3.2. Menganalisis zat gizi sumber zat pembangun yang diperlukan tubuh
Sampai batas usia tertentu, tubuh manusia akan mengalami pertumbuhan, yaitu
bertambah tinggi dan besar. Hal tersebut disebabkan adanya proses pembelahan sel
yang menghasilkan sel baru sehingga sel-sel tubuh bertambah banyak. Mungkin kita
tidak menyadari atau merasakan bahwa tubuh kita yang dulunya pendek dan kecil
sekarang bertambah tinggi dan besar. Hal ini terjadi karena setiap hari kita menyantap
makanan yang cukup gizi terutama makanan yang mengandung protein.
Oleh karena itu protein disebut zat pembangun, karena protein berperan dalam
pertumbuhan. Selain itu, sel-sel tubuh kita juga dapat rusak atau tua sehingga perlu
diganti oleh sel-sel yang baru. Untuk mengganti sel-sel juga diperlukan zat pembangun,
yaitu protein.
Dalam sel baik tumbuh-tumbuhan maupun sel hewan dan manusia, protein merupakan
bahan utama dari sel tersebut. Karena itulah protein disebut sebagai zat pembangun.
Protein tubuh ini mengalami proses pembongkaran dan pembentukan kembali, yang
terus berlangsung selama hidup. Protein juga merupakan sumber asam-asam amino
yang diperlukan untuk sintesis berbagai enzim dalam tubuh, untuk sintesis senyawa
sebagai antibodi.
Protein berguna sebagai bahan pembangun sel-sel dalam jaringan tubuh dan
mengganti atau memperbaiki sel-sel dalam jaringan tubuh yang rusak. Oleh karena itu,
anak-anak dalam proses pertumbuhan perlu mendapatkan protein yang cukup. Protein
tersusun dari:
1. unsur-unsur karbon (C),
2. hidrogen (H), oksigen (O),
3. dan nitrogen (N).
b. protein nabati.
Sumber protein nabati sebagai berikut : tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain
sebagainya.
Sifat fisik Protein
Sifat fisik protein adalah:
Protein tidak berwarna dan hambar.
Mereka homogen dan kristal.
Protein bervariasi dalam bentuk, protein bisa berbentuk struktur kristaloid sederhana
sampai struktur fibrilar panjang.
Struktur protein terdiri dari dua pola yang berbeda – protein globular dan protein
fibrilar.
Protein globular yang berbentuk bulat dan hadir pada tanaman. Protein Fibrilar yang
seperti benang, mereka umumnya hadir pada hewan.
Protein umumnya memiliki berat molekul besar berkisar antara 5 X 103 dan 1 X 106.
Karena ukuran besar, protein menunjukkan banyak sifat koloid.
Tingkat difusi protein sangat lambat.
Protein menunjukkan efek Tyndall.
Protein cenderung mengubah sifat mereka seperti denaturasi. Banyak sekali proses
denaturasi diikuti dengan koagulasi.
Denaturasi mungkin akibat dari agen fisik atau kimia. Para agen fisik meliputi, gemetar,
pembekuan, pemanasan dll agen kimia seperti sinar-X, radiasi radioaktif dan ultrasonik.
Protein seperti asam amino menunjukkan amfoter yaitu properti, mereka dapat
bertindak sebagai asam dan alkali.
Seperti protein yang amfoterik di alam, mereka dapat membentuk garam dengan kedua
kation dan anion berdasarkan muatan bersih.
Kelarutan protein tergantung pada pH. Kelarutan terendah terlihat pada titik isoelektrik,
kelarutan meningkat dengan meningkatnya keasaman atau alkalinitas.
4. Ciri kekurangan zat gizi sumber zat pembangun yang diperlukan tubuh
Dampak jangka pendek kekurangan protein yang berdampak pada anak ialah mengalami
gangguan bicara, penurunan kesadaran, dan lain sebagainya. Dampak jangka panjang
dapat mengakibatkan gangguan pemusatan perhatian, penurunan kecerdasan,
gangguan penurunan rasa percaya diri dan lain sebagainya.
Namun, perlu diketahui bahwa tanda-tanda di atas juga bisa muncul selain rendahnya
protein dalam tubuh. Ada beberapa penyakit yang bisa menyebabkan tanda-tanda tersebut
muncul sebagai suatu gejala. Jadi untuk memastikannya, langkah terbaik yang sebaiknya
Anda lakukan adalah konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter.
