LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DOKTER UMUM
PADA PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA
KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA
KABUPATEN KAPUAS HULU
Oleh :
4
5
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DOKTER UMUM
PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA
KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA
KABUPATEN KAPUAS HULU
PENGUJI, MENTOR,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi bertema “Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Dokter
Umum Pada Puskesmas Putussibau Utara Kecamatan Putussibau Utara
Kabupaten Kapuas Hulu.”
Penulisan laporan ini terlaksana karena kontribusi banyak pihak berupa
bimbingan dan motivasi sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Bapak H. A.M. Nasir, SH sebagai Bupati Kapuas Hulu.
2. Bapak H. Sarbani, SE sebagai Kepala BKD Kapuas Hulu
3. Bapak dr. H.Harisson, M. Kes sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kapuas
Hulu.
4. Bapak Zainuri, S.Pd, M.Si selaku coach yang telah memberikan waktu
untung membimbing hingga laporan ini selesai.
5. Ibu dr. Henny Anggeriani selaku Kepala Puskesmas putussibau Utara.
6. Ibu Dessi Wulantari, S.St selaku mentor yang telah banyak memberi waktu
dan sarannya selama pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Putussibau Utara
7. Ibu dr. Yuliana Yulhelmin Tjawan selaku penguji.
8. Para Widya Iswara selaku pemberi materi yang telah memberikan
pengetahuan yang banyak tentang nila-nilai dasar profesi PNS
9. Panitia penyelenggara dan rekan-rekan peserta Diklat Prajabatan Golongan
III Angkatan XIV yang telah memberikan bantuan dan motivasi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………........... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………........... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………............. iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………............. iv
DAFTAR BAGAN………………………………………………………………............ v
LAMPIRAN............................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………............ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………...... 1
B. Tujuan Aktualisasi…………………………………………………….. 3
1. Tujuan Umum……………………………………………………. 3
2. Tujuan Khusus…………………………………………………… 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI (Profil Puskesmas)..................... 4
A. Keadaan Organisasi Puskesmas Putussibau Utara……........ 4
B. Visi dan Misi ........................................................................... 9
C. Struktur Organisasi …………………………………………....... 10
D. Tugas dan Fungsi……….......................................................... 11
E. Uraian Tugas Dokter Puskesmas…………………………...... 12
BAB III. NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS………………………………....... 14
A. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar……………………………………........ 15
B. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan………………………..... 19
BAB IV. AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS......................... 38
A. Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………....... 38
B. Capaian Agenda Kegiatan…………..........………………………..... 47
C. Pembimbingan .............................………………………………....... 49
D. Kendala dan strategi mengatasinya…………................................. 52
BAB V. PENUTUP……………………………………………………………....... 53
A. Simpulan ........................................................................................ 53
B. Rekomendasi ................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
BAGAN 1. Struktur Organisasi………….…………………………………...... 10
BAGAN 2. Cakupan Wilayah Kerja Puskesmas.......................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumen-Dokmen Kepegawaian
Lampiran 2. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Lampiran 3. Bukti Fisik Kegiatan Menguji Kesehatan Individu (SKD)
Lampiran 4. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan Pelayanan Rujukan Medis
Lampiran 5. Bukti Fisik Kegiatan Konseling Individu pada Lansia
Lampiran 6. Bukti Fisik Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik Rawat Jalan
Lampiran 7. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan Pelayan Imunisasi
Lampiran 8. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan pelayanan KB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI (UU No.5 Tahun 20014 Tentang
ASN).
ASN dikelola dengan manajemen tersendiri yang bertujuan untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN sendiri berdasarkan pada
asas: kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi,
netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, nondiskriminatif,
persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan; dan kesejahteraan.
Diklat Prajabatan Pola Baru ini dimaksudkan untuk mewujudkan Pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, sekaligus merupakan
implementasi dari penyelenggaraan DIKLAT berbasis kompetensi sesuai
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI nomor 38 dan 39
tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I dan II
dan golongan III. Prajabatan pola baru juga diperlukan untuk membekali Pegawai
ASN dengan kompetensi yang diperlukan saat memasuki ranah birokrasi, baik
dalam menyambut Era ASEAN Community 2015 serta pencapaian Visi
Pemerintah 2025. Upaya pengembangan kompetensi Pegawai ASN tersebut
luas cakupannya yaitu mulai dari segi kemampuan, pengetahuan, sampai sikap
dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan yang diembannya.
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Prajabatan adalah kompetensi
PNS sebagai pelayan masyarakat yang professional, yang diindikasikan
dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu :
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya;
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.
A. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai Dasar Profesi PNS di Puskesmas Putussibau
Utara serta mampu menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar
tersebut tidak diimplementasikan di Puskesmas Putussibau Utara.
2. Tujuan Khusus
Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan dapat :
a. Memahami nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas masing-
masing
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sebagai dokter pertama
c. Menjadi abdi negara yang professional
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Keadaan Organisasi
1. Deskripsi umum tempat aktualisasi
a. Letak Wilayah
Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada 0,5° Lintang
Utara sampai 1,4° Lintang Selatan dan 111,40° sampai dengan 114,10°
Bujur Timur dengan ibukota Putussibau. Sebelah Utara berbatasan dengan
Serawak (Malaysia Timur), sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Sintang dan Melawi, sementara sebelah Timur berbatasan
dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Secara teritorial Kecamatan Putussibau Utara memiliki batas wilayah
sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Negara Bagian Serawak
Malaysia bagian timur.
2) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Embaloh Hilir dan
Embaloh Hulu.
3) Sebelah timur berbatasan dengan desa Hulu Kapuas
4) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Putussibau
Selatan dan Kecamatan Bika (Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten
Kapuas Hulu Tahun 2013).
b. Luas Wilayah
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Tahun 2013, Kecamatan
Putussibau Utara memiliki luas wilayah 5.204,80 km2 atau 17,44% dari luas
wilayah Kabupaten Kapuas Hulu (29.842 km2). Kecamatan Putussibau
Utara merupakan kecamatan terluas kedua setelah kecamatan Hulu
Kapuas. Secara administratif Kecamatan Putussibau Utara terbagi dari 17
(tujuh belas) desa dan 2 (dua) kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak
36 buah. Jumlah RW sebanyak 27 buah dan RT sebanyak 124 buah.
c. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetapi
juga merupakan beban di dalam pembangunan, karenanya pembangunan
diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring
dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, Jumlah penduduk Kecamatan
Putussibau Utara Tahun 2014 tercatat sebanyak 25.880 jiwa dengan
jumlah keluarga terdiri dari 13.284 jiwa laki-laki dan 12.596 jiwa
perempuan. Penyebaran penduduk tidak merata, bervariasi tiap wilayah
Kecamatan. Adapun Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi
berturut-turut adalah Kelurahan Putussibau Kota (70,71 per km2 ), Desa
Sibau Hilir (14 per km2 ), Kelurahan Hilir Kantor (12,8 per km2 ), Desa
Nanga Awin (6,6 per km2 ) dan Desa Sungai Uluk Palin (6,15 per km2 ).
d. Sosial Ekonomi
Status ekonomi pada dasarnya menentukan derajat kesehatan
seseorang, makin tinggi tingkat ekonomi seseorang akan semakin tinggi
pula derajat kesehatannya, karena makin luasnya pilihan sarana untuk
hidup lebih sehat. Uraian keadaan ekonomi secara umum meliputi jenis
pekerjaan serta tingkat pendidikan.
e. Pekerjaan
Tingkat pekerjaan seseorang dapat menentuk derajat kesehatan
seseorang. Dimana pekerjaan terbanyak di Kecamatan Putussibau Utara
adalah PNS, POLRI / TNI, Wirausaha, Petani dan lain-lain. Berdasarkan
sumber data Kecamatan Putussibau Utara tahun 2014, pekerjaan yang
masih tinggi di kecamatan Putussibau Utara adalah PNS namun masih
banyak masyarakat yang belum / tidak bekerja.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Kecamatan Putussibau Utara
Tahun 2014
Belum / Tidak
Tingkat Pekerjaan
Polri
Perdagangan
Pensiunan
TNI
Petani
N
Mengurus Rt
PNS
Desa / Kelurahan Jumlah
Bekerja
O
Jumlah
Jenis Ketenagaan Berdasarkan
No Jumlah
Tingkat Pendidikan L P
1 S1 Kedokteran - 2 2
2 S1 Kedokteran Gigi - 2 2
3 S1 Apoteker - 1 1
4 S1 Penyuluh Kesmas - 1 1
5 D IV Kebidanan - 1 1
6 D IV Analis Kesehatan - 1 1
7 D III Kebidanan - 19 19
8 D III Keperawatan 12 5 17
9 D III Analis Kesehatan - 1 1
10 D III Analis Farmasi - 1 1
11 D III Akuntansi - 1 1
12 D I Kebidanan - 3 3
13 SPPH - 1 1
14 SPK 2 1 3
15 Pekarya Kesehatan / SMA 1 4 5
Jumlah 15 44 59
Sumber Data : PJ. Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Putussibau Utara
Tahun 2015
h. Kegiatan Puskesmas
Ada 6 program wajib dan satu program pengembangan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Putussibau Utara yaitu :
1) Program Upaya Promosi Kesehatan
2) Program Kesehatan Lingkungan
3) Program KIA/KB
4) Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Pengobatan
7) Program Upaya Pengembangan
a. Usaha Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
b. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
c. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
d. Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran
e. Upaya Kesehatan Jiwa
8) Unit Penunjang
1) Laboratorium
2) Farmasi
14
15
BAB III
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
pemeriksaan;
Terselengga 31) Melakukan
ranya otopsi
Pelayanan dengan pemeriksaan
Kesehatan laboratorium;
yang 32) Melakukan tugas jaga
mengutamak panggilan / on call;
an 33) Melkukan tugas jaga di
keamanan tempat / rumah sakit;
dan 34) Melakukan tugas jaga
keselamatan di tempat sepi pasien;
pasien, 35) Melakukan kaderisasi
petugas dan masyarakat dalam
pengunjung. bidang kesehatan
tingkat sederhana.
B. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Penerapan beberapa nilai-nilai dasar tersebut di atas yang terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera
pada tabel di bawah ini.
Nasionalisme Antara pasien dan dokter sangat diharapkan kerjasama yang baik.
-kerjasama Dengan adanya kerja sama yang baik maka akan berkurangnya rasa
canggung dalam komunikasi antara dokter dan pasien. Sehingga dokter
dapat menggali informasi yang lebih banyak lagi.(mengaktualisasikan
indikator kerjasama pada nilai Nasionalisme)
Analisis Dampak : Bila dalam melakukan anamnesa tidak ada
kerjasama antara dokter dan pasien,maka bisa saja ada informasi yang
tidak didapatkan dari pasien di dalam komunikasi tersebut, sehingga
bisa terjadi kesalahan dalam tindakan selanjutnya.
1
23
Etika Publik Sebagai seorang dokter saya harus bisa menjaga kerahasiaan tentang
-menjaga rahasia semua informasi yang didapat dari pasien sesuai dengan sumpah
dokter dan UU Tentang Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004. Salah
satu kewajiban dokter dalam undang-undang tersebut adalah
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.(mengaktualisasikan
indikator menjaga rahasia pada nilai etika publik)
Analisis Dampak : jika dalam melakukan anamnesa saya sebagai
dokter tidak dapat menjaga rahasia pasien, maka hal ini melanggar
kode etik profesi dokter
Komitmen Mutu Dalam komunikasi antara dokter – pasien, saya harus bisa
- Efisien mengarahkan keluhan yang pasien utarakan, perkataan pasien secara
tidak langsung kita bimbing ke arah keluhannya sendiri agar
pembicaraan tidak melebar, sehingga tidak membuang waktu untuk
hal-hal yang tidak berhubungan dengan keluhan
pasien.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu)
Analisis Dampak : Bila dokter tidak menggunakan melakukan
anamnesa secara terarah, maka akan mengakibatkan pemborosan
waktu untuk menegakkan diagnosa dan bisa terjadi kesalahan dalam
tindakan selanjutnya.
Melakukan Akuntabilitas Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
pemeriksaan fisik -Transparan kepada pasien yang bertujuan untuk menentukan informasi yang sahih
mengenai kesehatan pasien dan membantu menegakkan diagnosa
yang tepat.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, saya memberikan penjelasan
tentang tindakan, lokasi dilakukannya pemeriksaan (bagian tubuh) dan
tujuan pemeriksaan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan
fisik serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
tentang tindakan yang akan dilakukan.(mengaktualisasikan indikator
transparan pada nilai akuntabilitas).
Analisis Dampak : Jika penyampaian informasi tentang pemeriksaan
fisik terutama di bagian tertentu tidak dilakukan secara transparan,
maka pasien bisa merasa tidak nyaman atau menolak sehingga data
pemeriksaan fisik untuk menegakan diagnosa tidak akurat.
Etika Publik Pemeriksaan fisik yang saya lakukan harus didasari dengan komitmen
- Menjaga Rahasia yang kuat untuk menjaga kerahasiaan hasil yang didapatkan pada
pemeriksaan fisik. Data hasil pemeriksaan fisik hanya akan
diberitahukan kepada pasien apabila pasien dianggap mampu untuk
menerima dan mengerti informasi yang diberikan atau kepada keluarga
pasien dengan persetujuan pasien atau keluarga pasien yang terdekat
apabila pasien tidak kompeten untuk menerima dan mengerti informasi
misalnya pada pasien anak-anak dan pasien dengan penurunan
kesadaran. (mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada nilai
etika publik)
Analisis Dampak : Apabila saya sebagai dokter tidak dapat menjaga
rahasia pasien tentang hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan maka
pasien tidak ada rasa percaya lagi pada saya sebagai dokter yang
profesional sehingga proses kegiatan medis selanjutnya juga akan
terganggu. Pasien menjadi kurang percaya terhadap saya dan instansi
dimana saya bekerja bahkan mungkin mencari alternatif pengobatan
lain yang menyebabkan proses penyembuhan penyakit pasien tidak
26
tercapai.
Komitmen Mutu Pada pemeriksaan fisik saya harus melakukan kegiatan tersebut secara
-Efisien efisien. Efisien disini artinya saya melakukan pemeriksaan secara
cermat dan sistematis (head to toe) serta fokus pada pemeriksaan yang
dilakukan berdasarkan hasil anamnesa yang telah dilakukan
sebelumnya yang mendukung kemungkinan diagnosis yang paling
tepat. Dalam hal ini bukan berarti tidak melakukan pemeriksaan secara
lengkap keseluruhan, namun bagian terpenting pemeriksaan
berdasarkan diagnosa yang diduga itu harus dilakukan lebih teliti agar
hasilnya lebih sahih, tidak positif palsu atau negatif palsu
(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu).
Analisis Dampak : apabila saya tidak melakukan pemeriksaan fisik
secara efisien terarah, maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
diagnose utama yang diduga sebelumnya atau diagnosa yang
ditegakkan tidak tepat karena pemeriksaan yang dilakukan terlalu luas.
Anti Korupsi Jujur dalam pemeriksaan fisik artinya dalam menyampaikan hasil
-Jujur pemeriksaan fisik saya harus dengan jujur memberikan informasi
sesuai dengan hasil yang saya dapatkan, tidak menambah atau
mengurangi informasi yang ada. Misalnya, dari anamnesa saya
mencurigai penyakit infeksi saluran napas atas, sedangkan dari hasil
pemeriksaan fisik terdapat kelainan pada paru dan langsung
mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya tanpa
ada penjelasan bahwa ternyata dari hasil pemeriksaan fisik juga
didapatkan kelainan pada paru yang memerlukan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui diagnosa yang tepat (mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai antikorupsi)
Analisis dampak : apabila saya tidak jujur memberikan informasi hasil
27
Etika Publik Dalam membuat surat keterangan sehat saya sebagai dokter harus
-Menjaga rahasia selalu menjaga rahasia setiap informasi yang didapatkan walaupun
28
Komitmen Mutu Dalam pembuatan surat keterangan sehat harus dikerjakan secara
-Efisien efisien dalam hal waktu dan pemanfaatan dokumentasi. Karena pada
beberapa pusat kesehatan belum dipisahkan antara pelayan pasien
umum dengan pembuatan atau pelayanan surat keterangan
sehat.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu)
Analisa dampak : bila dalam pembuatan surat keterangan sehat tidak
dilakukan dengan efisien, tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk
pemeriksaan maka menyebabkan waktu tunggu pasien yang semakin
panjang dan menyebabkan pasien kecewa terhadap pelayanan pusat
kesehatan.
Anti Korupsi Dalam membuat surat keterangan sehat saya harus bersikap jujur
-Jujur dalam menuliskan data sesuai dengan hasil pemeriksaan yang saya
dapatkan, tanpa ada sedikitpun data yang dimanipulatif baik atas
permintaan pasien demi kepentingan tertentu. (mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai anti korupsi)
Analisa dampak : bila saya tidak tetap berlaku jujur dalam membuat
surat keterangan sehat, maka akan ada pihak yang dirugikan dan tentu
sudah melanggar kode etik profesi dokter sehingga bisa terkena sanksi.
4 Memberikan Akuntabilitas Dalam memberikan rujukan medis dari Puskesmas ke Rumah Sakit,
pelayanan rujukan Tanggung jawab seorang dokter harus memiliki dasar dari hasil anamnesa, pemeriksaan
29
Etika publik Dalam membuat rujukan medis, saya harus bisa menjaga rahasia
-Menjaga rahasia tentang kondisi status kesehatan pasien dan pemeriksaan yang
30
diperlukan oleh pasien yang tertulis di dalam surat rujukan medis. Hal
ini juga sesuai dengan Kode etik profesi sebagai dokter yang harus
menjaga kepercayaan pasien dan menghormati hak-hak pasien.
Rujukan medis tidak boleh dibaca oleh siapapun kecuali atas
persetujuan pasien dan dokter yang mendapatkan pelimpahan
tanggung jawab dari rujukan tersebut.(mengaktualisasikan indikator
menjaga rahasia pada nilai etika publik)
Analisis dampak : pada penyakit-penyakit tertentu, jika saya tidak
menjaga kerahasiaan tentang status kesehatannya maka pasien bisa
dikucilkan dalam pergaulan masyarakat sekitarnya.
Komitmen Mutu Pada saat memberikan surat rujukan medik untuk pasien, saya harus
-Efisien melakukannya dengan efisien terutama dalam hal waktu. Misalnya,
terhadap pasien yang memerlukan penanganan lebih cepat , maka
surat rujukan dibuat dengan cepat, ringkas dan jelas,serta ditujukan ke
rumah sakit yang terdekat sehingga pasien tidak akan menungu lama
dan bisa mendapatkan pelayanan selanjutnya dengan
segera.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu)
Analisis dampak : jika dalam membuat surat rujukan medis saya tidak
melakukannya denga efisien maka hal ini akan sangat berpengaruh
pada kondisi atau penyakit pasien terutama pasien dalam keadaan
gawat darurat yang memerlukan penanganan lebih lanjut, cepat dan
tepat.
