Anda di halaman 1dari 65

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN KAPUAS HULU

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DOKTER UMUM
PADA PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA
KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA
KABUPATEN KAPUAS HULU
Oleh :

NAMA : dr. MEGA HEKSANA DEVI


NIP : 19880828 201412 2 001
JABATAN : DOKTER PERTAMA
UNIT KERJA : PUSKESMAS EMBALOH HULU
ANGKATAN / NO. : XIV/24

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2015

4
5

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DOKTER UMUM
PUSKESMAS PUTUSSIBAU UTARA
KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA
KABUPATEN KAPUAS HULU

Nama : dr. MEGA HEKSANA DEVI


NIP : 19880828 201412 2 001
Jabatan : DOKTER PERTAMA
Unit Kerja : PUSKESMAS EMBALOH HULU
Angkatan / No. : XIV/24
Sumber Kegiatan : PERATURAN MENPAN DAN SKP

Telah Diseminarkan Pada Tanggal 13 Juli 2015


Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kapuas Hulu

PENGUJI, MENTOR,

dr. Yuliana Yulhelmin Tjawan Dessi Wulantari, S.ST


NIP 19691205 200502 2 006 NIP 19731225 199203 2 002

a.n KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN


COACH, DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU,
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN PEGAWAI

Zainuri, S.Pd, M.Si Hendri, S Sos, M.Si


NIP 19720520 199702 1 002 NIP 19700620 199803 1 011
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi bertema “Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Dokter
Umum Pada Puskesmas Putussibau Utara Kecamatan Putussibau Utara
Kabupaten Kapuas Hulu.”
Penulisan laporan ini terlaksana karena kontribusi banyak pihak berupa
bimbingan dan motivasi sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Bapak H. A.M. Nasir, SH sebagai Bupati Kapuas Hulu.
2. Bapak H. Sarbani, SE sebagai Kepala BKD Kapuas Hulu
3. Bapak dr. H.Harisson, M. Kes sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kapuas
Hulu.
4. Bapak Zainuri, S.Pd, M.Si selaku coach yang telah memberikan waktu
untung membimbing hingga laporan ini selesai.
5. Ibu dr. Henny Anggeriani selaku Kepala Puskesmas putussibau Utara.
6. Ibu Dessi Wulantari, S.St selaku mentor yang telah banyak memberi waktu
dan sarannya selama pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Putussibau Utara
7. Ibu dr. Yuliana Yulhelmin Tjawan selaku penguji.
8. Para Widya Iswara selaku pemberi materi yang telah memberikan
pengetahuan yang banyak tentang nila-nilai dasar profesi PNS
9. Panitia penyelenggara dan rekan-rekan peserta Diklat Prajabatan Golongan
III Angkatan XIV yang telah memberikan bantuan dan motivasi.

Penulis berupaya agar Laporan Aktualisasi ini sudah mencapai tujuan,


sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan ini diterima dengan terbuka. Semoga Laporan Aktualisasi ini dapat
bermanfaat.

Putusibau, 12 Juli 2015


Penulis
7
8

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………........... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………........... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………............. iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………............. iv
DAFTAR BAGAN………………………………………………………………............ v
LAMPIRAN............................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………............ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………...... 1
B. Tujuan Aktualisasi…………………………………………………….. 3
1. Tujuan Umum……………………………………………………. 3
2. Tujuan Khusus…………………………………………………… 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI (Profil Puskesmas)..................... 4
A. Keadaan Organisasi Puskesmas Putussibau Utara……........ 4
B. Visi dan Misi ........................................................................... 9
C. Struktur Organisasi …………………………………………....... 10
D. Tugas dan Fungsi……….......................................................... 11
E. Uraian Tugas Dokter Puskesmas…………………………...... 12
BAB III. NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS………………………………....... 14
A. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar……………………………………........ 15
B. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan………………………..... 19
BAB IV. AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS......................... 38
A. Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………....... 38
B. Capaian Agenda Kegiatan…………..........………………………..... 47
C. Pembimbingan .............................………………………………....... 49
D. Kendala dan strategi mengatasinya…………................................. 52

BAB V. PENUTUP……………………………………………………………....... 53
A. Simpulan ........................................................................................ 53
B. Rekomendasi ................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman

TABEL 2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan Kecamatan


Putussibau Utara Tahun 2014..................................................... 6
TABEL 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kecamatan
Putussibau UtaraTahun 2014...................................................... 7
TABEL 2.3 Jumlah Ketenagaan Puskesmas Putussibau Utara
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014............................ 8
TABEL 3.1 Identifikasi Nilai-Nilai Dasar.………………………………….......... 15
TABEL 3.2 Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan…………………………. 19
TABEL 4.1 Kegiatan Aktualisasi Melakukan Anamnesa................................. 38
TABEL 4.2 Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pemeriksaan Fisik..................... 39
TABEL 4.3 Kegiatan Aktualisasi Menguji Kesehatan Individu........................ 41
TABEL 4.4 Kegiatan Aktualisasi Memberikan Layanan Rujukan Medis......... 42
TABEL 4.5 Kegiatan Aktualisasi Melakukan Konseling Kesehatan (Individu)
Pada Pasien Lansia................................................................... 43
TABEL 4.6 Kegiatan Aktualisasi Membuat Catatan Medik Pasien Rawat
Jalan............................................................................................. 44
TABEL 4.7 Kegiatan Aktualisasi Melakukan Imunisasi................................... 45
TABEL 4.8 Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pelayanan KB........................... 46
TABEL 4.9 Capaian Agenda Aktualisasi......................................................... 47
TABEL 4.10 Jadwal Konsultasi dengan Coach………………………………….. 49
TABEL 4.11 Jadwal Konsultasi Dengan Mentor……………………………….... 50
TABEL 4.12 Rencana Antisipasi Kendala………………………………………... 52
DAFTAR BAGAN

Halaman
BAGAN 1. Struktur Organisasi………….…………………………………...... 10
BAGAN 2. Cakupan Wilayah Kerja Puskesmas.......................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumen-Dokmen Kepegawaian
Lampiran 2. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Lampiran 3. Bukti Fisik Kegiatan Menguji Kesehatan Individu (SKD)
Lampiran 4. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan Pelayanan Rujukan Medis
Lampiran 5. Bukti Fisik Kegiatan Konseling Individu pada Lansia
Lampiran 6. Bukti Fisik Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik Rawat Jalan
Lampiran 7. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan Pelayan Imunisasi
Lampiran 8. Bukti Fisik Kegiatan Melakukan pelayanan KB
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI (UU No.5 Tahun 20014 Tentang
ASN).
ASN dikelola dengan manajemen tersendiri yang bertujuan untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN sendiri berdasarkan pada
asas: kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi,
netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, nondiskriminatif,
persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan; dan kesejahteraan.
Diklat Prajabatan Pola Baru ini dimaksudkan untuk mewujudkan Pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, sekaligus merupakan
implementasi dari penyelenggaraan DIKLAT berbasis kompetensi sesuai
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI nomor 38 dan 39
tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I dan II
dan golongan III. Prajabatan pola baru juga diperlukan untuk membekali Pegawai
ASN dengan kompetensi yang diperlukan saat memasuki ranah birokrasi, baik
dalam menyambut Era ASEAN Community 2015 serta pencapaian Visi
Pemerintah 2025. Upaya pengembangan kompetensi Pegawai ASN tersebut
luas cakupannya yaitu mulai dari segi kemampuan, pengetahuan, sampai sikap
dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan yang diembannya.
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Prajabatan adalah kompetensi
PNS sebagai pelayan masyarakat yang professional, yang diindikasikan
dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu :
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya;
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.

Disamping memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar di


atas, peserta Diklat Prajabatan CPNS Golongan III diharapkan juga memiliki
kemampuan menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak
diaplikasikan. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk
PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional
dalam melayani masyarakat. Diharapkan output dari pola pikir ASN menjadi
berkualitas dan kompetensi, maka implementasinya pun berkualitas dan siap
menghadapi World Class Civil Service.
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,
termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan tekhnologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang
bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif hal ini menunjukan bahwa
pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah semakin meningkat terutama
pada kesehatan umum masyarakat tidak terkecuali kebutuhan terhadap
ketersediaan tenaga dokter yang professional dan dapat melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada
tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
Maka dari itu perlu pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan akurat di
puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu:
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
5. Anti Korupsi

A. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai Dasar Profesi PNS di Puskesmas Putussibau
Utara serta mampu menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar
tersebut tidak diimplementasikan di Puskesmas Putussibau Utara.
2. Tujuan Khusus
Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan dapat :
a. Memahami nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas masing-
masing
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sebagai dokter pertama
c. Menjadi abdi negara yang professional
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Keadaan Organisasi
1. Deskripsi umum tempat aktualisasi
a. Letak Wilayah
Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada 0,5° Lintang
Utara sampai 1,4° Lintang Selatan dan 111,40° sampai dengan 114,10°
Bujur Timur dengan ibukota Putussibau. Sebelah Utara berbatasan dengan
Serawak (Malaysia Timur), sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Sintang dan Melawi, sementara sebelah Timur berbatasan
dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Secara teritorial Kecamatan Putussibau Utara memiliki batas wilayah
sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Negara Bagian Serawak
Malaysia bagian timur.
2) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Embaloh Hilir dan
Embaloh Hulu.
3) Sebelah timur berbatasan dengan desa Hulu Kapuas
4) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Putussibau
Selatan dan Kecamatan Bika (Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten
Kapuas Hulu Tahun 2013).

b. Luas Wilayah
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Tahun 2013, Kecamatan
Putussibau Utara memiliki luas wilayah 5.204,80 km2 atau 17,44% dari luas
wilayah Kabupaten Kapuas Hulu (29.842 km2). Kecamatan Putussibau
Utara merupakan kecamatan terluas kedua setelah kecamatan Hulu
Kapuas. Secara administratif Kecamatan Putussibau Utara terbagi dari 17
(tujuh belas) desa dan 2 (dua) kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak
36 buah. Jumlah RW sebanyak 27 buah dan RT sebanyak 124 buah.
c. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetapi
juga merupakan beban di dalam pembangunan, karenanya pembangunan
diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring
dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, Jumlah penduduk Kecamatan
Putussibau Utara Tahun 2014 tercatat sebanyak 25.880 jiwa dengan
jumlah keluarga terdiri dari 13.284 jiwa laki-laki dan 12.596 jiwa
perempuan. Penyebaran penduduk tidak merata, bervariasi tiap wilayah
Kecamatan. Adapun Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi
berturut-turut adalah Kelurahan Putussibau Kota (70,71 per km2 ), Desa
Sibau Hilir (14 per km2 ), Kelurahan Hilir Kantor (12,8 per km2 ), Desa
Nanga Awin (6,6 per km2 ) dan Desa Sungai Uluk Palin (6,15 per km2 ).
d. Sosial Ekonomi
Status ekonomi pada dasarnya menentukan derajat kesehatan
seseorang, makin tinggi tingkat ekonomi seseorang akan semakin tinggi
pula derajat kesehatannya, karena makin luasnya pilihan sarana untuk
hidup lebih sehat. Uraian keadaan ekonomi secara umum meliputi jenis
pekerjaan serta tingkat pendidikan.
e. Pekerjaan
Tingkat pekerjaan seseorang dapat menentuk derajat kesehatan
seseorang. Dimana pekerjaan terbanyak di Kecamatan Putussibau Utara
adalah PNS, POLRI / TNI, Wirausaha, Petani dan lain-lain. Berdasarkan
sumber data Kecamatan Putussibau Utara tahun 2014, pekerjaan yang
masih tinggi di kecamatan Putussibau Utara adalah PNS namun masih
banyak masyarakat yang belum / tidak bekerja.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Kecamatan Putussibau Utara
Tahun 2014

Belum / Tidak
Tingkat Pekerjaan

Polri
Perdagangan
Pensiunan

TNI

Petani
N

Mengurus Rt

PNS
Desa / Kelurahan Jumlah

Bekerja
O

1 Putussibau Kota 2.13 1.93 15 1.11 10 33 11 47 5.833


3 2 3 5 3 9
2 Hilir Kantor 767 644 54 381 2 42 3 9 1.902
3 Pala Pulau 408 381 10 149 1 16 1 64 1.030
4 Sibau Hilir 398 331 2 27 46 2 - 317 1.537
0
5 Sibau Hulu 212 222 1 13 3 - - 191 642
6 Tanjung Lasa 96 73 - 2 - - - 106 277
7 Nanga Sambus 139 120 - 1 - - - 165 425
8 Ariung Mendalam 72 45 - 3 - - - 151 271
9 Tanjung Karang 79 84 - 1 6 - - 137 307
10 Padua Mendalam 149 60 - 5 6 - - 247 467
11 Datah Diaan 184 116 - 6 - - - 362 668
12 Nanga Awin 244 239 1 11 1 - 1 343 840
13 Seluan 135 116 - - 8 - - 159 418
14 Tanjung Beruang 67 67 - 1 1 - - 81 217
15 Jangkang 44 43 1 - - - 1 79 168
16 Sei Uluk Palin 113 70 1 2 - - - 296 482
17 Nanga Nyabau 55 34 2 5 - - - 173 269
18 Benua Tengah 106 92 1 4 - - - 126 329
19 Lauk 91 12 - - - - - 203 306
Total 5.49 4.68 22 1.72 59 39 17 3.2 16.388
2 1 6 6 1 9 56
Sumber data : Kecamatan Putussibau Utara tahun 2015
f. Pendidikan
Melihat pertumbuhan tingkat pendidikan di Kecamatan Putussibau
Utara yang cenderung meningkat, maka sudah selayaknya mutu
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan
diharapkan dari tahun ke tahun meningkat dimana masyarakat sudah
semakin kritis dan semakin menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau dengan indikator diantaranya meningkatkan pemanfaatan
puskesmas.
Sebagai faktor predisposisi terhadap perubahan perilaku khususnya
bagi pengetahuan tentang kesehatan, maka diharapakan masyarakat
yang berpendidikan tinggi memiliki kesadaran yang tinggi pula dalam
perilaku hidup sehat. Kondisi wilayah kerja puskesmas Putussibau Utara
pada umumnya tingkat pendidilan masih rendah sehingga menjadi
tantangan bagi petugas kesehatan dalam penyampaian informasi-
informasi ataupun inovasi-inovasi kesehatan. Adapun jumlah penduduk
menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kecamatan Putussibau Utara
Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tdk/Blm SEKOLAH 2.216
2 Blm Tamat SD /Sederajat 2.120
3 Tamat SD / Sederajat 6.850
4 SLTP / Sederajat 4.294
5 SLTA / Sederajat 7.734
6 D-I/II 361
7 Akademi/D-III/Sarjana Muda 654
8 D-IV/S1 1.545
9 S2 105
10 S3 1
Total 25.880
Sumber data : Kecamatan Putussibau Utara Tahun 2015
g. Data Ketenagaan Puskesmas
Adapun jumlah ketenagaan Puskesmas Putussibau Utara Tahun
2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3
Jumlah Ketenagaan Puskesmas Putussibau Utara
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2014

Jumlah
Jenis Ketenagaan Berdasarkan
No Jumlah
Tingkat Pendidikan L P

1 S1 Kedokteran - 2 2
2 S1 Kedokteran Gigi - 2 2
3 S1 Apoteker - 1 1
4 S1 Penyuluh Kesmas - 1 1
5 D IV Kebidanan - 1 1
6 D IV Analis Kesehatan - 1 1
7 D III Kebidanan - 19 19
8 D III Keperawatan 12 5 17
9 D III Analis Kesehatan - 1 1
10 D III Analis Farmasi - 1 1
11 D III Akuntansi - 1 1
12 D I Kebidanan - 3 3
13 SPPH - 1 1
14 SPK 2 1 3
15 Pekarya Kesehatan / SMA 1 4 5
Jumlah 15 44 59
Sumber Data : PJ. Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Putussibau Utara
Tahun 2015

h. Kegiatan Puskesmas
Ada 6 program wajib dan satu program pengembangan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Putussibau Utara yaitu :
1) Program Upaya Promosi Kesehatan
2) Program Kesehatan Lingkungan
3) Program KIA/KB
4) Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Pengobatan
7) Program Upaya Pengembangan
a. Usaha Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
b. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
c. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
d. Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran
e. Upaya Kesehatan Jiwa
8) Unit Penunjang
1) Laboratorium
2) Farmasi

B. Visi Misi Puskesmas Putussibau Utara


Visi :
Masyarakat kecamatan Putussibau utara sehat 2015
Misi :
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat serta lingkungan.
20

C. Struktur Organisasi Puskesmas


Struktur organisasi Puskesmas Putussibau Utara tergambar pada bagan berikut ini :

Bagan 1. Struktur Organisasi Puskesmas Putussibau Utara


Bagan 2. Cakupan Wilayah Kerja Puskesmas

D. Tugas dan Fungsi Puskesmas Putussibau Utara


Ada tiga fungsi utama yang diemban Puskesmas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran masyarakat
diwilayah kerjanya yakni sebagai berikut :
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan berupaya
menggerakan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif

14
15

memantau dan melapor dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap


program di wilayah kerjanya.
2) Pusat pemberdayaan masyarakat : berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaan, ikut menetapkan menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Membina peran serta
masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien.
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama (primer) secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (kontinue) mencakup : Pelayanan kesehatan
perorangan, pelayanan kesehatan masyarakat.

Melihat fungsi puskesmas yang sangat strategis sebagai penggerak


pembangunan kesehatan terdepan ditengah masyarakat maka diperlukan
kebijakan umum seperti lingkungan dana, anggaran, sarana dan tenaga yang
berkompeten dari para penentu kebijakan wewenang yang dapat
memberdayakan pelayanan puskesmas secara maksimal.

E. Uraian Tugas Dokter Puskesmas


Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar sesuai dengan kompetensi
dan standar operasional prosedur pelaksaanaan di Puskesmas. Rincian
kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2) Melakukakan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum;
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum;
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
16

7) Melekukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan


(P3K) tingkat sederhana;
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I;
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;
12) Melakukan pemulihan fisik tingkat kompleks tingkat I;
13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15) Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;
16) Melakukan pelayanan keluarha berencana;
17) Melakukan pelayanan imunisasi;
18) Melakukan pelayanan gizi;
19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20) Melakukan penyuluhan medik;
21) Membuat catatan medik rawat jalan;
22) Membuat catatan medik rawat inap;
23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25) Menguji kesehatan individu;
26) Menjadi tim penguji kesehatan;
27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana;
28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29) Menjadi saksi ahli;
30) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32) Melakukan tugas jaga panggilan / on call;
33) Melkukan tugas jaga di tempat / rumah sakit;
34) Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
17

BAB III
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

A. Identifikasi Nilai-nilai Dasar


Sebagaimana yang tercantum dalam rancangan Undang-Undang no.
5 tahun 2014 mengenai Aparatur Sipil Negara, bahwa dalam rangka
pelaksanaan cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu
dibangun aparatur sipil negara yang profesional, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai terciptanya Aparatur
Sipil Negara seperti yang disebutkan di atas, maka perlu adanya
penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS semenjak dilakukannya diklat
prajabatan.
Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, peserta diklat
diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS
dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada
tempat tugas, sehingga peserta diklat dapat merasakan manfaatnya
secara langsung. Nilai dasar tersebut merupakan seperangkat prinsip
yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar
tersebut diantaranya adalah : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Berikut informasi profesi peserta diklat
yang relevan dengan nilai-nilai dasar tersebut:
18

Tabel 3.1. Identifikasi Nilai-nilai Dasar


Informasi yang Relevan dengan Nilai Dasar
Kebutuha
Indikator Nilai Daftar Kegiatan
No n Tugas
Dasar Tugas Unit Tugas Pegawai
Stakehold Organisasi
er
1 2 3 4 5 6 7
1 ANEKA ; Masyaraka Melaksanaka Melaksanakan 1) Melakukan pelayanan 1. Melakukan
a. Akuntabilitas t berharap n visi misi tugas dan fungsi medik umum rawat anamnesa
(jujur, kepada Puskesmas unit kerja : jalan tingkat pertama; 2. Melakukan
tanggung aparatur Putussibau Melaksanakan 2) Melakukakan pemeriksaan fisik
jawab, adil, pemerintah Utara, yaitu : dan pelayanan spesialistik 3. Menguji
konsistensi) (PNS) Visi : menyelenggaraka rawat jalan tingkat kesehatan
b. Nasionalisme profesi Masyarakat n kebijakan pertama; individu(surat
(jujur, non dokter agar kecamatan kesehatan untuk 3) Melakukan tindakan keterangan
diskriminasi, melaksana Putussibau mencapai tujuan khusus tingkat sehat)
disiplin, kerja kan tugas utara sehat pembangunan di sederhana oleh dokter 4. Memberikan
keras, cinta dengan 2015 wilayah kerjanya umum; layanan rujukan
tanah air, jujur, Misi : sehingga 4) Melakukan tindakan medis
tanggung tanggung Meningkatkan tercapainya khusus tingkat sedang 5. Melakukan
jawab) jawab, adil, pelayanan hubungan oleh dokter umum; konseling
c. Etika Publik konsistensi kesehatan dengan 5) Melakukan tindakan kesehatan(indivi
(non , non yang bermutu, masyarakat spesialistik tingkat du) pada pasien
diskriminatif, diskriminas merata dan sebagai berikut: sederhana; lansia
tanggung i, disiplin, terjangkau a. Terlaksanan 6) Melakukan tindakan 6. Membuat catatan
jawab, jujur, kerja Mendorong ya spesialistik tingkat medik pasien
kesopanan, keras, cinta kemandirian perencanaa sedang; rawat jalan
menghargai tanah air, masyarakat n 7) Melekukan tindakan 7. Melakukan
komunikasi, kesopanan untuk hidup berdasarkan darurat pelayanan
disiplin) , sehat analisis medik/pertolongan imunisasi
19

d. Komitmen mengharga Menggerakan masalah pertama pada 8. melakukan


mutu i pembangunan kesehatan kecelakaan (P3K) pelayanan KB
(disiplin, komunikasi yang masyarakat tingkat sederhana;
peningkatan ,kreatif, berwawasan dan analisis 8) Melakukan kunjungan
kualitas) peduli, kesehatan kebutuhan (visite) kepada pasien
e. Anti Korupsi semangat Memelihara pelayanan rawat inap;
(jujur, peduli, kebangsaa dan yang 9) Melakukan pemulihan
disiplin, kerja n, dan meningkatkan diperlukan. mental tingkat
keras, kreatif, komunikatif pelayanan b. Terlaksanan sederhana;
semangat kesehatan ya 10) Melakukan pemulihan
kebangsaan, individu, komunikasi, mental kompleks
komunikatif, keluarga, informasi, tingkat I;
tanggung masyarakat edukasi, dan 11) Melakukan pemulihan
jawab) serta pemberdaya fisik tingkat sederhana;
lingkungan an 12) Melakukan pemulihan
masyarakat fisik tingkat kompleks
dalam tingkat I;
bidang 13) Melakukan
kesehatan. pemeliharaan
c. Teregerakkn kesehatan ibu;
ya 14) Melakukan
masyarakat pemeliharaan
untuk kesehatan bayi dan
mengidentifi balita;
kasi dan 15) Melakukan
menyelesaik pemeliharaan
an masalah kesehatan anak;
kesehatan 16) Melakukan pelayanan
pada setiap keluarha berencana;
tingkat 17) Melakukan pelayanan
perkembang imunisasi;
20

an 18) Melakukan pelayanan


masyarakat gizi;
yang bekerja 19) Mengumpulkan data
sama di dalam rangka
sektor lain pengamatan
terkait. epidemiologi penyakit;
d. Meningkatny 20) Melakukan penyuluhan
a kompetensi medik;
sumber daya 21) Membuat catatan
manusia medik rawat jalan;
Puskesmas. 22) Membuat catatan
e. Terselengga medik rawat inap;
ranya 23) Melayani atau
Pelayanan menerima konsultasi
Kesehatan dari luar atau keluar;
dasar secara 24) Melayani atau
komprehensi menerima konsultasi
f, dari dalam;
berkesinamb 25) Menguji kesehatan
ungan dan individu;
bermutu 26) Menjadi tim penguji
f. Terselengga kesehatan;
ranya 27) Melakukan visum et
Pelayanan repertum tingkat
Kesehatan sederhana;
yang 28) Melakukan visum et
mengutamak repertum kompleks
an upaya tingkat I
promotif dan 29) Menjadi saksi ahli;
preventif. 30) Mengawasi penggalian
mayat untuk
21

pemeriksaan;
Terselengga 31) Melakukan
ranya otopsi
Pelayanan dengan pemeriksaan
Kesehatan laboratorium;
yang 32) Melakukan tugas jaga
mengutamak panggilan / on call;
an 33) Melkukan tugas jaga di
keamanan tempat / rumah sakit;
dan 34) Melakukan tugas jaga
keselamatan di tempat sepi pasien;
pasien, 35) Melakukan kaderisasi
petugas dan masyarakat dalam
pengunjung. bidang kesehatan
tingkat sederhana.
B. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Penerapan beberapa nilai-nilai dasar tersebut di atas yang terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera
pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2. Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan


No Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan
1 Melakukan anamnesa Akuntabilitas Anamnesa adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan lewat
terhadap pasien -kejelasan target suatu percakapan untuk mendapatkan data – data atau target
permasalahan medisnya. Dalam melakukan anamnesa saya berupaya
mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menegakkan
diagnosa hingga 60-70%(mengaktualisasikan indikator kejelasan target
pada nilai dasar akuntabilitas).
Analisa dampak : Bila dalam melakukan anamnesa saya tidak
melakukannya berdasarkan target yang jelas, maka dapat berakibat
informasi yang diperoleh tidak akurat dan mengakibatkan kesalahan
dalam tindakan selanjutnya.

