Npm : 2008320026
No. Hp : 082331191489
Kasus
Seorang pemudi datang ke UGD dengan keluhan batuk darah, batuk darah dirasakan
sejak 2 hari sebelum datamg ke UGD. dan hari terakhir mengalami batuk darah 1 gelas, Pemudi
tersebut bekerja sebagai SPG dan mempunyai riwayat Hemofilia.
1. Tentukan nilai indeks Brinkman pada pasien dan apa yang dimaksud dengan nilai
indeks Brinkmen
Nilai indeks pasien diatas adalah Perokok Berat
Nilai Indeks Brinkman Adalah menghitung bahaya rokok berdasarkan kalkulasi total
jumlah terisap setiap hari dikalikan tahun
Rumus : Indeks brinkman (IB) = jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari (batang) x
lama merokok (tahun).
Misal :
jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari 1 bungkus rokok (12 batang), kemudian lama
merokok yaitu 2 tahun.
Tatalaksana Hemofilia
Pengobatan utama hemofilia A adalah terapi sulih atau terapi pengganti dengan
pemberian konsentrat F VIII intravena atau transfusi kriopresipitat. pengobatan dengan
metoda kriopresipitat yang relatif lebih murah, masih terkendala beberapa faktor.
Diantaranya, kandungan F VIII dan keamanannya yang perlu ditingkatkan dan metode ini
hanya dapat diberikan pada penderita yang golongan darahnya sama dengan pendonor
5. Selain di periksa Hb, dilakukan tes rapid di dapatkan HIV (+)/ reactive.
a) Apa yang dimaksud dengan serologi HIV reactive : Hasil tes yang reaktif adalah hasil
positif yang mungkin perlu dikonfirmasi ulang dengan tes tambahan, sebelum diagnosis
akhir dapat ditegakkan. Diagnosis Anda positif HIV atau tidak, tidak akan diresmikan
sampai hasil dari tes darah HIV lanjutan keluar dan diterima dokter.
b) Bagaimana pemeriksaan rapid test :
Pemeriksaan rapid test adalah tes yang digunakan untuk melakukan penapisan
(Screening) awal sehingga dapat dilakukan deteksi dini. Beberapa jenis rapid test HIV
yang telah disetujui oleh The US Food and DrugAdministration (FDA) antara lain
OraQuick Rapid HIV-1/2 Antibody test, Recombigen Uni-Gold HIV Test, dan
Clearview HIV ½ Stat-Pak.
c) Mekanisme dan penentuan hasil rapid tes reactive di IGD :
HIV negative (-) : terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.
HIV Positif (+) : terbentuk 2 atau 3 garis berwarna, satu pada zona garis tes 1 atau
2 dan 1 pada zona garis control.
Invalid / Test gagal jika tidak timbul garis warna pada zona control maka tes
dinyatakan gagal, ulangi tes dengan alat baru.
d) Tatalaksana dan edukasi pasien HIV
Npm : 2008320019
1. Seorang pemudi usia 23 tahun datang ke UGD dengan keluhan batuk darah. Batuk darah
dirasakan sejak 2 hari sebelum datang ke UGD dan hari terakhir mengalami batuk darah
2 gelas. Anak muda ini mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus perhari.
Jawab :
a. Tentukan nilai indeks brinkman pada pasien ini dan apa yang di maksud dengan nilai
indeks brinkman?
Klasifikasi
Rumus : Indeks brinkman (IB) = jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari
(batang) x lama merokok (tahun).
Misal :
jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari 1 bungkus rokok (12 batang),
kemudian lama merokok yaitu 2 tahun.
Jadi 12 x 2 = 24, jadi termasuk kedalam indeks brinkman perokok ringan.
b. Pasien mengalami batuk darah tentukan definisi yang disebut dengan bentuk darah
minimal topus dan maksimal?
Jawab :
Hemoptisis
Adalah membatukkan darah dari paru atau ekspektorasi darah akibat perdarahan
pada saluran napas bagian bawah atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas
bagian bawah.
Banyaknya jumlah batuk darah yang dikeluarkan sangat penting diketahui untuk
menentukan klasifikasi hemoptisis nonmasif atau masif. Batuk darah ringan apabila
jumlah darah yang dikeluarkan kurang dari 25 ml/24 jam.Batuk darah sedang apabila
jumlah darah 25-250 ml/24 jam. Batuk darah masif bila: Batuk darah > 600 ml/24
jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti. Batuk darah < 600 ml/24 jam
tetapi > 250 ml/24 jam dan pada pemeriksaan hemoglobin < 10 gr% sedang batuk
darah masih berlangsung. Batuk darah < 600 ml/24 jam tetapi > 250 ml/24 jam dan
pada pemeriksaan hemoglobin >10 gr% dan pada pengamatan selama 48 jam dengan
pengobatan konservatif, batuk darah masih berlangsung.
1. Hemostatik lokal :
a. Hemostatik serap
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jalaserat-serat yang mudah bila diletakkan langsung pada
permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan faktor yang memulai proses pembekuaan
darah.
Contoh obat :
Spongelatin, oksisel (selulosa oksida) spon gelatin, dan oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka dan akhirnya akan diabsorpsi, untuk absorpsi
yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1-6 jam.
b. Astringen :
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.
Contoh obat :
Feri klorida, nitras argenti, asam tanat.
c. Koagulan :
Mekanisme kerja yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh obat :
Russell”s viper venom dapat digunakan untuk alveolus gigi yang berdarah
pada pasien hemofillia. Tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan, untuk
penggunaan lokal sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab dapat
menimbulkan bahaya emboli.
d. Vasokonstriktor
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
Contoh obat :
Epinefrin dan norepinefrin, penggunaannya dengan mengoleskan kapas
yang telah dibasahi dengan larutan 1:1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.
2. Hemostatik sistemik :
a. Faktor anti hemofillik dan cryoprecipitated anti hemofillic factor
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofillia A, yang sifatnya herediter dan pada penderita yang
darahnya mengandung inhibitor faktor VII.
Cara pemakaian :
kadar hemofillik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofillia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kgBB. Untuk perdarahan
ringan 10 unit/kgBB, pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan
kadar anti hemofillik sekurang-kurangnya 50% dari normal, pasca bedah
diperlukan kadar 20-25% dari normal untuk 7-10 hari.
b. Kompleks faktor x
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X, serta sejumlah kecil protein
plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofillia B. Atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan.
Cara pemakaian:
Kebutuhan tergantung keadaan penderita, perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan untuk menentukan dosis.1 unit
kg/BB meningkatkan aktivitas faktor IX sebanyak 1,5%, selama fase
penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar faktor IX 25-30% dari normal.
c. Vitamin K
Meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yang berlangsung
di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat
menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-
faktor pembekuan darah terlebih dahulu.
Cara pemakaian :
Tablet 5 mg Vit. K, 1-3 x sehari untuk ibu menyusui untuk mencegah
perdarahan pada bayinya. 3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia.
d. Asam aminokaproat
Merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan penghambat
plasmin. Plasmin berperan menghancurkan fibrinogen dan faktor pembekuan
darah lain. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat mengatasi perdarahan
berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.
Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV.
e. Asam traneksamat
Sebagai anti plasmin, sebagai homeostatik, memperbaiki kerapuhan vaskular
dan meningkatkan aktivitas faktor koagulasi.
Cara pemakaian :
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml 1-2
menit). Kapsul 250-500mg, injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500mg.
f. Karbazokrom Na sulfonat
Menghambat peningkatan permeabilitas kapiler, dan meningkatka resistensi
kapiler.
Cara pemakaian :
Tablet 10mg, forte 30 mg, injeksi 2 ml/10mg dan 5 ml/25mg.
Jawab :
Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan faktor
koagulasi dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Sebagian besar hemofilia
merupakan kelainan bawaan resesif pada kromosom X yang menyebabkan
defisiensi faktor koagulasi, yaitu defisiensi faktor VIII yang menyebabkan
hemofilia A (hemofilia klasik) dan defisiensi faktor IX yang me-nyebabkan
hemofilia B (Christmas disease).
Penatalaksanaan :
4. Selain diperiksa hb ditest rapid didapatkan HIV (+)/ HIV reaktiv. Apa yang
dimgcjaksud dengan serologi HIV reaktiv, bagaimana Teknik pemeriksaan rapid
test di lakukan di IGD, bagaimana mekanisme dan penentuan hasil rapid test di
IGD, dan apa edukasi dan tatalaksana pada pasien tersebut?
Jawab :
Pemeriksaan rapid test
adalah test imunochromatografi untuk differensial dan deteksi kualitatif dari
semua isotope (IgG,IgM dan IgA) antibodi spesifik untuk HIV-1 termasuk sub
tipe O dan HIV-2.
a. HIV negative (-): terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.
b. HIV positif (+): terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona garis
test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control.
c. Invalid / Test gagal Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test
dinyatakan gagal, ulangi test dengan alat baru.
5. Dilakukan pemeriksaan rontgen foto dari hasil rontgen didapatkan gambaran
infiltrat di apeks kanan, kira-kira kuman apa yang menyebabkan terjadinya lesi
pada apeks kanan dan mengapa lesi tersebut bisa menimbulkan batuk darah, untuk
mengetahui kuman apa yang menimbulkan lesi di apeks kanan apa rencana dan
tatalaksana?
Jawab :
SOAL
Seorang laki-laki usia muda datang ke UGD dengan keluhan batuk darah. Batuk darah di
rasakan sejak 2 hari sebelum datang ke UGD dan hari terakhir mengalami batuk darah 2
gelas anak muda ini mempunyai kebiasaan merokok satu bungkus perhari.
Jawaban:
Rumus : Indeks Brinkman (IB) = Jumlah Rata-Rata rokok yang dihisap sehari
(Batang) x lama merokok (tahun )
Jadi dari hasil yang diatas didapat kan jumlah rata-rata rokok yang dihisap
1 bungkus rokok = 16 batang kemudian lama merokok 2 tahun
IB = 1 bungkus rokok (16 batang ) x 2 tahun
IB = 16X 2 = 11.680
jadi termasuk kedalam IB perokok berat
2. Pasien mengalami batuk darah tentukan definisi yang disebut dengan batuk darah
minimal tofus dan maksimal
Jawaban :
Hemoptisis (batuk darah ) merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit
infeksi. Secara umum,pengertian hemoptisis adalah membantukan darah dari paru
atau Ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas dibawah laring,
atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring .
Banyaknya jumlah batuk darah yang dikeluarkan sangat penting diketahui untuk
menentukan klasifikasi hemoptisis nonmasif atau masif :
> Batuk darah ringan apabila jumlah darah yang dikeluarkan kurang dari 25 ml/24
jam.
>Batuk darah sedang apabila jumlah darah 25-250 ml/24 jam.
> Batuk darah masif bila Batuk darah > 600 ml/24 jam dan dalam pengamatan
batuk darah tidak berhenti.
> Batuk ¿darah < 600 ml/24 jam tetapi > 250 ml/24 jam dan pada pemeriksaan
hemoglobin < 10 gr% sedang batuk darah masih berlangsung.
> Batuk darah < 600 ml/24 jam tetapi > 250 ml/24 jam dan pada pemeriksaan
hemoglobin >10 gr% dan pada pengamatan selama 48 jam dengan pengobatan
konservatif, batuk darah masih berlangsung.
> Pseudohemoptisis adalah batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (di
atas laring) atau dari saluran cerna atas (gastrointestinal) atau hal ini dapat berupa
perdarahan buatan.
Jawaban :
6. Hemostatik lokal :
e. Hemostatik serap
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jalaserat-serat yang mudah bila diletakkan langsung pada
permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan faktor yang memulai proses pembekuaan
darah.
Contoh obat :
Spongelatin, oksisel (selulosa oksida) spon gelatin, dan oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka dan akhirnya akan diabsorpsi, untuk absorpsi
yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1-6 jam.
f. Astringen :
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.
Contoh obat :
Feri klorida, nitras argenti, asam tanat.
g. Koagulan :
Mekanisme kerja yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh obat :
Russell”s viper venom dapat digunakan untuk alveolus gigi yang berdarah
pada pasien hemofillia. Tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan, untuk
penggunaan lokal sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab dapat
menimbulkan bahaya emboli.
h. Vasokonstriktor
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
Contoh obat :
Epinefrin dan norepinefrin, penggunaannya dengan mengoleskan kapas
yang telah dibasahi dengan larutan 1:1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.
7. Hemostatik sistemik :
g. Faktor anti hemofillik dan cryoprecipitated anti hemofillic factor
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofillia A, yang sifatnya herediter dan pada penderita yang
darahnya mengandung inhibitor faktor VII.
Cara pemakaian :
kadar hemofillik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofillia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kgBB. Untuk perdarahan
ringan 10 unit/kgBB, pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan
kadar anti hemofillik sekurang-kurangnya 50% dari normal, pasca bedah
diperlukan kadar 20-25% dari normal untuk 7-10 hari.
h. Kompleks faktor x
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X, serta sejumlah kecil protein
plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofillia B. Atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan.
Cara pemakaian:
Kebutuhan tergantung keadaan penderita, perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan untuk menentukan dosis.1 unit
kg/BB meningkatkan aktivitas faktor IX sebanyak 1,5%, selama fase
penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar faktor IX 25-30% dari normal.
c. Vitamin K
Cara pemakaian :
Tablet 5 mg Vit. K, 1-3 x sehari untuk ibu menyusui untuk mencegah
perdarahan pada bayinya. 3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia.
d. Asam aminokaproat
Merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan penghambat
plasmin. Plasmin berperan menghancurkan fibrinogen dan faktor pembekuan
darah lain. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat mengatasi perdarahan
berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.
Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV.
e. Asam traneksamat
Sebagai anti plasmin, sebagai homeostatik, memperbaiki kerapuhan vaskular
dan meningkatkan aktivitas faktor koagulasi.
Cara pemakaian :
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml 1-2
menit). Kapsul 250-500mg, injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500mg.
f. Karbazokrom Na sulfonat
Menghambat peningkatan permeabilitas kapiler, dan meningkatka resistensi
kapiler.
Cara pemakaian :
Tablet 10mg, forte 30 mg, injeksi 2 ml/10mg dan 5 ml/25mg.
Jawaban:
a. Terapi pada pasien hemofilia berupa penggantian faktor koagulasi yang
diberikan secara intravena (intravenous factor replacement therapy).
Terapi ini dapat diberikan saat perdarahan ataupun sebagai profilaksis
untuk mencegah terjadinya perdarahan. Konsentrat faktor VIII dapat
diberikan berupa plas-ma cryoprecipitate dari darah donor atau
rekombinan FVIII. rekombinan FVIII lebih aman karena bebas dari
patogen dan memiliki half-lifeyang lebih panjang.
Profilaksis primer adalah terapi yang diberikan sebelum terjadinya
kerusakan sendi, umumnya pada usia dini (<2 tahun) dan diberikan 2-3
kali seminggu dengan dosis minimal 10-20 IU/kg dan berlang-sung jangka
panjang. Profilaksis sekunder adalah terapi yang diberikan setelah
ditemukannya perdara-han berulang atau gejala kerusakan sendi. Namun
pasien yang menerima terapi konsentrat faktor dapat menyebabkan
produksi inhibitor terhadap faktor tersebut, yang merupakan penghambat
kesuksesan terapi. Selain itu, ketersediaan konsentrat faktor dan biaya
terapi yang sangat tinggi juga menjadi kendala dalam penanganan pasien
hemofilia.
Hemofilia C diterapi menggunakan konsentrat faktor XI, FFP, fibrin
gluedan obat antifibrinolitik. He-mofilia didapat diterapi menggunakan
activated prothrombin complex concentrate(APCC) atau obat
antifibrinolitik untuk perdarahan mukosa.
b. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan
faktor koagulasi dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Sebagian
besar hemofilia merupakan kelainan bawaan resesif pada kromosom X
yang menyebabkan defisiensi faktor koagulasi, yaitu defisiensi faktor VIII
yang menyebabkan hemofilia A (hemofilia klasik) dan defisiensi faktor IX
yang me-nyebabkan hemofilia B (Christmas disease).
a. Hasil tes yang reaktif adalah hasil positif yang mungkin perlu dikonfirmasi ulang dengan
tes tambahan, sebelum diagnosis akhir dapat ditegakkan. Diagnosis Anda positif HIV
atau tidak, tidak akan diresmikan sampai hasil dari tes darah HIV lanjutan keluar dan
diterima dokter.Pada tahap ini, sangat penting untuk mengikuti saran dari dokter untuk
memantau gejala HIV dan mencegah infeksi virus tersebut.
b. Rapid tes akan dilakukan dengan menggunakan sampel darah. Di dalam sampel darah
tersebut,dan akan dicari IgG dan IgM.
Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari pembuluh darah kapiler di
ujung jari. Pengambilan sampel darah juga bisa dilakukan melalui pembuluh darah
vena yang ada di lengan.
Lalu, sampel tersebut diteteskan ke alat rapid test.
Selanjutnya, cairan pelarut sekaligus reagen akan diteteskan di tempat yang sama.
Tunggu 10-15 menit.
Hasil tes akan tampak di alat berupa garis.
Jika hasilnya positif, maka ada kemungkinan bahwa di tubuh orang tersebut memang terdapat
virus Namun, hasil dari rapid test tidak bisa langsung dijadikan acuan untuk menganggap bahwa
orang tersebut positif atau negative
c.
HIV negative (-): terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.
HIV positif (+): terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona garis test 1
atau 2 dan satu pada zona garis control.
Invalid / Test gagal Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test
dinyatakan gagal, ulangi test dengan alat baru.