Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN

ANALISIS KETENTUAN AKUNTANSI PERPAJAKAN DAN KEBIJAKAN


AKUNTANSI DALAM PSAK 16 (BEBAN PENYUSUTAN ASET TETAP) PADA PT.
ACE HARDWARE TBK

DISUSUN OLEH :

ROSADA FEBYTADURI
NPM. 2301180898

Politeknik Keuangan Negara STAN


Program Studi Diploma III Pajak
2020
I. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang tercatat di bursa efek diwajibkan untuk membuat suatu
laporan keuangan. Laporan keuangan ini berguna untuk memberi informasi kondisi
keuangan perusahaan selama periode tertentu. Di dalamnya terdapat berbagai informasi
mengenai aset, kewajiban, pendapatan, serta perubahan ekuitas serta arus kas. Laporan
keuangan yang baik harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yakni
dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. Tentunya dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan akuntansi harus didasarkan pada aturan
yang tepat. Aturan tersebut harus sesuai standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia yang disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kaidah
penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang sesuai aturan tentunya akan
melahirkan keputusan yang tepat pada periode selanjutnya.

Kewajiban perusahaan tak hanya terlepas dari pembuatan laporan keuangan saja,
melainkan ada kewajiban lain yaitu salah satunya terkait aspek perpajakan. Sayangnya,
penyusunan akuntansi sesuai standar PSAK dan akuntansi dalam perpajakan memiliki
beberapa perbedaan. Oleh karena itu apabila dalam aspek perpajakan perlu adanya
rekonsiliasi atas laporan keuangan komersial yang telah disusun berdasarkan standar
PSAK. Salah satu contoh perbedaannya pada aset tetap. Hal yang berkaitan dengan asset
tetap adalah beban penyusutan. Hal ini akan berpengaruh pada perhitungan laba dan rugi
perusahaan, ditambah akan menjadi pengurang dan penambah pajak nantinya.   Antara
PSAK dan kebijakan perpajakan memiliki perbedaan dalam menghitung beban
penyusutan. PSAK yang mengatur hal ini adalah PSAK 16. PSAK ini mengatur cara
perusahaan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap agar pengguna laporan
keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap dan
perubahan dalam investasi tersebut.

PT. Ace Hardware Tbk adalah sebuah perusahaan ritel yang bergerak dalam
bidang perlengkapan rumah dan produk gaya hidup di Indonesia. ACE Hardware
Indonesia adalah pemegang waralaba (franchise) merek ACE Hardware (ditunjuk oleh
ACE Hardware Corporation yang berbasis di AS). PT ini juga sudah menerapkan standar
akuntansi PSAK 16 dengan metode cost model.  Karena perusahaan yang dibahas
menggunakan cost model, maka dalam makalah ini penulis hanya akan membahas PSAK
dalam metode cost model.

II. Rumusan Masalah


1. Apa saja perbedaan kebijakan akuntansi PSAK 16 dan kebijakan akuntansi
perpajakan terkait beban penyusutan aset tetap?
2. Bagaimana perbandingan kebijakan akuntansi PSAK 16 dan kebijakan akuntansi
perpajakan terkait metode penyusutan aset tetap?
3. Bagaimana perbandingan perhitungan beban penyusutan dalam kebijakan akuntansi
dan kebijakan akuntansi perpajakan?
4. Bagaimana analisis dampak penerapan PSAK 16 terhadap perpajakan PT Ace
Hardware Tbk?

III. Pembahasan
A. Perbedaan Kebijakan Akuntansi PSAK 16 dan Kebijakan Akuntansi Perpajakan
Terkait Beban Penyusutan Aset Tetap
Aset tetap mempunyai nilai yang semakin berkurang dari suatu periode ke periode
berikutnya. Dengan demikian, nilai aset tetap akan menjadi turun apabila sudah
dipakai atau digunakan dalam periode tertentu yang selanjutnya disebut dengan
penyusutan aset tetap. Menurut PSAK 16, penyusutan adalah alokasi sistematis
jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur
manfaatnya (useful life). Pengeluaran untuk menjaga dan mendapatkan manfaat dari
aset itu dalam akuntansi harus dicatat sebagai beban. Penyusutan dimulai pada saat
aset tersebut siap digunakan, yakni pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen. Faktor-faktor yang memengaruhi beban penyusutan secara akuntansi
adalah harga perolehan, nilai residu, dan umur manfaat aset tetap. Ada dua metode
dalam penyusunan akuntansi berdasarkan PSAK 16 yaitu cost model dan revaluation
model. PT Ace Hardware Tbk menggunakan cost model, aset tetap dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Akan
tetapi dikecualikan dari hal tersebut adalah aset tanah.
Dalam perpajakan, aset tetap dibagi menjadi aset bangunan dan bukan bangunan.
Secara konsep, penyusutan adalah alokasi biaya perolehan suatu aktiva tetap (kecuali
tanah) selama masa manfaat tertentu sesuai dengan kelompok harta. Penyusutan aset
tetap diatur dalam UU PPh Pasal 11. Menurut UU PPh, penyusutan dimulai pada
bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut.
Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan
penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai
menghasilkan. Sehingga akan menimbulkan kondisi dimana menurut UU PPh sudah
boleh disusutkan namun menurut PSAK belum boleh disusutkan dikarenakan aset
belum siap digunakan.

B. Perbandingan Kebijakan Akuntansi PSAK 16 dan Kebijakan Akuntansi Perpajakan


Terkait Metode Penyusutan Aset Tetap
Kebijakan akuntansi mengenai penyusutan aset tetap berbeda metodenya dengan
kebijakan akuntansi perpajakan. Dalam kebijakan akuntansi secara komersial (PSAK
16), berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah
yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode
tersebut antara lain :
1. Metode garis lurus (straight line method), menghasilkan pembebanan yang
tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah
2. Metode saldo menurun (diminishing balance method), menghasilkan
pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset
3. Metode jumlah unit (sum of the unit method), menghasilkan pembebanan
berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset.
Dalam UU PPh, metode penyusutan hanya ada dua, yaitu garis lurus (straight
line method) dan saldo menurun (double declining balanced method). Khusus
untuk aktiva bangunan, wajib pajak hanya boleh menggunakan metode garis
lurus. Dalam metode garis lurus, penyusutan dilakukan dalam bagian-bagian yang
sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.
Sedangkan dalam metode saldo menurun, penyusutan dilakukan dalam bagian-
bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat
nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.
Pada laporan keuangan PT Ace Hardware Tbk, aset tetap Penyusutan aset
tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud
penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset. Pada akhir periode pelaporan,
perusahaan telah melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat, nilai residu,
metode penyusutan, dan sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi teknis.
C. Perbandingan Perhitungan Beban Penyusutan Dalam Kebijakan Akuntansi dan
Kebijakan Akuntansi Perpajakan
Setelah memahami perbedaan mendasar pada pembahasan sebelumnya,
selain metode penyusutan hal yang paling memengaruhi perhitungan beban
penyusutan diantaranya masa manfaat ekonomi, nilai residu, dan waktu
dimulainya aset tetap. Pada pelaporan keuangan PT Ace Hardware Tbk aset yang
dimiliki perusahaan diantaranya terdapat bangunan, prasarana dan renovasi
bangunan, peralatan took dan kantor, dan kendaraan. Sesuai PSAK 16, aset tetap
dihitung dengan metode garis lurus tersebut memiliki masa manfaat ekonomis dan
tarif penyusutan sebagai berikut :
Aset Tetap Masa Manfaat Tarif
Ekonomis Penyusutan

Bangunan 20 5%

Prasarana dan Renovasi 3-5 20%-33,3%


Bangunan

Peralatan Toko dan 4-8 12,5%-25%


Kantor

Kendaraan 4-8 12,5%-25%

Tabel 1.1 Masa Manfaat ekonomis dan tarif penyusutan PT Ace Hardware Sesuai
Laporan Keuangan
Ditinjau dari aspek perpajakan, menurut UU PPh pasal 11 ayat (6) untuk
menghitung masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud (aset tetap)
ditetapkan sebagai berikut :

Aset Tetap Menurut Perpajakan Tarif


Penyusutan
Kelompok Umur
Manfaat
Bangunan Bangunan 20 Tahun 5%
permanen
Prasarana dan Renovasi Bangunan 20 Tahun 5%
Bangunan Permanen
Peralatan Toko dan Kelompok 4 Tahun / 12,5% atau
Kantor 1/ 8 Tahun 25%
Kelompok
2
Kendaraan Kelompok 8 Tahun 12,5%
2
Tabel 1.1 Masa Manfaat ekonomis dan tarif penyusutan Sesuai PMK No.
96/PMK.03/2009

Sesuai PMK No. 96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis harta berwujud yang


termasuk kelompok dapat disusutkan, bangunan meruaka aset tetap yang
seharusnya disusutkan dengan umur manfaat selama 20 tahun. Prasarana dan
renovasi bangunan bisa masuk kedalam kelompok bangunanpermanen. Peralatan
kantor dan toko bisa termasuk kelompok 1 atau kelompok 2 tergantung
peralatannya seperti apa. Kendaraan termasuk kelompok 2 dengan masa
penyusutan 8 tahun apabila berupa truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar
muat, truk pron, truk ngangkang, dan lainnya. Adanya beberapa perbedaan masa
manfaat pada akuntansi dan perpajakan akan menimbulkan perbedaan perhitungan
pada laba pajak perusahaan. Semakin besar masa manfaat maka beban
penyusutannya semakin kecil. Oleh sebab itu perlu dilakukan rekonsiliasi positif
atau negatif. Rekonsiliasi positif artinya akan menambah laba pajak perusahaan,
terjadi apabila beban penyusutan menurut perpajakan lebih kecil dibandingkan
menurut akuntansi. Rekonsiliasi negatif artinya akan mengurangi laba pajak
perusahaan, terjadi apabila beban penyusutan menurut perpajakan lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
D. Analisis Dampak Penerapan PSAK 16 Terhadap Perpajakan PT Ace Hardware Tbk
Adanya beberapa perbedaan antara perhitungan sesuai akuntansi dan
sesuai perpajakan menimbulkan perubahan perhitungan juga pada laporan
keuangan PT Ace Hardware Tbk. Perbedaan waktu dimulainya penyusutan aset,
untuk akuntansi penyusutan dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan, yakni
pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Sedangkan menurut
UU PPh, penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk
harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut. Dari perbedaan tersebut menimbulkan
koreksi negatif sebesar Rp22.942.488.282,00, mengurangi penghasilan kena pajak
perusahaan.

IV. Kesimpulan dan Saran


Perusahaan yang sudah tercatat di bursa efek pasti harus memiliki laporan
keuangan yang andal. Di dalam laporan keuangan tersebut terdapat berbagai informasi
mengenai aset, kewajiban, pendapatan, serta perubahan ekuitas serta arus kas. Namun
perbedaan penyajian laporan keuangan sesuai akuntansi dan sesuai ketentuan perpajakan
berbeda. Hal tersebutlah yang memengaruhi laporan keuangan PT. Ace Hardware Tbk
terkait beban penyusutan aset tetap (PSAK 16). Faktor mendasar yang memengaruhi
perhitungan beban penyusutan antara akuntansi dan perpajakan adalah masa manfaat,
nilai residu, waktu mulai penyusutan, Dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, maka
harus dilaksanakan rekonsiliasi fiskal untuk menyetarakan pelaporan keuangan komersial
sesuai dengan ketentuan perpajakan. Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan PT. Ace
Hardware terjadi rekonsiliasi fiskal negatif sebesar Rp22.942.488.282,00, mengurangi
penghasilan kena pajak perusahaan. Saran dari penulis untuk PT. Ace Hardware,
perusahaan harus memperhatikan metode serta umur manfaat yang digunakan dalam
akuntansi perpajakan.
V. Referensi

2020. “ Laporan Keuangan Tahunan : IDX”


https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Inf
o_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Lap
oran%20Keuangan%20Tahun%202019/Audit/ACES/PT%20Ace%20Hardware
%20Indonesia%20Tbk%202019_GA.pdf

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/96~PMK.03~2009PerLamp.pdf

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 tentang


Aset Tetap.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Pemerintah Indonesia. 2008. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan.”

Anda mungkin juga menyukai