Anda di halaman 1dari 5

PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

SOAL-SOAL UNTUK DIBAHAS

I. Pengertian dan Dasar Hukum Pengadilan Agama di Indonesia


a. Kemukakanlah apa yang dimaksud dengan pengadilan dan peradilan secara bahasa
dan istilah ! Jelaskan pula apa beda di antara keduanya !
b. Kemukakanlah apa yang dimaksud dengan pengadilan agama dan pengadilan tinggi
agama dan peradilan agama
c. Kemukakanlah dasar hukum PADI berupa ayat, hadis dan ijmak ! Jelaskanlah
mengapa ayat, hadis dan ijmak merupakan dasar hukum bagi PADI ?
d. Kemukakan dasar hukum PADI berupa peraturan perundang-undangan pada zaman
penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang !
e. Kemukakan dasar hukum PADI berupa peraturan perundang-undangan pada zaman
kemerdekaan Indonesia! Jelaskanlah mengapa peraturan perundang-undangan yang
tidak khusus mengatur PADI juga termasuk dasar hukum bagi PADI ?
II. Cakupan, Metode dan Kegunaan Studi Peradilan Agama di Indonesia serta
Hubungannya Dengan Bidang Lainnya
A. Cakupan studi Peradilan Agama di Indonesia
1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan studi Peradilan Agama di Indonesia !
2. Kemukakanlah cakupan studi PADI dan jelaskanlah mengapa tema-tema
tersebut termasuk cakupan studi PADI !
B. Metode studi Peradilan Agama di Indonesia
1. Dalam melakukan studi terhadap PADI digunakan beberapa pendekatan studi.
Kemukakanlah pendekatan-pendekatan tersebut! Jelaskanlah kelebihan dan
kekurangan masing-masing !
2. Dalam melakukan studi PADI juga terdapat beberapa tipe pengkajian.
Kemukakan tipe-tipe tersebut dan jelaskan titik berat pengkajiannya dan
kemukakan contohnya !
3. Dalam melakukan studi PADI kadang-kadang juga diperlukan melakukan
adaptasi dan modifikasi metode penelitian, pendekatan dan tipe pengkajian.
Jelaskanlah maksudnya !
4. Kemukakanlah langkah-langkah penelitian secara umum.
C. Kegunaan studi Peradilan Agama di Indonesia

Jelaskanlah minimal tiga dari kegunaan studi PADI !


