Tata cara shalat bagi orang yang sakit, antara lain sebagai berikut:
Shalat dengan cara berbaring dilakukan oleh orang yang tidak mampu mengerjakan shalat dengan
cara berdiri maupun duduk.
a. Yang dimaksud dengan berbaring ialah tidur miring diatas rusuk yang sebelah kakan dengan
membujur kesebelah selatan, telinga sebelah kanan tertindih oleh kepala sebelah kanan pula.
b. Selanjutnya wajah dan perut, dada dan kaki menghadap kearah kiblat dengan disertai niat dan
bertakbir seperti biasa.
c. Untuk melakukan ruku’ dan sujud cukup dengan anggukan kepala atau dengan menggunakan
kedipan pelupuk mata.
d. Jika semua tidak bbisa dilakukan dengan anggukan kepala dan kedipan mata, maka gunakanlah
hati selama kita masih sadar. Demikianlah seharusnya hingga salam selesai.
3. Shalat dengan cara telentang
Shalat dengan cara telentang dilakukan jika tidak mampu lagi untuk berbaring miring.
b. Kepala diganjal bantal berada di sebelah timur, agar muka menghadap ke kiblat (usahakan kepala
diganjal agak tinggi) kemudian berniat shalat sesuai dengan niat shalat yang akan dikerjakan.
c. Untuk melakukan ruku’ dan sujud cukup dengan isyarat seperti menganggukkan kepala atau
kedipan mata, jika tidak mampu maka cukup dengan isyarat hati saja selama masih sadar.
d. Bacaan shalat dilafadzkan seperti biasa, jika tidak mampu cukup dilafadzkan di dalam hati.FIKIH
Demikianlah tata cara shalat bagi orang yang sakit. Ibadah shalat tetap harus dilaksanakan dalam
keadaan apapun selama akal masih sehat atau sadar.