Anda di halaman 1dari 3

TAMBAHAN BAHAN AJAR FIKIH SELAIN BUKU PAKET DAN LKS HUSNA YANG ANAK-ANAK MILIKI

KETENTUAN SHALAT JAMA’

4) Syarat-Syarat Jama’

Dari sebuah hadis dikisahkan bahwa:

“Rasulullah Saw. apabila ia bepergian sebelum matahari tergelincir, maka ia mengakhirkan salat
Zuhur sampai waktu Ashar, kemudian ia berhenti lalu menjamak antara dua shalat tersebut, tetapi
apabila matahari telah tergelincir (sudah masuk waktu Zuhur) sebelum ia pergi, maka ia melakukan
shalat Zuhur (dahulu) kemudian beliau naik kendaraan (berangkat)," (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw. pernah menjama’ shalat karena ada
suatu sebab, yaitu bepergian. Hal ini menunjukkan bahwa menggabungkan dua shalat diperbolehkan
dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.

Shalat jama’ boleh dilaksanakan karena salah satu dari dua alasan (halangan), yaitu:

a. Dalam perjalanan jauh minimal 86 kilometer (menurut kesepakatan sebagian besar imam
madzhab) dan perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk maksiat.

b. Dalam keadaan sangat ketakukan atau menghawatirkan misalnya perang, sakit, hujan lebat, angin
topan dan bencana alam.

5) Pelaksanaan Shalat Jama’

Ada dua macam cara mengerjakan shalat jama’ yaitu:

a. Cara Melaksanakan Salat Jama’ Taqdim

Misalnya shalat Zuhur dengan Ashar: shalat Zuhur dahulu empat rakaat kemudian shalat Ashar
empat rakaat, dilaksanakan pada waktu duhur.

Tata caranya sebagai berikut:

1. Berniat shalat Zuhur dengan jama’ taqdim. Bila dilafalkan yaitu:


Artinya: ”Saya niat shalat Zuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat Ashar dengan jama’
taqdim karena Allah Ta’ala”

2. Takbiratul ihram

3. Shalat Zuhur empat rakaat seperti biasa.

4. Salam

5. Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (Ashar), jika dilafalkan sebagai berikut;

Artinya: “Saya niat shalat Ashar empat rakaat digabungkan dengan shalat Zuhur dengan jama’
taqdim karena Allah ta’ala.

6. Takbiratul ihram

7. Shalat Ashar empat rakaat seperti biasa.

8. Salam.

Setelah salam pada shalat yang pertama harus langsung berdiri, tidak boleh diselingi perbuatan atau
perkataan misalnya dzikir, berdo’a, bercakap-cakap dan lain-lain.

b. Cara Melaksanakan Shalat Jama’ Ta’khir

Misalnya shalat Maghrib dengan Isya’: boleh shalat magrib dulu tiga rakaat kemudian shalat Isya’
empat rakaat, dilaksanakan pada waktu Isya’.Tata caranya sebagai berikut:

1. Berniat menjama’ shalat Maghrib dengan jama’ ta’khir. Bila dilafalkan, yaitu:

Artinya:

“Saya niat shalat Maghrib tiga rakaat digabungkan dengan shalat Isya’ dengan jama’ ta’khir karena
Allah Ta’ala”

2. Takbiratul ihram

3. Shalat Maghrib tiga rakaat seperti biasa.

4. Salam.

5. Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (Isya’), jika dilafalkan sebagai berikut;
Artinya:

“Saya berniat shalat Isya’ empat rakaat digabungkan dengan shalat Maghrib dengan jama’ ta’khir
karena Allah Ta’ala.”

6. Takbiratul Ihram

7. Shalat Isya’ empat rakaat seperti biasa.

8. Salam.

Anda mungkin juga menyukai