Nasionalisme Antara pasien dan dokter sangat diharapkan kerjasama yang baik.
-kerjasama Dengan adanya kerja sama yang baik maka akan berkurangnya rasa
canggung dalam komunikasi antara dokter dan pasien. Sehingga dokter
dapat menggali informasi yang lebih banyak lagi.(mengaktualisasikan
indikator kerjasama pada nilai Nasionalisme)
Analisis Dampak : Bila dalam melakukan anamnesa tidak ada
kerjasama antara dokter dan pasien,maka bisa saja ada informasi yang
tidak didapatkan dari pasien di dalam komunikasi tersebut, sehingga
bisa terjadi kesalahan dalam tindakan selanjutnya.

1
23

Etika Publik Sebagai seorang dokter saya harus bisa menjaga kerahasiaan tentang
-menjaga rahasia semua informasi yang didapat dari pasien sesuai dengan sumpah
dokter dan UU Tentang Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004. Salah
satu kewajiban dokter dalam undang-undang tersebut adalah
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.(mengaktualisasikan
indikator menjaga rahasia pada nilai etika publik)
Analisis Dampak : jika dalam melakukan anamnesa saya sebagai
dokter tidak dapat menjaga rahasia pasien, maka hal ini melanggar
kode etik profesi dokter

Komitmen Mutu Dalam komunikasi antara dokter – pasien, saya harus bisa
- Efisien mengarahkan keluhan yang pasien utarakan, perkataan pasien secara
tidak langsung kita bimbing ke arah keluhannya sendiri agar
pembicaraan tidak melebar, sehingga tidak membuang waktu untuk
hal-hal yang tidak berhubungan dengan keluhan
pasien.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu)
Analisis Dampak : Bila dokter tidak menggunakan melakukan
anamnesa secara terarah, maka akan mengakibatkan pemborosan
waktu untuk menegakkan diagnosa dan bisa terjadi kesalahan dalam
tindakan selanjutnya.

Anti Korupsi Saya harus mempertanggungjawabkan hasil anamnesa yang


-bertanggung jawab didapatkan baik secara moral, profesi ataupun hukum yang berlaku.
Tanggung jawab secara moral dimaksudkan setiap hasil anamnesa
harus bermanfaat bagi pasien dan tidak meugikan. Tanggung jawab
secara profesi, sebagai dokter melakukan seluruh anamnesa tersebut
tetap berlandaskan dengan keilmuan yang saya miliki (mengikuti alur
anamnesa). Sedangkan keilmuan secara hukum, apabila dikemudian
24

hari data anamnesa diminta diperlukan untuk kepentingan tertentu


secara hukum maka hasil anamnesa adalah benar sesuai dengan yang
seharusnya. Dengan adanya tanggung maka dalam melakukan
kegiatan selanjutnya berjalan lancar dan diagnosis dapat
diarahkan.(mengaktualisasikan indikator bertanggung jawab pada nilai
anti korupsi)

Analisis Dampak : bila saya tidak menerapkan indikator tanggung jawab


pada saat melakukan anmnesa, maka akan merusak kegiatan dalam
penanganan selanjutnya, dan pasien tidak mendapatkan terapi yang
tepat.

Melakukan Akuntabilitas Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
pemeriksaan fisik -Transparan kepada pasien yang bertujuan untuk menentukan informasi yang sahih
mengenai kesehatan pasien dan membantu menegakkan diagnosa
yang tepat.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, saya memberikan penjelasan
tentang tindakan, lokasi dilakukannya pemeriksaan (bagian tubuh) dan
tujuan pemeriksaan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan
fisik serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
tentang tindakan yang akan dilakukan.(mengaktualisasikan indikator
transparan pada nilai akuntabilitas).
Analisis Dampak : Jika penyampaian informasi tentang pemeriksaan
fisik terutama di bagian tertentu tidak dilakukan secara transparan,
maka pasien bisa merasa tidak nyaman atau menolak sehingga data
pemeriksaan fisik untuk menegakan diagnosa tidak akurat.

Saat melakukan pemeriksaan fisik saya berusaha untuk selalu bekerja


Nasionalisme sama dengan pasien, hal ini diperlukan agar pasien dengan kooperatif
-Kerjasama melaksanakan setiap bagian tindakan pemeriksaan fisik yang
25

dilakukan, misalnya pada saat pemeriksaan auskultasi paru, suara paru


akan lebih jelas untuk dinilai apabila pasien kooperatif menarik napas
dan menghembuskan napas secara benar. Sebagai seorang dokter
saya harus dengan jelas memberikan instruksi bahkan apabila pasien
tidak mengerti, saya akan mencoba menjelaskan kembali dan
mencontohkan sebagai salah satu bentuk kerjasama saya terhadap
pasien (mengaktualisasikan indikator kerjasama pada nilai dasar
nasionalisme).
Analisis Dampak : Apabila dalam melakukan pemeriksaan fisik tidak
ada kerjasama antara dokter dan pasien, maka dokter tidak
mendapatkan hasil pemeriksaan fisik yang akurat sehingga pasien tidak
dapat didiagnosa dan terapi dengan tepat.

Etika Publik Pemeriksaan fisik yang saya lakukan harus didasari dengan komitmen
- Menjaga Rahasia yang kuat untuk menjaga kerahasiaan hasil yang didapatkan pada
pemeriksaan fisik. Data hasil pemeriksaan fisik hanya akan
diberitahukan kepada pasien apabila pasien dianggap mampu untuk
menerima dan mengerti informasi yang diberikan atau kepada keluarga
pasien dengan persetujuan pasien atau keluarga pasien yang terdekat
apabila pasien tidak kompeten untuk menerima dan mengerti informasi
misalnya pada pasien anak-anak dan pasien dengan penurunan
kesadaran. (mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada nilai
etika publik)
Analisis Dampak : Apabila saya sebagai dokter tidak dapat menjaga
rahasia pasien tentang hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan maka
pasien tidak ada rasa percaya lagi pada saya sebagai dokter yang
profesional sehingga proses kegiatan medis selanjutnya juga akan
terganggu. Pasien menjadi kurang percaya terhadap saya dan instansi
dimana saya bekerja bahkan mungkin mencari alternatif pengobatan
lain yang menyebabkan proses penyembuhan penyakit pasien tidak
26

tercapai.

Komitmen Mutu Pada pemeriksaan fisik saya harus melakukan kegiatan tersebut secara
-Efisien efisien. Efisien disini artinya saya melakukan pemeriksaan secara
cermat dan sistematis (head to toe) serta fokus pada pemeriksaan yang
dilakukan berdasarkan hasil anamnesa yang telah dilakukan
sebelumnya yang mendukung kemungkinan diagnosis yang paling
tepat. Dalam hal ini bukan berarti tidak melakukan pemeriksaan secara
lengkap keseluruhan, namun bagian terpenting pemeriksaan
berdasarkan diagnosa yang diduga itu harus dilakukan lebih teliti agar
hasilnya lebih sahih, tidak positif palsu atau negatif palsu
(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu).
Analisis Dampak : apabila saya tidak melakukan pemeriksaan fisik
secara efisien terarah, maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
diagnose utama yang diduga sebelumnya atau diagnosa yang
ditegakkan tidak tepat karena pemeriksaan yang dilakukan terlalu luas.

Anti Korupsi Jujur dalam pemeriksaan fisik artinya dalam menyampaikan hasil
-Jujur pemeriksaan fisik saya harus dengan jujur memberikan informasi
sesuai dengan hasil yang saya dapatkan, tidak menambah atau
mengurangi informasi yang ada. Misalnya, dari anamnesa saya
mencurigai penyakit infeksi saluran napas atas, sedangkan dari hasil
pemeriksaan fisik terdapat kelainan pada paru dan langsung
mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya tanpa
ada penjelasan bahwa ternyata dari hasil pemeriksaan fisik juga
didapatkan kelainan pada paru yang memerlukan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui diagnosa yang tepat (mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai antikorupsi)
Analisis dampak : apabila saya tidak jujur memberikan informasi hasil
27

pemeriksaan fisik yang didapatkan, maka pasien tidak bisa mengetahui


sepenuhnya tentang kondisi kesehatan atau penyakit yang di deritanya
sehingga hal-hal yang dapat mendukung kesembuhan pasien tidak
terlaksana.
3 Menguji kesehatan Akuntabilitas Surat keterangan sehat adalah surat yang dikeluarkan dokter atas
individu (surat - Jujur permintaan pasien untuk keperluan pembuatan SIM, lamaran kerja, dan
keterangan okter) keperluan lainnya.
Dalam pembuatan surat keterangan sehat saya harus jujur menuliskan
apa saja yang ditemukan, baik itu fisiologis atau patologis tentang
kondisi saat permintaan surat tersebut. Dan pasien harus bersedia
diperiksa untuk kepentingan pemeriksaan.(mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai aktualisasi).
Analisa dampak : Bila saya tidak jujur (atas permintaan pasien maupun
pemeriksa) dalam mengisi surat keterangan sehat maka dapat
mengakibatkan terkena tuntutan hukum yang bisa saja terjadi
kapanpun.

Dalam pembuatan surat keterangan sehat saya sebagai dokter harus


Nasionalisme penuh tanggung jawab dan melaksanakannya sesuai SOP Puskesmas.
- Tanggung jawab Hasil yang didapatkan dan ditulis secara langsung harus bisa saya
pertanggung jawabkan kebenarannya.(mengaktualisasikan indikator
tanggung jawab pada nilai nasionalisme)
Analisa dampak: bila saya tidak bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pembuatan surat keterangan sehat maka yang akan merasakan
akibatnya adalah saya sendiri (tuntutan) dan pasien (berkaitan dengan
pekerjaannya, bila tujuan pembuatan surat keterangan sehat untuk
melamar kerja).

Etika Publik Dalam membuat surat keterangan sehat saya sebagai dokter harus
-Menjaga rahasia selalu menjaga rahasia setiap informasi yang didapatkan walaupun
28

terhadap keluarga sendiri. Menjaga rahasia medik sangatlah penting,


dan menjaga rahasia juga terkandung dalam sumpah
dokter.(mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada nilai
menjaga rahasia)
Analisa dampak : apabila dokter tidak bisa menjaga rahasia pasien
dengan baik maka dokter tidak akan mendapatkan kepercayaan dari
pasien dan mendapatkan sanksi.

Komitmen Mutu Dalam pembuatan surat keterangan sehat harus dikerjakan secara
-Efisien efisien dalam hal waktu dan pemanfaatan dokumentasi. Karena pada
beberapa pusat kesehatan belum dipisahkan antara pelayan pasien
umum dengan pembuatan atau pelayanan surat keterangan
sehat.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu)
Analisa dampak : bila dalam pembuatan surat keterangan sehat tidak
dilakukan dengan efisien, tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk
pemeriksaan maka menyebabkan waktu tunggu pasien yang semakin
panjang dan menyebabkan pasien kecewa terhadap pelayanan pusat
kesehatan.

Anti Korupsi Dalam membuat surat keterangan sehat saya harus bersikap jujur
-Jujur dalam menuliskan data sesuai dengan hasil pemeriksaan yang saya
dapatkan, tanpa ada sedikitpun data yang dimanipulatif baik atas
permintaan pasien demi kepentingan tertentu. (mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai anti korupsi)
Analisa dampak : bila saya tidak tetap berlaku jujur dalam membuat
surat keterangan sehat, maka akan ada pihak yang dirugikan dan tentu
sudah melanggar kode etik profesi dokter sehingga bisa terkena sanksi.
4 Memberikan Akuntabilitas Dalam memberikan rujukan medis dari Puskesmas ke Rumah Sakit,
pelayanan rujukan Tanggung jawab seorang dokter harus memiliki dasar dari hasil anamnesa, pemeriksaan
29

medis dan hasil kesimpulan diagnosa kerja/diagnosa sementara yang harus


ditangani oleh dokter spesialis. Rujukan medis yang ditulis dengan
jelas, dan bertanggung jawab tentang informasi kondisi pasien kepada
teman sejawat yang menerima pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab dalam hal masalah kedokteran untuk membantu penyembuhan
dan atau memulihkan status kesehatan pasien.(mengaktualisasikan
indikator tanggung jawab pada nilai akuntabilitas)
Analisis dampak : jika saya tidak membuat surat rujukan medis dengan
benar, ini dapat menyulitkan teman sejawat yang menerima pelimpahan
dalam penanganan selanjutnya, karena data informasi yang tidak
terarah atau tidak cukup lengkap, sehingga bs menyulitkan dalam
mengarahkan pemeriksaan dan penentuan diganosa selanjutnya.

Dalam memberikan rujukan medik, saya harus bisa memberikan


Nasionalisme pengertian kepada pasien tentang status kesehatannya yang harus
-Kerjasama ditangani ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, sehingga
pasien bisa diajak bekeja sama dan mendapatkan terapi yang tepat.
Saya juga harus berkomunikasi dengan baik dengan rekan sejawat
yang diberikan pelimpahan wewenang dalam penanganan pasien untuk
selanjutnya dan dapat mengetahui perkembangan status kesehatan
pasien demi kepentingan penanganan lanjutan di puskesmas
dikemudian hari jika pasien datang kembali.(mengaktualisasikan
indikator kerjasama pada nilai nasionalisme)
Analisis dampak : jika tidak dilakukan dengan kerjasama yang baik
dengan pasien, maka pasien tidak menerima penanganan terapi yang
tepat untuk penyembuhan atau pemulihan status kesehatannya.

Etika publik Dalam membuat rujukan medis, saya harus bisa menjaga rahasia
-Menjaga rahasia tentang kondisi status kesehatan pasien dan pemeriksaan yang
30

diperlukan oleh pasien yang tertulis di dalam surat rujukan medis. Hal
ini juga sesuai dengan Kode etik profesi sebagai dokter yang harus
menjaga kepercayaan pasien dan menghormati hak-hak pasien.
Rujukan medis tidak boleh dibaca oleh siapapun kecuali atas
persetujuan pasien dan dokter yang mendapatkan pelimpahan
tanggung jawab dari rujukan tersebut.(mengaktualisasikan indikator
menjaga rahasia pada nilai etika publik)
Analisis dampak : pada penyakit-penyakit tertentu, jika saya tidak
menjaga kerahasiaan tentang status kesehatannya maka pasien bisa
dikucilkan dalam pergaulan masyarakat sekitarnya.

Komitmen Mutu Pada saat memberikan surat rujukan medik untuk pasien, saya harus
-Efisien melakukannya dengan efisien terutama dalam hal waktu. Misalnya,
terhadap pasien yang memerlukan penanganan lebih cepat , maka
surat rujukan dibuat dengan cepat, ringkas dan jelas,serta ditujukan ke
rumah sakit yang terdekat sehingga pasien tidak akan menungu lama
dan bisa mendapatkan pelayanan selanjutnya dengan
segera.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu)
Analisis dampak : jika dalam membuat surat rujukan medis saya tidak
melakukannya denga efisien maka hal ini akan sangat berpengaruh
pada kondisi atau penyakit pasien terutama pasien dalam keadaan
gawat darurat yang memerlukan penanganan lebih lanjut, cepat dan
tepat.

Anti Korupsi
-Jujur Dalam membuat surat rujukan medis saya harus harus bisa berlaku
jujur ketika menulis apa yang telah saya dapatkan dari hasil
pemeriksaan, tidak menambah atau mengurangi data yang ada hanya
untuk kepentingan pribadi (mengaplikasikan indikator jujur pada nilai
anti korupsi publik).
31

Analisis dampak : jika saya tidak melakukannya dengan jujur, pasien


bisa dirugikan jika pasien harus mendapatkan penanganan yang
selanjutnya
5 Memberikan Akuntabilitas Konseling kesehatan adalah proses pemberian informasi tentang
konseling kesehatan -Partisipatif kesehatan secara objektif dan lengkap dengan panduan keterampilan
(individu) pada pasien interpersonal, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
lansia kondisinya saat ini, masalah yang dihadapi dan menentukan jalan
keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam
melakukan konseling diperlukan partisipasi dari konselor dengan cara
terlibat secara aktif dalam memberikan informasi serta menyediakan
waktu tanya jawab dalam konseling.(mengaktualisasikan indikator
partisipatif pada nilai akuntabilitas)
Analisis Dampak : apabila saya tidak berpartisipasi aktif dalam
konseling maka konseling tidak bisa berjalan lancar dan tidak ada
keterbukaan antara saya sebagai konselor dengan pasien. Maka
pasien tidak mendapatkan informasi yang lengkap dan segan untuk
bertanya atau menyampaikan sesuatu.

Dalam melakukan konseling kesehatan, saya dituntut untuk peka


Nasionalisme terhadap kebutuhan orang lain, tidak hanya fokus pada materi yang
-Sosial telah saya siapkan tetapi disesuaikan dengan kondisi pasien baik itu
latar belakang pendidikan, daerah asal, bahasa, nilai-nilai yang dianut
dan lain sebagainya. Misalnya, saya menyampaikan konseling tentang
hipertensi pada pasien lansia dari sebuah desa dengan latar belakang
pendidikan yang rendah maka saya akan menggunakan bahasa yang
sesederhana mungkin, menggunakan alat bantu seperti leaflet dan
memperagakan secara langsung tentang hipertensi, pemeriksaan
tekanan darah serta membawa contoh makanan-makanan yang harus
dihindari pada penderita hipertensi. Selain itu saya harus memberikan
waktu kepada orang tersebut untuk bertanya (menaktualisasi indikator
32

sosial pada nilai dasar nasionalisme).


Analisis Dampak : jika dalam melakukan konseling kesehatan saya
tidak memiliki rasa sosial yang tinggi (tidak peka terhadap kebutuhan
orang lain), maka pasien tidak dapat memahami materi yang saya
sampaikan dan suasana saat konseling terkesan kaku. Hal ini dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan utama dalam konseling tersebut
dan perubahan perilaku serta gaya hidup pasien tidak tercapai.

Etika Publik Dalam melakukan konseling kesehatan, etika yang paling saya
-Sopan utamakan dalam penyampaian informasi dan tanya jawab adalah
kesopanan. Sopan yang dimaksud disini adalah sopan dalam tutur
bahasa, sopan dalam tindakan dan sopan dalam interpretasi terhadap
tindakan dan ucapan lawan bicara sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat (mengaktualisasi indikator sopan pada nilai
dasar etika publik)
Analisis Dampak : Jika dalam melakukan konseling kesehatan tidak
didasarkan dengan etika kesopanan maka pasien merasa tidak dihargai
dan dihormati, menimbulkan rasa ketidakpercayaan pasien terhadap
konselor sehingga informasi yang disampaikan tidak diterima dengan
baik oleh pasien.

Komitmen Mutu Dalam memberikan konseling individu saya harus melakukannya


-Efisien dengan efisien dan efektif. Efisien yang dimaksudkan adalah dalam
-Efektif menggunakan alat bantu komunikasi seperti leaflet. Sedangkan untuk
dapat melakukan konseling secara efektif ada tiga hal yang
mempengaruhinya yaitu, karakterisitik konselor, karakteristik pasien
dan pengaturan ruang konseling. Karakteristik konselor bertujuan untuk
membangun kepercayaan konselor dengan pasien/klien. Karakteristik
pasien sebagai klien disini mencakup latar belakang pendidikan, sosial
33

ekonomi, dan nilai-nilai yang dianut individu, misalnya pasien yang


datang dengan sukarela, pasien yang datang dengan terpaksa, pasien
dengan sikap menentang dan sikap yang enggan, dan pasien dalam
keadaan krisis. Sedangkan pengaturan ruangan harus disesuaikan
agar konseling yang dilakukan terasa aman dan nyaman. Dalam
melakukan konseling kesehatan ini saya sebagai konselor terampil
mendapatkan keterbukaan;membangkitkan rasa percaya diri,
kredibilitas dan keyakinan klien; berwawasan luas;berkomunikasi
dengan hati-hati; bernalar secara sistematis dan memiliki rasa empati.
(mengaktualisasi indikator efektivitas pada nilai dasar komitmen mutu)
Analisis Dampak : apabila konseling tidak dilakukan secara efisien dan
efektif maka konseling menjadi tidak maksimal, permasalahan utama
pasien tidak jelas diterima sehingga penyelesaian terhadap masalah
pasien tidak tercapai.

Anti Korupsi Konseling yang saya lakukan harus didasari dengan kejujuran. Yang
-Jujur dimaksud jujur dalam konseling ini ialah bersikap apa adanya.
Kejujuran disini bertujuan untuk memudahkan interaksi dan
menciptakan keakraban psikologis. Dengan kejujuran konselor menjadi
model bagi klien bagaimana menjadi manusia yang jujur dan dapat
dipercaya (mengaktualisasi indikator jujur pada nilai dasar antikorupsi).
Analisis Dampak : apabila saya tidak jujur dalam melakukan konseling
maka pasien menjadi tertutup dan tidak mengutarakan ide-ide,
perasaan-perasaan dan masalah yang dihadapinya. Hal ini
mengakibatkan perkembangan pasien untuk mengenali masalah dan
menemukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapinya menjadi
terhambat.

6 Membuat catatan Akuntabilitas Sebagai seorang dokter yang melakukan pemeriksaan pada pasien
34

medik pasien rawat - Tanggung jawab rawat jalan, saya harus dengan sungguh-sungguh menuliskan hasil
jalan anamnesa dan pemeriksaan yang saya lakukan ke dalam catatan
medik rawat jalan.(mengaktualisasikan indikator tanggung jawab pada
nilai akuntabilitas)
Analisis dampak: Jika saya tidak melakukannya dengan penuh
tanggung jawab, hal ini akan menyulitkan saya dan tenaga kesehatan
lain untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang dulu dan terapi apa
yang telah diberikan. Hal ini akan menyulitkan dalam penanganan
penyakit pasien bila dikemudian hari pasien datang kembali.

Dalam menuliskan catatan medik pasien, saya harus mendisiplinkan


Nasionalisme diri dengan menulis dengan lengkap apa yang dikerjakan dan harus
-Disiplin benar-benar mengerjakan apa yang saya tuliskan. Catatan rekam
medik harus dikembalikan ke tempat yang benar setelah digunakan.
(mengaktualisasikan indikator disiplin pada nilai nasionalisme)
Analisis dampak : jika hal ini tidak saya lakukan, maka tidak ada dasar
yang kuat bagi dokter bila dikemudian hari ada permasalahan
pelayanan yang pernah dilakukan. Bagi pasien, hal bisa menyulitkan
pasien untuk mengetahui penyakit apa saja yang diderita.

Etika Publik Dalam membuat catatan medik rawat inap saya harus menjaga rahasia
-Menjaga rahasia pasien. Saya menggunakan data hasil pemeriksaan pasien hanya
untuk kepentingan kesembuhan pasien. Informasi tersebut tidak akan
digunakan untuk kepentingan lain, terutama jika dapat berdampak
merugikan pasien. (mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada
nilai etika publik)
Analisis dampak : Analisis Dampak: rekam medik adalah catatan yang
berisi data pasien berupa identitas, hasil wawancara dan pemeriksaan,
dan pengobatan yang diberikan kepada pasien. Rekam medik
35

seyogyanya disimpan kembali ke tempatnya setelah dokter selesai


mengisi rekam medik. Rekam medik tidak boleh dibawa pulang, tidak
untuk diduplikasikan atau disebarkan kepada orang lain. Jika seorang
dokter tidak bisa menjaga rahasia pasien, data yang tersebar akan
merugikan pasien tersebut dalam lingkup pergaulan sehari-hari. Pasien
mungkin dikucilkan bahkan hingga diusir dari lingkungannya.

