PDF Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksipdf
PDF Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksipdf
Disusun oleh :
1. Nazila Dewi Navitasari (1510503009)
2. Yudhi Pratama (1510503015)
3. Siti Nurobingatun (1510503019)
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i i
DAFTAR ISI....................................................................................................... i ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta...................................4
B. Hukum yang Mengikat Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta...........5
C. Solusi Permasalahan Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta...............5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proyek adalah suatu kegiatan yang bersifat unik yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat,
sehingga hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase
awal hingga fase penyelesaian proyek.
Underpass merupakan bangunan terowongan yang termasuk sebagai
sarana transportasi barang dan manusia berbentuk jalan kereta (railway).
Menurut Asiyanto dalam hand outnya, setelah perencana menetapkan
penampang dalam terowongan yang dikehendaki (inside cross-section), maka
segera diikuti dengan keputusan material apa yang akan digunakan untuk
penyangga sementara galian terowongan. Material yang digunakan umumnya
adalah kayu dan besi. Kadang – kadang suatu terowongan melalui berbagai
jenis tanah. Untuk tanah yang stabil diperlukan penyangga yang lebih
sedikit/kecil dibanding untuk tanah yang kurang stabil, karena berbeda beban
yang harus dipikul penyangga tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut
digunakan dimensi yang berbeda tetapi jaraknya dipasang sama. Untuk beban
yang berat dimensi besi penyangga lebih besar. Antar penyangga yang satu
dengan yang lain harus disatukan dengan pengaku, agar menjadi satu
kesatuan kaku, sehingga tidak mengalami perubahan posisi/pergerakan,
terutama selama proses peledakan untuk penggalian terowongan.
Dalam hand outnya Asiyanto juga mengatakan problem yang dihadapi
untuk pelaksanaan terowongan adalah stabilitas struktur tanah yang terganggu
akibat galian terowongan (tunnel driving) dan air tanah yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Untuk menghadapi jenis tanah yang lunak biasanya
lebih sulit karena segera setelah penggalian, tanah harus segera disupport
(ditahan supaya tidak runtuh). Dengan demikian proses penggalian tidak
dapat dilakukan dengan kecepatan yang tinggi.
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk
mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk
struktur ruang wilayah (Renstra Kementerian PU 2010-2014,2010), sehingga
pembangunan infrastruktur memiliki 2 (dua) sisi yaitu : tujuan pembangunan
dan dampak pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun
dampak negatif, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan
pembangunan untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan
dampak negatif terhadap lingkungan yang minimum.
Kegagalan konstruksi adalah suatu kondisi penyimpangan, kesalahan,
dan atau kerusakan hasil pekerjaan konstruksi yang dapat mengakibatkan
keruntuhan konstruksi.
Berdasarkan UU-RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Bab 1,
Pasal 1 ayat 6 menyatakan kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserah terimakan oleh penyedia jasa kepada penguasa jasa,
menjadi tidak berfungsi hak secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau
tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi
atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia
jasa dan/atau pengguna jasa.
Longsor yang terjadi di Bandara Soetta menurut Asosiasi Kontraktor
Indonesia dinilai sebagai kegagalan konstruksi. Lintas bawah yang longsor
itu merupakan pelintasan kereta api Bandara Soetta yang pengerjaannya
dilakukan oleh PT Waskita Karya. Lintas bawah tersebut mulai digunakan
sejak November 2017 dan dibuat sebagai akses jalan kendaraan mobil dan
motor di Jalan Perimeter.
Berdasarkan pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 tahun 1992
tentang perkeretaapian perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan raya
sebaiknya dibuat dengan prinsip tidak sebidang yang berarti menggunakan
underpass sehingga tidak terjadi perpotongan sebidang dan dapat
meminimalkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut mengingat
karakter dari kereta api yang tidak dapat diberhentikan secara mendadak
berbeda dengan moda transportasi jalan raya.
Keputusan Mentri Perhubungan nomor KM 53 Tahun 2000 tentang
perpotongan dan/atau persinggungan antara jalur kereta api dengan bangunan
lain pada pasal 8.1. b. membahas tentang jalan dibawah jalur kereta api
(underpass)
Dan pada pasal 8.3. Jalan dibawah jalur Kereta Api (underpass)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Konstruksi harus memenuhi persyaratan teknis jalan
b. Jarak permukaan jalan dibawah jalur kereta api minimal 5 meter dihitung
dari permukaan jalan sampai gelagar jembatan kereta api paling bawah
c. Letak sisi teratas konstruksi underpass minimal 4 m dibawah kepala rel
d. Pembangunan lintas di bawah jalur kereta api diperhitungkan ruang bebas
untuk mengantisipasi rencana pembangunan jalur ganda kereta api.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana analisis longsornya tembok beton underpass Soetta?
2. Apa saja hukum yang mengikat longsornya tembok beton underpass
Soetta?
3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah longsornya tembok beton
underpass Soetta?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan menganalisis longsornya tembok beton underpass Soetta.
2. Mengetahui hukum yang mengikatlongsornya tembok beton underpass
Soetta.
3. Memberikan solusi yang tepat untuk mencegah kegagalan konstruksi agar
tidak terjadi lagi.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bermanfaat bagi pembaca, sebagai bahan pembelajaran dalam
menganalisis masalah tentang kasus-kasus hukum pembangunan yang ada
di Indonesia.
2. Bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan mengetahui
permasalahan hukum pembangunan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai masalah Longsornya Underpass
Soetta dapat disimpilkan sebagai berikut:
- Dinding lintas bawah atau underpass longsor terjadi di Jalan Perimater Selatan,
dekat samping Terowongan Jalur Kereta Api bandara Soekarno-Hatta, Kota
Tangerang pada Senin 6 Februari 2018 sekitar pukul 18.10. Penyebab
terjadinya yaitu karena Faktor alam, kurangnya Controlling dan titik mata air
yang besar di dinding underpass.
- Permasalahan tersabut melanggar hukum Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi pasal 63 dan 96.
- Solusi untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan melakukan pembersihan
jalan dan pemasangan bronjong kawat baja selama 2-3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA