Anda di halaman 1dari 11

PERAN SERTA KADER DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN

KEGIATAN POSYANDU

Oleh :
DHARMA M. ARITONANG, SKM
NIP.197304042010011008
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan
secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan
kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang
bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan.
Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat
desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh
pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat
tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya
dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar
pembangunan nasional.
Hal ini merupakan suatu upaya besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya
oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat
angka pembangunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam
mengelola dan memanfaatkan posyandu karen a posyandu adalah milik masyarakat,
dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu
pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan
kader tentang posyandu. Pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh
terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu,
sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari
oleh pengetahuan.
Selain pengetahuan kader posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri maupun dari pihak luar seperti dukungan
yang positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat
setempat, maupun dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai
(mengirimkan kader ke pelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan,
mengikuti seminar-seminar kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima
kader dalam memberikan pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya
seorang kader posyandu. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kader mampu dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan aktif datang disetiap kegiatan posyandu.

B. Rumusan Masalah
Pembahasan mengenai Peran kader kesehatan dalam posyandu balita dan
lansia.
C. Tujuan
Untuk mengetahui peran kader kesehatan dalam posyandu bayi dan lansia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. POSYANDU BALITA


A. Pengertian
Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilakukan oleh, dari dan
untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khusunya.

B. Tujuan
1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Meningkatan pelayanan kesehatan ibu.
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.

C. Kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan di posyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan posyandu
antara lain :
1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta bayi, anak
balita dan anak pra sekolah.
b. Memberikan nasihat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori serta bila ada pemberian makanan tambahan
vitamin dan mineral.
c. Pemberian naehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.

2. Keluarga Berencana
a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian
khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.
b. Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya.

3. Imunisai
Imunisasi tetatus toksoid 2 kali ada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, Polio 3x, dan
campak 1x pada bayi.
4. Peningkatan Gizi
a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup
kepada anak-anak dibahwah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
c. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.

5. Penanggulangan Diare

C. Sasaran Posyandu
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Ibu nifas
6. Wanita usia subur

2.2. POSYANDU LANSIA


A. Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia/kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk
oleh masyarakat berdasrkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya oada
penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia
60 tahun keatas.

B. Tujuan
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan keehatan disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut.
C. Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
a. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
b. Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c. Masyarakat luas.

2.3. Mekanisme Pelayanan Posyandu


A. Pelayanan Posyandu Balita
Pelayanan kesehatan posyandu balita terdapat sistem 5 meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran dan penyuluhan
Meja II: - Penimbangan bayi dan balita. 
- Pelayanan ibu menyusui, ibu hamil, PUS.
Meja III : Pengisian KMS. 
Meja IV: - Penyuluhan perorangan pada ibu hamil, menyusui, PUS. 
- Pelayanan oralit, vitamin A dosis tinggi. 
- Pemberian tablet besi. 
Meja V: - Pelayanan KIA (pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi). 
- Pelayanan KB. 
- Pelayanan pengobatan.

B. Pelayanan Posyandu Lansia


Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan keehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota
penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja
seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3
meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan
atau tinggi badan
2. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa
tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan
rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.
2.4. KADER KESEHATAN
A. Pengertian
Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa adalah
tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan
masyarakat.
Kader kesehatan adalah adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader
disebut juga sebagai penggerak atau promoter kesehatan. (Yulifah, R. dan
Yuswanto, TJA. 2005).
Kader adalah istilah umum yang dipergunakan untuk tenaga-tenaga yang
berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama masyarakat
dan untuk masyarakat secara sukarela (Zulkifli, 2003).
Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin
pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008).

B.  Tugas Kader Posyandu


a.     Persiapan hari buka posyandu.
 Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat
pengukur LILA, alat peraga dll.
 Mengundang dan menggerakkan masyarakatuntuk datang ke posyandu
 Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan
kepada kantor desa.
 Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas
diantara kader posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan
kegiatan

b.  Melaksanakan pelayanan 5 meja.


 Meja 1: Pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan PUS.
 Meja 2: Penimbangan balita dan mencatat hasil penimbangan
 Meja 3: Mengisi buku KIA / KMS
 Meja 4: - Menjelaskan data KIA / KMS berdasarkan hasil timbang
- Menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku
KIA. Jika ditemukan keterlambatan, kader mengajarkan ibu
untuk memberikan rangsangan dirumah
- Memberikan penyuluhan sesuai dengn kondisi pada saat itu
- Memberikan rujukan ke Puskesmas, apabila diperlukan
 Meja 5: Bukan merupakan tugas kader, melainkan pelayanan sector yang
dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, antara lain :
- Pelayanan imunisasi
- Pelayanan KB
- Pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui
- Pemberian Fe / pil tambah darah, vitamin A (kader dapat membantu
pemberiannya), kapsul yodium dan obat-obatan lainnya
- Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5
dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan,
perawat, juru imunisasi dan sebagainya.

c.      Tugas kader setelah hari buka posyandu.


 Memindahkan catatan dalam KMS ke dalam buku register atau buku bantu
kader.
 Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan dari posyandu
yang akan dating
 Melaksanakan penyuluhan kelompok (kelompok dasa wisma).
 Melakukan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) bagi sasaran
posyandu yng bermasalah antara lain :
- Tidak berkunjung ke posyandu karena sakit.
- Berat badan balita tetap Selama 2 bulan berturut turut.
- Tidak melaksanakan KB padahal sangat perlu.
- Anggota keluarga sering terkena penyakit menular.

C. Peran Kader Posyandu


Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta
pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan
mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing
dalam jalinan kerjasama dari sebuah tim kesehatan.
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya
kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang
diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Menurut Depkes RI
(2000) ada dua peran kader yaitu:
a.     Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah:
- Melaksanakan pendaftaran (pada meja I).
- Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II)
- Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III)
- Memberikan penyuluhan (pada meja IV)
- Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas (pada meja V)
b.     Peran kader di luar posyandu adalah:
- Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare.
- Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.
- Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan
yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah,
pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana
air bersih,menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian pertolongan
pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat.

Kader posyandu seyogyanya membantu pemerintah daerah setempat dan


masyarakat setempat untuk mengambil inisiatif dan harus memperlihatkan
adanya kemauan untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya
membangun masyarakat. Seyogyanya para kader kesehatan posyandu itu selalu
mempertimbangkan tentang apa yang dapat diselesaikan di wilayah tersebut
dengan menggunakan sumber daya lokal milik masyarakat setempat, dan tentu
saja dalam batas biaya yang masih dapat dicapai oleh masyarakat setempat
pula.

2.5. Kendala Pelaksanaan Posyandu


Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu
antara lain :
1. Pengetahuan yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam
kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,masyarakat
akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.
Dengan pengalaman ini, pengetahuan akan meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu.
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh. Jarak posyandu yang dekat
akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami
kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan
fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan
dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa
aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam
mendorong minat atau ketersediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu
lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau
sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang
diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghenaki adanya
suatu respon.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat,
dilaksanakan oleh masyarakat daan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah
mendapat pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan
kesehatan dasar. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu
dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader
posyandu baik untuk posyandu balita maupun posyandu lansia.

B. Saran
Sebaiknya pelayanan ini harus digerakkan dengan sebaik-baiknya agar
mendapat hasil semaksimal mungkin dan dapat meningkatkan kesehatan di
desa setempat. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan kami juga
berharap semoga angka kesakitan dan kematian di Indonesia dapat menurun
dan diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai