Anda di halaman 1dari 5

Idea Nursing Journal Vol. IV No.

1 2013
ISSN : 2087-2879
 

ANESTESIA PADA INSUFISIENSI RENAL

Anesthetic in Renal Insufficiency


Imai Indra
Staf Pengajar Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA Banda Aceh
Anesthetic Department, Faculty of Medicine, Syiah Kuala University
E-mail: imai_indra@yahoo.com

ABSTRAK
Citra tubuh adalah suatu penggabungan dari persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang tentang Gagal ginjal
merupakan gagal organ yang memberikan perubahan pada keseimbangan air, elektrolit, homeostasis asam
basa. Mortalitas pada pasien gagal ginjal masih tinggi 30-40%. Pada tindakan bedah dan anestesi, angka
mortalitas ini meningkat sampai 60%, untuk tindakan bedah yang berat seperti laparotomi eksplorasi
mortalitas dapat mencapai 90%. Seorang dokter anesthesiologist harus waspada terhadap gangguan dan
komplikasi fungsi ginjal yang tidak terdiagnosa dan menjurus ke gagal ginjal akut (GGA) selama atau pasca
anesthesia. Untuk itu perlu dilakukan penataan anestesi yang baik dan benar. Evaluasi pra-anestesia pasien
gagal ginjal akut hampir sama dengan apa yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) dan hanya
berbeda pada beberapa aspek klinis. Dalam waktu singkat sewaktu persiapan bedah akut pasien dengan GGA
kita harus mampu mengantisipasi segala kemungkinan komplikasi yang terjadi perioperatif.

Kata Kunci: Gagal ginjal akut (AGA), Gagal ginjal kronik (GGK), penataan anestesi.

ABSTRACT
Kidney injury was organic injury that changes the balance of water, electrolyte, pH homeostatic. Incident for
kidney injury mortality was still 30-40%. In surgery alike laparotomy exploration, mortality rate increased
90%. Anasthesiologist must aware for challenge and complication of undiagnostic acute kidney injury (AKI)
during or post anesthesia. For that, it was needed doing good and clear anesthesia procedure. Preoperative
care for acute kidney injury patients was hardly being same with preoperative care for chronic kidney injury
and only different in several clinical aspects. Toprepare the surgery procedures for acute kidney injury
patients, we have anticipate all risk probabilities intra operative.

Keywords:  acute kidney injury (AKI), chronic kidney injury, anesthesia procedure.

PENDAHULUAN mencapai 90%. Karena itu bedah elektif


Gagal ginjal akut (GGA) adalah salah tidak dapat dibenarkan dilakukan pada
satu gagal organ ganda yang dapat pasein GGA, tetapi bedah akut untuk
memberikan perubahan dengan cepat menyelamatkan pasien terpaksa dilakukan
keseimbangan air, elektrolit, homeostasis dengan segala konsekuensi. Seorang dokter
asam basa. Pada GGK ftingsi ginjal anestesiologist harus waspada terhadap
menurun cepat dan berkaitan dengan retensi gangguan fungsi ginjal yang tidak
bahan limbah nitrogen hingga terjadi terdiagnosa dan menjurus ke GGA selama
peningkatan serum ureum dan kreatinin. atau pasca anestesia. Kondisi ini mungkin
Pada GGA, manifestasi klinis tercetus dalam terjadi akibat komplikasi dari hipertensi,
beberapa hari atau minggu yang berbeda infark jantung atau gagal jantung kongestif,
dengan gagal ginjal kronik (GGK) yang aneurisma aorta abdominal, gagal hepar,
mnncul setelah beberapa bulan. diabetes vaskulopati, kelainan kongenital
Mortalitas pasien dengan gagal ginjal traktus urinarius atau beberapa penyakit
akut (GGA) dan memerlukan hemodialisis lainnya (Thaib, 1991; Bolsin, 1996).
masih tinggi. Angka kematian pasien GGK
adalah 30-40% walaupun sudah dikelola Definisi, Etiologi dan beberapa aspek
dengan baik. Jika dilakukan tindakan bedah klinis
dan anestesia nilai ini meningkat sampai Untuk lebih mengetahui gangguan
lebih dari 60%; untuk bedah yang berat fungsi ginjal, perlu ditelaah beberapa
seperti laparatomi eksplorasi dapat terrainologi yang terkait; antara lain,

