Laporan Ini Untuk Memenuhi Tugas Praktek Offline dan Daring Profesi
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan mini riset dengan judul
Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangi”. Mini Riset ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktek offline dan daring
riset ini.
4. Ns. Dian, Ns. Diana dan Pak Irwan . selaku Pembimbing Di Upt Pelayanan
baik dari segi moril maupun materil, serta untaian doa yang tak pernah
lepas dalam mengiringi setiap langkah perjuangan kami, semoga kelak
Semoga Allah SWT membalas budi baik pihak yang telah memberi kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan mini riset ini. Kami menyadari
bahwa mini riset ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap mini riset ini
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Diajukan Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
Lampiran 3 Dokumentasi
Daftar Tabel
PENDAHULUAN
hal yang kurang perlu, memerlukan waktu yang lebih lama untuk belajar
sesuatu yang baru. Gejala tersebut biasa dan wajar dialami oleh lansia
penduduk berusia 60 tahun ke atas antara tahun 1970 sampai tahun 2025,
diperkirakan akan meningkat 23% atau bertambah sekitar 694 juta jiwa.
sekitar 142 juta jiwa. Tahun 2010 jumlah Lansia 24.000.000 (9,77%) dari
total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia akan mencapai
28.800.000 (11,34%) dari total populasi (RI, 2015). Ditahun 2025 akan
terdapat sekitar 1.2 milyar penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas yang
jumlah lansia, maka jumlah masalah yang timbul juga semakin banyak.
masalah dan penyakit khas terdapat pada lansia ikut meningkat. Lansia
usia pertengahan (middle/ young eldery) berusia antara 45-59 tahun, lanjut
usia (eldery) berusia antara 60-70 tahun, usia tua (old) berusia antara 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Sundari, 2015).
dari yang klasik, terganggunya status fungsional Lansia, dan sering terdapat
gangguan nutrisi, gizi kurang atau buruk (Soejono, 2018). Karakteristik
Penelitian yang dilakukan oleh ulfa pada tahun 2012 mendapatkan bahwa
akibat dari bertambahnya usia dan perubahan pola makan yang menurun
(Boedhi, 2010).
Asia Pasifik pada tahun 2005 ada 4,3 juta per tahun kejadian
penurunan kognitif yang akan meningkat menjadi 19,4 juta per tahun pada
27,5% pada usia 75-84 serta di Taiwan dan China prevalensinya mencapai
sebesar 1, 033 juta, pada tahun 2030 sebesar 1,894 juta dan pada tahun 2050
Lansia. Penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh Maryati dkk (2015),
fungsi kognitif (Soejono, 2018). Penelitian juga dilakukan oleh I Gusti Ayu
gangguan kognitif.
(Komisi Lansia, 2010). Pada stadium yang lebih lanjut masalah menjadi
lebih nyata antara lain Lansia akan mengalami kesulitan dalam melakukan
perilaku yang tidak wajar dalam masyarakat dan sangat bergantung pada
orang lain (RI, 2015). Penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh Abdul
fungsional yang tidak optimal dan berpengaruh pada perasaan bahagia serta
kreativitas (Santoso & Rohmah, 2011). Life reviev therapy merupakan salah
percaya diri dan perasaan dihargai pada lansia yang berdampak munculnya
kepada individu untuk membicarakan masa lalu dan konflik yang dihadapi.
ingatan masa lalu, dan menumbuhkan penerimaan diri yang akan berguna
mengurangi gangguan fungsi kognitif pada lansia. Salah satu metode terapi
Banyuwangi.
banyuwangi
1.3.1 Teoritis
1.3.2 Praktis
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber bacaan dalam keperawatan penyakit dan kegiatan
pada lansia.
selanjutnya.
BAB 2
KONSEP TEORI
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
masih berkerja).
masyarakat individualistik.
55-64 th 65-74 th 75 th +
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih
lama terjadi.
tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang
yang rendah.
pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif,
1. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
2) Sistem Intergumen
3) Sistem Muskuloskeletal
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem respirasi
7) Sistem perkemihan
8) Sistem saraf
9) Sistem reproduksi
2. Perubahan Kognitif
2) IQ (Intellegent Quotient)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
3. Perubahan mental
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
4. Perubahan spiritual
5. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat
3) Depresi
kemampuan adaptasi.
4) Gangguan cemas
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan
kegiatan sosial.
