Anda di halaman 1dari 26

Pre- Test Paru

Nama : Fahrul Rozi

Npm : 2008320026

No. Hp : 082331191489

Kasus

Seorang pemudi datang ke UGD dengan keluhan batuk darah, batuk darah dirasakan
sejak 2 hari sebelum datamg ke UGD. dan hari terakhir mengalami batuk darah 1 gelas, Pemudi
tersebut bekerja sebagai SPG dan mempunyai riwayat Hemofilia.

1. Tentukan nilai indeks Brinkman pada pasien dan apa yang dimaksud dengan nilai
indeks Brinkmen
 Nilai indeks pasien diatas adalah Perokok Berat

 Nilai Indeks Brinkman Adalah menghitung bahaya rokok berdasarkan kalkulasi total
jumlah terisap setiap hari dikalikan tahun

 Klasifikasi perokok berdasarkan IB :

Indeks Brinkman Klasifikasi

0 ‒ 199 Perokok ringan

200 ‒ 599 Perokok sedang

≥ 600 Perokok berat

Rumus : Indeks brinkman (IB) = jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari (batang) x
lama merokok (tahun).

Misal :
jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari 1 bungkus rokok (12 batang), kemudian lama
merokok yaitu 2 tahun.

Jadi 12 x 2 = 24, jadi termasuk kedalam indeks brinkman perokok ringan.


2. Definisi batuk berdarah minimal, Rofus, Maksimal
 Batuk berdarah minimal : Apabila jumlah darah yang dikeluarkan kurang dari 25 ml/24
jam
 Batuk berdarah sedang : apabila jumlah darah 25-250 ml/24 jam.
 Batuk berdarah maksimal : Batuk darah > 600 ml/24 jam dan dalam pengamatan batuk
darah tidak berhenti.

3. Obat anti Perdarahan

Nama Obat Mekanisme Kerja Dosis Sediaan


Obat
Asam Traneksamat Farmakodinamik :  kalnex kapsul  tablet
( Kalnex, Plasminex, merupakan derivat asam 250 mg: dosis  kapsul
Transamin ) amino lisin yang bekerja lazim secara  Suntik
menghambat proses oral untuk orang
fibrinolisis, sehingga dewasa 3-4 x /
mempercepat hari, 1-2 Kapsul
perdarahan berhenti.  kalnex tablet
Farmakokinetik : 500 mg : Dosis
diabsorpsi secara cepat lazim 3-4 x
di plasma darah, sehari 1 tablet
berikatan dengan  kalmex 50 mg
protein dan injeksi : sehari
didistribusikan melalui 1-2 ampul ( 5-
plasma ke jaringan, 10 ml )
sebagian kecil yang disuntikkan
dimetabolisme, dan secara intravena
kemudian dieliminasi / intravascular
melalui ginjal. dibagi dalam 2
dosis.
Methyilergometrin bekerja sebagai  Stimulasi uterus  Tablet
( Bledstop, Methergin, uterotonika untuk 1 tab 3 kali  Injeksi
Posargin ) menghentikan sehari selama 3-
perdarahan dengan cara 4 hari.
mempertahankan  Kontrol
kontraksi otot rahim perdarahan
uterus dalam
keadaan darurat
0,2 mg IV.
 Subinvolusi,
puerperium &
perdarahan
lochiometral 1-2
tab 3 kali sehari
atau 0,5-1 mL
IM.
 Operasi caesar 1
mL IM atau 0,5-
1 mL IV setelah
persalinan bayi.

4. Pada Pemeriksaan Laboratorim didapatkan Hb : 7,8

a) Tindakan apa yang diberikan


 Dilakukan transfusi darah dengan segera  untuk meningkatkan Hb pada kondisi
saat tubuh tidak mampu membuat Hb dengan normal.
 Meningkatkan asupan zat besi, vitamin B12, dan folat.
Hemofilia

 Hemofilia adalah : kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan faktor


koagulasi dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Terdapat dua jenis hemofilia
yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Penderita hemofilia membawa risiko perdarahan yang
beragam sesuai dengan derajat keparahan hemofilia. Penderita hemofilia ringan hanya
membawa risiko perdarahan berkepanjangan pada tindakan operasi, sedangkan penderita
hemofilia berat dapat mengalami perdarahan spontan berulang yang dapat menyebabkan
kerusakan sendi berat hingga memerlukan operasi.

 Tatalaksana Hemofilia
Pengobatan utama hemofilia A adalah terapi sulih atau terapi pengganti dengan
pemberian konsentrat F VIII intravena atau transfusi kriopresipitat. pengobatan dengan
metoda kriopresipitat yang relatif lebih murah, masih terkendala beberapa faktor.
Diantaranya, kandungan F VIII dan keamanannya yang perlu ditingkatkan dan metode ini
hanya dapat diberikan pada penderita yang golongan darahnya sama dengan pendonor

5. Selain di periksa Hb, dilakukan tes rapid di dapatkan HIV (+)/ reactive.
a) Apa yang dimaksud dengan serologi HIV reactive : Hasil tes yang reaktif adalah hasil
positif yang mungkin perlu dikonfirmasi ulang dengan tes tambahan, sebelum diagnosis
akhir dapat ditegakkan. Diagnosis Anda positif HIV atau tidak, tidak akan diresmikan
sampai hasil dari tes darah HIV lanjutan keluar dan diterima dokter.
b) Bagaimana pemeriksaan rapid test :
Pemeriksaan rapid test adalah tes yang digunakan untuk melakukan penapisan
(Screening) awal sehingga dapat dilakukan deteksi dini. Beberapa jenis rapid test HIV
yang telah disetujui oleh The US Food and DrugAdministration (FDA) antara lain
OraQuick Rapid HIV-1/2 Antibody test, Recombigen Uni-Gold HIV Test, dan
Clearview HIV ½ Stat-Pak.
c) Mekanisme dan penentuan hasil rapid tes reactive di IGD :
 HIV negative (-) : terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.
 HIV Positif (+) : terbentuk 2 atau 3 garis berwarna, satu pada zona garis tes 1 atau
2 dan 1 pada zona garis control.
 Invalid / Test gagal jika tidak timbul garis warna pada zona control maka tes
dinyatakan gagal, ulangi tes dengan alat baru.
d) Tatalaksana dan edukasi pasien HIV

6. Pada pemeriksaan foto ronsen didapatkan gambaran infiltrate di apek kanan


a) Agen Kuman : Mycobacterium tuberculosis.dengan basil tuberkel yang merupakan
batang ramping, kurus, dan tahan akan asam
b) Kenapa menimbulkan batuk darah :
Batuk darah pada TB paru di karenakan adanya kavitas disertai peradangan ulserasi
bronkus atau alveolus disekitarnya yang menyebabkan nekrosis atau erosi pembuluh
darah dinding bronkus dan alveolus di sekitarnya, erosi menyebabkan pecahnya
pembuluh darah dan menimbulkan hemoptysis.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sputum, ziehl-neelsen,


skin test (Mantoux) dan lain-lain.

c) Penatalaksanaan yaitu di bagi dalam 2 tahap : Tahap intensif (initial), dengan


memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan mendapatkan konversi
sputum dengan cepat (efek bakterisidal), menghilangkan keluhan dan mencegah efek
penyakit lebih lanjut, mencegah timbulnya resistensi obat. Tahap lanjutan (continuation
phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau secara intermitten dengan
tujuan menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi), mencegah kekambuhan
pemberian dosis diatur berdasarkan berat badan yakni kurang dari 33 kg, 33 –50 kg dan
lebih dari 50 kg.
d) Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu
makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain), berkurangnya kelainan radiologis paru
dan konversi sputum menjadi negatif.