Komitmen mutu Dalam membuat cacatan medik saya melakukannya dengan


-Berorientasi mutu berorientasi mutu. Penulisan dilakukan dengan jelas dan rapi, lengkap
sesuai data yang diperoleh dari pasien, dan sesuai dengan format yang
diberikan. Catatan medik harus dikembalikan dengan benar setelah
selesai menulisnya.
Analisis dampak : Jika penulisan catatan medik rawat inap tidak
dilakukan dengan berorientasi mutu, maka penggunaan catatan medik
rawat inap menjadi tidak berguna. Tulisan yang terdapat dalam catatan
medik tersebut tidak akan dapat dibaca dan dimengerti oleh tenaga
kesehatan yang memerlukan informasi tersebut. Tenaga kesehatan
juga akan kesulitan dalam mencari catatan medik rawat inap yang
diperlukan.

Anti korupsi Dalam membuat catatan medik rawat inap, saya harus
-Jujur menuliskan hasil pemeriksaan pasien ke dalam catatan medik
sesuai dengan hasil pemeriksaan pada pasien, tanpa menambah
atau mengurangi informasi yang ada untuk kepentingan tertentu.
(mengaktualisasikan indikator jujur pada nilai antikorupsi)
Analisis Dampak: jika saya tidak menuliskan data yang benar ke dalam
catatan rekam medik maka catatan rekam medik yang berisi informasi
mengenai penyakit pasien akan disalahgunakan menjadi alat untuk
36

memperoleh keuntungan bagi pihak tertentu. Misalnya dalam klaim


asuransi lebih dari yang seharusnya untuk memperoleh keuntungan
pribadi.

7 Melakukan pelayanan Akuntanbilitas Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan
imunisasi -Tanggung jawab tubuh. Imunisasi dibagi menjadi 2 yaitu imunisasi aktif dan imunisasi
pasif. Imunisasi aktif merupakan pemberian antigen yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun tubuh.
Imunisasi aktif dikenal dengan sebagai vaksinisasi. Imunisasi pasif
merupakan pemberian antibodi (immunoglobulin) tertentu ke dalam
tubuh sehingga seseorang kebal terhadap suatu penyakit. Dalam
melaksanakan imunisasi, saya sebagai dokter bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan imunisasi secara komprehensif meliputi
menentukan jadwal imunisasi dan kelompok target imunisasi,
menentukan jenis vaksin yang akan diberikan, menjelaskan mengenai
imunisasi kepada kelompok target imunisasi, pencatatan imunisasi dan
melakukan pemberian atau penyuntikan imunisasi secara aman sesuai
dengan standar operasional pelayanan.(mengaktualisasikan indikator
tanggung jawab pada nila dasar akuntabilitas)
Analisis Dampak : apabila saya tidak melakukan serangkaian kegiatan
imunisasi dengan penuh tanggung jawab, maka pelayanan imunisasi
tidak maksimal seperti terjadi kesalahan dalam pemberian imunisasi
dan tidak tepat sasaran.

Pada pelaksanaan imunisasi saya harus bersikap adil kepada semua


Nasionalisme orang yang menerima imunisasi, tidak membeda-bedakan dan tetap
-Adil bekerja secara professional kepada semua orang tanpa memandang
latar belakang agama, suku, kondisi sosial ekonomi, dan keterkaitan
saya secara pribadi dengan orang yang
37

diimunisasi.(mengaktualisasikan indikator adil pada nilai dasar


nasionalisme)
Analisis Dampak : apabila pelayanan pemberian imunisasi tidak
dilakukan secara adil maka timbul rasa tidak puas pada sekelompok
orang sebagai penerima imunisasi sehingga rasa percaya masyarakat
terhadap instansi pemberi layanan kesehatan akan menurun dan timbul
ketidakpatuhan dalam melaksanakan imunisasi, misalnya tidak patuh
terhadap jadwal imunisasi bayi.

Etika publik Dalam melaksanakan layanan imunisasi saya harus cermat terutama
-Cermat pada saat pemberian/penyuntikan imunisasi. Pertama saya harus
cermat menentukan jenis vaksin yang sesuai, cermat melihat apakah
kondisi vaksin yang akan diberikan masih layak digunakan (mengecek
kembali tanggal kadarluasa), cermat dalam membaca setiap instruksi
pada masing-masing vaksin, cermat menilai kelompok orang yang
menerima imunisasi (balita, anak, remaja, orang tua) sehingga
pendekatan pada masing-masing kelompok akan lebih tepat.(
mengaktualisasikan indikator cermat pada nilai dasar etika publik)
Analisis Dampak : Apabila imunisasi tidak dilakukan secara cermat,
maka terdapat hal-hal yang terlewatkan yang membuat tujuan
pelayanan imunisasi tidak tercapai dan pelayanan imunisasi tidak
maksimal.

Pelaksanaan imunisasi harus berorientasi mutu, mutu yang saya jaga


Komitmen mutu
-Berorientasi mutu sebagai dokter pemberi layanan imunisasi antara lain penyiapan
pelayanan imunisasi (peralatan logistik imunisasi sesuai standar,
melaksanakan prosedur pengeluaran vaksin secara tepat, pemeriksaan
ulang keamanan vaksin) dan pelaksanaan pemberian imunisasi sesuai
38

SOP.(mengaktualisasikan indikator berorientasi mutu pada nilai dasar


komitmen mutu)
Analisis Dampak : apabila mutu dalam pemberian layanan imunisasi
tidak dijaga dan ditingkatkan maka pemberian imunisasi tidak benar
dan bisa membahayakan kesehatan penerima imunisasi.

Anti korupsi Pelaksanaan imunisasi harus disiplin dalam hal jadwal pemberian
-Disiplin imunisasi sesuai dengan kete ntuan yang telah ditetapkan. Tidak
menunda-nunda kegiatan imunisasi. Selain itu disiplin juga dalam hal
pelaporan yang dibuat tidak untuk keuntungan sendiri, dan tidak
menunda pencatatan kegiatan imunisasi yang
dilakukan.(mengaktualisasikan indikator disiplin pada nilai dasar anti
korupsi)
Analisis Dampak : apabila dalam melakukan pelayanan imunisasi tidak
disiplin, tidak tepat waktu dalam jadwal imunisasi yang telah ditetapkan
dampak yang terjadi adalah orang yang seharusnya menerima
imunisasi tepat waktu terlambat mendapatkan imunisasi. Hal ini
menyebabkan orang yang seharusnya telah mendapatkan kekebalan
imun terhadap penyakit tertentu menjadi berisiko tinggi mendertia
penyakit tertentu karena keterlambatan imunisasi. Dan apabila tidak
mencatat pelaporan dengan segera pada saat kegiatan telah
dilaksanakan maka banyak data yang hilang, evaluasi tidak benar dan
perencanaan kegiatan imunisasi selanjutnya menjadi tidak tepat
sasaran.
8 Melakukan Pelayanan Akuntabilitas Dalam melakukan pelayanan KB saya harus secara jelas dan
KB - Transparan transparan menyampaikan informasi tentang alat kontrasepsi yaitu
jenis-jenis kontrasepsi, prosedur pelaksanaan kontrasepsi, manfaat,
kelebihan dan kekurangan kontrasepsi tersebut. Saya tidak akan
menyembunyikan informasi apapun dari pasien dan pasangannya.
Saya akan mempersilahkan pasien untuk menanyakan apapun tentang
39

kontrasepsi, dimana informasi tersebut akan membantu pasien dalam


memutuskan kontrasepsi apa yang akan dipakai oleh pasien dan
pasangannya. (Mengaktualisasikan indikator transparan pada nilai
dasar akuntabilitas)
Analisis Dampak: jika pelayanan KB tidak dilakukan dengan transparan,
pasien akan kebingungan dalam menentukan kontrasepsi apa yang
akan dipilih. Kebingungan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan
pasien menjadi tidak mau menggunakan kontrasepsi.

Dalam melakukan pelayanan KB saya akan bekerja dengan bisa


menghormati keputusan yang diambil pasien. Saya akan
Nasionalisme mengakomodir keinginan pasien mengenai kontrasepsi dan saya tidak
- Menghormati akan memaksa pasien untuk harus memilih kontrasepsi tertentu saja.
keputusan (Mengaktualisasikan indikator kekeluargaan pada nilai nasionalisme).
Analisis Dampak: jika pelayanan KB tidak dilakukan dengan
kekeluargaan, pasien dan pasangan akan merasa tidak nyaman dalam
memilih kontrasepsi yang akan digunakan.

Dalam melakukan pelayanan KB saya akan melakukannya dengan


sopan dengan kata-kata yang santun. Saya akan menghargai bahwa
Etika Publik pasien dan pasangannya mungkin kurang nyaman dalam
- Sopan mengungkapkan pilihan kontrasepsinya sehingga saya akan
menggunakan kata-kata yang sopan dalam komunikasi dengan pasien.
(Mengaktualisasikan indikator indikator sopan pada nilai etika publik ).
Analisis Dampak: pelayanan KB merupakan suatu pelayanan dimana
terjadi komunikasi dua arah antara dokter dengan pasien dan
pasangannya. Komunikasi tersebut harus dilakukan dengan sopan, jika
40

tidak pasien dapat merasa tersinggung dan marah kepada dokter yang
melakukan pelayanan KB.

Dalam pelayanan KB ini, saya melakukan tindakan kontrasepsi tidak


sekedar pada pemberian kontrasepsi saja, seperti menyuntikkan obat
Komitmen Mutu kontrasepsi atau memasang alat kontrasepsi pada pasien. Saya juga
-Efektif melakukan edukasi atau penjelasan kepada pasien dan pasangannya
mengenai jenis-jenis kontrasepsi, prosedur kontrasepsi dan efek
samping kontrasepsi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
pasien mengenai kontrasepsi dan meningkatkan kepatuhan pasien
dalam menggunakan kontrasepsi. (Mengaktualisasikan indikator efektif
pada nila dasar komitmen mutu).
Analisis Dampak: jika dalam melakukan pelayanan KB saya tidak
melakukannya secar efektif, ketaatan pasien dalam penggunaan
kontrasepsi akan menjadi rendah dan pasien yang menggunakan
kontrasepsi akan mudah berhenti berkontrasepsi ketika menghapi
sedikit masalah dalam penggunaan kontrasepsi.

Dalam melakukan pelayanan KB saya harus menjelaskan dengan jujur


tentang pilihan alat-alat kontrasepsi sesuai dengan penggunaannya
Antikorupsi
tanpa adanya kepentingan yang tidak relevan(Mengaktualisasikan
-Jujur
indikator jujur pada nilai antikorupsi).
Analisis Dampak: jika saya tidak menjelaskannya dengan jujur, maka ini
merupakan salah satu pelanggaran kode etik profesi dokter, dan pasien
tidak bisa mendapat pilihan terbaik menurut pasien.
BAB IV
AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini
Tabel 4.1. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Anamnesa
Kegiatan Melakukan Anamnesa
Tanggal 25 Juni 2015
Lampiran Dokumen Rekam Medik Pasien dan Foto Kegiatan
Kegiatan pertama yang telah saya lakukan ialah melakukan anamnesa.
Kegiatan ini dilakukan di poli umum, pasien Tn. TJ, laki-laki, usia 27 th,
pasien dengan keluhan nyeri pinggang seelah kiri menjalar ke paha yang di
derita 4 bulan, dan pasien merupakan penderita TB(tuberculosis) paru yang
sudah minum obat TB selama 3 bulan. Pada saat melakukan anamnesis
saya bisa melakukannya dengan teknik autoanamnesis dan alloanamnesis.
Auto anamnesis adalah wawancara kepada pasien itu sendiri secara
langsung.Alloanamnesis adalah wawancara yang dilakukan kepada
keluarga, atau yang menemani pasien pada anak-anak atau bila pasien
dalam keadaan gawat. Yang perlu ditanyakan dalam anamnesis seperti :
identitas pasien (termasuk nama, alamat, umur, status keluarga, pekerjaan
dan pendidikan), menanyakan keluhan utama yang menjadi sebab dia
datang ke dokter, riwayat penyakit sekarang (lamanya keluhan, awitan
timbulnya akut atau berangsur-angsur, faktor yang memperberat, faktor yang
memperingan, faktor pencetus, apa yang dilakukan untuk memperingan
penyakit, apakah sudah menggunakan obat), riwayat penyakit dahulu
(apakah sudah pernah sakit seperti ini sebelumnya), riwayat penyakit
keluarga (anggota keluarga apakah ada yang mengalami keluhan serupa).

