Anda di halaman 1dari 2

KETENTUAN SHALAT BAGI MUSAFIR

A. Ketentuan Rukhsah / keringanan Shalat Bagi Musafir


Seorang musafir mendapatkan rukhsah atau keringanan dari Allah SWT dalam pelaksanaan
shalat. Rukhsah tersebut adalah
1. Mengqashar ( meringkas ) shalat yang bilangannya empat rakaat menjadi dua rakaat.
Shalat yang bisa di qashar yaitu shalat dhuhur, ashar, dan isya’
2. Menjama’ ( menggabungkan / mengumpulkan dua waktu shalat menjadi satu waktu
shalat. Shalat Zuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’
3. Shalat di atas kendaraan
Pada asalnya, shalat wajib tidak boleh ditunaikan di atas kendaraan. Hendaknya dikerjakan
dengan turun dari kendaraan sebagaimana perbuatan Nabi Saw. terkecuali dalam keadaan
terpaksa seperti khawatir akan habisnya waktu shalat. Jabir bin ‘Abdillah ra. mengatakan:

artinya:
“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat (sunnah) di atas kendaraannya ke arah timur.
Apabila beliau hendak shalat wajib maka beliau turun dari kendaraan kemudian menghadap
kiblat”. (HR. Al Bukhari).

Adapun tata cara shalat di atas kendaraan, baik itu pesawat, bus, kereta, atau kapal laut adalah
sebagai berikut:
a. Hendaklah shalat dengan berdiri menghadap kiblat apabila mampu. Jika tidak, maka
shalatlah dengan duduk dan berisyarat ketika ruku’ dan sujud. Rasulullah Saw. pernah ditanya
tentang shalat di atas perahu. Beliau menjawab:

“Shalatlah dengan berdiri kecuali apabila kamu takut tenggelam.” (HR. Al Hakim)

b. Berusahalah tetap shalat berjama’ah (terutama bagi laki-laki). Apabila dalam kendaraan ada
ruang yang bisa digunakan shalat berjama’ah maka shalatlah dengan berjama’ah walaupun hanya
dua orang. Bila tidak, maka shalatlah berjama’ah dengan duduk.

c. Kerjakan shalat seperti biasa: niat dalam hati, takbiratul ihram, membaca doa iftitah, membaca
al-Fatihah, membaca surat dalam Alqur’an, ruku’, kemudian bangkit dari ruku’, lalu sujud.
FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS 3 59
d. Bila tidak mampu ruku’, maka cukup dengan menundukkan kepala dan engkau dalam keadaan
berdiri.

e. Bila tidak mampu sujud, maka cukup dengan duduk seraya menundukkan kepala.

f. Apabila shalatnya dikerjakan dalam keadaan duduk, maka ketika ruku’ dan sujud cukup dengan
menundukkan kepala dan jadikan posisi kepala untuk sujud itu lebih rendah.
4. Tayamum dengan debu/tanah pengganti wudlu dalam kondisi tidak mendapatkan air

RANGKUMAN MATERI KETENTUAN SHALAT BAGI MUSAFIR


1. Seseorang disebut musafir jika memenuhi tiga syarat, yaitu:
a. niat,
b. keluar dari daerahnya,
c. memenuhi jarak tertentu
2. Seorang musafir mendapat rukhsah untuk mengurangi (qasar) shalat wajib dari empat
raka’at mejadi dua raka’at yaitu shalat Dhuhur, shalat Ashar dan shalat Isya’
3. Seorang musafir mendapat rukhsah untuk taqdim (mendahulukan) shalat yaitu taqdim
Shalat Ashar diwaktu Dhuhur dan taqdim shalat Isya’ diwaktu Maghrib
4. Seorang musafir mendapat rukhsah untuk ta’khir (menunda) shalat yaitu menunda
(takhir) shalat Dhuhur diwaktu Ashar dan menunda (takhir) shalat Maghrib diwaktu Isya’
5. Seorang musafir mendapat rukhsah tidak melakukan shalat Jum’at atau tidak wajib
baginya shalat Jum’at jika ia melakukan perjalanan diperbolehkannya mengqasar dan
menggantikannya dengan shalat Zuhur.

B. Hikmah Rukhsah Shalat Bagi Musafir


Adanya rukhsah (keringanan) merupakan bagian dari kasih sayang Allah Swt. pada hamba-Nya dan
bukti bahwa Islam adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan sebagaimana firman -Nya:

Artinya:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-
Baqarah (2):185)
Juga firman Allah Swt. yaitu:

artinya:
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS.
An-Nisa’ (4):28)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya : tinya:
“Sesungguhnya agama ini mudah dan tidak ada orang yang berlebih-lebihan dalam agama ini
kecuali akan mengalahkannya (tidak mampu melakukannya).” (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai