Anda di halaman 1dari 40

JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
1 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

III. KESELAMATAN KERJA

3.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko (Hazard


Identification, Risk Assessment and Risk Control)
IPN melakukan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penyusunan rencana
untuk penetapan pengendalian resiko pada setiap aktivitas dan fasilitas untuk
mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja dan kerusakan. Prosedur ini
digunakan sebagai panduan untuk identifikasi bahaya potensial. Penilaian dan
penetapan pengendalian resiko dari seluruh kegiatan (rutin, tidak rutin dan
darurat), fasilitas di tempat kerja dan lain-lain seperti yang dijabarkan dalam
Pedoman K3LL.
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam melaksanakan program
K3LL di IPN yang bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya yang ada pada
aktivitas dan fasilitas IPN.
Penilaian resiko merupakan evaluasi secara sistematis terhadap resiko dan
bahaya yang telah diidentifikasi. Dari proses ini kemudian dihasilkan keputusan
sebagai rencana untuk penetapan pengendalian resiko.
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan secara rutin pada kondisi
operasional normal dari aktifitas IPN. Contoh; bubut, las, aktifitas perkantoran,
dll. Sedangkan kegiatan tidak rutin adalah kegiatan yang hanya dilaksanakan
pada waktuwaktu tertentu atau kadang-kadang sesuai jadwal yang telah
ditetapkan. Contoh; kegiatan membetulkan mesin yang rusak oleh karyawan
bagian pemeliharaan, dll. Kegiatan darurat adalah kegiatan yang dilaksanakan
hanya pada kondisi darurat. Contoh; kegiatan memadamkan api saat terjadi
kebakaran.
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPR) harus dilakukan
terhadap aktivitas atau proses kerja yang bersifat rutin, tidak rutin dan darurat
serta terhadap fasilitas-fasilitas pada tempat kerja yang diberikan oleh IPN. Bila
ada perubahan terhadap sifat dan aktivitas atau proses kerja (rutin menjadi tidak
rutin atau sebaliknya), maka harus dilakukan IBPR terhadap aktifitas atau
proses kerja tersebut.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
2 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

HSE Officer dibantu oleh tim K3LL yang terdiri dari perwakilan tiap
Departemen, bertanggungjawab dalam IBPR dengan menggunakan formulir
HIRARC. Formulir HIRARC yang sudah di isi kemudian dianalisa oleh HSE
Officer dan dibuat instruksi kerja aman . Tim K3LL harus memantau
pelaksanaan kegiatan pengendalian resiko untuk menjamin bahwa rencana
pengendalian resiko benar-benar di implementasikan.
3.2. Pengendalian Dokumen dan Data K3LL
Prosedur ini dibuat untuk mengatur pengendalian dokumen dan data yang
berkaitan dengan K3LL. HSE Officer bertanggung jawab untuk melaksanakan
prosedur ini dengan benar. Dokumen dan data K3LL dapat disimpan dalam
bentuk kertas atau disimpan dalam media elektronik.
Prosedur pengendalian dokumen dan data K3LL adalah sebagai berikut;
 Identifikasi dokumen dan data.

 Persetujuan, penerbitan dan pemeliharaan dokumen dan data.

 Peninjauan dan perubahan dokumen serta persetujuan kembali.

 Pengendalian dan pendistribusian.

 Dokumen dan data kadaluarsa.

3.2.1. Identifikasi Dokumen dan Data


Departeman K3LL menyelenggarakan pengadaan dokumen dan data
untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen K3LL. Dokumen dan
data tersebut antara lain;
 Dokumen persyaratan Sistem Manajemen K3LL IPN antara lain
Pedoman dan Prosedur, Instruksi Kerja dan formulir K3LL.
 Dokumen eksternal merupakan dokumen yang berasal dari luar
Departemen K3LL IPN yang berupa lembar kuisioner persyaratan
K3LL pelanggan (contoh; dokumen HSE Plan, CSMS, dll) dan surat-
surat lain yang masuk ke Departemen K3LL IPN.
 Dokumen hasil audit baik internal maupun eksternal.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
3 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

 Standar atau peraturan yang digunakan sebagai pedoman dan/atau


pendukung pelaksanaan Sistem Manajemen K3LL IPN yang
terdokumentasikan dalam master list.

3.2.2. Persetujuan, Penerbitan dan Pemeliharaan Dokumen dan Data


 Dokumen Pedoman Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
dan Lindung Lingkungan yang berlaku di IPN.
 Prosedur K3LL disiapkan oleh HSE Officer dan harus ditinjau dan
disetujui oleh Eksekutif Direktur sebagai Wakil Komite K3LL dan
Direktur Operasi sebagai Manajer K3LL sebelum diterbitkan.
 Dokumen berupa Instruksi Kerja K3LL di siapkan oleh HSE Officer
dan ditinjau serta disetujui oleh Direktur Operasi sebelum diterbitkan.
 Dokumen berupa persyaratan K3LL pelanggan dan surat lain yang
masuk ke Departemen K3LL IPN ditinjau oleh HSE Officer.
 Standard dan peraturan K3LL baik nasional maupun internasional
ditinjau oleh HSE Officer.
 Dokumen dan data harus dapat dibaca dan di identifikasi, serta
dipelihara dengan penyimpanan yang benar untuk mencegah
kerusakan.
3.2.3. Peninjauan dan Perubahan Dokumen Serta Persetujuan Kembali
 Dokumen ditinjau secara periodik untuk menjamin efektifitas dan
efisiensi kerja K3LL, akan diperbaharui kembali apabila diperlukan
dan disetujui kecukupannya oleh personil yang berwenang.
 Perubahan dokumen harus diidentifikasi terhadap isi dokumen dengan
memberikan tanda berupa garis margin atau huruf miring.

3.2.4. Pengendalian dan Pendistribusian


HSE Officer bertanggungjawab untuk pendistribusian dan
penyimpanan panduan, prosedur, instruksi kerja, praktek kerja aman
dan formulir K3LL yang asli, dimana dokumen tersebut harus
diidentifikasi dengan sampel “ORIGINAL”.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
4 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

 Untuk keefektifannya, dokumen yang sesuai dan berlaku harus tersedia


pada lokasi dimana operasi-operasi yang penting dilakukan. Contoh;
matrial safety data sheet (MSDS), praktek kerja aman, dll.
 HSE officer harus memastikan bahwa dokumen yang didistribusikan
dan digunakan adalah dokumen yang terbaru atau revisi terakhir.
Salinan terkendali harus diidentifikasi dengan stampel
“CONTROLLED COPY” dengan urutan nomor atau lokasi dari
pendistribusian.
 Pemegang dokumen harus menjaga dokumen dengan baik.
 Salinan tidak terkendali yang dikeluarkan sebagai informasi atau
referensi, misalnya; kelengkapan bukti/evidence untuk CSMS, harus
diidentifikasi dengan stampel “UNCONTROLLED COPY”, yang mana
dokumen ini tidak dikendalikan perubahannya.
3.2.5. Dokumen dan Data Kadaluarsa
 Dokumen dan data disimpan dalam waktu 5 (lima) tahun.
 Dokumen yang kadaluarsa harus ditarik dari semua tempat
diterbitkannya atau penggunaannya.
 Dokumen dan data kadaluarsa untuk tujuan pengarsipan bagi
kepentingan pengetahuan atau keabsahan identifikasi dengan stampel
“OBSOLETE”.
3.3. Manajemen Rekaman
Prosedur ini menjelaskan tentang pengelolaan rekaman atau dokumen K3LL
yang bertujuan agar rekaman atau dokumen yang diperlukan selalu tersedia
ketika dibutuhkan, misalkan untuk keperluan audit. Rekaman yang masuk
dalam manajemen rekaman antara lain:
 Daftar hadir kegiatan rutin:

Pertemuan Manajemen mengenai K3LL (Tinjauan Manajemen), Rapat


Khusus, Pertemuan K3LL rutin, Pertemuan Tim K3LL, Safety Talk dan Tool
Box Meeting.
 Daftar periksa/laporan inspeksi:

Inspeksi harian HSE, kelengkapan kendaraan dan ijin kerja.


JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
5 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

 Dokumentasi induksi, pelatihan, simulasi, man hours, laporan kecelakaan


kerja dan laporan keadaan bahaya.

Rekaman tersebut diatas harus dapat dibaca dan diidentifikasi, dipelihara dengan
cara menatanya dilemari yang sudah tersedia agar terlindungi dari kerusakan.
Selain itu, rekaman juga diberi keterangan sehingga dapat dijangkau oleh semua
pihak diluar dari HSE Officer. Rekaman disimpan selama 5 (lima) tahun,
pengajuan pemusnahan dokumen dilakukan oleh tim K3LL kepada Manajer
HSE.

3.4. Program K3LL


Program K3LL merupakan program yang disusun sebagai usaha untuk
mencapai kebijakan dan sasaran K3LL IPN. Program harus dipertimbangkan
dengan sebaik-baiknya agar efektif, baik dalam hal waktu dan biaya. Selain itu
hasil dari program harus dapat terukur.
Program K3LL disusun oleh tim K3LL yang mencakup aktivitas, tujuan,
sasaran, frekuensi, lokasi, pelaksanaan dan tolak ukur keberhasilan. Pelaksanaan
program akan dievaluasi dan ditinjau ulang setiap tahun pada saat rapat khusus
evaluasi program K3LL. Hasil evaluasi dan tinjauan ulang tersebut dilaporkan
kepada manajemen puncak pada managemen review meeting.

3.5. Pelatihan dan Induksi


3.5.1. Pelatihan
menyelenggarakan program pelatihan keselamatan kerja, yakni;
pelatihan dasar P3K agar para karyawan terampil memberi
pertolongan pertama bila terjadi musibah atau kecelakaan dan teknik
pemadaman api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).
Harus ada daftar hadir peserta sebagai bukti bahwa kegiatan tersebut
telah dilaksanakan.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
6 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

 Perusahaan mengikuti pelatihan tingkat pimpinan, yakni mengenai


peranan pimpinan dalam K3LL, kebijakan Direksi bidang K3LL,
manajemen K3LL, manajemen pengendalian kerugian, landasan
hukum K3LL, dan pelatihan atau kursus-kursus lain yang diharapkan
menambah wawasan bagi pimpinan perusahaan dari tingkat kepala
departemen keatas untuk dapat mengetahui secara baik pengelolaan
manajemen K3LL untuk dilaksanakan di tempat kerja dalam
mewujudkan hari-hari kerja yang bebas kecelakaan dan memiliki
sumber daya manusia yang sehat.
 Seluruh bentuk pelatihan yang dijalankan oleh, atau atas nama IPN
harus di dokumentasikan.
3.5.2. Induksi
Induksi adalah suatu metoda pemahaman yang diberikan kepada
karyawan, tamu/ sub kontraktor tentang K3LL sebelum bekerja atau
melakukan kegiatan di area kerja IPN.
Seluruh bentuk kegiatan induksi harus ada bukti pernyataan tertulis
bahwa karyawan yang mengikuti induksi benar-benar paham tentang
materi yang disampaikan dan akan menerima konsekuensi bila tidak
diimplementasikan dengan benar.

3.5.2.1. Induksi Bagi Karyawan Baru dan Karyawan Sub


kontraktor.
Sebelum memulai bekerja di lingkungan IPN, karyawan baru
dan karyawan dari pihak sub kontraktor harus menjalani proses
induksi mengenai:
1. Penjelasan singkat mengenai profil IPN.
2. Kebijakan dan sasaran K3LL yang berlaku di IPN.
3. Informasi mengenai kondisi tempat kerja, potensi bahaya,
prosedur pelaporan kecelakaan, alat pelindung diri,
kebersihan tempat kerja, prosedur tanggap darurat, dll.
3.5.2.2. Induksi Keselamatan Kerja
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
7 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

Sekali dalam tiap bulan tim K3LL harus menyelenggarakan


induksi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan K3LL pada
kegiatan operasional terhadap karyawan dengan tema materi
yang berbeda tiap bulannya. Induksi ini bersifat memberi
pengetahuan baru atau penyegaran (refreshing).
3.5.2.3. Induksi Tamu/Visitor
Induksi terhadap tamu atau visitor akan diberikan oleh petugas
keamanan (security) yang bertugas.
Materi yang diberikan antara lain; penjelasan mengenai
kewajiban menggunakan alat pelindung diri (APD) bila ingin
memasuki workshop, penunjukan area dilarang merokok dan
area boleh merokok, prosedur tanggap darurat, dan larangan
untuk membahayakan diri sendiri atau orang lain. Yang mana
prosedur ini wajib dilaksanakan.
Untuk kondisi tertentu, apabila tamu atau visitor merupakan
user dari suatu proyek yang sedang dikerjakan oleh IPN, dimana
kunjungan ini dalam rangka inspeksi maka HSE Officer yang
langsung akan memberikan induksi kepada tamu/visitor
tersebut.
3.6. Pertemuan dan Informasi K3LL
3.6.1. Pertemuan K3LL
Merupakan forum komunikasi semua yang terkait baik secara internal
maupun dengan pihak eksternal (bila ada) dan merupakan tempat untuk
berdiskusi, mengkaji, menjelaskan dan mengevaluasi prosedur dan
kebijakan K3LL serta masalah-masalah K3LL lainnya.
3.6.1.1. Pertemuan Manajemen Mengenai K3LL (Tinjauan
Manajemen)
Merupakan pertemuan yang khusus diadakan untuk meninjau
manajemen K3LL guna menjamin kesesuaian yang berkelanjutan,
kecukupan dan keefektifan. Pertemuan ini juga merupakan forum
untuk membahas masalah-masalah yang tidak
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
8 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

bisa dipecahkan dan memerlukan masukan dari komite K3LL


(manajemen tingkat atas).
Pertemuan manajemen ini diusulkan oleh HSE Officer kepada
Manager QA (yang juga merupakan anggota tim K3LL),
dimana Manager QA akan mengatur jadwal pertemuan dan
harus menyimpan rekaman atau dokumentasi pertemuan
manajemen mengenai K3LL. Pertemuan diadakan 1 (satu) tahun
sekali dan dihadiri oleh Komite K3LL, Manager K3LL dan Tim
K3LL. Yang memimpin pertemuan adalah HSE Officer.

3.6.1.2. Rapat Khusus


Rapat khusus diadakan apabila:
1. Ada pekerjaan khusus
Sebelum dilakukan, dipastikan dulu bahwa semua pihak
yang terkait dalam tugas, betul-betul mengetahui jangkauan
dari resikonya dan meyakini semuanya dapat ditanggulangi
serta telah sesuai dengan prinsip-prinsip K3LL.
2. Ada kecelakaan kerja mayor (hilang hari kerja dan
kematian)
Rapat khusus diadakan setelah tim K3LL melakukan
investigasi kecelakaan kerja mayor. Rapat ini merupakan
forum untuk menentukan tindakan perbaikan dan
mengevaluasi prosedur K3LL.
3. Evaluasi program K3LL
Rapat ini diadakan tiap tahun untuk mengevaluasi dan
meninjau ulang program K3LL dan dihadiri oleh Tim
K3LL.
3.6.1.3. Pertemuan K3LL Rutin
Pertemuan K3LL rutin merupakan forum komunikasi dua arah
antara manajemen dan karyawan dalam masalah K3LL. Serta
mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi dan perbaikan-
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
9 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

perbaikan untuk masa yang akan datang. Pertemuan ini


dilakukan 3 (tiga) bulan sekali yang dikoordinir oleh HSE
Officer.
Pertemuan K3LL rutin harus didokumentasikan, yakni berupa
daftar hadir peserta, topik yang dibahas, waktu pelaksanaan
pertemuan, pimpinan pertemuan, kesimpulan dan solusi yang
dicapai.
3.6.1.4. Pertemuan Tim K3LL
Merupakan forum untuk diskusi mengenai masalah-masalah
K3LL dilapangan dan membahas temuan-temuan (finding) serta
evaluasi kerja tim K3LL. Pertemuan tim K3LL dilakukan
seminggu sekali yang dikoordinir oleh HSE Officer dan harus
dihadiri oleh Manajer K3LL dan anggota Tim K3LL.
Pertemuan tim K3LL harus didokumentasikan, yakni berupa
laporan pertemuan dan daftar hadir peserta.
3.6.1.5. Safety Talk
Merupakan pertemuan yang dilakukan sekali dalam seminggu,
yang dikoordinir oleh HSE Officer dan harus dihadiri oleh
seluruh karyawan yang bekerja pada shift pagi. HSE Officer
menyampaikan materi mengenai K3LL dan/atau mereview
seluruh aktvitas para karyawan selama seminggu terakhir
berdasarkan aspek kesehatan, keselamatan kerja dan lindung
lingkungan. Mengenai materi K3LL harus ada materi tertulis
dan dilampiri dengan daftar hadir peserta.
3.6.1.6. Toolbox Meeting
Kegiatan yang dilakukan tiga kali dalam seminggu sebelum
karyawan memulai pekerjaan. Selain sebagai sarana untuk
membahas tentang pekerjaan dan pembagian tugas dalam
bekerja, toolbox meeting juga berfungsi sebagai tempat “coment
share”. Tujuannya adalah untuk selalu membekali dan
mengingatkan kembali arti penting keselamatan dalam bekerja,
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
10 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

termasuk kepatuhan dalam menjalankan prosedur kerja aman,


membahas kejadian finding dan kecelakaan (kalau terjadi
kecelakaan) serta evaluasi mengenai keselamatan kerja.
Harus ada laporan pertemuan yang memuat antara lain deskripsi
toolbox meeting (materi safety apa yg dibahas, pembagian
pekerjaan, kebersihan lokasi kerja, dll) serta daftar hadir peserta.
3.6.2. Informasi K3LL
Informasi mengenai K3LL harus disampaikan kepada para karyawan dan
pihak lain yang terkait sebagai bahan perbaikan dan atau untuk
peningkatan K3LL. Bentuk informasi yang ada di IPN antara lain :
Prosedur K3LL, lembar data keselamatan bahan (MSDS), memo
mengenai K3LL, tanda-tanda keselamatan, papan pengumuman K3LL,
poster K3LL dan papan statistik K3LL.
3.6.2.1. Prosedur K3LL
Semua karyawan dan pihak luar yang terkait harus benar-benar
mengerti dan memahami prosedur-prosedur K3LL yang berlaku
di IPN, dimana prosedur yang harus dipahami tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan atau bidang pekerjaannya.
Prosedur K3LL diinformasikan kepada karyawan melalui
induksi K3LL dan pertemuan-pertemuan K3LL, serta untuk
pihak luar yang terkait dan/atau bekerja di area kerja IPN (di
informasikan melalui kartu visitor yang diberikan dan dijelaskan
oleh pihak security.
3.6.2.2. Lembar Data Keselamatan Bahan / (Material Safety Data
Sheet-MSDS)
LKDB merupakan lembar data yang berisi tentang penjelasan
suatu bahan kimia dan cara penanggulangan bila terjadi suatu
keadaan yang beresiko. Setiap jenis bahan kimia yang
merupakan fasilitas pendukung selama proses kerja di IPN
harus dilengkapi dengan MSDS. Dimana MSDS harus ditulis
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
11 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

secara jelas, mudah dipahami dan diletakkan/tempatkan pada


lokasi yang mudah dilihat oleh para karyawan.
3.6.2.3. Memo Mengenai K3LL
Memo mengenai K3LL dikeluarkan jika ada masalah-masalah
yang menyangkut proses-proses memuat dan menurunkan
material (loading dan unloading), dan kelengkapan
kendaraannya. Contohnya bak truk (trailer bed) tidak dilengkapi
dengan stopper atau tinggi stopper yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, dsb.
Memo dikeluarkan oleh HSE Officer dan langsung dikirimkan
kepada pelanggan yang bersangkutan. Pelanggan diharuskan
menandatangi memo tersebut sebagai bukti bahwa pelanggan
setuju untuk melakukan perbaikan dan mengirimkan kembali
memo tersebut ke IPN. HSE Officer harus mengarsipkan
memo-memo tersebut sebagai dokumentasi.
3.6.2.4. Tanda-tanda Keselamatan (Safety Signs)
IPN memasang tanda-tanda keselamatan ditempat atau area
tertentu, misalnya pintu keluar darurat, area workshop, dan
sebagainya. Tanda-tanda keselamatan tersebut diletakkan
ditempat yang tepat sehingga dapat dilihat dan dimengerti oleh
semua orang yang mempunyai akses ke lingkungan kerja IPN.
3.6.2.5. Papan Pengumuman K3LL
Papan pengumuman K3LL merupakan salah satu bentuk media
untuk kampanye K3LL yang ada di IPN. Papan pengumuman
K3LL juga berguna sebagai media untuk mengingatkan
karyawan dan pihak lain yang mempunyai akses ke lingkungan
kerja IPN dalam pemahaman tentang K3LL.
HSE Officer memasang gambar-gambar yang berkaitan dengan
K3LL dan pengumuman yang berkaitan dengan K3LL.
Misalnya undangan pertemuan K3LL, hasil pertemuan K3LL,
tips tentang keselamatan dan sebagainya.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
12 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

HSE Officer harus menjamin bahwa informasi yang ada di


papan pengumuman K3LL adalah terkini dan relevan.
3.6.2.6. Poster K3LL
Poster-poster K3LL yang diterbitkan harus sesuai dengan
kondisi aktivitas dan lingkungan kerja dan di pasang pada area
kerja yang memudahkan untuk dilihat dan dimengerti oleh para
karyawan. Poster K3LL harus dijaga dan dirawat agar tidak
rusak.
3.6.2.7. Papan Statistik K3LL
Papan statistik memberikan informasi mengenai jumlah jam
kerja, jumlah hari kerja berjalan serta statistik kecelakaan.
Statistik K3LL selalu diperbaharui setiap minggu oleh HSE
Officer.
3.7. Alat Pelindung Diri
IPN memberikan Alat Pelindung Diri (APD) secara cuma-cuma kepada
karyawan sesuai dengan aktivitas dan tingkat resiko bahayanya masing-masing.
Kepada tamu atau pelajar yang sedang magang dan karyawan yang masih dalam
masa percobaan (probation) akan dipinjamkan APD guna mencegah atau
mengurangi potensial terjadinya cidera.
3.7.1. Tanggung jawab
a. Karyawan yang telah diberi APD oleh IPN mempunyai tanggungjawab
untuk menjaga dan merawat APD masing-masing, serta wajib
menggunakan APD tersebut selama berada di area kerja wajib APD
dalam lingkungan IPN. Karyawan harus melaporkan segala
kerusakan yang terdapat pada APD tersebut.
b. HSE Manager, HSE Officer dan Kepala-kepala Departemen
bertanggung jawab terhadap kesesuaian APD sesuai dengan syarat
yang berlaku, memberi contoh pemakaian APD yang benar dan
mendorong para karyawan untuk memakai APD.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
13 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

c. Tamu yang memasuki area kerja wajib APD dalam lingkungan IPN
wajib mengenakan APD standar yakni Safety Helm (pelindung
kepala) dan Safety Shoe (pelindung kaki).

3.7.2. Jenis Pelindung Diri


3.7.2.1. Pelindung Kepala
Pelindung kepala yang digunakan/diberikan harus sesuai dengan
standar, dimana semua karyawan dan tamu yang memasuki area
wajib APD dalam lingkungan IPN wajib menggunakannya.

3.7.2.2. Pelindung Wajah


Karyawan yang bekerja pada area yang diidentifikasi terdapat
bahaya pada wajah atau mata (banyak percikan api), wajib
menggunakan pelindung wajah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
3.7.2.3. Pelindung Mata
Pelindung mata wajib digunakan oleh seluruh karyawan yang
bekerja pada area produksi, QC dan karyawan yang bekerja di
luar ruangan untuk melindungi dari intensitas sinar yang
berlebihan. Pelindung mata yang dipakai harus bisa meredam
dan/atau mengurangi intensitas cahaya yang masuk, melindungi
dari debu atau bendabenda asing yang masuk ke mata.
3.7.2.4. Pelindung Telinga
Pelindung telinga harus dipakai oleh karyawan yang terpapar
kebisingan dengan intensitas >85 dB atau <85 dB namun
berlangsung secara terus menerus selama lebih dari 8 jam.
3.7.2.5. Pelindung Kaki
Sepatu safety harus digunakan oleh karyawan yang berada pada
area kerja wajib APD dalam lingkungan IPN, sepatu safety
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
14 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

yang sudah tidak layak pakai dan/atau sudah tidak sepenuhnya


memberikan perlindungan terhadap kaki harus diganti.

3.7.2.6. Pelindung Pernafasan


Pelindung pernafasan (masker) harus dipakai di tempat-tempat
yang berdebu dan pada pekerjaan yang berpengaruh pada sistem
pernafasan (misalnya painting, MnP). Jenis pelindung
pernafasan yang digunakan disesuaikan dengan tingkat resiko
yang berpengaruh bagi kesehatan.
3.8. Ijin Kerja
Prosedur ini menjelaskan sistem ijin kerja yang berlaku di IPN. Tujuan dari
system ini adalah untuk mengendalikan resiko dari suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan sub kontraktor, dimana hal tersebut merupakan salah
satu bentuk usaha untuk mewujudkan kebijakan dan sasaran K3LL IPN.
Pihak-pihak yang wajib bekerja dengan dilengkapi surat ijin kerja adalah pihak
diluar IPN (pihak ketiga/third party) yang bekerja di lingkungan IPN. Formulir
ijin kerja harus diisi sesuai dengan kebenaran dilapangan, kolom tandatangan
juga harus diisi lengkap oleh mereka yang bertanggungjawab dan formulir
tersebut harus disimpan sebagai dokumentasi.
3.9. Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan rutin untuk melakukan identifikasi bahaya di
tempat-tempat kerja. Kegiatan ini harus tetap dilakukan walau keadaan
lingkungan kerja dalam kondisi kerja yang aman dan sehat.
Inspeksi dilakukan setiap hari oleh HSE Officer dengan mengunakan daftar
periksa. Apabila pada saat inspeksi ditemukan kondisi yang tidak aman, HSE
Officer bersama karyawan yang bersangkutan langsung melakukan tindakan
perbaikan.
Hasil temuan yang didapat oleh HSE Officer harus dilaporkan atau
diinformasikan kepada para karyawan pada saat tool box meeting dan/atau
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
15 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

safety talk. Catatan inspeksi harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen,
karyawan atau pihak lain yang terkait.

3.10. Keselamatan Forklift dan Overhead Crane


3.10.1. Keselamatan Forklift
Prosedur ini memberikan panduan tentang persyaratan minimal dalam
mengoperasikan forklift secara benar dan aman. Forklift merupakan
kendaraan yang sangat berguna dan vital bagi kegiatan loading dan
unloading material.
3.10.1.1. Operator Forklift
Ketika operator mengoperasikan forklift, terdapat potensial
bahaya yang dapat mengakibatkan kerusakan, luka bahkan
kematian. Untuk mengurangi potensi bahaya tersebut, maka
operator forklift harus :
1. Sudah diberi pelatihan dan dinyatakan mampu dan
terlatih untuk mengoperasikan forklift dengan benar
dan aman.
2. Memeriksa tiap bagian forklift sebelum digunakan.
Forklift harus juga dilengkapi dengan alat pemadam api
ringan (APAR), tekanan hidrolik (naik/turun),
sirine/klakson. Bila ada bagian forklift yang hilang atau
rusak maka operator forklift harus melapor ke bagian
pemeliharaan.
3. Memeriksa area sekitar dimana forklift tersebut akan
bekerja, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi area
tersebut sehingga bisa dilakukan tindakan antisipasi
(misalkan terdapat lubang, paku/material tajam yang
bias merusak ban, dan lain-lain).
4. Mengetahui daya angkut maksimum dari forklift dan
tidak diperbolehkan untuk mengangkut/mengangkat
material melebihi batas tersebut. Tidak dibenarkan
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL
NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
K3LL- 16 of 39
C/HSE/0.0 0.0

untuk menambah beban guna menambah kapasitas


muatan.
5. Saat akan meninggalkan kendaraan, forklift harus sudah
dalam keadaan mati dan posisi garpu berada di bawah.
IPN harus menyelenggarakan pelatihan yang bersifat
penyegaran (refreshing training) bila :
1. Operator forklift yang terlibat ada yang mengalami
suatu kecelakaan atau kejadian hampir celaka.
2. Pengoperasian forklift yang tidak aman.
3. Perusahaan baru membeli dan/atau menambah forklift
baru.
4. Ada perubahan tempat kerja yang bisa mempengaruhi
keselamatan.
3.10.1.2. Prosedur Aman Pengoperasian Forklift
1. Operator yang bersangkutan harus memeriksa kondisi
mesin dan tiap bagian forklift. Apabila kondisinya tidak
aman maka forklift tersebut tidak dapat digunakan.
2. Operator forklift harus mengenakan sabuk pengaman
saat berkendara, karena dapat mengurangi tingkat
keparahan cidera akibat kecelakaan.
3. Peletakan material atau muatan pada garpu harus
seimbang.
4. Lampu dan alarm penanda harus diperiksa dan dalam
keadaan menyala saat forklift beroperasi.
5. Tidak boleh mengoperasikan forklift dalam keadaan
tinggi saat mundur atau berbelok.
6. Pastikan bahwa pandangan operator tidak terhalang
yang akan diangkat dan/atau diangkut.
7. Jika forklift mulai terjungkil, tindakan aman operator
adalah mempertahankan posisi duduk dengan kuat.
Tidak diperbolehkan melompat keluar forklift.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
17 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

8. Tidak diperkenankan orang lain berada di atas garpu


ataupun berdiri di bawah garpu saat muatan/material
yang sedang diangkat.
9. Dilarang menaikkan dan atau menurunkan orang
dengan menggunakan garpu forklift.
10. Selain operator forklift, karyawan lain
tidak diperkenankan menumpang saat forklift sedang
bergerak/berjalan.
11. Operator forklift wajib dibantu oleh satu orang helper
apabilamaterial yang diangkat menghalangi
pandangan.

12. Garpu forklift wajib diuji MPI minimal satu kali dalam
setahun.
3.10.2. Keselamatan Overhead Crane
Prosedur ini memberi panduan tentang persyaratan minimal dalam
pengoperasian overhead crane yang benar dan aman, serta
pemeliharaannya.
Overhead crane merupakan salah satu jenis alat untuk mengangkat
dan memindahkan muatan/material yang tidak bisa dilakukan oleh
manusia atau alat lain (forklift). Overhead crane memiliki mekanisme
bergerak secara horizontal di sepanjang jalur yang telah dibuat (rel),
yang umumnya rel tersebut bersifat permanen.
3.10.2.1. Operator Overhead Crane
Untuk mengurangi potensi bahaya, maka operator overhead
crane harus mengikuti:
1. Mendapatkan pelatihan dan dinyatakan mampu dan
layak untuk mengoperasikan overhead crane dengan
benar dan aman.
2. Operator harus segera melapor pada foreman apabila
menemukan hal-hal atau kondisi yang dianggap tidak
aman pada overhead crane tersebut.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
18 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0
3.10.2.2. Prosedur Aman Dalam Pengoperasian Overhead Crane
1. Gunakan APD (safety helm dan safety shoe) untuk
mengurangi tingkat keparahan saat terjadi kecelakaan.
2. Periksa sabuk atau belt sebelum digunakan, jangan
gunakan sabuk yang mengalami kecacatan (hampir
putus).
3. Pastikan hook sudah terkunci dengan benar.
4. Perhatikan keadaan sekitar sebelum menggerakkan
overhead crane, bila ada karyawan atau material lain
yang menghalangi lintasan overhead crane maka
operator wajib mengingatkan karyawan tersebut untuk
pindah ke daerah aman atau dengan memindahkan
material yang menghalangi.
5. Alarm penanda harus selalu berbunyi saat overhead
dioperasikan. Bila alarm berbunyi, maka operator harus
melaporkan ke bagian pemeliharaan agar segera
diperbaiki.
6. Operator harus berhati-hati bila lintasan overhead crane
sempit dan terdapat banyak kabel/selang gas/material
lain.
7. Sebelum melakukan pengangkatan dan pemindahan,
operator harus memastikan bahwa beban dari material
yang diangkat dalam keadaan seimbang, serta gunakan
tag lines pada muatan yang panjang.
8. Jangan pernah tinggalkan peralatan kendali apabila
muatan sedang tergantung dan Letakkan peralatan
kendali ditempat yang aman.
3.10.2.3. Pemeliharaan Overhead Crane
Overhead crane harus diperiksa secara rutin, karena sering
digunakan untuk mengangkat dan mengangkut muatan
yang berat. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan dengan
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
19 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

menggunakan daftar periksa oleh karyawan bagian


pemeliharaan.
Tujuan dari dilakukannya pemeriksaan secara rutin adalah
mendeteksi kerusakan atau keausan dari komponen-
komponen overhead crane.

3.11. Keselamatan Berkendara


Prosedur ini menjelaskan tentang tata cara berkendara dengan aman, yang
mencakup kendaraan bermotor roda dua dan roda empat (motor dan mobil atau
truk). Latar belakang disusunnya prosedur ini adalah :
1. Hampir seluruh karyawan IPN menggunakan kendaraan bermotor sebagai
pendukung aktivitasnya sehari-hari.
2. IPN ingin melindungi karyawannya dari berangkat kerja hingga kembali
pulang ke rumah.
Prosedur umum yang harus diikuti oleh seluruh karyawan yang
menggunakan kendaraan bermotor antara lain :
a. Setiap pengendara harus mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM)
sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakan.
b. Dokumen kendaraan, seperti SIM dan STNK wajib dibawa saat
berkendara.
c. Pengendara harus menggunakan alat pelindung diri yang wajib
digunakan saat berkendara. Untuk pengguna kendaraan roda dua
(pengemudi atau yang dibonceng) wajib menggunakan pelindung
kepala (helm) sesuai standar yang ditetapkan, sedangkan untuk
pengendara roda empat wajib menggunakan sabuk pengaman.
d. Kondisi kendaraan harus diperiksa secara rutin, memastikan bahwa
kendaraan tersebut aman dan layak digunakan.
e. Peralatan dan perlengkapan pendukung kendaraan harus tersedia,
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
20 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

f. Usahakan untuk tidak menggunakan handphone saat berkendara,


apabila terpaksa menggunakan handphone maka harus memakai
handfree.
g. Jika saat berkendara terasa lelah dan/atau mengantuk, maka wajib
beristirahat sampai kondisi fisiknya pulih kembali.
h. Tidak boleh berkendara jika berada dibawah pengaruh obat atau
alkohol.
i. Wajib mematikan kendaraan saat mengisi bahan bakar dan mentaati
peraturan di tempat pengisian bahan bakar.
3.12. Kesigapan Tanggap Darurat
Prosedur ini dibuat agar karyawan IPN selalu sigap saat menghadapi kondisi
bahaya, sehingga dapat dilakukan tindakan penanggulangan yang cepat dan
tepat agar kerugian yang diderita (materil maupun nyawa) dapat diminimalisir.
Prosedur ini meliputi; komitmen, tim tanggap darurat, sarana, rencana dan
simulasi.
3.12.1. Sumber Bahaya, Keadaan Bahaya dan Dampak Bahaya
a. Sumber bahaya; merupakan komponen manusia, peralatan,
material dan lingkungan atau kombinasinya (interaksi), sehingga
menimbulkan suatu keadaan bahaya.
b. Keadaan bahaya; merupakan keadaan yang timbul karena sebab-
sebab alamiah (seperti kecelakaan) atau yang disengaja, yang
sebenarnya tidak diharapkan terjadi. Keadaan bahaya yang terjadi
biasanya menyebabkan karyawan menjadi panik, sehingga
karyawan menjadi panik dan tidak tahu harus kemana dan berbuat
apa.
c. Dampak bahaya merupakan akibat dari suatu keadaan bahaya.
3.12.2. Identifikasi Keadaan Bahaya
Beberapa keadaan bahaya yang bisa saja terjadi di lingkungan kerja
IPN, antara lain: Bahaya kebakaran, kecelakaan kerja dan bahaya
gempa bumi.
3.12.2.1. Bahaya Kebakaran
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
21 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

 Dampak yang ditimbulkan apabila terjadi kebakaran


sangat merugikan berbagai pihak. Merupakan kerugian
sangat besar bagi perusahaan baik dari segi finansial
atau menghambat target produksi, kemungkinan korban
jiwa atau kecacatan bagi karyawan dan kerusakan
lingkungan baik tanah, air atau udara.
 Sumber bahaya yang bisa menimbulkan kebakaran
antara lain:
a. Hubungan singkat arus listrik (konsleting).
b. Rokok atau punting rokok yang belum dimatikan
saat dibuang.
c. Sistem operasi
Yang dimaksud dengan sistem operasi adalah segala
hal yang berhubungan dengan alat-alat yang
mendukung kegiatan produksi di IPN. Adanya
kondisi operasi yang diluar control dapat
menyebabkan kerusakan dan berakibat terjadi
insiden.
d. Tabung gas
Dalam kegiatan pengelasan biasanya menggunakan
beberapa jenis gas, dimana gas-gas tersebut sangat
mudah terbakar. Untuk itu lokasi penyimpanan yang
tepat sangat diperlukan, serta upaya pemeriksaan
rutin untuk mengetahui adanya kebocoran gas wajib
dilakukan.
e. Kerja dengan api dan/atau percikan api
Proses kerja pengelasan atau pemotongan material
menggunakan api sangat beresiko terjadi kebakaran.
Percikan api dari kegiatan pengelasan atau
pemotongan berpotensi mencederai
karyawan.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
22 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

Penempatan, lokasi atau posisi kerja sangat harus


diperhatikan agar tidak timbul masalah.
f. Pembakaran sampah
Kegiatan pembakaran sampah yang tidak sesuai
tempatnya beresiko menyebabkan kebakaran, untuk
itu sebelum melakukan kegiatan pembakaran harus
diperhatikan beberapa hal seperti; jauh dari
bangunan, terlindung dari tiupan angin dan
menghindari pembakaran diatas rumput kering.
g. Kecelakaan kendaraan bermotor
Kecelakaan kendaraan bermotor dalam area
perusahaan harus dihindari, karena bahan bakar yang
terdapat di kendaraan tersebut berpotensi terjadi
kebakaran.
h. Bahan bakar cair
Bahan bakar cair seperti solar, bensin atau tiner
dapat menyebabkan terjadinya kebakaran apabila
penggunaan atau penempatannya tidak sesuai.
Misalnya kegiatan pembersihan thread untuk
kegiatan inspeksi menggunakan solar dan dilakukan
di sekitar tempat menggurinda, percikan api gurinda
bisa menyebabkan kebakaran saat terkena solar.
 Pencegahan bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan
cara :
a. Ditentukan area tidak boleh merokok, dengan
memberi tanda pada area tersebut. Misalnya:
penempatan tanda “Dilarang merokok!!”, yang
ditempatkan pada daerah yang mudah terbaca dan
penulisan kalimat yang jelas.
b. Beban aliran listrik pada jaringan pengantar tidak
boleh melebihi kemampuan jaringan pengantarnya,
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
23 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

melakukan pemeriksaan kabel-kabel secara periodik


dan segera melakukan tindakan perbaikan apabila
ditemukan kabel yang terkelupas.
c. Kegiatan pemeriksaan dan pengawasan terhadap
komponen peralatan pendukung wajib dilakukan,
selidiki setiap ada ketidaksesuaian seperti bau
terbakar, tetesan bahan bakar atau pelumas yang
berpotensi terjadi kebakaran.
d. Dilakukan pemisahan antara jenis-jenis gas yang
ada, tabung gas kosong harus dipisahkan dengan
tabung isi untuk menghindari kekeliruan.
Penempatan dengan jarak yang ditetapkan akan
menghindari timbulnya kebakaran saat kegiatan
pengelasan atau menggurinda.
e. Setiap percikan api sekecil apapun harus menjadi
perhatian karena berpotensi menjadi sumber
kebakaran. Dalam kegiatan menggurinda atau
pengelasan harus diperhatikan antara jarak tabung
gas dan lokasi pengelasan atau menggurinda. Bahan
bakar harus ditempatkan jauh dari lokasi.
f. Kegiatan pengelasan harus segera dihentikan apabila
ada kemungkinan bahaya kebakaran, misalnya ada
kebocoran gas, ceceran bahan bakar, dan sebagainya.
g. Pembakaran sampah saat kondisi hari sedang panas
dan kecepatan angin yang tinggi harus dihindari,
pembakaran sampah harus dilakukan peda bak
pembakaran sampah yang telah dibuat untuk
menghindari terbangnya percikan api ke udara.
h. Kendaraan karyawan yang tidak berkepentingan
harus diparkir pada area yang telah ditentukan,
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
24 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

hanya kendaraan yang di ijinkan yang boleh


melakukan kegiatan di area kerja IPN.
i. Alat pelindung diri, seperti sarung tangan panas,
kaca pelindung, masker dan sebagainya harus
dipakai oleh setiap operator las saat melakukan
pengelasan atau menggurinda.
3.12.2.2. Bahaya Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang tidak bisa
diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Dimana dampak
yang ditimbulkan bersifat sangat merusak dan
mengakibatkan kecelakaan.
Perlu dilakukan upaya-upaya pelatihan untuk melakukan
evakuasi atau penyelamatan aset perusahaan, khususnya
karyawan dan pihak-pihak lain yang berada di area kerja
IPN. Karena gempa bumi berlangsung sangat cepat dan
langsung menimbulkan kepanikan, maka pengenalan teknik
berlindung dan menyelamatkan diri wajib diajarkan/dilatih
kepada para karyawan.
3.12.2.3. Bahaya Kecelakaan Kerja
Merupakan kejadian yang tidak diinginkan, mengakibatkan
sakit, cedera, bahkan kematian atau kerusakan dan kerugian
lainnya.
IPN membagi insiden menjadi beberapa jenis, yakni :
nyaris celaka dan kecelakaan.
a. Nyaris Celaka (Nearmiss)
Merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan, namun tidak menimbulkan
kecelakaan kerja, dapat dikatakan suatu insiden yang
tidak menyebabkan cidera, sakit penyakit, kerugian
dan/atau kematian.
b. Kecelakaan (accident)
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
25 of 39.
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

Adalah insiden yang menyebabkan cedera, sakit


penyakit, kerugian dan/atau kematian Kecelakaan
dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Pertolongan pertama/ first aid case (fac) Kecelakaan
dimana karyawan yang bersangkutan hanya
mendapat pertolongan pertama dari tim tanggap darurat
atau dilakukan sendiri oleh karyawan yang
bersangkutan dengan memanfaatkan fasilitas
pertolongan pertama (P3K) yang tersedia dan
melakukan kembali pekerjaannya seperti biasanya.
2. Perawatan medis/ medical treatment only (MTO)
Kecelakaan dimana karyawan yang bersangkutan
mendapat perawatan medis dari klinik/rumah sakit
terdekat dan kembali bekerja separti biasanya.
3. Kerja ringan/ Resticted work case (RWC)
Kecelakaan dimana karyawan yang bersangkutan
mendapat perawatan medis dari klinik/rumah sakit,
namun tidak dapat bekerja kembali pada tugasnya
semula tapi bisa bekerja untuk pekerjaan yang ringan.
4. Kecelakaan kendaraan bermotor/ motor vehicle crash
(MHC)
Kecelakaan yang diakibatkan benturan antar kendaraan
bermotor (baik roda dua atau empat) atau karena
kelalaian pengendara sehingga kendaraannya tersebut
menabrak benda diam, hewan atau manusia.
Kecelakaan kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh
IPN adalah saat karyawan berangkat bekerja, saat
melakukan pekerjaan dan saat pulang seusai jam
pekerjaan selesai.
5. Hilang hari kerja/ lost day accident (LDA)
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
26 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

Kecelakaan yang terjadi cukup serius, yang memaksa


dilakukan perawatan intensif di rumah sakit atau rawat
jalan di rumah. Menyebabkan karyawan tidak dapat
kembali bekerja untuk beberapa waktu.
6. Meninggal dunia/ fatality (FTL)
Kecelakaan kerja yang terjadi sangat serius, yang
mengakibatkan korban meninggal dunia. Dampak yang
dapat ditimbulkan, mengakibatkan kerugian jiwa,
material dan baik secara langsung atau tidak dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
3.12.3. Komitmen dan Tanggung Jawab
a. Komitmen
IPN mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya kerusakan
dan kerugian dalam bentuk apapun, akibat dari suatu keadaan
bahaya. Salah satu perwujudan komitmen tersebut adalah dengan
membuat prosedur kesigapan tanggap darurat.
b. Tanggung Jawab
Seluruh karyawan, tamu dan karyawan subkontraktor harus paham

dan mematuhi prosedur tanggap darurat yang berlaku di IPN.

3.12.4. Tim Tanggap Darurat


Tim tanggap darurat merupakan suatu tim yang terdiri dari karyawan
yang merupakan perwakilan dari tiap departemen. Tim tanggap
darurat ini bertanggung jawab terhadap kondisi bahaya dan telah siap
untuk menghadapi kondisi bahaya yang mungkin terjadi di area kerja
IPN.
Keberadaan tim tanggap darurat diharapkan memberi manfaat,seperti mengurangi
dampak yang ditimbulkan dari kondisi bahaya, mencegah atau meminimalisir
kerugian financial, serta memberi pertolongan/perlindungan terhadap karyawa,
lingkungan dan masyarakat sekitar.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
27 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

3.12.4.1. Struktur Organisasi Tanggap Darurat


Struktur organisasi tanggap darurat IPN terdiri dari
beberapa fungsi, seperti terlihat pada bagan berikut ini:

Gambar 1. Struktur Organisasi Tanggap Darurat IPN

3.12.4.2. Tugas dan Tanggung Jawab


a. Manajemen Puncak
 Yang dimaksud dengan Manajemen Puncak adalah :
Komisaris Utama
 Tugas dan tanggungjawab Manajemen Puncak
adalah :
Mendukung setiap aktivitas dalam rangka
peningkatan kinerja tim tanggap darurat, serta
mengevaluasi kinerja tim tanggap darurat dan
prosedur tanggap darurat.
b. Ketua
 Ketua yaitu Direktur Utama atau Manajer K3LL
 Tugas dan tanggung jawab ketua, antara lain:
o Mendukung segala aktivitas dalam rangka
peningkatan kinerja tim tanggap darurat. Misalnya:
pelatihan pemadam kebakaran, kegiatan simulasi
evakuasi, dan lain-lain.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
28 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

o Menyediakan sarana dan prasarana sebagai


fungsi menghadapi keadaan bahaya.
o Mengambil keputusan berdasarkan laporan dari
Wakil ketua, jika terjadi kondisi bahaya di area
kerja dengan level serius.
o Meminta bantuan atau menghubungi pihak
terkait apabila kondisi bahaya tidak dapat
ditangani oleh tim tanggap darurat.
o Memberi laporan lisan atau tertulis kepada
manajemen puncak perihal kondisi bahaya yang
yang telah terjadi.
c. Wakil Ketua
 Wakil Ketua yaitu HSE Officer
 Tugas dan tanggungjawab wakil ketua, antara
lain :
o Membuat peraturan, instruksi kerja atau
kebijakan tertulis lainnya untuk mencegah
terjadinya kondisi bahaya.
o Menyusun agenda, mengadakan, serta mengikuti
pelatihan yang mendukung peningkatan tim
tanggap darurat baik yang dilakukan secara
internal atau eksternal. Pelatihan harus
terdokumentasi dan dievaluasi.
o Mengajukan pembelian sarana yang dibutuhkan
untuk menghadapi keadaan bahaya.
o Sebagai koordinator tim tanggap darurat jika
terjadi kondisi bahaya.
o Menggantikan ketua jika ketua
tidak berada ditempat, dengan
meminta bantuan pada pihak
terkait lainnya apabila kondisi
darurat tidak dapat ditangani
oleh tim tanggap darurat.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
29 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

o Membuat laporan tertulis tentang kronologis


kejadian kondisi bahaya sebagai dokumentasi
dan melaporkannya kepada ketua.
o Memimpin kegiatan paska kejadian kondisi
bahaya, yakni investigasi dan rehabilitasi.
o Menyelenggarakan pertemuan paska kejadian,
yang dihadiri oleh tim tanggap darurat. Untuk
membahas tindakan perbaikan yang harus
dilakukan, serta mengevaluasi prosedur tanggap
darurat dan melakukan perubahan jika
diperlukan. Pertemuan harus
didokumentasikan, yakni terdiri dari daftar
hadir peserta dan laporan hasil pertemuan.
d. Tim P3K
 Tim P3K yaitu tim yang terdiri karyawan yang
mewakili tiap departemen dan telah mendapatkan
pelatihan mengenai pertolongan pertama pada
kecelakaan, serta dinyatakan mampu untuk
memberikan pertolongan pertama.
 Tugas dan tanggungjawab Tim P3K, antara lain:
o Mengikuti pelatihan penyegaran pertolongan
pertama yang diselenggarakan oleh IPN.
o Melaksanakan simulasi pertolongan pertama
dengan sungguhsungguh.
o Memberikan pertolongan pertama pada korban
sesuai dengan teori/pelatihan yang sudah didapat.
o Bila luka tidak bisa ditangani, tim P3K harus
segera merujuk korban ke klinik terdekat.
o Hadir pada pertemuan paska kejadian dan
memberikan laporan kepada ketua mengenai keadaan
terakhir korban.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
30 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

e. Tim Penanganan Kebakaran

 Tim penanganan kebakaran yaitu tim yang terdiri


daripara karyawan perwakilan dari tiap departemen
dan sudah mendapatkan pelatihan mengenai teknik
penanganan kebakaran serta dinyatakan mampu
untuk melakukan penanganan kebakaran.
Tim ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: tim yang
bertugas memadamkan api dan tim yang
mengevakuasi barang/material yang mudah meledak
atau terbakar serta dokumen-dokumen perusahaan.
 Tugas dan tanggungjawab tim penanganan
kebakaran, antara lain:
o Mengikuti pelatihan penyegaran teknik
pemadaman kebakaran yang diselenggarakan oleh
IPN, baik pelatihan pemadaman menggunakan
apar atau Hydrant.
o Melaksanakan simulasi penanganan kebakaran
dengan sungguhsungguh.

o Memindahkan peralatan yang dapat menimbulkan


ledakan atau yang mudah terbakar untuk
mengurangi resiko nyala api yang semakin besar.
o Memastikan bahwa dalam melaksanakan tugasnya
tidak membahayakan keselamatan dirinya, dan
jika terdapat suatu kondisi yang mengharuskan
melakukan tindakan penyelamatan tidak
dibenarkan melakukannya seorang diri.
o Memberitahukan kondisi terburuk kepada wakil
ketua apabila api tidak dapat dikendalikan.
o Hadir pada pertemuan paska kejadian dan memberi laporan
pada ketua mengenai kondisi akhir lokasi setelah kejadian
kebakaran.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
31 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

f. Tim Evakuasi
Tim Evakuasi terdiri dari:
o Kepala tiap Departemen
o Anggota security yang bertugas
o Karyawan bagian pemeliharaan (maintenance)
o Office boy
Tugas dan tanggungjawab tim evakuasi, antara lain :
o Mengikuti dan menjalani simulasi evakuasi
keadaan bahaya dengan sungguh-sungguh.
o Kepala tiap departemen: memeriksa area kerjanya
untuk memastikan bahwa semua orang telah
dievakuasi dan menyelamatkan dokumen yang
penting.
o Anggota security yang bertugas: menertibkan
seluruh karyawan di area muster point dan
memeriksa kelengkapan karyawan, tamu dan
karyawan sub kontraktor dengan melakukan
penghitungan. Bila ada karyawan, tamu atau sub
kontraktor yang tidak berada di area muster point
maka security wajib melapor kepada kepala
departemen yang bersangkutan serta ikut
melakukan evakuasi bila diperlukan.
o Karyawan bagian pemeliharaan (maintenance)
harus segera mematikan sumber listrik.
o Office boy memeriksa area office seperti pantry
atau toilet (toilet pria, wanita dan toilet Direktur)

3.12.5. Sarana
3.12.5.1. Kotak P3K
IPN menyediakan kotak P3K yang berisi obat-obatan untuk
pertolongan pertama. Kotak P3K harus ditempatkan
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
32 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau. Area yang


wajib ada kotak P3K adalah office, pos security, gauge
room dan workshop. HSE Officer bertanggungjawab untuk
memastikan penyediaan obat-obatan P3K yang tepat.
Seluruh karyawan bertanggungjawab untuk menjaga
kebersihan kotak P3K dan memakai obat-obatan/fasilitas
P3K sesuai dengan fungsinya.
3.12.5.2. Klinik
Dekat area kerja IPN terdapat beberapa klinik yang bisa
dijadikan rujukan apabila kondisi kondisi korban butuh
perawatan medis, dimana klinik tersebut dapat ditempuh
dalam waktu < 5 menit.
3.12.5.3. Alat Pemadam Api Ringan
IPN menyediakan APAR sesuai dengan
ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku,
ditempatkan pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi
kebakaran, seperti workshop, office, dan lain-lain.
Pemeriksaan dan perawatan APAR dilakukan oleh HSE
officer dengan menggunakan daftar periksa. Sedangkan
tanggungjawab karyawan dalam penggunaan dan
pemeliharaan APAR adalah sebagai berikut:
 Menggunakan APAR sesuai dengan instruksi yang
tertera pada tabung atau sesuai dengan ketentuan pabrik
berdasarkan jenis APARnya.
 Siapapun yang diketahui menggunakan APAR selain
untuk kepentingan memadamkan api akan diberikan
tindakan disiplin.
3.12.5.4. Heat Detector dan Smoke Detector
Pada office IPN dipasang heat detector dan smoke detector, yang
berfungsi sebagai pendeteksi apabila terjadi kebakaran atau terdapat
konsentrasi panas yang terbaca
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
33 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

oleh sensor. Apabila konsentrasi panas melebihi ambang


batas yang ditetapkan, maka alarm akan berbunyi secara
otomatis dengan durasi waktu +/- 5 menit. Seluruh
karyawan harus keluar dari office saat mendengar bunyi
alarm.
3.12.5.5. Pintu Darurat (Emergency Exit)
Untuk area kerja IPN, khususnya office IPN pintu darurat
yang di gunakan sama dengan pintu masuk umum.
3.12.5.6. Tempat Berkumpul Saat Keadaan Darurat (Assembly
Point)
Karena area IPN ada di dua tempat, maka ditetapkan dua
assembly point yang terdapat di depan area luar Office dan
di depan workshop.
3.12.6. Rencana Dalam Menghadapi Suatu Keadaan Darurat
IPN merencanakan suatu sistem untuk menghadapi suatu keadaan
darurat, dimana perencanaan dibuat sesederhana mungkin agar dapat
dengan mudah mengambil keputusan dan sesegera mungkin
dilaksanakan. Prosedur ini harus benar benar dipahami dan ditaati
oleh seluruh karyawan IPN, tamu atau karyawan sub kontraktor, serta
pihak lain yang mempunyai akses untuk masuk ke lingkungan kerja
IPN.
3.12.6.1. Prosedur Evakuasi
Saat terdengar alarm peringatan bahaya, semua orang yang
berada di area kerja IPN harus menyelamatkan diri masing-masing
dengan bergerak secapat mungkin ke assembly point. Untuk karyawan
yang berada di workshop perlu diperhatikan saat bergerak menuju
assembly poin harus hati-hati terhadap kabel listrik, selang gas dan
material lain yang ada didepannya, sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan baru.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
34 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