Pada saat saya melakukan anamnesa, harus ada kejelasan target yang
dianamnesa agar tidak ada kesalahan dalam tindakan selanjutnya. Dalam
melakukan anamnesa saya berupaya mendapatkan informasi yang akurat
sehingga dapat menegakkan diagnosa hingga 60-70%(mengaktualisasikan
indikator kejelasan target pada nilai dasar akuntabilitas).Antara pasien dan
dokter sangat diharapkan kerjasama yang baik. Dengan adanya kerja sama
yang baik maka dokter dapat menggali informasi yang lebih banyak
lagi.(mengaktualisasikan indikator kerjasama pada nilai Nasionalisme).
Sebagai seorang dokter saya harus bisa menjaga kerahasiaan tentang
semua informasi yang didapat dari pasien sesuai dengan sumpah dokter
dan UU Tentang Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004. Salah satu
kewajiban dokter dalam undang-undang tersebut adalah merahasiakan
segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.(mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia
pada nilai etika publik).Saya harus bisa mengarahkan keluhan yang pasien
utarakan, perkataan pasien secara tidak langsung kita bimbing ke arah
keluhannya sendiri agar pembicaraan tidak melebar, sehingga tidak
membuang waktu untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan keluhan

1
42

pasien.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen mutu).


Saya juga harus mempertanggungjawabkan hasil anamnesa yang
didapatkan baik secara moral, profesi ataupun hukum yang berlaku agar
dalam melakukan kegiatan selanjutnya berjalan lancar dan diagnosis dapat
diarahkan.(mengaktualisasikan indikator bertanggung jawab pada nilai anti
korupsi).
Manfaat bagi pasien bila semua informasi berhubungan dengan keluhan
pasien kita tanyakan dapat menentukan tindakan selanjutnya.
Manfaat bagi dokter anamnesis yang terarah dan akurat dapat menegakkan
diagnosis hingga 60-70%.
Manfaat puskesmas ialah sebagai pelayan kesehatan masyarakat sesuai
visi misi puskesmas dan disesuaikan dalam kegiatan yang sudah tersusun
dalam program-progam kerja puskesmas.

Tabel 4.2. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pemeriksaan Fisik


Kegiatan Melakukan Pemeriksaan Fisik
Tanggal 25 Juni 2015
Lampiran Dokeumen Rekam Medik Pasien Dan Foto Kegiatan
Kegiatan kedua setelah anamnesa ialah saya melakukan kegiatan
pemeriksan fisik. Kegiatan ini saya lakukan di poli umum, Tn. TJ, laki-laki,
usia 27 th, pasien dengan keluhan nyeri pinggang seelah kiri menjalar ke
paha yang di derita 4 bulan, dan pasien merupakan penderita
TB(tuberculosis) paru yang sudah minum obat TB selama 3 bulan.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi). Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Sebelum
dilakukan pemeriksaan fisik dilakukan inform consent terlebih dahulu
kepada pasien terlebih dahulu secara lisan. Pemeriksaan fisik dilakukan
secara sistematis, mulai dari kepala sampai kaki. Inspeksi adalah
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar
pemeriksa dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh. Fokus
inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk,
posisi, simetris dan dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh
satu dengan bagian tubuh lainnya. Palpasi adalah suatu teknik yang
menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang
sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang :
temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Perkusi adalah
pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan
tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi,
ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Pemeriksa menggunakan kedua
tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Auskultasi adalah
pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dan biasanya menggunakan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Sistematika pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai prosedur tetap
43

dalam membantu menegakkan diagnosis.


Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
kepada pasien yang bertujuan untuk menentukan informasi yang sahih
mengenai kesehatan pasien dan membantu menegakkan diagnosa yang
tepat.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, saya memberikan penjelasan tentang
tindakan, lokasi dilakukannya pemeriksaan (bagian tubuh) dan tujuan
pemeriksaan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik serta
memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang tindakan
yang akan dilakukan.(mengaktualisasikan indikator transparan pada nilai
akuntabilitas).Saya juga berusaha untuk selalu bekerja sama dengan
pasien, agar pasien tetap kooperatif dalam melakukan setiap bagian
tindakan pemeriksaan fisik yang dilakukan.(mengaktualisasikan indikator
kerjasama pada nilai dasar nasionalisme).Pemeriksaan fisik yang saya
lakukan didasari dengan komitmen yang kuat untuk menjaga kerahasiaan
hasil yang didapatkan pada pemeriksaan fisik.(mengaktualisasikan indikator
menjaga rahasia pada nilai etika publik). Pada saat melakukan pemeriksaan
fisik saya melakukannya secara efisien. Efisien disini artinya saya
melakukan pemeriksaan secara cermat dan sistematis(head to toe) serta
fokus pada pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan hasil anamnesa yang
telah dilakukan sebelumnya yang mendukung kemungkinan diagnosis yang
paling tepat.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai komitmen
mutu).
Dalam menyampaikan hasil pemeriksaan fisik saya harus dengan jujur
memberikan informasi sesuai dengan hasil yang saya dapatkan, tidak
menambah atau mengurangi informasi yang ada. (mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai antikorupsi).
Manfaat pemeriksaan fisik bagi pasien adalah pasien merasa diperhatikan
dan merasa puas terhadap pelayanan dokter.
Manfaat bagi dokter, dapat membantu dalam menegakkan diagnosa.
Manfaat puskesmas ialah sebagai pelayan kesehatan masyarakat sesuai
visi misi puskesmas dan disesuaikan dalam kegiatan yang sudah tersusun
dalam program-progam kerja puskesmas.
44

Tabel 4.3. Kegiatan Aktualisasi Menguji Kesehatan Individu


Kegiatan Menguji Kesehatan Individu (Surat Keterangan Dokter)
Tanggal 26 Juni 2015
Lampiran Surat Keterangan Dokter, Fotocopi Resep Dan Foto
Kegiatan
Kegiatan ketiga yang telah saya lakukan ialah menguji kesehatan individu
(membuat surat keterangan dokter). Surat keterangan dokter ini dibuat
untuk Nn.A, usia 21 th. Pasien datang kemudian memohon untuk dibuatkan
SKD, lalu pasien dilakukan pemeriksaan dan hasilnya ditulis di atas
selembar resep puskesmas. Setelah itu data ini di buat secara
komputerisasi. Surat ini dibuat dengan hasil keadaan pasien saat itu CAKAP
dan dipergunakan sebagai syarat untuk melanjutkan study. Surat
keterangan sehat adalah surat keterangan status kesehatan seseorang
yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh dokter. Surat keterangan sehat
formatnya telah dibuat dengan teknik kompeterisasi menggunakan microsoft
word, pencatatan atau pengisian data dilakukan secara manual oleh dokter.
Pada umumnya surat sehat dokter dibutuhkan oleh masyarakat untuk
melengkapi suatu persyaratan. Contohnya yaitu seperti persyaratan
pendaftaran sekolah atau melanjutkan pendidikan perguruan tinggi,
melamar pekerjaan, kenaikan jabatan, pendaftaran haji, dan lain
sebagainya. Isi dari surat keterangan sehat terdiri dari data-data pasien
seperti tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan golongan darah.
Dalam pembuatan surat keterangan sehat saya harus jujur menuliskan apa
saja yang ditemukan, baik itu fisiologis atau patologis tentang kondisi saat
permintaan surat tersebut. Dan pasien harus bersedia diperiksa untuk
kepentingan pemeriksaan.(mengaktualisasikan indikator jujur pada nilai
aktualisasi).
Dalam pembuatan surat keterangan sehat,saya sebagai dokter harus penuh
tanggung jawab dan melaksanakannya sesuai SOP Puskesmas. Hasil yang
didapatkan dan ditulis secara langsung harus bisa saya pertanggung
jawabkan kebenarannya.(mengaktualisasikan indikator tanggung jawab
pada nilai nasionalisme)
Saya juga harus selalu menjaga rahasia setiap informasi yang didapatkan
walaupun terhadap keluarga sendiri. Menjaga rahasia medik sangatlah
penting, dan menjaga rahasia juga terkandung dalam sumpah
dokter.(mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada nilai menjaga
rahasia)
Surat keterangan sehat dikerjakan secara efisien dalam hal waktu dan
pemanfaatan dokumentasi. Karena pada beberapa pusat kesehatan belum
dipisahkan antara pelayan pasien umum dengan pembuatan atau
pelayanan surat keterangan sehat.(mengaktualisasikan indikator efisien
pada nilai komitmen mutu)
Saya harus bersikap jujur dalam menuliskan data sesuai dengan hasil
pemeriksaan yang saya dapatkan, tanpa ada sedikitpun data yang
dimanipulatif baik atas permintaan pasien demi kepentingan tertentu.
(mengaktualisasikan indikator jujur pada nilai anti korupsi).
Manfaat bagi orang lain dari pembuatan surat keterangan dokterini ialah
sudah bisa dibuat dengan cepat serta untuk kelengkapan administrasi untuk
45

keperluan yang diminta pasien seperti : persyaratan pendaftaran sekolah


atau kampus tertentu, melamar pekerjaan, kenaikan jabatan, pendaftaran
haji, dan lain sebagainya.
Manfaat puskesmas ialah sebagai pelayan kesehatan masyarakat sesuai
visi misi puskesmas dan disesuaikan dalam kegiatan yang sudah tersusun
dalam program-progam kerja puskesmas.

Tabel 4.4. Kegiatan Aktualisasi Memberikan Pelayanan Rujukan Medis


Kegiatan Memberikan Pelayanan Rujukan Medis
Tanggal 26 Juni 2015
Lampiran Surat Rujukan Medis Dan Rekam Medis Pasien
Kegiatan selanjutnya yang telah saya lakukan ialah memberikan layanan
rujukan medis. Kegiatan dilakukan di poli umum, pasien Ny.I usia 61th.
Pasien menderita Kista Renal Sinistra dan Hipertensi. Adapun sistem
rujukan di Puskesmas Putussibau Utara ialah dimulai dari ; poli (umum, KIA,
gigi, gizi); lalu mencatat nomor JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), nama,
umur, jenis kelamin dan alamat pasien; pencatatan nomor surat; paraf
kepala Puskesmas; surat rujukan diberikan kepada pasien untuk dibawa kr
rumah sakit; lalu pengasrsipan. Sistem rujukan merupakan suatu sistem
jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul,
baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih
kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
Diharapkan dengan adanya sistem rujukan pasien dapat pertolongan pada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat
terselamatkan, selain itu dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.Kegiatan ini
merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dengan
teknik rujukan vertikal yaitu dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan. Rujukan ini sangat disesuaikan dengan penyakit.
Rujukan medis saya tulis dengan jelas, dan bertanggung jawab tentang
informasi kondisi pasien kepada teman sejawat yang menerima pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab dalam hal masalah kedokteran untuk
membantu penyembuhan dan atau memulihkan status kesehatan
pasien.(mengaktualisasikan indikator tanggung jawab pada nilai
akuntabilitas). Dalam memberikan rujukan medik, saya memberikan
pengertian kepada pasien tentang status kesehatannya yang harus
ditangani ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, sehingga pasien
bisa diajak bekeja sama dan mendapatkan terapi yang
tepat.(mengaktualisasikan indikator kerjasama pada nilai nasionalisme).
Saya harus bisa menjaga rahasia tentang kondisi status kesehatan pasien
dan pemeriksaan yang diperlukan oleh pasien yang tertulis di dalam surat
rujukan medis sesuai dengan kode etik profesi sebagai
dokter(mengaktualisasikan indikator menjaga rahasia pada nilai etika
publik). Pada saat memberikan surat rujukan medik untuk pasien, saya
harus melakukannya dengan efisien terutama dalam hal waktu, sehingga
46

pasien tidak akan menungu lama dan bisa mendapatkan pelayanan


selanjutnya dengan segera.(mengaktualisasikan indikator efisien pada nilai
komitmen mutu). Saya harus harus berlaku jujur ketika menulis apa yang
telah saya dapatkan dari hasil pemeriksaan, tidak menambah atau
mengurangi data yang ada hanya untuk kepentingan pribadi
(mengaplikasikan indikator jujur pada nilai anti korupsi publik).
Manfaat sistem rujukan terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa
pelayanan (health consumer) meringankan biaya pengobatan,
mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
Manfaat sistem rujukan terhadap kalangan kesehatan sebagai penyenggara
pelayanan kesehatan, memudahkan atau meringankan beban tugas, saling
berkejasama.
Manfaat sistem rujukan terhadapPuskesmas Utara sebagai penentu
kebijakan, membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan
berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan,
memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja
antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia.Sehingga dapat
terwujudnya masyarakat Putussibau Utara yang sehat.