5. Prosedur pecegahan masalah kekurangan zat gizi sumber zat pembangun yang
diperlukan tubuh
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung protein yang
diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah jumlah unsur nitrogen
( zat lemas ) yang ada dalam dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur
nitrogen yang dikeluakan tubuh melalui air seni dan tinja.
Jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan dari tubuh seorang laki-laki dewasa yang berat
badannya 70 kg kira-kira sebanyak 3 gram sehari. Tiga gram nitrogen ini ekivalen dengan
3 X 6.25 gram protein 18.75 gram protein ( 1 gram zat putih telur mengandung 0.16 gram
unsur nitrogen.
Ini berarti secara teori seorang laki-laki dewasa yang berat badannya 70 kg hanya akan
memerlukan 18.75 gram protein. Tetapi jika kita lihat bahwa penggunaan protein dalam
tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu
belum dapat memenuhi keperluan tubuh
Akibat Kekurangan Protein
1. Kekurangan konsumsi protein pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan badan si anak.
2. Pada orang dewasa kekurangan protein mempunyai gejala yang kurang spesifik,
kecuali pada keadaan yang telah sangat parah seperti busung lapar. Busung lapar
yang banyak di derita oleh kelompok rawan gizi terutama bayi dan balita sungguh
memprihatinkan. Pemerintah dengan beberapa program gizi telah berupaya untuk
mengatasi masalah gizi tersebut. Akibat dari kekurangan protein dapat menyebabkan
kwashiorkor.
3. Kwashiorkor merupakan salah satu penyakit yang timbul akibat kekurangan protein,
kwashiorkor banyak diderita oleh bayi dan anak pada usia enam bulan sampai usia
tiga tahun (Balita).
Ciri Penderita Kwashiorkor
- Pembengkakan pada kaki dan tangan
- Wajah sembab, otot kendur
- Rambut kemerahan dan mudah putus
- Muka seperti bulan
Pemecahan masalah kekurangan zat gizi sumber zat pembangun yang diperlukan tubuh ;
Orang dewasa setidaknya membutuhkan protein sekitar 1 gram setiap harinya untuk setaip
kilogram berat badan yang dimiliki. Remaja membutuhkan protein sekitar 1 gram/kg berat
badan, anak yang berumur 6-12 tahun membutuhkan protein sekitar 2 gram/kg berat badan,
sedangkan bayi membutuhkan protein sekitar 3 gram/kg berat badan.
Kelebihan
1. Protein secara berlebiha tidak menguntungkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi
protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat dapat menyebabkan obesitas.
2. Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu metabolisme protein
yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena bertugas
membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai.
Malah kalo kadar protein terlalu tinggi bisa-bisa kalsium keluar dari tubuh. Ini kan
bisa jadi penyebab osteoporosis.
3. Karena protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan asupan protein
akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya keasaman darah dan
jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan pencernaan, seperti kembung,
sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk cara mengatasi kekurangan protein, seperti
berikut:
5. Konsumsi Seafood
6. Konsumsi Susu
Jika manusia kekurangan protein maka tulang mereka akan bermasalah. Susu
mengandung protein yang cukup banyak, kira-kira terdapat 8 gram protein dalam tiap
cangkir. Susu menjadi favorit setiap orang karena dapat disajikan tanpa butuh waktu
lama. Susu akan sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak dalam membantu
pertumbuhan tulang, sedangkan untuk orang dewasa susu dapat menjadi salah
satu cara mencegah tulang keropos atau biasa disebut osteoporosis dikarenakan usia
dan beebrapa faktor risiko lainnya.
7. Konsumsi Keju
Keju dapat menjadi alternatif asupan nutrisi protein bagi seseorang yang tidak terlalu
suka minum susu. Selain itu, keju juga dapat menjadi alternatif lain dari cara
mengkonsumsi susu karena pada dasarnya keju adalah susu yang sudah difermentasi.
Selain memgandung protein, keju juga diketahui banyak mengandung Vitamin B dan
lemak.
9. Konsumsi Kedelai
Kedelai merupakan salah satu sumber protein hebat yang dapat diolah menjadi
berbagai makanan yang lezat seperti tempe, tahu, dan sari kedelai. Kedelai adalah
sumber protein nabati yang sangat baik. Seperti yang telah disinggung di atas, jika di
dalam tubuh terdapat cukup protein, maka metabolisme dalam tubuh akan lancar.
Dengan demikian, protein dalam kedelai dapat membantu menjaga kesehatan sel
dalm tubuh. Kedelai juga kaya akan kalsium sehingga baik untuk dikonsumsi dalam
mencapai pertumbuhan tulang yang baik.