Anda di halaman 1dari 8

FORM SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Demam typoid


Sasaran : Keluarga binaan
Hari / tanggal : senin tgl 06 Juli 2020
Waktu : 09:00 sampai selesai
Tempat : di rumah keluarga binaan
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 4 orang
2. Kelas/ Ruangan
a) Ukuran ruang/ kelas 5x5 m
b) Keadaan penerangan dan ventilasi
c) Prasarana yang tersedia
3. Pengajar
Fasilitator adalah

B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang demam typoid peserta diharapkan mampu
:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan Keluarga dapat mengetahui penyakit
tifus dengan benar.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat:
a. Menyebutkan penyebeb penyakit typoid
b. Menjelaskan pengertian penyakit typoid
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit typoid
d. Menjelaskan pencegahan penyakit typoid

C. MATERI
1. Pengertian penyakit Thypoid
2. Penyebab penyakit Thypoid
3. Tanda dan gejala penyakit Thypoid
4. Pencegahan penyakit Thypoid
5. Tindakan pencegahan Thypoid

D. METODE
1. Ceramah
2. Pemutaran video
E. MEDIA
a) Video
G. ALAT BANTU
a) .....
b) Dst
H. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

TAHAP/WAKT KEGIATAN
U
Fasilitator Peserta
Pembukaan 10  Memberi salam  Menjawab salam.
menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan.
 Menjelaskan judul materi  Memperhatikan dan mencatat.
dan tujuan yang harus dicapai
oleh peserta didik.
 Memberikan pre test jenis  Menjawab dengan mengerjakan
Penyajian obyektif untuk tiap peserta pada jawaban yang telah
(pengembangan) didik (jika diperlukan) disediakan.
10 menit  Curah pendapat tentang  Satu atau dua orang menjawab
pengertian penyakit typoid
 Dst
 Mengajukan pertanyaan.
Penutup10 menit
 Merangkum materi yang  Memperhatikan dan mencatat.
telah diberikan.  Mengerjakan dan menjawab
 Post test: dengan soal pada lembar jawaban yang
menanyakan lagi materi yang di telah disediakan.
sampaikan.  Menjawab salam.
 Menutup dengan salam.

I. EVALUASI
a) Standar Evaluasi
1. Peserta dapat menyebutkan penyebeb penyakit
typoid
2. Peserta dapat menjelaskan Menjelaskan
pengertian penyakit typoid
3. Peserta dapat menjelaskan Menjelaskan tanda
dan gejala penyakit typoid
4. Peserta dapat menjelaskan Menjelaskan
pencegahan penyakit typoid
b) Pertanyaan Evaluasi
1. Sebutkan penyebeb penyakit typoid
2. Jelaskan pengertian penyakit typoid
3. jelaskan tanda dan gejala penyakit typoid
4. jelaskan pencegahan penyakit typoid

J. SUMBER KEPUSTAKAAN
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV.
Sagung Seto.
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
K. Lampiran materi
1. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid
dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
2. Etiologi
a. Salmonella thyposa, basil gram negative
yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga
macam antigen yaitu:
1) antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
2) antigen H(flagella)
3) antigen V1 dan protein membrane hialin.
b. Salmonella parathypi A
c. salmonella parathypi B
d. Salmonella parathypi C
e. Faces dan Urin dari penderita thypus
(Rahmad Juwono, 1996).
S. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F
yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui
Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada
orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke
dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan
bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu. Semula disangka
demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia.
Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan
merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis
typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena
salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit
pada jaringan yang meradang.

T. Gejala Klinis
1. Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala
awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
a) Perasaan tidak enak badan
b) Lesu
c) Nyeri kepala
d) Pusing
e) Diare
f) Anoreksia
g) Batuk
h) Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).

2. Menyusul gejala klinis yang lain


a) Demam
Demam berlangsung 3 minggu
1) Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada
sore dan malam hari
2) Minggu II : Demam terus
3) Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur – angsur
b) Gangguan Pada Saluran Pencernaan
1) Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang
disertai tremor
2) Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
3) Terdapat konstipasi, diare
c) Gangguan Kesadaran
1) Kesadaran yaitu apatis – somnolen
2) Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler
kulit) (Rahmad Juwono, 1996).
U. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif, aneosinofilia,
trombositopenia, anemia
2. Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam
minggu pertama sakit
3. Pemeriksaan WIDAL - Bila terjadi aglutinasi 1/200³- Diperlukan titer anti bodi terhadap
antigeno yang bernilai   4 kali antara masa akut dan konvalesene mengarah³atau peningkatan 
kepada demam typhoid (Rahmad Juwono, 1996).
V. Pencegahan
1. Menjaga kebersihan
Salah satu upaya pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit ini
adalah mencuci tangan dengan rutin. Bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir. Dalam
keadaan darurat, Anda juga dapat membersihkan tangan dengan hand sanitizer yang
mengandung setidaknya 60% alkohol.
Selain itu, Anda juga perlu menjaga kebersihan diri terutama setelah bepergian ke
luar rumah apalagi pasar. Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan
tangan yang kotor. Pastikan juga untuk mencuci kaki setiap habis keluar rumah.
2. Hindari kontak dengan orang sakit
Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu, hindari
kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit. Berciuman dan menggunakan peralatan
makan atau mandi yang sama dengan orang sakit dapat meningkatkan risiko penularan
penyakit.
3. Vaksin tifoid
Vaksin tifoid bisa dilakukan untuk membantu mencegah penyakit yang satu ini.
Terutama jika Anda termasuk kategori yang rentan atau berisiko tinggi.
Ada dua jenis vaksin untuk tipes, yaitu:
 Disuntikkan dengan dosis tunggal setidaknya satu minggu sebelum bepergian.
 Diberikan dalam bentuk minum sebanyak empat kapsul. Biasanya per kapsulnya
wajib diminum setiap hari.

Namun, vaksin memiliki keefektifan hanya 50 sampai 80 persen saja. Keefektifan


vaksin juga akan berkurang dari waktu ke waktu. Untuk itu, Anda tetap perlu berhati-hati dan
mengupayakan cara pencegahan lainnya.

a. Mengonsumsi makanan dan minuman yang terjamin kebersihannya


Makanan dan minuman menjadi salah satu media penularan yang paling sering
untuk tipes. Maka dari itu, usahakan untuk selalu makan dan minum yang telah terjaga
kebersihannya. Makan makanan yang dimasak dan disajikan panas jauh lebih baik
dibandingkan dengan makanan mentah atau setengah matang.
Selain itu, produk susu yang dipasteurisasi juga jauh lebih baik dibandingkan
dengan yang tidak melewati proses ini. Jangan lupa juga untuk mencuci sayuran dan buah
atau mengupas kulitnya.
Untuk air minum, Anda juga tak boleh sembarangan. Sebaiknya, minumlah dari
air kemasan yang disegel dan terjamin keasliannya.
Anda tidak disarankan untuk minum air mentah yang tidak direbus, disaring atau
diolah. Begitu pula berhato-hatilah ketika minum es yang terbuat dari air keran atau
sumur. Jika ingin minum es, buatlah dari air matang sudah pasti aman.
b. Tidak menyiapkan makanan untuk orang lain sampai benar-benar sembuh
Usahakan untuk tidak memasak atau menyiapkan makanan sampai dokter
menyatakan bahwa bakterinya tak akan lagi menular. Jika Anda memaksakannya karena
sudah merasa enakan, bisa saja Anda malah menularkan terinfeksi penyakit ini kepada
orang lain.
......................, juli , 2020

Mahasiswa Program Pembelajaran Tahap Profesi


Pembimbing Lahan, Keperawatan Komunitas

( ------------------------------------------ ) ( HUSNAN KANDAYA )


NPM: 020021143
NIP.

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(....................................................................)
CHEK LIST PENILAIAN PENYULUHAN KESEHATAN
Nama Mahasiswa : HUSNAN KANDAYA
NPM : 020021143
Tempat Penyuluhan : Rumah keluarga binaan
No Indikator Nilai Keterangan
0 1 2 3 4
Satuan Acara Penyuluhan
1. Kesesuaian materi dengan sasaran
2. Ketepatan pengaturan waktu
3. Kesesuaian materi yang digunakan
4. Kesesuaian metode yang digunakan
5. Kesesuaian tehnik evaluasi yang digunakan
Tehnik Penyuluhan
6. Megucapkan salam & memperkenalkan diri
7. Melakukan apersepsi/ menggambarkan latar belakang
penyuluhan
8. Menjelaskan tujuan penyuluhan
9. Menggunakan nada suara yang sesuai
10. Gerak dan sikap yang menunjang penjelasan yang
diberikan
11. Menggunakan tehnik bertanya dan menjawab secara
tepat dan sesuai
12. Menggunakan tehnik reinforcement positif secara tepat
dan sesuai
13. Melakukan tehnik penguasaan sasaran
14. Penggunaan selingan humor secara tepat dan sesuai
15. Melaksanakan tehnik pengucapan kata-kata dengan
ucapan yang jelas
16. Menggunakan pilihan kata yang jelas dan sederhana,
mudah dipahami sasaran
17. Penggunaan alat bantu/ media secara benar
18. Melakukan evaluasi
19. Melakukan penyimpulan terhadap materi
20. Mengucapan salam penutup
JUMLAH NILAI
Rata-rata (Jumlah nilai : 20)

Keterangan : Mataram, ...................................


0 : tidak ada/ tidak dilakukan
Pembimbing
1 : ada/ dilakukan, nilai kurang
2 : ada/ dilakukan, nilai cukup
3 : ada/ dilakukan, nilai baik
4 : ada/ dilakukan, nilai baik sekali
( ........................................... )
Nilai minimal kelulusan : 2.75

Lampiran. 6

Anda mungkin juga menyukai