Tabel 4.5. Kegiatan Aktualisasi Memberikan Konseling Kesehatan


(Individu) Pada Pasien Lansia
Kegiatan Memberikan Konseling Kesehatan (Individu) Pada
Pasien Lansia
Tanggal 4 Juli 2015
Lampiran Surat Tugas Mengikuti Kegiatan, Lealet Dan Foto
Kegiatan
Kegiatan berikutnya yang telah saya lakukan ialah memberikan konseling
individu (lansia) pada saat mengikuti kegiatan posyandu lansia. Kegiatan ini
dilakukan di Posyandu Lansia Aisyiah, di Kelurahan Hilir Kantor Kecamatan
Putussibau Kota, dan kegiatan ini diikuti dengan disertai surat tugas.
Konseling ini dilakukan kepada pasien Ny.R usia 60th, tentang Osteoartritis.
Adapun teknik yang digunakan ialah teknik komunikasi 2 arah dengan alat
bantu leaflet. Konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada
seseorang dengan menggunakan metode psikologis. Disini saya
menggunakan media leaftlet kepada pasien sebagai alat bantu komunikasi
agar pasien lebih bisa memahami apa yang telah disampaikan oleh saya.
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak
untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau
peristiwa. Dengan menggunakan lealet saya menjelaskan tentang penyakit
degeneratif persendian yaituOsteoarthritis.
Dalam melakukan konseling diperlukan partisipasi dari konselor yaitu saya
dengan cara terlibat secara aktif dalam memberikan informasi serta
menyediakan waktu tanya jawab dalam konseling(mengaktualisasikan
indikator partisipatif pada nilai akuntabilitas). Saya dituntut untuk peka
terhadap kebutuhan orang lain, tidak hanya fokus pada materi yang telah
saya siapkan tetapi disesuaikan dengan kondisi pasien baik itu latar
belakang pendidikan, daerah asal, bahasa, nilai-nilai yang dianut dan lain
sebagainya(menaktualisasi indikator sosial pada nilai dasar
nasionalisme).Etikamerupakan halyang paling saya utamakan dalam
penyampaian informasi dan tanya jawab adalah kesopanan, sopan dalam
47

tutur bahasa, sopan dalam tindakan dan sopan dalam interpretasi terhadap
tindakan dan ucapan lawan bicara sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat (mengaktualisasi indikator sopan pada nilai dasar
etika publik). Dalam memberikan konseling individu saya harus
melakukannya dengan efisien dan efektif. Efisien yang dimaksudkan adalah
dalam menggunakan alat bantu komunikasi seperti leaflet. Sedangkan untuk
dapat melakukan konseling secara efektif ada tiga hal yang
mempengaruhinya yaitu, karakterisitik konselor, karakteristik pasien dan
pengaturan ruang konseling. (mengaktualisasi indikator efisien dan
efektivitas pada nilai dasar komitmen mutu). Konseling yang saya lakukan
harus didasari dengan kejujuran, bersikap apa adanya yang bertujuan untuk
memudahkan interaksi dan menciptakan keakraban
psikologis(mengaktualisasi indikator jujur pada nilai dasar antikorupsi).
Manfaat menggunakan pemberian konseling bagi pasien dan
puskesmasadalah dapat disimpan lama, sebagai refensi, jangkauan dapat
jauh, membantu media lain. Sehingga dapat terwujudnya Masyarakat
kecamatan Putussibau utara sehat 2015

Tabel 4.6. Kegiatan Aktualisasi Membuat Catatan Medik Pasien Rawat


Jalan

Kegiatan Membuat Catatan Medik Pasien Rawat Jalan


Tanggal 30 Juni 2015
Lampiran Dokumen Rekam Medik Pasien
Dalam melakukan kegiatan selanjutnya, saya menggunakan teknik manual
pada kegiatan membuat catatan rekam medik rawat jalan. Kegiatan
dilakukan di poli umum, kepada pasien Ny.N usia 45th, dengan keluhan
batuk yang sudah 1 tahun dan mengeluarkan dahak disertai darah
sebanyak 2x. Pasien ini dicurigai menderita TB paru dan memerlukan
pemeriksaan dahak. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen antara lain identitas pasien, hasil anamnesa, hasil pemeriksaan
fisik dan penunjang, diagnosa, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan
merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai
tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan
kesehatan. Dalam membuat catatan rekam medis rawat jalan teknik
dilakukan dengan teknik manual dan pendokumentasian sistematis. Rekam
medis dimulai dengan identitas pasien dan tanggal pelayanan berlangsung,
kedua bagian ini ditulis oleh bagian administrasi. Dokter wajib membuat
rekam medis setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
Sebagai seorang dokter yang melakukan pemeriksaan pada pasien
rawat jalan, saya harus dengan sungguh-sungguh menuliskan hasil
anamnesa dan pemeriksaan yang saya lakukan ke dalam catatan
medik rawat jalan(mengaktualisasikan indikator tanggung jawab
pada
nilai akuntabilitas). Saya juga harus mendisiplinkan diri dengan menulis
dengan lengkap apa yang dikerjakan dan harus benar-benar mengerjakan
apa yang saya tuliskan. Catatan rekam medik harus dikembalikan ke tempat
yang benar setelah digunakan(mengaktualisasikan indikator disiplin pada
nilai nasionalisme). Dalam membuat catatan medik rawat inap saya
48

harus menjaga rahasia pasien. Saya menggunakan data hasil


pemeriksaan pasien hanya untuk kepentingan kesembuhan pasien.
Informasi tersebut tidak akan digunakan untuk kepentingan lain,
terutama jika dapat berdampak merugikan pasien(mengaktualisasikan
indikator menjaga rahasia pada nilai etika publik). Dalam membuat cacatan
medik saya melakukannya dengan berorientasi mutu. Penulisan dilakukan
dengan jelas dan rapi, lengkap. (mengaktualisasikan indikator
jberorientasi mutu pada nilai komitmen). Saya jugaharus menuliskan
hasil pemeriksaan pasien ke dalam catatan medik sesuai dengan
hasil pemeriksaan pada pasien, tanpa menambah atau mengurangi
informasi yang ada untuk kepentingan tertentu.(mengaktualisasikan
indikator jujur pada nilai antikorupsi)
Manfaat bagi pasien, rekam medis bermanfaat untuk mengetahui riwayat
penyakit pasien jika suatu waktu pasien kembali datang dengan keluhan
yang sama.
Manfaat puskesmas,rekam medis sebagai dasar pemeriksaan dan
pengobatan pasien, bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan
keperluan penelitian dan pendidikan, bagi pemerintah sebagai dasar
pembiayaan biaya yankes, dan bahan statistik kesehatan.

Tabel 4.7. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pelayanan Imunisasi

Kegiatan Melakukan Pelayanan Imunisasi


Tanggal 3 Juli 2015
Lampiran Dokumen KMS, Surat Tugas Mengikuti Kegiatan Dan
Foto Kegiatan
Kegiatan dilakukan di posyandu balita Tanjung Kodim, kegiatan imunisasi
yang dilakukan pada saat itu ialah DPT-Hib dan polio.Imunisasi adalah
suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Imunisasi dibagi
menjadi 2 yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif
merupakan pemberian antigen yang dapat merangsang pembentukan
imunitas (antibodi) dari sistem imun tubuh. Imunisasi aktif dikenal dengan
sebagai vaksinisasi. Imunisasi pasif merupakan pemberian antibodi
(immunoglobulin) tertentu ke dalam tubuh sehingga seseorang kebal
terhadap suatu penyakit. Saya menggunakan dengan teknik penyuntikan
yang aman. Dalam teknik ini persiapan pertama yang dilakukan adalah
penyiapan alat suntik, memilih jenis alat suntik sesuai dengan vaksin yang
akan diberikan dan umur anak yang diimunisasi. Adapun prosedur
penyuntikan yang dilakukan adalah bagian yang akan disuntik dibersihkan
dengan air hangat, penyuntikan menggunakan semprit dan jarum yang
belum pernah digunakan sama sekali. Penyuntikan dilakukan sesuai
dengan jenis vaksin : intradermal (15 derajat ), subkutan (45 derajat) atau
intramuscular (60-90 derajat). Selanjutnya bekas suntikan ditekan dengan
kapas. Vaksin yang telah disuntikan dicatat.
Dalam melaksanakan imunisasi, saya bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan imunisasi secara komprehensif meliputi
menentukan jadwal imunisasi dan kelompok target imunisasi, menentukan
jenis vaksin yang akan diberikan, menjelaskan mengenai imunisasi kepada
49

kelompok target imunisasi, pencatatan imunisasi dan melakukan pemberian


atau penyuntikan imunisasi secara aman sesuai dengan standar
operasional pelayanan.(mengaktualisasikan indikator tanggung jawab pada
nila dasar akuntabilitas). Saya harus bersikap adil kepada semua orang
yang menerima imunisasi, tidak membeda-bedakan dan tetap bekerja
secara professional kepada semua orang tanpa memandang latar belakang
agama, suku, kondisi sosial ekonomi, dan keterkaitan saya secara pribadi
dengan orang yang diimunisasi(mengaktualisasikan indikator adil pada nilai
dasar nasionalisme).
Saya harus cermat menentukan jenis vaksin yang sesuai, cermat melihat
apakah kondisi vaksin yang akan diberikan masih layak digunakan
(mengecek kembali tanggal kadarluasa), cermat dalam membaca setiap
instruksi pada masing-masing vaksin, cermat menilai kelompok orang yang
menerima imunisasi (balita, anak, remaja, orang tua) sehingga pendekatan
pada masing-masing kelompok akan lebih tepat( mengaktualisasikan
indikator cermat pada nilai dasar etika publik).
Pelaksanaan imunisasi harus berorientasi mutu, baik dari penyiapan
pelayanan imunisasi (peralatan logistik imunisasi sesuai standar,
melaksanakan prosedur pengeluaran vaksin secara tepat, pemeriksaan
ulang keamanan vaksin) maupun pelaksanaan pemberian imunisasi yang
sesuai sesuai SOP(mengaktualisasikan indikator berorientasi mutu pada
nilai dasar komitmen mutu). Pelaksanaan juga dilakukan dengan disiplin
dalam hal jadwal pemberian imunisasi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan(mengaktualisasikan indikator disiplin pada nilai dasar anti
korupsi).
Dengan penyuntikan yang aman dalam pelayanan imunisasi maka manfaat
bagi ibu hamil dan bayinya ini ialah menghasilkan kekebalan tubuh dan
menurunkan resiko terinfeksi penyakit tetanus anak yang divaksin ialah
menghasilkan kekebalan yang optimal pada anak yang disuntik dan
menghindari kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), menghindari
kecelakaan atau penularan infeksi pada anak. Manfaat pelayanan imunisasi
bagi instansi/puskesmas ialah sebagai Manfaat puskesmas ialah sebagai
pelayan kesehatan masyarakat sesuai visi misi puskesmas dan disesuaikan
dalam kegiatan yang sudah tersusun dalam program-progam kerja
puskesmas, untuk meningkatkan taraf kesehatan balita dilingkungan
kecamatan putussibau utara.