Tugas pretest poli paru rsud deli Serdang


Nama : Tohri Tohir

Npm : 2008320019

1. Seorang pemudi usia 23 tahun datang ke UGD dengan keluhan batuk darah. Batuk darah
dirasakan sejak 2 hari sebelum datang ke UGD dan hari terakhir mengalami batuk darah
2 gelas. Anak muda ini mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus perhari.

Jawab :
a. Tentukan nilai indeks brinkman pada pasien ini dan apa yang di maksud dengan nilai
indeks brinkman?

Nilai indeks brikman adalah untuk menghitung bahaya rokok berdasarkan


kalkulasi total jumlah terisap setiap hari dikalikan tahun.

Klasifikasi

Indeks Brinkman Klasifikasi


0 – 199 Perokok ringan
200 – 599 Perokok sedang
≥ 600 Perokok berat

Rumus : Indeks brinkman (IB) = jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari
(batang) x lama merokok (tahun).
Misal :
jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari 1 bungkus rokok (12 batang),
kemudian lama merokok yaitu 2 tahun.
Jadi 12 x 2 = 24, jadi termasuk kedalam indeks brinkman perokok ringan.

b. Pasien mengalami batuk darah tentukan definisi yang disebut dengan bentuk darah
minimal topus dan maksimal?

Jawab :
Hemoptisis
Adalah membatukkan darah dari paru atau ekspektorasi darah akibat perdarahan
pada saluran napas bagian bawah atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas
bagian bawah.
Banyaknya jumlah batuk darah yang dikeluarkan sangat penting diketahui untuk
menentukan klasifikasi hemoptisis nonmasif atau masif. Batuk darah ringan apabila
jumlah darah yang dikeluarkan kurang dari 25 ml/24 jam.Batuk darah sedang apabila
jumlah darah 25-250 ml/24 jam. Batuk darah masif bila: Batuk darah > 600 ml/24
jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti. Batuk darah < 600 ml/24 jam
tetapi > 250 ml/24 jam dan pada pemeriksaan hemoglobin < 10 gr% sedang batuk
darah masih berlangsung. Batuk darah < 600 ml/24 jam tetapi > 250 ml/24 jam dan
pada pemeriksaan hemoglobin >10 gr% dan pada pengamatan selama 48 jam dengan
pengobatan konservatif, batuk darah masih berlangsung.

2. Pasien ini diberikan anti perdarahan di UGD


1. Sebutkan nama-nama obat anti perdarahan ?
2. Sebutkan dan jelaskan mekanisme cara kerja dan target dari obat perdarahan
tersebut?
3. Jelaskan dan sebutkan sediaan yang tersedia untuk nama-nama obat anti
perdarahan tersebut?
Jawab :

Obat anti perdarahan

a. Hemostatik lokal : hemostatik serap, astringen, koagulan, vasokonstriktor.


b. Hemostatik sistemik : faktor anti hemofilik dan cryoprecipitated anti hemophilic
factor, kompleks faktor x, vitamin K, asam aminokaproat, asam traneksamat,
karbazokrom Na sulfonat.
Cara kerja dan sediaan obat anti perdarahan

1. Hemostatik lokal :
a. Hemostatik serap
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jalaserat-serat yang mudah bila diletakkan langsung pada
permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan faktor yang memulai proses pembekuaan
darah.

Contoh obat :
Spongelatin, oksisel (selulosa oksida) spon gelatin, dan oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka dan akhirnya akan diabsorpsi, untuk absorpsi
yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1-6 jam.
b. Astringen :
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.

Contoh obat :
Feri klorida, nitras argenti, asam tanat.

c. Koagulan :
Mekanisme kerja yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.

Contoh obat :
Russell”s viper venom dapat digunakan untuk alveolus gigi yang berdarah
pada pasien hemofillia. Tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan, untuk
penggunaan lokal sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab dapat
menimbulkan bahaya emboli.

d. Vasokonstriktor
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.

Contoh obat :
Epinefrin dan norepinefrin, penggunaannya dengan mengoleskan kapas
yang telah dibasahi dengan larutan 1:1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.

2. Hemostatik sistemik :
a. Faktor anti hemofillik dan cryoprecipitated anti hemofillic factor
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofillia A, yang sifatnya herediter dan pada penderita yang
darahnya mengandung inhibitor faktor VII.

Cara pemakaian :
kadar hemofillik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofillia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kgBB. Untuk perdarahan
ringan 10 unit/kgBB, pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan
kadar anti hemofillik sekurang-kurangnya 50% dari normal, pasca bedah
diperlukan kadar 20-25% dari normal untuk 7-10 hari.
b. Kompleks faktor x
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X, serta sejumlah kecil protein
plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofillia B. Atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan.

Cara pemakaian:
Kebutuhan tergantung keadaan penderita, perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan untuk menentukan dosis.1 unit
kg/BB meningkatkan aktivitas faktor IX sebanyak 1,5%, selama fase
penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar faktor IX 25-30% dari normal.

c. Vitamin K
Meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yang berlangsung
di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat
menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-
faktor pembekuan darah terlebih dahulu.

Cara pemakaian :
Tablet 5 mg Vit. K, 1-3 x sehari untuk ibu menyusui untuk mencegah
perdarahan pada bayinya. 3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia.

d. Asam aminokaproat
Merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan penghambat
plasmin. Plasmin berperan menghancurkan fibrinogen dan faktor pembekuan
darah lain. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat mengatasi perdarahan
berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.

Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV.

e. Asam traneksamat
Sebagai anti plasmin, sebagai homeostatik, memperbaiki kerapuhan vaskular
dan meningkatkan aktivitas faktor koagulasi.
Cara pemakaian :
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml 1-2
menit). Kapsul 250-500mg, injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500mg.

f. Karbazokrom Na sulfonat
Menghambat peningkatan permeabilitas kapiler, dan meningkatka resistensi
kapiler.

Cara pemakaian :
Tablet 10mg, forte 30 mg, injeksi 2 ml/10mg dan 5 ml/25mg.

3. Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan hb : 7.8, tindakan apa yang diberika


pada pasien ini, pemudi ini mempunyai riwayat hemofilia apa yang di maksuk
dengan hemofilia dan bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini?

Jawab :

Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan faktor
koagulasi dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Sebagian besar hemofilia
merupakan kelainan bawaan resesif pada kromosom X yang menyebabkan
defisiensi faktor koagulasi, yaitu defisiensi faktor VIII yang menyebabkan
hemofilia A (hemofilia klasik) dan defisiensi faktor IX yang me-nyebabkan
hemofilia B (Christmas disease).

Penatalaksanaan :

Terapi pada pasien hemofilia berupa penggantian faktor koagulasi yang


diberikan secara intravena (intravenous factor replacement therapy). Terapi ini
dapat diberikan saat perdarahan ataupun sebagai profilaksis untuk mencegah
terjadinya perdarahan. Konsentrat faktor VIII dapat diberikan berupa plas-ma
cryoprecipitate dari darah donor atau rekombinan FVIII. rekombinan FVIII lebih
aman karena bebas dari patogen dan memiliki half-lifeyang lebih panjang.
Profilaksis primer adalah terapi yang diberikan sebelum terjadinya
kerusakan sendi, umumnya pada usia dini (<2 tahun) dan diberikan 2-3 kali
seminggu dengan dosis minimal 10-20 IU/kg dan berlang-sung jangka panjang.
Profilaksis sekunder adalah terapi yang diberikan setelah ditemukannya perdara-
han berulang atau gejala kerusakan sendi. Namun pasien yang menerima terapi
konsentrat faktor dapat menyebabkan produksi inhibitor terhadap faktor tersebut,
yang merupakan penghambat kesuksesan terapi. Selain itu, ketersediaan
konsentrat faktor dan biaya terapi yang sangat tinggi juga menjadi kendala dalam
penanganan pasien hemofilia.
Hemofilia C diterapi menggunakan konsentrat faktor XI, FFP, fibrin
gluedan obat antifibrinolitik. He-mofilia didapat diterapi menggunakan activated
prothrombin complex concentrate(APCC) atau obat antifibrinolitik untuk
perdarahan mukosa.

4. Selain diperiksa hb ditest rapid didapatkan HIV (+)/ HIV reaktiv. Apa yang
dimgcjaksud dengan serologi HIV reaktiv, bagaimana Teknik pemeriksaan rapid
test di lakukan di IGD, bagaimana mekanisme dan penentuan hasil rapid test di
IGD, dan apa edukasi dan tatalaksana pada pasien tersebut?

Jawab :
Pemeriksaan rapid test
adalah test imunochromatografi untuk differensial dan deteksi kualitatif dari
semua isotope (IgG,IgM dan IgA) antibodi spesifik untuk HIV-1 termasuk sub
tipe O dan HIV-2.
a. HIV negative (-): terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.
b. HIV positif (+): terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona garis
test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control.
c. Invalid / Test gagal Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test
dinyatakan gagal, ulangi test dengan alat baru.
5. Dilakukan pemeriksaan rontgen foto dari hasil rontgen didapatkan gambaran
infiltrat di apeks kanan, kira-kira kuman apa yang menyebabkan terjadinya lesi
pada apeks kanan dan mengapa lesi tersebut bisa menimbulkan batuk darah, untuk
mengetahui kuman apa yang menimbulkan lesi di apeks kanan apa rencana dan
tatalaksana?

Jawab :

Penyebab lesi pada infiltrate pada apeks kanan


Bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini adalah atau sering disebut
dengan BTA (bakteritahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang
panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung membentuk
rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan.
Batuk darah pada TB paru di karenakan adanya kavitas disertai
peradangan ulserasi bronkus atau alveolus disekitarnya yang menyebabkan
nekrosis atau erosi pembuluh darah dinding bronkus dan alveolus di sekitarnya,
erosi menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan menimbulkan hemoptysis.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sputum,
ziehl-neelsen, skin test (Mantoux) dan lain-lain.
Penatalaksanaan yaitu di bagi dalam 2 tahap : Tahap intensif (initial),
dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan
mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal), menghilangkan
keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut, mencegah timbulnya resistensi
obat. Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam
obat per hari atau secara intermitten dengan tujuan menghilangkan bakteri yang
tersisa (efek sterilisasi), mencegah kekambuhan pemberian dosis diatur
berdasarkan berat badan yakni kurang dari 33 kg, 33 –50 kg dan lebih dari 50 kg.
Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya
keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain), berkurangnya
kelainan radiologis paru dan konversi sputum menjadi negatif.
PRETES POLI PARU RSUD DELI SERDANG

NAMA : Mery marlina hsb


NPM : 2008320032

SOAL

Seorang laki-laki usia muda datang ke UGD dengan keluhan batuk darah. Batuk darah di
rasakan sejak 2 hari sebelum datang ke UGD dan hari terakhir mengalami batuk darah 2
gelas anak muda ini mempunyai kebiasaan merokok satu bungkus perhari.

1. Seorang pemudi datang ke UGD dengan keluhan batuk berdarah.batuk darah


dirasakan sejak 2 hari sebelum datang datang ke UGD dan hari terakhir
mengalami batuk darah 2 gelas anak muda ini mempunyai kebiasaan merokok
satu bungkus perhari pemudi berusia 23 tahun bekerja sebagai SPG rokok dengan
riwayat hemofilia

Jawaban:
Rumus : Indeks Brinkman (IB) = Jumlah Rata-Rata rokok yang dihisap sehari
(Batang) x lama merokok (tahun )

Indeks Brinkmans Klasifikasi


0-199 Perokok ringan
200-599 Perokok sedang
>600 Perokok berat

Jadi dari hasil yang diatas didapat kan jumlah rata-rata rokok yang dihisap
1 bungkus rokok = 16 batang kemudian lama merokok 2 tahun
IB = 1 bungkus rokok (16 batang ) x 2 tahun
IB = 16X 2 = 11.680
jadi termasuk kedalam IB perokok berat

2. Pasien mengalami batuk darah tentukan definisi yang disebut dengan batuk darah
minimal tofus dan maksimal
Jawaban :
Hemoptisis (batuk darah ) merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit
infeksi. Secara umum,pengertian hemoptisis adalah membantukan darah dari paru
atau Ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas dibawah laring,
atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring .
Banyaknya jumlah batuk darah yang dikeluarkan sangat penting diketahui untuk
menentukan klasifikasi hemoptisis nonmasif atau masif :
> Batuk darah ringan apabila jumlah darah yang dikeluarkan kurang dari 25 ml/24
jam.
>Batuk darah sedang apabila jumlah darah 25-250 ml/24 jam.
> Batuk darah masif bila Batuk darah > 600 ml/24 jam dan dalam pengamatan
batuk darah tidak berhenti.
> Batuk ¿darah < 600 ml/24 jam tetapi > 250 ml/24 jam dan pada pemeriksaan
hemoglobin < 10 gr% sedang batuk darah masih berlangsung.
> Batuk darah < 600 ml/24 jam tetapi > 250 ml/24 jam dan pada pemeriksaan
hemoglobin >10 gr% dan pada pengamatan selama 48 jam dengan pengobatan
konservatif, batuk darah masih berlangsung.
> Pseudohemoptisis adalah batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (di
atas laring) atau dari saluran cerna atas (gastrointestinal) atau hal ini dapat berupa
perdarahan buatan.

3. Psien ini diberikan antipendarahan di UGD


a. sebutkan Nama-nama obat anti perdarahan
b. sebutkan dan jelaskan mekanisme cara kerja dan targeting dari pada obat
perdarahan tersebut
c. jelaskan dan sebutkan sediaan yang tersedia untuk nama-nama obat anti
perdarahan tersebut.

Jawaban :

Cara kerja dan sediaan obat anti perdarahan

6. Hemostatik lokal :
e. Hemostatik serap
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jalaserat-serat yang mudah bila diletakkan langsung pada
permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan faktor yang memulai proses pembekuaan
darah.
Contoh obat :
Spongelatin, oksisel (selulosa oksida) spon gelatin, dan oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka dan akhirnya akan diabsorpsi, untuk absorpsi
yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1-6 jam.

f. Astringen :
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.

Contoh obat :
Feri klorida, nitras argenti, asam tanat.

g. Koagulan :
Mekanisme kerja yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.

Contoh obat :
Russell”s viper venom dapat digunakan untuk alveolus gigi yang berdarah
pada pasien hemofillia. Tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan, untuk
penggunaan lokal sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab dapat
menimbulkan bahaya emboli.

h. Vasokonstriktor
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.

Contoh obat :
Epinefrin dan norepinefrin, penggunaannya dengan mengoleskan kapas
yang telah dibasahi dengan larutan 1:1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.

7. Hemostatik sistemik :
g. Faktor anti hemofillik dan cryoprecipitated anti hemofillic factor
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofillia A, yang sifatnya herediter dan pada penderita yang
darahnya mengandung inhibitor faktor VII.
Cara pemakaian :
kadar hemofillik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofillia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kgBB. Untuk perdarahan
ringan 10 unit/kgBB, pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan
kadar anti hemofillik sekurang-kurangnya 50% dari normal, pasca bedah
diperlukan kadar 20-25% dari normal untuk 7-10 hari.

h. Kompleks faktor x
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X, serta sejumlah kecil protein
plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofillia B. Atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan.