6) Sindroma diogenes
karena lansia bermain- main dengan feses dan urin nya, sering
mengetahui mengenal benda atau keadaan atau situasi, yang dikaitkan dengan
masukan sensoris (taktil, visual dan auditorik) akan diubah, diolah, disimpan
1) Memori
recall, yaitu:
2) Berbahasa
3) Praksis
4) Visuospasial
2010)
5) Atensi
6) Kalkulasi
7) Eksekusi
8) Reasoning
et al, 2010)
9) Abstraksi
Berpikir abstrak diperlukan untuk menginterpretasi suatu pepatah
ringan hingga paling berat, yaitu: mudah lupa (forgetfullness), Mild Cognitive
orang pad usia 50-60 tahun mengalami mudah lupa dan angka ini
beralih pada hal yang kurang perlu, memerlukan waktu lebih lama
menyebutkan namanya
dengan pasien
3) Dimensia
dan bicara terjadi kemunduran pula yaitu kehilangan ide apa yang
infark pada pembuluh darah kecil dan besar, misalnya multi infark
b) Kemunduran pemahaman
1) Usia
nutrisi otak.
3) Latihan Memori
4) Genetik
kromosom 1
5) Hormon
meningkatkan plastisitas.
6) Lingkungan
yang cukup maka akan memiliki fungsi kognitif yang lebih baik
fungsi kognitif. Selain itu infeksi akan merusak sel neuron yang
8) Intoksikasi Obat
2. Evaluative Reminiscence
1. Reminiscence Kit (kotak yang berisi alat atau benda yang dapat
flannel)
1. Masa kanak-kanak
c. Seperti apa orang tua anda saat anda kecil? Keras atau lemah?
2. Masa Remaja
a. Apa yang anda ingat saat anda memasuki usia remaja? Lalu apa
b. Hal apa saja yang paling terekam dalam memori saat anda
remaja?
c. Adakah orang yang dekat dengan anda saat itu? Ceritakan pada
saya
pada Lansia
beberapa peneliti, yaitu pada penelitan yang telah dilakukan oleh I Gusti
13 orang (92,9%), dengan uji analisis statistik uji Wilcoxon signed rank
2.4.2 Pada penelitian Sofa Rhosma Dewi (2018) dengan judul “Pengaruh
kognitif lansia.
BAB 3
1.Editing
2.Coding
3.Data entry
4.Analisa data
statistik Wilcoxon.
3.4 Hasil tabulasi sampel
2021, responden yang diambil sejumlah 7 lansia. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Data yang telah dikumpulkan lalu diolah dan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Variabel n %
Usia :
50-59 Tahun 1 14,3
60-69 Tahun 2 28,6
70-79 Tahun 2 28,6
80-89 Tahun 1 14,3
> 90 Tahun 1 14,3
Total 7 100
Jenis kelamin :
Laki-laki 2 28,6
Perempuan 5 71,4
Total 57 100
berdasarkan usia sebagian besar berada pada usia 60-79 tahun sebanyak 4
Data yang telah dikumpulkan lalu diolah dan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pre dan Post Perlakuan
kognitif.
Data yang telah dikumpulkan lalu diolah dan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_Test .360 7 .007 .664 7 .001
(p) adalah 0,001 (p < 0,05), sehingga berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk
value adalah 0,018 (p value < 0,05), sehingga Ha diterima yang berarti adanya
PEMBAHASAN
bertambah usia lansia, maka berat otak pun semakin berkurang 10% dari
jumlah neuron berkurang sekitar 100.000 sel per hari yang nantinya beresiko
2012) menyatakan bahwa gejala demensia akan timbul mulai dari umur 60
estrogen dalam tubuh. Hormon estrogen memiliki fungsi yang sangat penting
Penurunan fungsi kognitif terjadi pada lansia usia diatas 60 tahun , dan
lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki laki akibat hormonal yaitu
dalam tubuh.
SPSS for windows, di dapati hipotesis Ha diterima yang berarti adanya perbedaan
berat Ketika sebelum diberi perlakuan (pre test). Sedangkan setelah diberi
perlakuan (post test) terdapat 4 responden (57,2%) tanpa gangguan kognititf dan 3
responden (42,8%) dengan gangguan kognitif sedang. Artinya dari penelitian ini
sudah kita dapati hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu
Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia” dari hasil penelitian, didapatkan hasil sebelum
diberikan perlakuan semua pada kategori gangguan fungsi kognitif ringan yaitu 14
orang (100%) dan setelah diberikan perlakuan pada kategori gangguan fungsi
kognitif ringan yaitu 13 orang (92,9%), dengan uji analisis statistik uji Wilcoxon
signed rank test didapatkan nilai yang signifikan p=0,023 (p<0,050). Kesimpulan
lansia.
Serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofa Rhosma Dewi
wilcoxon menunjukkan p value 0.09 lebih kecil dari α 0.05 sehingga H0 ditolak
lansia.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil
5.2 SARAN
sejenis.
Chen, ting-ji., Li, Hui-jie., and Li, Juan., (2012). The effects of Reminiscence
Collins, C.(2006). Life Review and Reminiscence group therapy among senior
adults.http://etd.lib.ttn.edu/theses/available/etd04182006223851/unrestricted/oll
Hartono. (2010). Konsep dan pendekatan masalah kognitif pada usia lanjut terfokus
pada deteksi dini. Semarang : BP UNDIP
Iqbal Ar-rasyid,. Yuliarni Syafrita dan Susila Sastri, (2017) ‘Jurnal Kesehatan
Andalas’ Hubungan Faktor Risiko dengan Fungsi Kognitif pada Lanjut
Usia Kecamatan Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang, 6 (1).
2014
Mardjon, & Sidharta. (2010). Neurologi Klinis Dasar (12th ed). Jakarta: Dian Rakyat
Satyanegara, Abubakar, Maulana, Sufarnap, & Benhadi. (2010). Ilmu Bedah Saraf
(4th wd). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Selatan. Thesis Strata dua, Fakultas Ilmu Keperawatan, jurusan magister Ilmu
Indonesia.
TANDA
NO HARI/TANGGAL BAB HASIL KONSULTASI
TANGAN
1. Masukkan sitasi ke mendeley
2. Jangan awali awal kalimat pada
paragraf dengan kalimat
keterangan, harus SPOK
Rabu, 20 Januari
1 1-5 3. Berikan sumber pada SOP terapi
2021
4. Tambahkan lembar pengesahan
5. Buat poster
6. Buat ppt persiapan seminar
Lampiran 2
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK “REMINISCENCE THERAPY” PADA
LANSIA DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF
DI UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA BANYUWANGI
Tugas Ini Untuk Memenuhi Praktek Offline dan Daring Profesi Departemen
Gerontik Mahasiswa Ners Angkatan 2020-2021 Oleh Pembimbing
Ns. Akhmad Yanuar F.P., S.Kep.,M.Kep.
BANYUWANGI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
memori yang tepat, kesulitan memusatkan perhatian, mudah beralih pada hal
yang kurang perlu, memerlukan waktu yang lebih lama untuk belajar sesuatu
yang baru. Gejala tersebut biasa dan wajar dialami oleh lansia padahal gejala
bertambahnya usia, kurang dari 3 % terjadi pada kelompok usia 65-75 dan
lebih dari 25 % terjadi pada kelompok usia 85 tahun ke atas (WHO, 1998).
Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1998 menyatakan bahwa kira-kira
5% usia lanjut 65-70 tahun akan menderita demensia dan meningkat dua kali
lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. (Harianti,
sekitar 7,4% dari tahun 2000 yang sebanyak 15,882 juta jiwa dan diperkirakan
dan Jawa Tengah (10,34%) (Depkes, 2013; Gitahafas, 2011; Gustia, 2010).
2010 jumlah penduduk dunia yang terkena demensia sebanyak 36 juta orang
hampir satu juta orang pada tahun 2011 dengan angka kejadian pada usia
diatas 60 tahun.
status fungsional yang tidak optimal dan berpengaruh pada perasaan bahagia
serta kreativitas (Santoso & Rohmah, 2011). Life reviev therapy merupakan
rasa percaya diri dan perasaan dihargai pada lansia yang berdampak
kepada individu untuk membicarakan masa lalu dan konflik yang dihadapi.
ingatan masa lalu, dan menumbuhkan penerimaan diri yang akan berguna
metode terapi dalam mengurangi gangguan fungsi kognitif pada lansia. Salah
aktifitas kelompok terhadap fungsi kognitif pada lansia di upt pelayanan sosial
RENCANA KEPERAWATAN
2.1 Tujuan
BAB 3
RANCANGAN KEGIATAN
3.1 Topik
Implementasi reminiscence therapy pada lansia dengan penurunan fungsi
kognitif.
3.2 Metode
Demonstrasi
3.3 Media
- Kuesioner
- Sop pelaksanaan reminiscence therapy
F K F K F K
CO F K L
F K F K F K
o
KETERENGAN :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
Petunjuk:
Klien duduk berhadapan bersama perawat.
3.7 Pengorganisasian
Leader : Sabrina Ayu Indah I
Fasilitator :
1. Ardhika Pramana C
2. Dila Ramadhani B
3. Mufida
4. Ni Ketut Ledi W
5. Aprilinda Safitri
7. Mega Pusitasari
BAB 4
EVALUASI
terapi reminiscence
reminiscence
Setting:
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam ruangan
b. Ruangan nyaman
b. Daftar absen
c. Lembar evaluasi
Metode:
a. Dinamika kelompok
b. Bercerita
Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Lansia
Persiapan:
a. Memilih dan membuat
kontrak dengan lansia
b. Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan
Orientasi: 1. Menjawab salam
Pada tahap ini terapis terapis
melakukan: Berdoa menurut
1. Memberi salam agama dan
terapeutik keyakinan masing-
a. Mengucap salam masing
b. Membuka dengan Memperhatikan
doa menurut agama terapis
dan kepercayaan Menyebutkan
masing-masing nama
c. Memperkenalkan Memperhatikan
nama terapis
d. Menananyakan nama 2. Memperhatikan
lansia dan saling penjelasan terapis
memperkenalkan Memperhatikan
satu sama lain aturan main
2. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan 3. Menjawab
umum kegiatan yaitu pertanyaan terapis
untuk melihat tingkat
stres
b. Menjelaskan tujuan
khusus yaitu dengan
menceritakan
kembali masa kanak-
kanaknya
ditengah tengah cerita Ny.Maria ngelantur menceritakan hal lain. Cerita yang
melekat pada Ny.Maria yaitu masa percintaan di kala muda, cerita masa anak
mampu mengingat masa anak, remaja dan dewasa dengan pertanyaan yang
memancing. Tn.Sukarnoto selalu menangis setiap menceritakan sesuatu.
namun alurnya tidak menentu, selalu kembali pada cerita masa kejayaannya
ketika menjadi seniman dan kisah tragis keluargnya yang meninggal akibat
kecelakaan
menunjukkan lebih fokus tidak mengalihkan alur cerita pada cerita yang lain.
Cerita yang melekat pada Ny.Maria yaitu masa percintaan di kala muda, cerita
mampu mengingat masa anak, remaja dan dewasa dengan pertanyaan yang
memancing. Tn.Sukarnoto selalu menangis setiap menceritakan sesuatu.
menunjukkan alur lebih fokus, tidak kembali pada cerita masa kejayaannya
ketika menjadi seniman dan kisah tragis keluargnya yang meninggal akibat
kecelakaan
anak hingga dewasa. Namun, ingatan kuat jika menceritakan tentang anaknya
Santoso, T.B. dan Rohmah, A.S. 2011. Gangguan Gerak Dan Fungsi Kognitif Pada
Wanita Lanjut Usia. p. 41-57.
Total nilai 30
Interpretasihasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :…………………………………………………………………………………..
Lampiran 4
REMINISCENCE THERAPY
terapi reminiscence
reminiscence
Tahap Reminiscence menurut Arumsari, (2014), yaitu :
Setting:
b. Ruangan nyaman
b. Daftar absen
c. Lembar evaluasi
Metode:
a. Dinamika kelompok
b. Bercerita
Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Lansia
Persiapan:
c. Memilih dan membuat
kontrak dengan lansia
d. Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan
Orientasi: 1. Menjawab salam
Pada tahap ini terapis terapis
melakukan: Berdoa menurut
3. Memberi salam agama dan
terapeutik keyakinan masing-
a. Mengucap salam masing
b. Membuka dengan Memperhatikan
doa menurut agama terapis
dan kepercayaan Menyebutkan
masing-masing nama
c. Memperkenalkan Memperhatikan
nama terapis
d. Menananyakan nama 4. Memperhatikan
lansia dan saling penjelasan terapis
memperkenalkan Memperhatikan
satu sama lain aturan main
4. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan 5. Menjawab
umum kegiatan yaitu pertanyaan terapis
untuk melihat tingkat
stres
b. Menjelaskan tujuan
khusus yaitu dengan
menceritakan
kembali masa kanak-
kanaknya
DOKUMENTASI