D. Hubungan studi Peradilan Agama di Indonesia dengan bidang lainnya

Kemukakanlah bidang-bidang studi yang mempunyai hubungan dengan studi PADI


dan jelaskanlah hubungan studi PADI dengan masing-masing bidang studi tersebut !
III. Hubungan Peradilan Agama di Indonesia dengan Penerapan Hukum Islam di
Indonesia
A. Peradilan Agama sebagai pranata hukum \
1. Apa yang dimaksud dengan pranata dan pranata hukum ?
2. Jelaskanlah mengapa peradilan agama merupakan pranata hukum !
B. Kemukakanlah bentuk-bentuk penerapan hukum Islam di Indonesia melalui infra
struktur sosial dan supra struktur sosial
C. Jelaskanlah hubungan Peradilan Agama di Indonesia dengan Penerapan Hukum
Islam di Indonesia
IV. Peradilan Agama pada Masa Kesultanan Islam, Penjajahan Belanda dan
penjajahan Jepang
a. Jelaskanlah keadaan peradilan Islam pada masa beberapa Kesultanan Islam di
Indonesia !
b. Jelaskanlah beberapa teori yang muncul tentang berlakunya hukum Islam di
Indonesia pada masa Penjajahan Belanda dan apa dampaknya terhadap
perkembangan Peradilan Agama ?
c. Kemukakanlah bentuk, nama, dasar hukum dan kewenangan Peradilan Agama pada
Masa Penjajahan Belanda dan Jepang !
V. Peradilan Agama pada Masa Orde Lama
a. Kemukakanlah kedudukan Peradilan Agama pada masa Orde Lama dan jelaskan
dasar hukumnya.
b. Kemukakan nama, dasar hukum dan kewenangan Peradilan Agama pada masa
Orde Lama
c. Jelaskan beberapa bentuyk penataan Peradilan Agama pada masa Orde Lama !
VI. Peradilan Agama pada Masa Orde Baru
a. Kemukakanlah bentuk-bentuk penataan Peradilan Agama pada Masa Orde Baru !
b. Kemukakan dasar hukum dan kewenangan Peradilan Agama pada Masa Orde
Baru !
c. Sebagai apa dan bagaimanakah kedudukan Peradilan Agama dalam UU Nomor
14 Tahun 1970 dan UU No. 1 Tahun 1974 ?
d. Bagaimanakah eksistensi Peradilan Agama setelah lahirnya UU Nomor 7 Tahun
1989 ? Mengapa demikian?
e. Jelaskanlah 7 perubahan penting bagi Peradilan Agama dengan disahkannya UU
Nomor 7 Tahun 1989
VII. Peradilan Agama pada Era Reformasi
a. Kemukakanlah bentuk-bentuk penataan Peradilan Agama pada Era Reformasi!
b. Kemukakan dasar hukum dan kewenangan Peradilan Agama pada Era Reformasi!
c. Sebagai apa dan bagaimanakah kedudukan Peradilan Agama dalam UU Nomor 4
Tahun 2004 ?
d. Bagaimanakah eksistensi Peradilan Agama pasca Penyatuatapan ke bawah
Mahkamah Agung? Kemukakan alasannya!
VIII. Mahkamah Syar’iyyah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
a. Jelaskanlah secara singkat latar belakang historis dan politis terjadinya perubahan
Peradilan Agama menjadi Mahkamah Syar’iyyah di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam pada era Reformasi ini.
b. Kemukakan pula minimal 5 buah peraturan perundang-undangan yang mengatur
Mahkamah Syar’iyyah tersebut!
c. Bagaimanakah prospek penegakan syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh ?
Jelaskan dengan alasannya !
IX. Peradilan Agama (PA) dan Mahkamah Syar'iyyah (MS) Sebagai Pelaksana
Kekuasaan Kehakiman
a. Sebagai apakah kedudukan PA dan MS dalam Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia? Bagaimana kedudukannya? Jelaskan alasannya !
b. Apa yang dimaksud dengan peradilan khusus? Mengapa Peradilan Agama (PA)
disebut peradilan khusus ?
X. Susunan Organisasi Peradilan Agama (PA) dan Mahkamah Syar'iyyah (MS)
dan Hubungannya dengan Mahkamah Agung (MA) dan Departemen Agama
(Depag) Sebelum dan Sesudah Penyatuatapan.
a. Kemukakanlah susunan organisasi Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama. Dimanakah letak perbedaan susunan organisasi Pengadilan Agama
dengan Pengadilan Tinggi Agama tersebut dan mengapa demikian ?
b. Apakah yang dimaksud dengan penyatuatapan badan peradilan ke bawah
Mahkamah Agung? Apa latar belakang adanya penyatuatapan tersebut ?
c. Kemukakanlah dalam bidang apa saja adanya hubungan Peradilan Agama dengan
Depag dan Mahkamah Agung sebelum Penyatuatapan ? Jelaskan pula urusan-
urusan apa saja yang termasuk dalam bidang-bidang tersebut ! Selanjutnya
kemukakan pula dalam bidang apa adanya hubungan Peradilan Agama dengan
Depag dan Mahkamah Agung setelah Penyatuatapan ?
d. Menurut UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman di Indonesia,
Mahkamah Syar'iyyah (MS) merupakan pengadilan khusus di lingkungan
Peradilan Agama sepanjang kewenangannya merupakan kewenangan Peradilan
Agama dan merupakan peradilan khusus di lingkungan Peradilan Umum
sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan Peradilan Umum. Apa
maksudnya dan mengapa demikian?
XI. Hakim, syarat-syarat, tugas dan wewenangnya serta pengangkatan dan
pemberhentiannya.
a. Hakim mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan tugas
peradilan. Mengapa demikian?
b. Kemukakanlah syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi hakim di Pengadilan
Agama menurut UU Nomor 7 Tahun 1989 ! Kemukakan pula syarat untuk dapat
diangkat menjadi hakim di Pengadilan Agama menurut UU Nomor 3 Tahun 2006
yang berbeda dengan ketentuan UU Nomor 7 Tahun 1989!
c. Bagaimanakah ketentuan pengangkatan hakim menurut UU Nomor 7 Tahun 1989
dan UU Nomor 3 Tahun 2006 ? Mengapa terjadi perbedaan dalam pengangkatan
hakim menurut kedua undang-undang ini?
d. Apakah tugas pokok hakim Peradilan Agarma dan bagaimanakah cara
pelaksanaan tugas tersebut?
e. Seorang hakim dapat diberhentikan dengan hormat dan dengan tidak hormat.
Kemukakanlah alasan-alasan pemberhentian hakim dengan hormat dan alasan-
alasan pemberhentian hakim dengan tidak hormat tersebut menurut UU Nomor 7
Tahun 1989.

XII. Kekuasaan mutlak dan kekuasaan relatif Pengadilan Agama dan Mahkamah
Syar’iyyah.
a. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan mutlak pengadilan ! Kemukakanlah
cakupan kekuasan mutlak Peradilan Agama menurut Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 dan menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. Kemukakan
pula cakupan kekuasan mutlak Mahkamah Syar’iyyah di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam!
b. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan relatif pengadilan ? Kemukakanlah
cakupan kekuasan relatif Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama serta
Mahkamah Syar’iyyah dan Mahkamah Syar’iyyah Provinsi di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam!
XIII. Yurisprudensi Peradilan Agama/ Mahkamah Syar’iyyah dan kontribusinya
terhadap pembangunan hukum Nasional di Indonesia
a. Kemukakan tiga macam pengertian yurisprudensi disertai dengan penjelasan
singkat!
b. Mengapa yurisprudensi dalam produk Peradilan Agama itu penting ? Jelas secara
singkat !
c. Apa kontribusi yurisprudensi dalam produk Peradilan Agama terhadap
pembangunan hukum di Indonesia ?
XIV. Prospek Peradilan Agama/ Mahkamah Syar’iyyah Pasca Penyatuatapan ke
Mahkamah Agung
a. Bagaimanakah kedudukan dan eksistensi Peradilan Agama/ Mahkamah
Syar’iyyah Pasca Penyatuatapan ke Mahkamah Agung?
b. Peluang-peluang dan tantangan-tantangan apakah yang dihadapi Peradilan
Agama/ Mahkamah Syar’iyyah Pasca Penyatuatapan ke Mahkamah Agung?
c. Bagaimanakah prospek Peradilan Agama/ Mahkamah Syar’iyyah Pasca
Penyatuatapan ke Mahkamah Agung? Jelaskan argumentasi Saudara!

Anda mungkin juga menyukai