69
 
Idea Nursing Journal Imai Indra

insufisensi ginjal, gagal ginjal, oliguria, 2) Pre renal: Kelainan kelompok ini
anuria, poliuria dan dan nekrosis tubular banyak terjadi pada kasus bedah akut.
akut (NTA). Insufisiensi ginjal adalah Langkah yang ditempuh untuk diagnosis
penurunan fungsi ginjal tetapi belum diikuti sebagai berikut: a) Riwayat penyakit dan
oleh kadar serum biokimia abnormal. Gagal pengobatan : Mencari hal-hal yang dapat
ginjal adalah ganguan fungsi ginjal yang menyebabkan kehilangan cairan misalnya;
disertai oleh hasil pemeriksaan serum dari traktus gastrintestinal, drain, kehilangan
biokimia abnormal. Anuria, adalah produksi incensible, diuretik, prosedur
urin kurang dari 50 ml sehari; oliguria bedah. Apakah mendapat terapi jantung ?
adalah pengeluaran urin antaara 50-400 ml Apakah mendapat terapi antihipertensi?
perhari; pada poliuria, produksi urin lebih Apakah terdapat obstruksi arteri renalis?.
dari 2,5 liter perhari; semua nilai ini berlaku b) Pemeriksaan fisik: Menemukan tanda-
untuk individu dengan luas permukaan tanda kekurangan volume cairan tubuh.
tubuh 1,73 meter persegi. Nekrosis tubular Mendapatkan tanda-tanda gagal jantung atau
akut adalah salah satu jenis GGA renal gagal hati. c) Tes-tes paraklinik: d)
(parenkim); dikenal 2 tipe NTA yaitu NTA Pemeriksaan urin. e) Pemeriksaaan
tipe iskemik dan NTA tipe nefrotoksis. NTA nefrogram. f) Pemeriksaan arteriografi.
biasanya disertai oliguria dengan 3) GGA renal (parenkim): Kelainan
pengeluaran urin 50 -400 ml yang dikenal ini sekunder karena perubahan pada
dengan NTA oligurik. Pada NTA kadang glomerulus, pembuluh darah atau
kadang terjadi ketidakmampuan peradangan.
memekatkan urin pada keadaan dimana a. Penyebab umum
kadar limbah nitrogen terlalu besar karena 1. Iskemia
katabolisme atau nekrosis jaringan ; a. Kelaianan prerenal yang
pengeluaran urin dapat mencapai 400 ml - berkepanjangan
2,5 liter. Inilah yang kita kenal sebagai NTA b. Cedera, trauma
nonoligurik atau NTA pohurik (Thaib, c. Reaksi transfusi
1991). d. Luka bakar
e. Sepsis
Etiologi
f. Pakreatitits
Gagal ginjal Akut.
Banyak faktor yang dapat g. Trombosis atau emboli pembuluh
mencetuskan GGA, biasanya penyebabnya darah ginjal;
tidak tunggal. Etiologi dari GGA 2. Toksin, obstruksi tubuli:
diklasifikasikan kedalam 3 hal, yaitu a. Asam uxat
prerenal, renal dan postrenal (Thaib, 1991). b. Oksalat
1) GGA post renal; Menurut Torrente c. Sulfonamid
(1984) kelompok ini merupakan 2 -5 %
d. Logam berat
dari seluruh GGA. Langkah langkah yang
ditempuh dalam persiapan dan evaluasi e. Mioglobin; hemoglobin
sebagai berikut: a) Riwayat penyakit dan Lain-lain ; Metoksifluran, kontras
pengobatan : Apakah sebelumnya terdapat radiologi
batu, pernah mengalami trauma; pernah b. Nekrosis tubuli akut (NTA)
mendapat radiasi didaerah pelvik. Apakah c. NTA biasanya dicetuskan oleh banyak
terdapat hipertropi prostat. b) Pemeriksaan faktor dan sering disertai fase
fisik: Pemeriksaan rektum dan vagina. nonoliguria. Kadang-kadang suht
Pemeriksaan kandung kencing. Palpasi membedakan dengan GGA pre renal,
ginjal. Pemeriksaan genitalia eksterna. c) tetapi dengan indeks dan serum diagnosis
Tes-tes paraklinik: Pemeriksaan USG dapat ditegakkan lebih tepat (Tabel I).
kandung kencing dan ginjal. Pemeriksaan Tetapi pada bedah akut kita sering tidak
nefrogram. Jika ada indikasi dilakukan sempat melakukan analisis hal ini, karena
pemeriksaan sistoskopo dan pielografi dihadapkan oleh masalah bedah yang
retrograd. harus segera ditanggulangi.