Anti Korupsi
-Jujur Dalam membuat surat rujukan medis saya harus harus bisa berlaku
jujur ketika menulis apa yang telah saya dapatkan dari hasil
pemeriksaan, tidak menambah atau mengurangi data yang ada hanya
untuk kepentingan pribadi (mengaplikasikan indikator jujur pada nilai
anti korupsi publik).
31
Etika Publik Dalam melakukan konseling kesehatan, etika yang paling saya
-Sopan utamakan dalam penyampaian informasi dan tanya jawab adalah
kesopanan. Sopan yang dimaksud disini adalah sopan dalam tutur
bahasa, sopan dalam tindakan dan sopan dalam interpretasi terhadap
tindakan dan ucapan lawan bicara sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat (mengaktualisasi indikator sopan pada nilai
dasar etika publik)
Analisis Dampak : Jika dalam melakukan konseling kesehatan tidak
didasarkan dengan etika kesopanan maka pasien merasa tidak dihargai
dan dihormati, menimbulkan rasa ketidakpercayaan pasien terhadap
konselor sehingga informasi yang disampaikan tidak diterima dengan
baik oleh pasien.
Anti Korupsi Konseling yang saya lakukan harus didasari dengan kejujuran. Yang
-Jujur dimaksud jujur dalam konseling ini ialah bersikap apa adanya.
Kejujuran disini bertujuan untuk memudahkan interaksi dan
menciptakan keakraban psikologis. Dengan kejujuran konselor menjadi
model bagi klien bagaimana menjadi manusia yang jujur dan dapat
dipercaya (mengaktualisasi indikator jujur pada nilai dasar antikorupsi).
Analisis Dampak : apabila saya tidak jujur dalam melakukan konseling
maka pasien menjadi tertutup dan tidak mengutarakan ide-ide,
perasaan-perasaan dan masalah yang dihadapinya. Hal ini
mengakibatkan perkembangan pasien untuk mengenali masalah dan
menemukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapinya menjadi
terhambat.
6 Membuat catatan Akuntabilitas Sebagai seorang dokter yang melakukan pemeriksaan pada pasien
34
medik pasien rawat - Tanggung jawab rawat jalan, saya harus dengan sungguh-sungguh menuliskan hasil
jalan anamnesa dan pemeriksaan yang saya lakukan ke dalam catatan
medik rawat jalan.(mengaktualisasikan indikator tanggung jawab pada
nilai akuntabilitas)
Analisis dampak: Jika saya tidak melakukannya dengan penuh
tanggung jawab, hal ini akan menyulitkan saya dan tenaga kesehatan
lain untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang dulu dan terapi apa
yang telah diberikan. Hal ini akan menyulitkan dalam penanganan
penyakit pasien bila dikemudian hari pasien datang kembali.
Etika Publik Dalam membuat catatan medik rawat inap saya harus menjaga rahasia
-Menjaga rahasia pasien. Saya menggunakan data hasil pemeriksaan pasien hanya
untuk kepentingan kesembuhan pasien. Informasi tersebut tidak akan
digunakan untuk kepentingan lain, terutama jika dapat berdampak
merugikan pasien. (mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada
nilai etika publik)
Analisis dampak : Analisis Dampak: rekam medik adalah catatan yang
berisi data pasien berupa identitas, hasil wawancara dan pemeriksaan,
dan pengobatan yang diberikan kepada pasien. Rekam medik
35
Anti korupsi Dalam membuat catatan medik rawat inap, saya harus
-Jujur menuliskan hasil pemeriksaan pasien ke dalam catatan medik
sesuai dengan hasil pemeriksaan pada pasien, tanpa menambah
atau mengurangi informasi yang ada untuk kepentingan tertentu.
(mengaktualisasikan indikator jujur pada nilai antikorupsi)
Analisis Dampak: jika saya tidak menuliskan data yang benar ke dalam
catatan rekam medik maka catatan rekam medik yang berisi informasi
mengenai penyakit pasien akan disalahgunakan menjadi alat untuk
36
7 Melakukan pelayanan Akuntanbilitas Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan
imunisasi -Tanggung jawab tubuh. Imunisasi dibagi menjadi 2 yaitu imunisasi aktif dan imunisasi
pasif. Imunisasi aktif merupakan pemberian antigen yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun tubuh.
