Patient Based Education (PBE) adalah salah satu mata kuliah dari
dan mengerti tentang kaidah – kaidah maupun ajaran agama Islam sehingga
mengajarkan bagaimana tata cara sholat jika pasien tidak bisa berdiri, yaitu
kehendak Allah SWT karena kesehatan adalah milik-Nya. Di PBE kami juga
dari kampus menuju Ibnu Sina. Setelah kami sampai, kami langsung menuju
PBE. Setelah tiba giliran kami, pertama – tama yang dilakukan adalah inform
consent, yaitu menjelaskan niat dan tujuan kami dan meminta kesediaan
Dalam mencari pasien yang bersedia untuk tugas PBE ini kelompok
pasien darurat yang ada di ruang UGD dan belum tentu pasien tersebut
selama beberapa hari kelompok kami mengunjungi Rumah Sakit Ibnu Sina
tayammum,
ataupun tidak.
Terdapat air (dalam jumlah terbatas) bersamaan dengan adanya
dan memasak.
dan tidak mampu bergerak untuk mengambil air wudhu dan tidak
Khawatir kedinginan jika bersuci dengan air dan tidak adanya yang
permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang
berair, lembab ataupun kering. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu
‘alaihi was sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu di
ُ ت األ َ ْر
ض َ ِلى َوأل ُ َّمتِى َمس ِْجدا ً َو
ِ َط ُهورا ً ُكلُّ َها ُج ِعل
was sallam) dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang
dan sebaliknya.
Semua usapan baik ketika mengusap telapak tangan dan wajah dilakukan
pergelangan tangan saja atau dengan kata lain tidak sampai siku seperti
Kami juga mengajarkan sholat pada pasien yang sakit, ada beberapa
Orang yang tidak mampu berdiri, maka shalatnya sambil duduk. Dengan
Yang paling utama adalah dengan cara duduk bersila. Namun jika
untuk dilakukan.
telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
Orang yang tidak mampu berdiri dan tidak mampu duduk, maka shalatnya
telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
b. mustalqiyan (telentang)
Jika tidak mampu berbaring ‘ala janbin, maka mustalqiyan. Tata caranya:
telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
dan rukuk, dan ia kedipkan banyak untuk sujud. Disertai dengan gerakan
dalam hati.
yang memberi pendapat dan adapula yang baru tahu mengenai tata cara
tayamum dan sholat saat keadaan sakit dengan benar. Antusias pasien dan
kami.
Setelah selesai menyampaikan tata cara tayamum dan tata cara sholat
kepada pasien dan keluarga pasien atas ketersediaan waktunya. Dan tidak