70
 
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013

Rasio osmolalits urin/plasma


merupakan salah satu variabel pengukuran Urinalisis  
yang sangat penting untuk menilai fungsi Observasi makroskopik dan
ginjal. Rasio 1,1 : 1 atau kurang adalah nilai mikroskopik urin dan sedimennya dangan
yang patognomonik untuk NTA. Tetapi nilai menentukan pH urin, berat spesifik,
ini akan bermakna jika pasien belum kandungan protein, gula merupakan
mendapat diurtik 6 -12 jam sebelumnya; pemeriksaan sederhana yang tersedia, tidak
sebab diuretik dapat mempengaruhi mahal dan merupakan tes laboratorium yang
kemampuan reabsorpsi natirum dan informatif.
memekatkan urin. Jika dicurigai adanya  
GGA/NTA, sediaan urin dan darah untuk Appearance
pemeriksaan diambil sebelum terapi Penampakan makroskopik urin
diuretik. mungkin menunjukkan adanya perdarahan,
mfeksi saluran genitourinarius. Pemeriksaan
Gagal ginjal kronik makroskopik sedimen urin dapat
Gagal ginjal kronik (GGK) menunjukkan adanya sel, bakteri, yang
merupakan penyakit yang progresif, dapat membantu mnegakkan diagnosis
penurunan fungsi ginjal yang irreversible pasien dnegan penyakit ginjal.
oleh berbagai penyakit. Diabetes mellitus
merupakan penyebab utama penyakit ginjal Nilai pH
stadium akhir. Manifestasi klinik GGK pH urin merupakan ukuran
berupa ketidakmampuan ginjal kemampuan ginjal mengasamkan urin.
mengekskresi produk nitrogen, pengaturan Ginjal bersama paru memiliki peranan
keseimbangan cairan dan elektrolit dan menjaga keseimbangan asam basa asam
sekrtesi mhormon. Kebanyakan pasien basa yang mampu mengekskresi 60 mEq ion
dengan GGK, tanpa memandang etiologi, hidrogen yang diliasilkan setiap bari dari
adalah penurunan GFR kurang dari 25 metabolisme nonnal. Tiga mekanisme ginjal
ml/min yang ditandai dengan penurunan mencegah asidemia; reabsopsi bikarbonat.
fungsi ginjal yang progresif yang dapat pengasaman sistem bufer sel tubular urin
menjadi stadium akhir gagal ginjal yang dan produksi amonia di sel tubular dan
memerlukan hemodialisis dan atau mengeksresinya sebagai ion amonium.
transplantasi. Ketidakmampuan untuk mengeksresi urin
yang asam pada asidosis sistemik
TINJAUAN KEPUSTAKAAN menunjukkan adanya insufisiensi ginjal.

Evaluasi fungsi ginjal Konsentrasi


Cara untuk mengetahui pasien Berat jenis urin merupakan indeks
memiliki penyakit ginjal adalali dengan kemampuan konsentrasi urin, terutama
melihat riwayat mediknya. Peraerikasaan fungsi tubular renal. Berat jenis 1.030 - 1050
fisik sering tidak tedak terdeteksi, sampai mOsm/Kgl merupakan nilai yang baik untuk
gejala klinis jelas, kecuali jika ada fungsi tubular. Jika nilai osmolalitas sama
hipertensi. Walaupun kebanyakan pasien dengan osmolalitas plasma ( 1.010 -11029
sekarang sudah dilakukan pemeriksaan mOsm/kg) indikasi adanya penyakit ginjal.
kiraia darah secara rutin preopertif,
urinalisis merupakan pemeriksaan screening Protein
yang cukup memadai untuk identifikasi Pasien normal mengeluarkan 150 mg
penyakit ginjal pada pasien yang tidak protein per hari. Bertambah jika melakukan
memiliki riwayat abnormalitas lafihan atau berdiri beberapa jam.
genitourinarius. Jika diperkirakan ada Proteinuria masif ( > 750 mg/hr) selalu
penyakit ginjal, pemeriksaan lebih lanjut abnormal dan biasanya menunjukkan
mungkin diperlukan. Beberapa tes kerusakan glomerulus. Proteiunuria juga
laboratorium untuk mengevaluasi fungsi dapat disebabkan ; 1. kegagalan reabsorpsi
ginjal mungkin diperlukan (Miller, 1994). tabular 2. Peningkatan konsentrasi protein