Imunisasi aktif dikenal dengan sebagai vaksinisasi. Imunisasi pasif
merupakan pemberian antibodi (immunoglobulin) tertentu ke dalam
tubuh sehingga seseorang kebal terhadap suatu penyakit. Dalam
melaksanakan imunisasi, saya sebagai dokter bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan imunisasi secara komprehensif meliputi
menentukan jadwal imunisasi dan kelompok target imunisasi,
menentukan jenis vaksin yang akan diberikan, menjelaskan mengenai
imunisasi kepada kelompok target imunisasi, pencatatan imunisasi dan
melakukan pemberian atau penyuntikan imunisasi secara aman sesuai
dengan standar operasional pelayanan.(mengaktualisasikan indikator
tanggung jawab pada nila dasar akuntabilitas)
Analisis Dampak : apabila saya tidak melakukan serangkaian kegiatan
imunisasi dengan penuh tanggung jawab, maka pelayanan imunisasi
tidak maksimal seperti terjadi kesalahan dalam pemberian imunisasi
dan tidak tepat sasaran.
Etika publik Dalam melaksanakan layanan imunisasi saya harus cermat terutama
-Cermat pada saat pemberian/penyuntikan imunisasi. Pertama saya harus
cermat menentukan jenis vaksin yang sesuai, cermat melihat apakah
kondisi vaksin yang akan diberikan masih layak digunakan (mengecek
kembali tanggal kadarluasa), cermat dalam membaca setiap instruksi
pada masing-masing vaksin, cermat menilai kelompok orang yang
menerima imunisasi (balita, anak, remaja, orang tua) sehingga
pendekatan pada masing-masing kelompok akan lebih tepat.(
mengaktualisasikan indikator cermat pada nilai dasar etika publik)
Analisis Dampak : Apabila imunisasi tidak dilakukan secara cermat,
maka terdapat hal-hal yang terlewatkan yang membuat tujuan
pelayanan imunisasi tidak tercapai dan pelayanan imunisasi tidak
maksimal.
Anti korupsi Pelaksanaan imunisasi harus disiplin dalam hal jadwal pemberian
-Disiplin imunisasi sesuai dengan kete ntuan yang telah ditetapkan. Tidak
menunda-nunda kegiatan imunisasi. Selain itu disiplin juga dalam hal
pelaporan yang dibuat tidak untuk keuntungan sendiri, dan tidak
menunda pencatatan kegiatan imunisasi yang
dilakukan.(mengaktualisasikan indikator disiplin pada nilai dasar anti
korupsi)
Analisis Dampak : apabila dalam melakukan pelayanan imunisasi tidak
disiplin, tidak tepat waktu dalam jadwal imunisasi yang telah ditetapkan
dampak yang terjadi adalah orang yang seharusnya menerima
imunisasi tepat waktu terlambat mendapatkan imunisasi. Hal ini
menyebabkan orang yang seharusnya telah mendapatkan kekebalan
imun terhadap penyakit tertentu menjadi berisiko tinggi mendertia
penyakit tertentu karena keterlambatan imunisasi. Dan apabila tidak
mencatat pelaporan dengan segera pada saat kegiatan telah
dilaksanakan maka banyak data yang hilang, evaluasi tidak benar dan
perencanaan kegiatan imunisasi selanjutnya menjadi tidak tepat
sasaran.
8 Melakukan Pelayanan Akuntabilitas Dalam melakukan pelayanan KB saya harus secara jelas dan
KB - Transparan transparan menyampaikan informasi tentang alat kontrasepsi yaitu
jenis-jenis kontrasepsi, prosedur pelaksanaan kontrasepsi, manfaat,
kelebihan dan kekurangan kontrasepsi tersebut. Saya tidak akan
menyembunyikan informasi apapun dari pasien dan pasangannya.
Saya akan mempersilahkan pasien untuk menanyakan apapun tentang
39
tidak pasien dapat merasa tersinggung dan marah kepada dokter yang
melakukan pelayanan KB.
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini
Tabel 4.1. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Anamnesa
Kegiatan Melakukan Anamnesa
Tanggal 25 Juni 2015
Lampiran Dokumen Rekam Medik Pasien dan Foto Kegiatan
Kegiatan pertama yang telah saya lakukan ialah melakukan anamnesa.
Kegiatan ini dilakukan di poli umum, pasien Tn. TJ, laki-laki, usia 27 th,
pasien dengan keluhan nyeri pinggang seelah kiri menjalar ke paha yang di
derita 4 bulan, dan pasien merupakan penderita TB(tuberculosis) paru yang
sudah minum obat TB selama 3 bulan. Pada saat melakukan anamnesis
saya bisa melakukannya dengan teknik autoanamnesis dan alloanamnesis.