Cara pemakaian:
Kebutuhan tergantung keadaan penderita, perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan untuk menentukan dosis.1 unit
kg/BB meningkatkan aktivitas faktor IX sebanyak 1,5%, selama fase
penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar faktor IX 25-30% dari normal.

c. Vitamin K

Meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yang berlangsung


di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat
menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-
faktor pembekuan darah terlebih dahulu.

Cara pemakaian :
Tablet 5 mg Vit. K, 1-3 x sehari untuk ibu menyusui untuk mencegah
perdarahan pada bayinya. 3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia.
d. Asam aminokaproat
Merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan penghambat
plasmin. Plasmin berperan menghancurkan fibrinogen dan faktor pembekuan
darah lain. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat mengatasi perdarahan
berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.

Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV.

e. Asam traneksamat
Sebagai anti plasmin, sebagai homeostatik, memperbaiki kerapuhan vaskular
dan meningkatkan aktivitas faktor koagulasi.

Cara pemakaian :
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml 1-2
menit). Kapsul 250-500mg, injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500mg.

f. Karbazokrom Na sulfonat
Menghambat peningkatan permeabilitas kapiler, dan meningkatka resistensi
kapiler.

Cara pemakaian :
Tablet 10mg, forte 30 mg, injeksi 2 ml/10mg dan 5 ml/25mg.

4. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan HB: 7,8


a. Tindakan apa yang diberikan pada pasien ini
b. Pemudi ini mempunyai riwayat hemofilia apa yang dimaksud dengan
hemofilia dan bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan anemia HB :
7,8

Jawaban:
a. Terapi pada pasien hemofilia berupa penggantian faktor koagulasi yang
diberikan secara intravena (intravenous factor replacement therapy).
Terapi ini dapat diberikan saat perdarahan ataupun sebagai profilaksis
untuk mencegah terjadinya perdarahan. Konsentrat faktor VIII dapat
diberikan berupa plas-ma cryoprecipitate dari darah donor atau
rekombinan FVIII. rekombinan FVIII lebih aman karena bebas dari
patogen dan memiliki half-lifeyang lebih panjang.
Profilaksis primer adalah terapi yang diberikan sebelum terjadinya
kerusakan sendi, umumnya pada usia dini (<2 tahun) dan diberikan 2-3
kali seminggu dengan dosis minimal 10-20 IU/kg dan berlang-sung jangka
panjang. Profilaksis sekunder adalah terapi yang diberikan setelah
ditemukannya perdara-han berulang atau gejala kerusakan sendi. Namun
pasien yang menerima terapi konsentrat faktor dapat menyebabkan
produksi inhibitor terhadap faktor tersebut, yang merupakan penghambat
kesuksesan terapi. Selain itu, ketersediaan konsentrat faktor dan biaya
terapi yang sangat tinggi juga menjadi kendala dalam penanganan pasien
hemofilia.
Hemofilia C diterapi menggunakan konsentrat faktor XI, FFP, fibrin
gluedan obat antifibrinolitik. He-mofilia didapat diterapi menggunakan
activated prothrombin complex concentrate(APCC) atau obat
antifibrinolitik untuk perdarahan mukosa.

b. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan
faktor koagulasi dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Sebagian
besar hemofilia merupakan kelainan bawaan resesif pada kromosom X
yang menyebabkan defisiensi faktor koagulasi, yaitu defisiensi faktor VIII
yang menyebabkan hemofilia A (hemofilia klasik) dan defisiensi faktor IX
yang me-nyebabkan hemofilia B (Christmas disease).

5. Selain diperiksa Hb dites rapid di dapatkan HIV (+) / HIV reactiv


a. Apa yang di maksud dengan serologi HIV reactiv
b. Bagaimana Teknik pemeriksaan rapid tes di lakukan di igd
c. Bagaimana mekanisme dan penentuan hasil rapid tes reactive di igd
d. Apa edukasi dan tatalaksana pada pasien tersebut
Jawaban:

a. Hasil tes yang reaktif adalah hasil positif yang mungkin perlu dikonfirmasi ulang dengan
tes tambahan, sebelum diagnosis akhir dapat ditegakkan. Diagnosis Anda positif HIV
atau tidak, tidak akan diresmikan sampai hasil dari tes darah HIV lanjutan keluar dan
diterima dokter.Pada tahap ini, sangat penting untuk mengikuti saran dari dokter untuk
memantau gejala HIV dan mencegah infeksi virus tersebut.
b. Rapid tes akan dilakukan dengan menggunakan sampel darah. Di dalam sampel darah
tersebut,dan akan dicari IgG dan IgM.
 Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari pembuluh darah kapiler di
ujung jari. Pengambilan sampel darah juga bisa dilakukan melalui pembuluh darah
vena yang ada di lengan. 
 Lalu, sampel tersebut diteteskan ke alat rapid test.
 Selanjutnya, cairan pelarut sekaligus reagen akan diteteskan di tempat yang sama.
 Tunggu 10-15 menit.
 Hasil tes akan tampak di alat berupa garis.

Jika hasilnya positif, maka ada kemungkinan bahwa di tubuh orang tersebut memang terdapat
virus Namun, hasil dari rapid test tidak bisa langsung dijadikan acuan untuk menganggap bahwa
orang tersebut positif atau negative

c.

 HIV negative (-): terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.
 HIV positif (+): terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona garis test 1
atau 2 dan satu pada zona garis control.
 Invalid / Test gagal Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test
dinyatakan gagal, ulangi test dengan alat baru.

d. Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human immunodeficiency virus) adalah dengan


memberikan terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk mencegah sistem imun
semakin berkurang yang berisiko mempermudah timbulnya infeksi oportunistik. Hingga
kini, belum terdapat penatalaksanaan yang bersifat kuratif untuk menangani infeksi HIV.
Walau demikian, terdapat penatalaksanaan HIV yang diberikan seumur hidup dan
bertujuan untuk mengurangi aktivitas HIV dalam tubuh  penderita sehingga memberi
kesempatan bagi sistem imun, terutama CD4 untuk dapat diproduksi dalam jumlah yang
normal. Pengobatan kuratif dan vaksinasi HIV masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
6. Dilakukan pemeriksaan ronsen foto didaptkan gambaran infiltrate di apex kanan
a. Kira-kira kuman apa yang menyebabkan terjadinya lesi pada apex kanan dan
mengapa lesi tersebut bisa menimbulkan batuk darah
b. Untuk mengetahui kuman apa yang menimbulkan lesi di apex kanan apa
rencana dan tatalaksana
Jawaban :
a. Kuman yang terdapat pada apex kanan adalah M.Tuberkulosis dan
mengapa bisa menimbulkan batuk darah karena  Paru-paru dan saluran
pernafasan mendapat suplai darah dari dua macam sirkulasi yaitu arteri
pulmonal dan arteri bronkial. Pada batuk darah atau hemoptisis, darah
biasanya berasal dari sirkulasi bronkial. Infeksi TB menyebabkan
peradangan serta pembengkakan lapisan pembuluh darah bronkial maupun
pulmonal yang dapat merusak dan menyebabkan pecahnya pembuluh
darah tersebut. Sehingga saat batuk dapat disertai pengeluaran darah. 
b. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sputum,
ziehl-neelsen, skin test (Mantoux) dan lain-lain.
Penatalaksanaan yaitu di bagi dalam 2 tahap : Tahap intensif (initial),
dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan
mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal),
menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut,
mencegah timbulnya resistensi obat. Tahap lanjutan (continuation phase),
dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau secara intermitten
dengan tujuan menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi),
mencegah kekambuhan pemberian dosis diatur berdasarkan berat badan
yakni kurang dari 33 kg, 33 –50 kg dan lebih dari 50 kg.
Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis
(hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-
lain), berkurangnya kelainan radiologis paru dan konversi sputum menjadi
negatif.

Anda mungkin juga menyukai