Analisis rasio aktivitas diperlukan suatu perusahaan barang ataupun jasa untuk menilai
efisiensi suatu perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. Rasio aktivitas adalah
salah satu rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua
aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam sebuah perusahaan atau usaha penjualan dan
beragam unsur aktiva haruslah seimbang. Misalnya saja contoh persediaan aktiva tetap dan
aktiva lainnya. Aset atau aktiva yang tidak dimanfaatkan secara maksimal pada tingkat
penjualan tertentu berakibat pada dana terhenti pada aktiva tersebut semakin besar. Padahal
dana tersebut akan lebih bermanfaat atau bisa digunakan pada aktiva lain yang lebih
produktif.
1. Sales to Receivable
Sales to Receivable menunjukkan seberapa cepat perusahaan mengumpulkan piutang
usaha dari pelanggan. Piutang usaha muncul ketika perusahaan menjual barang secara
kredit. Jadi, dengan kata lain, rasio ini menunjukan efektifitas perusahaan dalam
mengelola penjualan secara kredit.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh analisis bahwa dari tahun 2014 hinggal
2018 Sales to Receivable pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengalami
penurunan. Penurunan pada rasio ini menggambarkan bahwa PT indofood masih kurang baik
dalam mengelola piutang usahanya atau terlalu longgar dalam penarikan piutang. Hal ini
dikarenakan oleh jenis sektor dari perusahaan itu sendiri yang tidak terfokus pada
pengkreditan hasil produksinya.
Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa sejak tahun 2014 hingga 2018 Sales to
Fixed Asset pada PT. Indofood Sukses Makmut mengalami penurunan. Meskipun rasio yang
lebih tinggi umumnya lebih diinginkan, tapi jika nilainya terlalu tinggi, maka perusahaan
dapat beroperasi di luar kapasitasnya. Perusahaan perlu berinvestasi dalam aset modal
(pabrik, properti, peralatan) untuk mendukung penjualannya. Di sisi lain, rasio yang rendah
tidak selalu berarti inefisiensi. Itu mungkin karena perusahaan beroperasi di industri padat
modal, yang mana memiliki proporsi aset tetap yang signifikan. Sehingga, industri padat
modal seringkali memiliki perputaran aset tetap yang rendah karena memiliki persentase aset
tetap yang tinggi.