Auto anamnesis adalah wawancara kepada pasien itu sendiri secara
langsung.Alloanamnesis adalah wawancara yang dilakukan kepada
keluarga, atau yang menemani pasien pada anak-anak atau bila pasien
dalam keadaan gawat. Yang perlu ditanyakan dalam anamnesis seperti :
identitas pasien (termasuk nama, alamat, umur, status keluarga, pekerjaan
dan pendidikan), menanyakan keluhan utama yang menjadi sebab dia
datang ke dokter, riwayat penyakit sekarang (lamanya keluhan, awitan
timbulnya akut atau berangsur-angsur, faktor yang memperberat, faktor yang
memperingan, faktor pencetus, apa yang dilakukan untuk memperingan
penyakit, apakah sudah menggunakan obat), riwayat penyakit dahulu
(apakah sudah pernah sakit seperti ini sebelumnya), riwayat penyakit
keluarga (anggota keluarga apakah ada yang mengalami keluhan serupa).
Pada saat saya melakukan anamnesa, harus ada kejelasan target yang
dianamnesa agar tidak ada kesalahan dalam tindakan selanjutnya. Dalam
melakukan anamnesa saya berupaya mendapatkan informasi yang akurat
sehingga dapat menegakkan diagnosa hingga 60-70%(mengaktualisasikan
indikator kejelasan target pada nilai dasar akuntabilitas).Antara pasien dan
dokter sangat diharapkan kerjasama yang baik. Dengan adanya kerja sama
yang baik maka dokter dapat menggali informasi yang lebih banyak
lagi.(mengaktualisasikan indikator kerjasama pada nilai Nasionalisme).
Sebagai seorang dokter saya harus bisa menjaga kerahasiaan tentang
semua informasi yang didapat dari pasien sesuai dengan sumpah dokter
dan UU Tentang Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004. Salah satu
kewajiban dokter dalam undang-undang tersebut adalah merahasiakan
segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.(mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia
pada nilai etika publik).Saya harus bisa mengarahkan keluhan yang pasien
utarakan, perkataan pasien secara tidak langsung kita bimbing ke arah
keluhannya sendiri agar pembicaraan tidak melebar, sehingga tidak
membuang waktu untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan keluhan
1
42
tutur bahasa, sopan dalam tindakan dan sopan dalam interpretasi terhadap
tindakan dan ucapan lawan bicara sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat (mengaktualisasi indikator sopan pada nilai dasar
etika publik). Dalam memberikan konseling individu saya harus
melakukannya dengan efisien dan efektif. Efisien yang dimaksudkan adalah
dalam menggunakan alat bantu komunikasi seperti leaflet. Sedangkan untuk
dapat melakukan konseling secara efektif ada tiga hal yang
mempengaruhinya yaitu, karakterisitik konselor, karakteristik pasien dan
pengaturan ruang konseling. (mengaktualisasi indikator efisien dan
efektivitas pada nilai dasar komitmen mutu). Konseling yang saya lakukan
harus didasari dengan kejujuran, bersikap apa adanya yang bertujuan untuk
memudahkan interaksi dan menciptakan keakraban
psikologis(mengaktualisasi indikator jujur pada nilai dasar antikorupsi).
Manfaat menggunakan pemberian konseling bagi pasien dan
puskesmasadalah dapat disimpan lama, sebagai refensi, jangkauan dapat
jauh, membantu media lain. Sehingga dapat terwujudnya Masyarakat
kecamatan Putussibau utara sehat 2015
muncul.
Dalam melakukan pelayanan KB saya harus secara jelas dan transparan
menyampaikaninformasi tentang kontrasepsi IUD yaitu manfaat, kelebihan
dan kekurangan kontrasepsi tersebut. Saya menjelaskan dengan lembar
balik yang sudah tersedia di poli KIA, dan saya tidak bolehmenyembunyikan
informasi apapun dari pasien dan pasangannya. Saya akanmempersilahkan
pasien untuk menanyakan apapun tentang kontrasepsi, dimanainformasi
tersebut akan membantu pasien dalam memutuskan kontrasepsi apa yang
akandipakai oleh pasien ataupun pasangannya(Mengaktualisasikan
indikator transparan pada nilai dasar akuntabilitas). Saya harus bisa
menghormati keputusan yang diambil pasien tentang jenis kontrasepsi yang
telah dipilih (Mengaktualisasikan indikator kekeluargaan pada
nilainasionalisme). Selama memberikan penjelasan saya harus berbicara
dengan sopan(Mengaktualisasikan indikator indikator sopan pada nilai etika
publik ). Saya juga melakukan edukasi atau penjelasan kepada pasien dan
pasangannya mengenai jenis-jenis kontrasepsi, prosedur kontrasepsi dan
efek samping kontrasepsi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
pasien mengenai kontrasepsi dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menggunakan kontrasepsi(Mengaktualisasikan indikator efektif pada nila
dasar komitmen mutu). Dalam melakukan pelayanan KB saya juga
menjelaskan dengan jujur tentang pilihan alat-alat kontrasepsi sesuai
dengan penggunaannya tanpa adanya kepentingan yang tidak
relevan(Mengaktualisasikan indikator jujur pada nilai antikorupsi).