Tabel 4.8. Kegiatan Aktualisasi Melakukan Pelayanan KB

Kegiatan Melakukan Pelayanan KB


Tanggal 24 Juni 2015
Lampiran Lembar Kontrol Pasien, dan Foto Kegiatan
Kegiatan yang selanjutnya telah saya lakukan ialah melakukan pelayanan
KB. Kegiatan ini saya lakukan di poli KIA, dan terhadap pasien Ny. V usia
30th, yang saat itu ingin kontrol IUD setelah pemasangan selama
3th.Setelah itu, melakukan pelayanan konseling, konseling ini dimaksudkan
menjelaskan tentang kontrasepsi IUD, dan berbagai hal tentang kontrasepsi
lainnya yaitu manfaat kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, prosedur
pemasangan/penggunaan kontrasepsi dan efek samping yang mungkin
50

muncul.
Dalam melakukan pelayanan KB saya harus secara jelas dan transparan
menyampaikaninformasi tentang kontrasepsi IUD yaitu manfaat, kelebihan
dan kekurangan kontrasepsi tersebut. Saya menjelaskan dengan lembar
balik yang sudah tersedia di poli KIA, dan saya tidak bolehmenyembunyikan
informasi apapun dari pasien dan pasangannya. Saya akanmempersilahkan
pasien untuk menanyakan apapun tentang kontrasepsi, dimanainformasi
tersebut akan membantu pasien dalam memutuskan kontrasepsi apa yang
akandipakai oleh pasien ataupun pasangannya(Mengaktualisasikan
indikator transparan pada nilai dasar akuntabilitas). Saya harus bisa
menghormati keputusan yang diambil pasien tentang jenis kontrasepsi yang
telah dipilih (Mengaktualisasikan indikator kekeluargaan pada
nilainasionalisme). Selama memberikan penjelasan saya harus berbicara
dengan sopan(Mengaktualisasikan indikator indikator sopan pada nilai etika
publik ). Saya juga melakukan edukasi atau penjelasan kepada pasien dan
pasangannya mengenai jenis-jenis kontrasepsi, prosedur kontrasepsi dan
efek samping kontrasepsi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
pasien mengenai kontrasepsi dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menggunakan kontrasepsi(Mengaktualisasikan indikator efektif pada nila
dasar komitmen mutu). Dalam melakukan pelayanan KB saya juga
menjelaskan dengan jujur tentang pilihan alat-alat kontrasepsi sesuai
dengan penggunaannya tanpa adanya kepentingan yang tidak
relevan(Mengaktualisasikan indikator jujur pada nilai antikorupsi).
Meskipun pada saat saya melakukan kegiatan ini pasien hanya datang
sendiri tanpa didampingi oleh pasangannya, tapi pelayanan ini tetap saya
lakukan.
Manfaat penerapan teknik konseling ini bagi masyarakat adalah
meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan kontrasepsi. Peningkatan
kepatuhan ini karena pasien dan pasangannya sudah mengerti tentang
kontrasepsi dan dengan kesadarannya sendiri untuk menggunakan
kontrasepsi tanpa paksaan dari tenaga kesehatan. Manfaat bagi puskesmas
adalah meningkatnya cakupan kontrasepsi pada masyarakat yang berada di
wilayah kerja puskesmas.

B. Capaian Agenda Aktualisasi


Capaian agenda aktualisasi pada setiap kegiatan dijelaskan pada tabel di
bawah ini.
Tabel.4.9 Capaian Agenda Aktualisasi
No Kegiatan Kriteria Faktor penentu
Keberhasilan
1 Melakukankegiatan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan
anamnesa kegiatan Coach
anamnesa dengan 2. Motivasi yang tinggi
output dokumen 3. Bantuan dari rekan,
rekam medik dan penguji dan staf di
foto kegiatan puskesmas putussibau
utara
2 Melakukan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan
pemeriksaan fisik kegiatan Coach
51

pemeriksaan fisik 2. Motivasi yang tinggi


dengan output 3. Bantuan dari rekan,
dokumen rekam penguji dan staf di
medik dan foto puskesmas putussibau
kegiatan utara

3 Menguji kesehatan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan


individu (membuat kegiatan membuat Coach
surat keterangan surat keterangan 2. Motivasi yang tinggi
sehat) sehat dengan 3. Bantuan dari rekan,
outputlembar SKD, penguji dan staf di
fotocopi resep dan puskesmas putussibau
foto kegiatan utara

4 Memberikan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan


pelayanan rujukan kegiatan membuat Coach
medis rujukan medis 2. Motivasi yang tinggi
dengan output 3. Bantuan dari rekan,
surat rujukan, penguji dan staf di
rekam medik, dan puskesmas putussibau
surat rujukan utara

5 Memberikan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan


Konseling kegiatan konseling Coach
kesehatan kesehatan individu 2. Motivasi yang tinggi
(individu) pada dengan output 3. Bantuan dari rekan, dan
lansia surat tugas staf di puskesmas
mengikuti putussibau utara
posyandu lansia
leaflet, dan foto
kegiatan

6 Membuat catatan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan


rekam medis kegiatan membuat coach
pasien rawat jalan catatan medik 2. Motivasi yang tinggi
dengan output 3. Bantuan dari rekan,
rekam medik penguji dan staf di
pasien puskesmas putussibau
utara
7 Melakukan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan
pelayanan kegiatan imunisasi coach
imunisasi dengan output 2. Motivasi yang tinggi
KMS, surat tugas 3. Bantuan dari rekan, dan
mengikuti kegiatan staf di puskesmas
dan foto kegiatan putussibau utara

8 Melakukan Terlaksananya 1. Dukungan mentor dan


pelayanan KB kegiatan coach
pelayanan KB 2. Kerjasama yang baik
dengan dengan para dosen
outputlembar pembimbing lain
52

kontrol pasien, dan 3. Bantuan dari rekan, dan


foto kegiatan staf di puskesmas
putussibau utara
C. Pembimbingan
1. Pembimbingan dengan Coach
Tabel di bawah ini merupakan deskripsi kegiatan konsultasi mengenai
aktualisasi bersama coach.

Tabel 4.10. JadwalKonsultasidengan Coach


NamaPeserta: dr. Mega Heksana Devi
Unit Kerja : Puskesmas Embaloh Hulu
TempatAktualisasi : Puskesmas Putussibau Utara
Media
No Tanggal Kegiatan Output
komunikasi
1 25-6–2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email
kegiatan anamnesa kegiatan
anamnesa dengan
bukti fisik dokumen
rekam medik dan
foto kegiatan
2 25-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email
kegiatan pemeriksaan kegiatan
fisik pemeriksaan fisik
dengan bukti fisik
dokumen rekam
medik dan foto
kegiatan

3 26-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Sms, email


kegiatan pengujian kegiatan membuat
kesehatan surat keterangan
individu(Surat sehat dengan bukti
Keterangan Dokter) fisiklembar SKD,
fotocopi resep dan
foto kegiatan

4 26-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email


kegiatan pelayanan kegiatan membuat
rujukan medis rujukan medis
dengan bukti fisik
surat rujukan, dan
rekam medik

5 4-7-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email


kegiatan konseling kegiatan konseling
individu pada pasien kesehatan individu
lansia dengan bukti fisik
surat tugas
53

mengikuti
posyandu lansia
leaflet, dan foto
kegiatan

6 30-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email


kegiatan membuat kegiatan membuat
catatan rekam medik catatan medik
dengan bukti fisik
rekam medik
pasien

7 3-7-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email


kegiatan pelayanan kegiatan imunisasi
imunisasi dengan bukti
fisikKMS, surat
tugas mengikuti
kegiatan dan foto
kegiatan

8 24-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya Email


kegiatan pelayanan kegiatan
KB pelayanan KB
dengan bukti
fisiklembar kontrol
pasien, dan foto
kegiatan

2. Pembimbingan dengan Mentor


Tabel di bawah ini merupakan deskripsi kegiatan konsultasi mengenai
aktualisasi bersama mentor
Tabel 4.11. Jadwal Konsultasi dengan Mentor
Nama Peserta : dr. Mega Heksana Devi
Unit kerja : Puskesmas Embaloh Hulu
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Putussibau Utara
No Tanggal Kegiatan Output Paraf Mentor

1 25-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


kegiatan kegiatan
anamnesa anamnesa
dengan bukti fisik
dokumen rekam
medik dan foto
kegiatan
2 26-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya
kegiatan kegiatan
54

pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik


dengan bukti fisik
dokumen rekam
medik dan foto
kegiatan

3 26-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


kegiatan pengujian kegiatan
kesehatan membuat surat
individu(Surat keterangan sehat
Keterangan Sehat) dengan bukti
fisiklembar SKD,
fotocopi resep
dan foto kegiatan

4 26-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


kegiatan layanan kegiatan
rujukan medis membuat rujukan
medis dengan
bukti fisik surat
rujukan, dan
rekam medik

5 4-7-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


kegiatan konseling kegiatan
individu pada konseling
pasien lansia kesehatan
individu dengan
bukti fisik surat
tugas mengikuti
posyandu lansia
leaflet, dan foto
kegiatan

6 30-6-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


kegiatan membuat kegiatan
catatan rekam membuat catatan
medik medik dengan
bukti fisik rekam
medik pasien

7 3-7-2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


kegiatan kegiatan
pelayanan imunisasi dengan
imunisasi bukti fisikKMS,
surat tugas
mengikuti
kegiatan dan foto
kegiatan

8 25-6–2015 Konsultasi tentang Terlaksananya


55

kegiatan kegiatan
pelayanan KB pelayanan KB
dengan bukti
fisiklembar
kontrol pasien,
dan foto kegiatan

D. Kendala dan strategi mengatasinya


Tabel di bawah ini menggambarkan straetgi mengantisipasi kendala
yang mungkin terjadi dalam kegiatan aktualisasi:

Tabel 4.12 Kendala dan Straegi mengatasi


No Kendala Yang Terjadi Strategi Mengatasi Kendala
1 Ada penugasan lain dari Melakukan koordinasi dengan
pimpinan atasan langsung
2 Keterbatasan waktu dalam Memanfaatkan waktu semaksimal
melakukan kegiatan mungkin dan membuat skala
prioritas
56

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini merupakan hasil
dari kegiatan yang diambil dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS di unit kerja masing-masing. Dalam laporan ini diterapkan
nilai dasar bagi ASN dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik
yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
Pada laporan aktualisasi ini peserta diklat telah melakukan kegiatan-
kegiatan berikut ini ;
1. Melakukan kegitan anamnesa dilakukan pada tanggal 24 Juni 2015
dengan bukti fisik dokumen rekam medik dan foto kegiatan
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 24 Juni 2015 dengan bukti
fisik dokumen rekam medik dan foto kegiatan
3. Membuat surat keterangan dokter yang dilakukan pada tanggal 25
Juni 2015 dengan bukti fisik surat keterangan dokter, fotokopi resep
dan foto kegiatan
4. Memberikan layanan rujukan medis dilakukan pada tanggal 26 Juni
2015 dengan bukti fisik dokumen rekam medik, dan surat rujukan
5. Melakukan konseling kesehatan (individu) pada pasien lansia yang
diakukan tanggal 4 Juli 2015 dengan bukti fisik surat tugas mengikuti
kegiatan, leaflet dan foto kegiatan
6. Membuat catatan medik pasien rawat jalan dengan bukti fisik
dokumen rekam medik
7. Melakukan pelayanan imunisasi balita saat kegiatan posyandu balita,
dilakukan pada tanggal 3 Juli 2015 dengan bukti fisik KMS, surat
tugas mengikuti kegiatan dan foto kegiatan
8. Melakukan pelayanan KB yang dilakukan pada tanggal 25 Juni
2015,konseling pada pasien yang ingin kontrol setelah pemasangan
IUD dan konseling tentang kontrasepsi. Dengan bukti fisik lembar
kontrol, dan foto kegiatan
57

Kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dengan bimbingan


dan arahan dari coach serta mentor, dan laporan hasil pelaksanaan
kegiatan dipresentasikan pada tanggal 13 Juli 2015.

B. Rekomendasi
1. Bagi Puskesmas
Setelah melakukan penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam
melakukan aktualisasi, didapatkan hasil bahwa dengan melakukan
penerapan nilai-nilai dasar profesi tersebut, kegiatan yang dilakukan
menjadi lebih baik dan optimal serta meningkatkan kualitas dari
kegiatan tersebut.
Berdasarkan hal itu, maka penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS
harus dilakukan oleh setiap aparatur negara dalam melakukan setiap
kegiatan, dan akan lebih baik lagi bila nilai-nilai dasar ini tidak hanya
diterapkan oleh para aparatur negara yang baru namun juga harus
diinternalisasikan kepada seluruh anggota organisasi sehingga
dijadikan landasan dalam menjalankan profesi. Dengan begitu akan
mendukung terhadap terwujudnya visi organisasi, dan akan
menciptakan para aparatur negara yang dapat menjalankan peran dan
tugasnya seperti yang tercantum dalam undang-undang mengenai
aparatur sipil Negara.
2. Bagi peserta, diharapkan agar nilai-nilai yang telah diterapkan dalam
kegiatan profesi tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan dari
sudut pandang profesi.
3. Bagi Panitia penyelenggara diharapkan laporan ini bisa menjadi bahan
evaluasi dan menjadi input dalam implementasi kegiatan diklat
prajabatan yang selanjutnya
58

DAFTAR PUSTAKA

Bari, abdul Saifuddin dkk. 2010. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
Edisi 2. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Jusuf, M, Hanafiah & Amir, Amri. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.
Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
KEPMENPAN No. 139/KEP/M.PAN/11/2003, Jabatan Fungsional Dokter dan
Angka Kredinya.
Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara . Lembaga
Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan
III Pola Baru : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola
baru
www//httpsulbar.bkkbn.go.id diunduh pada tanggal 14 juni 2015 pada pukul
08.00 wib
Ranuh, Gde.I.G.N dkk. 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Edisi Keempat.
Satgas Imunisasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai