Anda di halaman 1dari 4

Sholat 

pasien/orang sakit
“Sholatlah orang yang sakit dengan berdiri jika ia bisa, bila tidak mampu maka sholatlah
dengan duduk, jika tidak mampu untuk sujud, isyaratkan saja dengan kepala dan dijadikan
sujudnya itu lebih rendah dari rukuknya. Jika tidak mampu sholat duduk, maka sholatlah
sambil berbaring kekanan serta menghadap kiblat, jika tidak mampu juga maka sholatlah
dengan menelentang sedang kedua kakinya membujur kearah kiblat”

(HR. Addaruquthni)

BERDIRI

 Pasien berdiri menghadap kiblat.


 Karena pasien tidak mampu rukuk, maka rukuk di ganti dengan isyarat menundukkan
kepala.
 Karena pasien tidak mampu sujud, maka ia berisyarat dengan cara duduk lalu
menundukkan badan. Duduk di antara dua sujud juga dilakukan dalam posisi duduk.
Isyarat sujud juga bisa dilakukan pada posisi berdiri, dengan cara menundukkan
kepala lebih rendah daripada isyarat rukuk.

KONDISI LAIN

1. Pasien tidak kuat berdiri, atau kuat namun tidak diizinkan menurut petunjuk dokter.
2. Tidak ada tempat lain selain tempat tidur pasien dan tidak memungkinkan berdiri di
atasnya karena tempat tidur memantul, rapuh dan sebagainya. Kondisi inilah yang
paling sering dialami oleh banyak pasien.
DUDUK

 Pasien duduk bersila menghadap kiblat. Jika tidak mampu bersila, boleh dengan
meluruskan kaki.
 Karena pasien tidak mampu rukuk, maka rukuk diganti dengan isyarat menundukkan
badan pada posisi duduk.
 Pasien sujud seperti biasa. Jika tidak mampu, pasien berisyarat dengan menundukkan
badan lebih rendah dari isyarat rukuk.

BERBARING
 Pasien dapat berbaring miring ke kanan dengan wajah menghadap ke arah kiblat, atau
telentang dengan badan menghadap ke arah kiblat. Jika mampu tangan disedekapkan
di dada. Gerakan mengangkat tangan untuk perpindahan gerakan salat hukumnya
sunnah.
 Sebagai gerakan rukuk, dilakukan isyarat berupa menundukkan kepala.
 Sebagai pengganti sujud, dilakukan isyarat dengan menundukkan kepala lebih rendah
dari isyarat rukuk.
 Gerakan salam tetap dilakukan. Namun gerakan ini boleh ditinggalkan, hukumnya
sunnah. Adapun ucapan salam tetap harus dibaca karena merupakan rukun salat.

ISYARAT

 Posisi badan bebas. Jika masih mungkin, tetap menghadap kiblat.


 Semua gerakan shalat dilakukan hanya dengan isyarat anggota badan misalnya jari
telunjuk tangan, kedipan mata atau lainnya.
 Jika isyarat dengan anggota tubuh tidak mampu, maka cukup isyarat dengan hati
demikian juga bacaan-bacaan shalat. Hanya pasien dan Allah yang dapat mengetahui
shalat dengan cara ini. Inilah ikhtiar terakhir yang dilakukan oleh pasien dalam
memenuhi kewajibannya sebagai hamba Allah.
 Jika dengan isyarat hati tidak bisa, maka berarti pasien sudah tidak terbebani
kewajiban apapun.
SHOLAT JAMA'
MENGHIMPUN DUA SHOLAT DALAM SATU WAKTU
Yakni Zuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya, tanpa mengurangi jumlah rakaat.

Sebab-sebab dibolehkan menjama’ sholat

1. Sulit menjaga waktu sholat


Misal jadwal minum obat pukul 1 siang dan setelahya diharuskan tidur selama 5 jam

2. Karena operasi
Yang memakan waktu lama, sehingga mengharuskan jama' sholat

3. Dokter dan perawat


yang terlibat dalam prosedur tersebut yang mengakibatkan lepasnya waktu sholat
diharuskan menjama' sholat.

Anda mungkin juga menyukai