Kemudian tim tanggap darurat akan bekerja sesuai dengan


bidang nya masing-masing, memastikan bahwa tidak ada
karyawan yang masih berada di dalam gedung atau
workshop, memadamkan api apabila terjadi kebakaran, dan
lain-lain.
3.12.6.2. Kebakaran (Office & Workshop)
Beberapa hal yang harus diperhatikan atau diingat apabila
terjadi kebakaran, antara lain :
1. Jangan panik
tetap tenang sangatlah penting karena kepanikan justru
akan membuat membuat keadaan semakin kacau, tidak
dapat dikendalikan dan menimbulkan kegaduhan.
2. Evaluasi keadaan api
Jika api masih kecil atau terdapat titik api baru, maka
segera padamkan api tersebut menggunakan APAR.
Prosedur standar yang harus dilaksanakan apabila
terjadi kondisi bahaya kebakaran, adalah sebagai
berikut :
a. Karyawan yang berada di sumber api saat mulai
terjadi kebakaran, wajib memadamkan api
menggunakan APAR atau alat lain yang bisa
digunakan.
b. Karyawan bagian pemeliharaan segera mematikan
listrik.
c. Tim penanganan kebakaran melokalisir api
menggunakan APAR agar kebakaran tidak meluas.
d. Jika api tidak dapat dipadamkan menggunakan
APAR, maka tim penanganan kebakaran dapat
menggunakan Hydrant yang terpasang di sekitar
area kerja IPN.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
35 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

e. Untuk penanganan lebih lanjut apabila tim


penanganan kebakaran tidak dapat memadamkan
api, maka wakil ketua melalui persetujuan ketua
meminta bantuan dari pihak luar, dalam hal ini dinas
pemadam kebakaran.
f. Tim evakuasi, dalam hal ini kepala tiap departemen
berkeliling memeriksa area kerjanya masing-masing
untuk memastikan kalau ada karyawan yang cidera
dan perlu divakuasi. Bila semua karyawan sudah
dievakuasi maka kepala departemen akan kembali
ke assembly point.
g. Tim P3K dalam posisi siaga di assembly point
dengan membawa obat-obatan dan peralatan
lainnya. Apabila ada korban yang ditemukan oleh
kepala departemen, maka tim akan segera
menjemput korban dan membawanya ke assembly
point dengan menggunakan tandu, lalu melakukan
tindakan pertolongan pertama.
h. Anggota security bertugas menertibkan karyawan
yang telah berkumpul di assembly point dengan
menghitung jumlah karyawan yang tercatat pada
absensi dengan jumlah karyawan yang berkumpul di
assembly point. Apabila hasil penghitungan tidak
sesuai, maka security akan melapor kepada wakil
ketua untuk dilakukan evakuasi bila diperlukan.
i. Seluruh karyawan dilarang emasuki area kerja IPN
(office dan workshop) sebelum ada pernyataan dari
ketua/wakil ketua, atau dari orang yang dianggap
paling bertanggungjawab berdasarkan struktur
organisasi IPN, yang menyatakan bahwa gedung sudah
dalam keadaan aman.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
36 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

3.12.6.3. Kecelakaan Kerja


Prosedur yang dilaksanakan jika terjadi kecelakaan kerja,
safety officer yang bertugas atau orang yeng berada dekat
korban segera melakukan pertolongan pertama,
menggunakan kotak P3K yang ada dan segera merujuk
korban ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan
perawatan lebih intensif.
3.12.6.4. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan kejadian alam yang berlangsung
sangat cepat dan bersifat menghancurkan, maka prosedur
yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi adalah
berlindung pada tempat yang dianggap kuat untuk
melindungi (ingat teknik perlindungan “segitiga
kehidupan”). Jika keadaan memungkinkan segera berlari
keluar gedung dan berkumpul di assembly point.
Apabila gempa telah mereda/berhenti maka tindakan
evakuasi selanjutnya dilakukan seperti pada prosedur
terjadinya kebakaran.
Kegiatan simulasi merupakan pelatihan langsung dilapangan.
Karyawan secara langsung melakukan pelatihan bagaimana secara
sigap menghadapi situasi darurat atau kondisi bahaya. Sangat
dibutuhkan kesiapan mental untuk menghadapi atau menanggulangi
kondisi bahaya yang terjadi. Kegiatan simulasi juga bertujuan untuk
menerapkan pengetahuan yang telah diajarkan dalam teori/pelatihan,
serta membentuk kekompakan dan kesigapan tim tanggap darurat
dalam menghadapi kondisi bahaya. Dimana pada saatnya terjadi suatu
kondisi darurat, maka tim dapat bekerja secepat dan seefektif
mungkin sehingga korban manusia atau materil dapat diminimalisir.
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
37 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

Tim K3LL bertugas untuk mengidentifikasi kondisi darurat


yang potensial (di dalam atau luar area kerja), menentukan
jenis-jenis simulasi dan menyusun skenario simulasi yang
sesuai dengan kondisi dan situasi perusahaan.
Menyelenggarakan simulasi tanggap darurat tiga bulan
sekali, mendokumentasikan kegiatan simulasi dalam bentuk
laporan evaluasi yang dilengkapi dengan gambar-gambar.
Hasil evaluasi kegiatan simulasi kemudian disosialisasikan
kepada seluruh karyawan.

3.13. Laporan dan Penyelidikan


3.13.1. Laporan dan Penyelidikan Kecelakaan/Insiden
a. Semua jenis kecelakaan kerja, baik yang mengakibatkan cedera
pada manusia ataupun tidak, kerusakan barang dan pencemaran
lingkungan harus dilaporkan kepada HSE officer atau kepala
departemen.
b. HSE officer atau kepala departemen harus mengisi formulir
sebagai laporan kecelakaan atau insiden, serta dilengkapi dengan
dokumentasi berupa foto/gambar.
c. Setelah situasi dapat dikendalikan, Tin K3LL melakukan
penyelidikan untuk mencari penyebab terjadinya
kecelakaan/insiden. Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut
kemudian ditentukan tindakan perbaikan dan pihak yang
bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan tersebut.
d. Manager HSE memantau pelaksanaan tindakan perbaikan dan
memastikan bahwa tindakan perbaikan sudah dilaksanakan
dengan benar.
e. HSE officer membuat rangkuman laporan, yang mencakup
laporan kecelakaan/insiden dan tindakan perbaikan yang
sudah
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
38 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

dilakukan. Laporan tersebut dilaporkan/diserahkan kepada


manajer HSE untuk ditinjau ulang.
Laporan yang sudah ditinjau tersebut kemudian dibagikan kepada
pihak-pihak terkait sebagai bahan pembelajaran dan
disosialisasikan, serta disimpan sebagai arsip.
3.13.2. Laporan Ketidaksesuaian (NCR)
a. Laporan ketidaksesuaian dikeluarkan bila terdapat suatu
ketidaksesuaian antara praktek lapangan dengan prosedur atau
peraturan yang sudah dibuat sebelumnya
b. Yang dapat mengeluarkan laporan ketidaksesuaian adalah:
 Departemen K3LL ditujukan kepada departemen lain
 Dari departemen lain ditujukan kepada departemen K3LL
c. Pihak yang akan melaporkan ketidaksesuaian harus mengisi
formulir ketidaksesuaian
d. Laporan ketidaksesuaian tersebut dianalisa, dicari penyebab
dasarnya dan ditentukan tindakan perbaikan agar ketidak sesuaian
tersebut tidak terulang kembali
e. Pihak yang mengeluarkan laporan ketidaksesuaian, harus
memantau tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa tindakan
perbaikan sudah dilaksanakan dengan baik
f. Laporan ketidaksesuaian disimpan sebagai arsip
g. Ketidaksesuaian harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan
3.14. Audit Internal K3LL
Audit internal K3LL merupakan kegiatan evaluasi terhadap program K3LL
yang telah disusun. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa
program K3LL telah diimplementasikan dengan benar dan untuk meninjau
keefektifan program dalam usaha perwujudan kebijakan dan sasaran K3LL.
Audit internal K3LL dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, oleh pihak yang mewakili
perusahaan, berkompeten sebagai auditor K3LL, objektif dan tidak memihak. Audit
dilaksanakan secara sistematis, dengan menggunakan
JUDUL PROSEDUR K3LL

KESELAMATAN KERJA
MANUAL NO. REVISI NO. TANGGAL EFEKTIF HALAMAN
39 of 39
K3LL-C/HSE/0.0 0.0

panduan daftar periksa. Rangkaian kegiatan audit internal K3LL adalah


sebagai berikut:
1. Auditor melakukan audit dengan menggunakan daftar periksa, HSE
Officer sebagai orang yang diaudit (auditee) mempertanggung jawabkan
implementasi K3LL. Proses audit dilaksanakan sesuai dengan agenda dan
jadwal yang telah disepakati. Keberhasilan audit akan sangat membantu
untuk kelanjutan dan keberhasilan K3LL di IPN. Proses pengumpulan dan
peninjauan data-data atau dokumen K3LL.
2. Auditor melakukan wawancara, observasi dan evaluasi data atau dokumen
dan kemudian membuat daftar ketidaksesuaian jika ditemukan.
3. Auditor membuat laporan mengenai ketidaksesuaian tersebut dan
diserahkan kepada HSE officer.
4. HSE officer menyusun rencana perbaikan dan melaporkan kepada
manjemen, pada pertemuan manajemen (Managemen review).
5. Laporan hasil audit didokumentasikan dan disimpan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai