Bahanajar 1596376986
Bahanajar 1596376986
Tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib sama dengan shalat fardlu. Perbedaannya ada pada
niat pelaksanaannya. Selain itu, shalat sunnah rawatib dikerjakan secara munfarid, artinya
dilaksanakan secara sendiri-sendiri tidak dilakukan secara berjamaah. Bacaan dalam salat sunah
rawatib tidak dinyaringkan.
Mulai dari sekarang, mari membiasakan diri untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib sebelum
dan setelah shalat fardlu.
Rasulullah Saw. bersabda : “Pertama kali amal (perbuatan) yang dihisab atas seorang hamba pada
hari kiamat (nanti) adalah shalat, maka jika (ternyata) shalat itu baik, maka baiklah seluruh
amalnya, dan jika (ternyata) shalatnya rusak (jelek), maka rusaklah (jeleklah) seluruh amalnya”.
Dan Sabdanya lagi : “Pada tiap antara dua adzan (adzan dan iqamat), ada shalat (sunnah), pada tiap
adzan dan iqamat ada shalat (sunnah), pada tiap adzan dan iqamat ada shalat (sunnah). Setelah
mengatakan tiga kali, bagi siapa yang mau mengerjakannya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dua hadis tersebut memberikan pengertian bahwa kita dituntut untuk menyempurnakan dan
memperbaiki shalat fardlu kita. Karena pada hari hisab (amal-amal manusia diteliti) dan shalatlah
yang menjadi tolak ukur baik dan buruknya amal seseorang, maka apabila shalatnya baik, maka akan
baiklah seluruh amal lainnya. Dan sebaliknya, apabila shalatnya rusak (jelek), maka rusaklah seluruh
amalnya. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk mengerjakan shalat sunnah setelah disyariatkan
shalat fardlu yang lima waktu. Tujuannya, untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dari
shalat fardlu yang kita kerjakan hingga jadi sempurna seperti yang kita harapkan. Dan merupakan
perintah adanya salat qabliyyah, yaitu setiap antara adzan dan iqamat diperintahkan mengerjakan
salat sunNah.
Kamus Mini