71
 
Idea Nursing Journal Imai Indra

normal plasma 3. Adanya protein plasma menentukan pilihan obat dan teknik yang
abnormal, yang sering dikeluarkan melalui 'deal untuk pasien GGA. Mazze 1980,
urin. berspekulasi menganjurkan teknik anestesia
neuroleptik karena efek blokade adrenergik
Glukosa alfa hanya sedikit mempengaruhi faal ginjal
Glukosa biasanya difiltrasi bebas oleh (Bolsin, 1996; Miller, 1994; Mathew, 1998).
glomerulus dan selanjutnyua di reabsorpsi di
tubulus proksimal. Glikosuria menunjukkan Penatalaksanaan cairan.
kemampuan tubulus renal mengreabsorpsi Balans cairan yang sangat hati-hati
glukosa tidak normal (Miller, 1994). selama periode peri dan post operatif sangat
diperlukan. Pada pasien dengan resiko tinggi
Hitung darah lengkap penyakit ginjal sangat penting untuk
Anemia biasanya ada pada pasien menjaga status cairan, volume intravaskuler,
dengan penyakit ginjal karena abnormalitas perfusi jaringan yang baik, dan aliran darah
produksi eritrpoetin (erythropoetin- ginjal untuk menjaga aliran urin yang
stimuiating factor). Mekanisme pasti adekuat.
pembentukan eritropoetin belum diketahui. Untuk menjaga pemberian cairan
yang adekuat dan tidak berlebihan perlu
Konsentrasi dan klirens kreatinin dan urea pematauan tekanan vena sentral dan tekanan
Pengukuran konsentrasi kliresns atrial kin. Hal ini untuk mencegah gagal
kreatinin dan urea merupakan informasi jantung dan oedem paru yang akan
yang berbarga untuk menilai fungsi ginjal. memperburuk gagal ginjal. Pasien yang
Kreatinin difiltrasi secara bebas di menjadi GGA pos-operatif memperlihatkan
glomemlus dan tidak diabsorpsi dan atau adanya penurunan konsentrasi plasma
disekresi. Jadi, pengukuran serum kreatinin triiodotironin. Penelitian kecil tidak
menunjukkan fungsi glomerulus. terkontrol pada pasien pediatrik denga GGA
Konsentrasi dan klirens serum kreatinin yang diberikan L-tiroksin memperlihatkan
merupakan indikator yang lebih baik untuk terjadinya diuresis tanpa dialysis (Bolsin,
mengetahui fingsi ginjal dan GFR secara 1996).
umum, karena konsentrasi dan klirens urea
nitrogen dipengaruhi juga oleh perubahan KEPUSTAKAAN
hidrasi, laju aliran urin, dan asupan diet Bolsin, S. N. (1996). Anaesthesia for
protein. Elektrolit serum. patients with renal disease, in
international practice of anaesthesia,
Pilihan anestesia. vol 1, Robert CP et al (ed). Boston:
Dalam menentukan obat yang Butterworth-Heinemann.
dipergunakan untuk mengelola anestesia,
Bready, L. (2000). Preoperative renal
pola pemikiran kita sebaiknya ditujukan
problems, renal insufficiency, in
pada obat tersebut atau hasil
decision making in anesthesiology an
metabolismenya yang tidak nefrotoksis,
algorithme aproach, 3rd Ed.
sedikit atau tidak diekskresi melalui ginjal,
Baltimore: Mosby.
sedikit mempengaruhi homeostasis
kardiovaskular. Dikemukan juga obat dan Mathew, D. D. (1998). Management of
teknik yang dipergunakan tidak sepenting acute and chronic renal failure in
bagaimana kita melakukan penatalaksanaan perioperative Care, Stone, David (1st
teknik tersebut serta memantau pasien Ed.). Baltimore: Mosby.
selama anestesia dan pembedahan. Banyak
variasi pengaruh anestesia terhadap fungsi Miller, R. D. (1994). Anesthesia and the
ginjal. tetapi pengaruh gagal organ gagal Renal and Genitourinary System in
organ ganda terhadap ginjal sering sulit
dipahami. Karena itu kita sering sulit

72
 
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013

Anesthesia, 4th Ed. New York


Churchil Livingstone. Thaib, M. R. (1991). Penatalaksanaan
anestesia bedah akut pada pasien
Stoelting, K., & Dierdorf, S. (2002). Renal dengan Gagal Ginjal Akut, dim
disease in Anesthesia and Co-Existing anestesia pada pasien dengan
disease, 4th Ed. Philadelphia: resiko tinggi. FKUI: Bagian
Churchill livingstone. Anestesiologi Terapi intensif FKUI

73
 

Anda mungkin juga menyukai