A tersebut masuk dalam
Kriteria Dosis Sangat Toksik

E. Pembahasan

LD50 (lethal dose 50) adalah dosis yang menimbulkan kematian pada 50%
individu.Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum yang dilakukan membuktikan bahwa
pemberian dosis suatu zat sangat berpengaruh terhadap toksisitas suatu zat. Semakin tinggi
kadar dosis yang diberikan, maka tingkat toksistasnya juga semakin tinggi, begitupun
sebaliknya.Maka, LD50 dari zat tersebut adalah 501,187 mg/kg dan zat Atersebut masuk
dalam kriteria dosis Sangat Toksik
F. Daftar Pustaka

 http://sukma1211.blogspot.com/2016/06/makalah-lethal-dose-ld-50.html
 http://asharicdvm.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-toksikologi_874.html
 https://www.scribd.com/document/248173913/Laporan-Praktikum-Farmakologi-LD50-
doc
 https://dokumen.tips/documents/praktikum-iii-menentukan-ed50.html

Anda mungkin juga menyukai