Meskipun pada saat saya melakukan kegiatan ini pasien hanya datang
sendiri tanpa didampingi oleh pasangannya, tapi pelayanan ini tetap saya
lakukan.
Manfaat penerapan teknik konseling ini bagi masyarakat adalah
meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan kontrasepsi. Peningkatan
kepatuhan ini karena pasien dan pasangannya sudah mengerti tentang
kontrasepsi dan dengan kesadarannya sendiri untuk menggunakan
kontrasepsi tanpa paksaan dari tenaga kesehatan. Manfaat bagi puskesmas
adalah meningkatnya cakupan kontrasepsi pada masyarakat yang berada di
wilayah kerja puskesmas.
mengikuti
posyandu lansia
leaflet, dan foto
kegiatan
kegiatan kegiatan
pelayanan KB pelayanan KB
dengan bukti
fisiklembar
kontrol pasien,
dan foto kegiatan
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini merupakan hasil
dari kegiatan yang diambil dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS di unit kerja masing-masing. Dalam laporan ini diterapkan
nilai dasar bagi ASN dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik
yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
Pada laporan aktualisasi ini peserta diklat telah melakukan kegiatan-
kegiatan berikut ini ;
1. Melakukan kegitan anamnesa dilakukan pada tanggal 24 Juni 2015
dengan bukti fisik dokumen rekam medik dan foto kegiatan
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 24 Juni 2015 dengan bukti
fisik dokumen rekam medik dan foto kegiatan
3. Membuat surat keterangan dokter yang dilakukan pada tanggal 25
Juni 2015 dengan bukti fisik surat keterangan dokter, fotokopi resep
dan foto kegiatan
4. Memberikan layanan rujukan medis dilakukan pada tanggal 26 Juni
2015 dengan bukti fisik dokumen rekam medik, dan surat rujukan
5. Melakukan konseling kesehatan (individu) pada pasien lansia yang
diakukan tanggal 4 Juli 2015 dengan bukti fisik surat tugas mengikuti
kegiatan, leaflet dan foto kegiatan
6. Membuat catatan medik pasien rawat jalan dengan bukti fisik
dokumen rekam medik
7. Melakukan pelayanan imunisasi balita saat kegiatan posyandu balita,
dilakukan pada tanggal 3 Juli 2015 dengan bukti fisik KMS, surat
tugas mengikuti kegiatan dan foto kegiatan
8. Melakukan pelayanan KB yang dilakukan pada tanggal 25 Juni
2015,konseling pada pasien yang ingin kontrol setelah pemasangan
IUD dan konseling tentang kontrasepsi. Dengan bukti fisik lembar
kontrol, dan foto kegiatan
57
B. Rekomendasi
1. Bagi Puskesmas
Setelah melakukan penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam
melakukan aktualisasi, didapatkan hasil bahwa dengan melakukan
penerapan nilai-nilai dasar profesi tersebut, kegiatan yang dilakukan
menjadi lebih baik dan optimal serta meningkatkan kualitas dari
kegiatan tersebut.
Berdasarkan hal itu, maka penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS
harus dilakukan oleh setiap aparatur negara dalam melakukan setiap
kegiatan, dan akan lebih baik lagi bila nilai-nilai dasar ini tidak hanya
diterapkan oleh para aparatur negara yang baru namun juga harus
diinternalisasikan kepada seluruh anggota organisasi sehingga
dijadikan landasan dalam menjalankan profesi. Dengan begitu akan
mendukung terhadap terwujudnya visi organisasi, dan akan
menciptakan para aparatur negara yang dapat menjalankan peran dan
tugasnya seperti yang tercantum dalam undang-undang mengenai
aparatur sipil Negara.
2. Bagi peserta, diharapkan agar nilai-nilai yang telah diterapkan dalam
kegiatan profesi tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan dari
sudut pandang profesi.
3. Bagi Panitia penyelenggara diharapkan laporan ini bisa menjadi bahan
evaluasi dan menjadi input dalam implementasi kegiatan diklat
prajabatan yang selanjutnya
58
DAFTAR PUSTAKA
Bari, abdul Saifuddin dkk. 2010. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
Edisi 2. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Jusuf, M, Hanafiah & Amir, Amri. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.
Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
KEPMENPAN No. 139/KEP/M.PAN/11/2003, Jabatan Fungsional Dokter dan
Angka Kredinya.
Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara . Lembaga
Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola
baru
www//httpsulbar.bkkbn.go.id diunduh pada tanggal 14 juni 2015 pada pukul
08.00 wib
Ranuh, Gde.I.G.N dkk. 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Edisi Keempat.
Satgas Imunisasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia.