Anda di halaman 1dari 64

BAHAN AJAR

BERCOCOK TANAM HIDROPONIK


PADA ANAK TUNARUNGU

SAFARUDDIN, M.Pd.

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Bahan Ajar ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Bahan Ajar ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga
laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Bahan Ajar ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Bahan Ajar ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifa tmembangun untuk
kesempurnaan Bahan Ajar ini.

Padang, Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…..........................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

A. Sejarah Hidroponik……................................................................................1

B. Hidroponik.....................................................................................................2

C. Jenis Tanaman Sayur yang Biasa Ditanam dengan Menggunakan Sistem


Hidroponik………………………………………..…………… 4
D. Keuntungan Hidroponik…………………………………………………….10
E. Media Tanam………….………………………………………. ..................11

F. Kriteria Media Tanam Hidropnik…………………….………. ..................13

G. Cara Bercocok Tanam………………………………….…..… ..................14

H. Kebutuhan Unsur Hara Pada Tanaman……………….……… ..................16

I. Pentingnya Nutrisi Dalam Sistem Hidroponik………………. ..................17

J. Nutrisi……………………………………….……………….. ..................19

K. EC dan PH Larutan………….…………………….…………. ..................20

L. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………..…………… ..................22

DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................62

3
1. Sejarah Hidroponik

Menurut literatur, bertanam secara hidroponik telah dimulai ribuan tahun yang

lalu. Diceritakan ada tanaman gantung di Babilon dan tanaman terapung di vina

yang bisa disebut sebagai contoh hidroponik. Lebih lanjut diceritakan pula di

Mesir, India dan Cina, manusia purba sudah kerap menggunakan larutan pupuk

organic untuk memupuk semangka, mentimun dan sayuran lainnya dalam

bedengan pasir ditepi sungai. Cara bertanam seperti ini kemudian disebut riverbed

cultivation.

Ketika ahli patologis tanaman menggunakan nutrient khusus untuk media

tanam muncullah istilah nutria culture. Setelah itu bermunculanlah istilah water

culture, solution culture dan gravel bed culture untuk menyebut hasil percobaan

mereka menanam sesuatu tanmpa menggunakan tanah sebagai medianya. Terakhir

pada tahun 1936 istilah hidroponik lahir. Istilah ini diberikan untuk hasil dari DR.

WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California, USA, berupa

tanaman tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak berisi

mineral hasil uji cobanya. Sejak itu, hidroponik yang berarti hydros adalah air dan

ponics untuk menyebut pengerjaan atau bercocok tanam, dinomatkan untuk

menyebut segala aktivitas bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai

tempat tumbuhnya.

Penemuan Gericke ini menjadi sensasi pada saat itu. Foto dan riwayat

kerjanya menjadi headline surat kabar, bahkan ia sempat dinobatkan menjadi

orang berjasa abad 20. Sejak itu, hidroponik tidak hanya batas skala laboratorium,

tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu

rumah tangga. Jepang yang kalah dari sekutu dan tanahnya tandus akibat bom

atom, pada tahun 1950 secara gencar menerapkan hidroponik kemudian Negara

4
lain seperti Irak, Bahrain dan Negara-negara penghasil minyak yang tanahnya

berupa gurun pasir dan tandus pun ikut menepkan hidroponik (Pinus, 2006)

2. Hidroponik

Hydroponic terdiri dari dua kata yaitu Hydro dan Phonos/Phonic. Hydro

berarti air, sedangkan Phonos/Phonic berarti kerja. Dengan demikian pada teknik

hidroponik yang bekerja di dalam mengendalikan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman adalah air (air yang mengandung nutrisi khusus).

Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah,

sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan

menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem

bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit.

Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang tidak memerlukan

lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis pertanian hidroponik

hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di pekarangan

rumah,atap rumah maupun lahan lainnya (Tiya Apriyani, 2018).

Hidroponik merupakan salah satu sistem budidaya yang populer dikalangan

masyarakat khususnya di daerah perkotaan, karena sistem budidaya ini tidak

menggunakan tanah sebagai media tanamnya dan hanya menambahkan nutrisi

hara untuk pertumbuhannya. Selain itu tidak memerlukan lahan yang luas,

sehingga dapat dilakukan diperkarangan atau diteras rumah. Tanaman yang

dibudidayakan dengan sistem hidroponik antara lain buah dan sayuran (tanaman

anual).

Hidroponik adalah sistem budidaya yang mengandalkan air atau bercocok

tanam tanpa tanah. Pada dasarnya bertanam secara hidroponik memiliki banyak

5
keunggulan dibandingkan dengan bertanam dengan media lainnya, selain dapat

dilakukan di lahan yang terbatas dan ramah lingkungan terdapat banyak

keunggulan lain (Wulansari, 2015).

Tabel 2.2 Perbandingan sistem penanaman secara hidroponik dan konvensional

Penanaman secara hidroponik Penanaman secara konvensional

1. Lingkungan kerja bersih dan 1. Lingkungan kerja tidak bersih

dalam keadaan steril dan tidak dalam keadaan steril

2. Pemberian nutrisi digunakan 2. Penggunaan nutrisi oleh

secara efisien oleh tanaman tanaman kurang efisien

3. Pemberian nutrisi sesuai dengan 3. Nutrisi yang diberikan dapat

kebutuhan tanaman sehingga tidak bereaksi dengan zat yang

ada zat lain yang mungkin dapat mungkin terdapat di dalam tanah

bereaksi dengan nutrisi (karena tanah tidak steril)


4. Tanaman bebas dari gulma 4. Tanah sering ditumbuhi gulma
5. Tanaman lebih jarang terserang 5. Tanaman lebih sering terserang

hama dan penyakit hama dan penyakit


6. Pertumbuhan tanamanlebih 6. Pertumbuhan tanaman kurang

terkontrol Terkontrol
7. Tanaman sayuran dapat 7. Kuantitas dan kualitas produksi

berproduksi dengan kuantitas dan tanaman kurang begitu tinggi

kualitas yang tinggi


8. Pertanian hidroponik 8. Pertanian konvensional

mempunyai ciri: mempunyai ciri:

a. Bisa ditanam pada lahan sempit a. Lahan yang dipakai lebih luas

b. Kesuburan dapat diatur, dan b. Mengandalkan unsur tanah, dan

6
c. Memiliki nilai jual yang tinggi c. Nilai jualnya tidak begitu tinggi

Sumber: (Tiya Apriyani, 2018)

3. Jenis Tanaman Sayur yang Biasa Ditanam dengan Menggunakan Sistem

Hidroponik

Hidroponik merupakan budidaya tanaman yang memanfaatkan air sebagai

larutan nutrisinya dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau

soilless. Tanaman yang telah dibudidayakan dengan sistem ini antara lain buah

dan sayuran (tanaman semusim) seperti strawbery, kangkung, kangkung, pakchoy,

selada, tomat, sawi, dll.

a. Tanaman Sawi

Menurut (Muchib Mushafi, 2016), klasifikasi dari tanaman sawi adalah

sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales (Brassicales)

Famili : Crucifera (Brasscaceae)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Petani di Indonesia mengenal tiga macam sawi yang biasa

dibudidayakan yaitu sawi putih, sawi hijau dan sawi huma. Tanaman sawi

memiliki ciri-ciri morfologi sistem perakaran tanaman memiliki akar

tunggang dan bercabang-cabang, akar yang bentuknya bulat panjang

menyebar kesemua arah pada kedalaman 30-50 cm. batang sawi pendek

dan beruas-ruas berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun.

7
Sawi dapat ditanam di dataran rendah. Sawi termasuk tanaman sayuran

yang tahan terhadap hujan. Sehingga sawi dapat ditanam sepanjang tahun

asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk

penyiraman.

Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-

tropis) saat ini sawi juga berkembang pesat di daerah tropis. Kondisi iklim

yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang

mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C serta

penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari (Suhardjono dan Koentjoro

2008). Daerah penanaman yang cocok adalah mulai ketinggian 5 m –

1.200 m dpl (di atas permukaan laut). Tetapi tanaman ini lebih banyak

dibudidayakan di daerah berketinggian 100 – 500 m dpl. Tanaman ini

cocok ditanam pada akhir musim penghujan (Muchib Mushafi, 2016).

Pertumbuhan tanaman sawi saat ini dipengaruhi oleh jenis pupuk cair

kimia untuk mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan cepat. Tetapi

efeknya pada kesehatan sehingga diperlukan pupuk yang sesuai. Salah satu

alternatif tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik.

Sawi sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

cukup lengkap sehingga apabila dikonsumsi sangat baik untuk

mempertahankan kesehatan tubuh. Menurut data yang tertera dalam daftar

komposisi makanan yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan (Pradyto Moerhasrianto, 2011), komposisi zat-zat makanan

yang terkandung dalam sawi ini dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Kandungan Gizi Tanaman Sawi

Zat Gizi Kandungan Gizi (mg/100g)


Protein 23

8
Lemak 3
Karbohidrat 40
Vit A 1940
Vit B 0.09
Vit C 102
Ca 220
P 38
Fe 2.9
Sumber: (Pradyto Moerhasrianto, 2011)

b. Tanaman Kangkung

Kangkung merupakan tanaman dari famili Convolvulaceae. Tanaman

ini berumur lebih dari setahun, menetap, menjalar atau membelit.

Mengandung banyak vitamin A, C serta mineral terutama zat besi. Ada 2

jenis kangkung yang enak dimakan yaitu kangkung darat, mempunyai

daun-daun yang panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau keputihan

dan bunganya berwarna putih. Kangkung air yang mempunyai daun

panjang dengan ujung yang agak tumpul berwarna hijau kelam dan

bunganya berwarna putih keunguan. Sayuran daun ini juga memiliki

kandungan zat besi yang lumayan disamping rasanya yang enak (Pradyto

Moerhasrianto, 2011).

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari

satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan

cabangcabang akar yang menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah

sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada

radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang

kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air

(herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki

percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan

merayap (Pradyto Moerhasrianto, 2011).

9
Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh

yang sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila

kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung

baik ditanam di air pertumbuhannya akan mengalami hambatan.

Kangkung baik ditanam di dataran rendah. Di dataran tinggi tumbuhnya

lambat dan hasilnya kurang. Di dataran rendah, kangkung biasanya

ditanam di kolam atau rawa-rawa atau pada timbunan sampah dan juga di

tegalan.

Tanaman kangkung banyak dikonsumsi oleh masyarakat dikarenakan

selain mudah didapat kangkung juga memiliki kandungan gizi yang dapat

membantu menjaga kesehatan tubuh. Selain mengandung vitamin A, B1,

dan C, kangkung juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten,

dan sitosterol. Secara farmakologis, kangkung berperan sebagai antiracun

(antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan

perdarahan (hemostatik), dan sedatif (obat tidur). Kangkung juga banyak

memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti dalam data yang diterbitkan

oleh Direktorat Gizi DepKes RI (Tabel 3.2) dalam (Pradyto

Moerhasrianto, 2011):

Tabel 3. 2 Kandungan Gizi tiap 100 g Tanaman Kangkung Segar

Zat Gizi Kandungan Gizi


Kalori 29.00 kal
Protein 3.00 g
Lemak 0.30 g
Karbohidrat 5.50 g
Vit A 6300.00 S.I
Vit B 0,07 mg
Vit C 32.00 mg
Ca 73.00 mg
P 50.00 mg
Fe 2.50 mg
Air 89.70 g

10
Sumber: (Pradyto Moerhasrianto, 2011)

c. Tanaman Pakchoy

Klasifikasi tanaman pakcoy

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L.

Tanaman Pakcoy merupakan tumbuhan dari marga Brassica yang

memiliki sistem perakaran berbentuk akar tunggang (radix primaria)

dengan cabang-cabang akar yang berbentuk bulat panjang (silindris)

menyebar. Akarakar ini berfungsi sebagai media untuk menyerap unsur

hara dalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman pada media

tanam. Pada bagian batang tersusun ruas-ruas pendek dan tebal yang

berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Daun Pakcoy

berfungsi sebagai media untuk menangkap dan menyerap sinar matahari

yang diperlukan untuk pelaksanaan fotosintesa. Pakcoy mengalami fase

pertumbuhan vegetatif dan generatif dalam melengkapi siklus hidupnya.

Pertumbuhan vegetatif pakcoy meliputi perkembangan: (1) akar, (2) daun,

dan (3) batang, hingga (4) Pakcoy siap dipanen pada umur kurang lebih 30

hari setelah tanam. Untuk pertumbuhan generatif pakcoy dimulai dari awal

terbentuknya primodia bunga hingga terbentuknya biji siap panen. Rata-

11
rata pakcoy pada umumnya berumur antara 30-35 hari sampai siap dipanen

(Azwar Saputra, 2017).

Pakcoy merupakan tanaman sayuran asal iklim sub-tropis, yang

memiliki kemampuan beradaptasi tinggi pada iklim tropis. Tanaman

pakcoy dapat tumbuh dengan baik di tempat yang berhawa dingin maupun

panas sehingga dapat dibudidayakan di dataran tinggi maupun rendah.

Pada umumnya pakcoy ditanam di kawasan dataran rendah (5-200 mdpl)

namun tidak jarang ditemukan di kawasan dataran tinggi hingga 500 mdpl.

Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan sehingga dapat ditanam

sepanjang tahun. Pada musim kemarau penyiraman secara teratur perlu

dilakukan untuk menjamin pertumbuan dan hasil pakcoy yang optimal

(Azwar Saputra, 2017).

Pakcoy termasuk jenis sawi yang banyak dibudidayakan oleh petani

saat ini. Sayuran pakcoy memiliki kandungan vitamin dan mineral yang

dibutuhkan oleh manusia. Kandungan gizi dalam 100 g pakcoy adalah

protein 2,39 mg; lemak 0,39 mg; karbohidrat 4,09 mg; kalsium 220 mg;

fosfor 38 mg; besi 2,9 mg dan vitamin C 102 mg.

Tabel 3.3 Kandungan gizi setiap 100 g pakcoy

No Komposisi Jumlah
1 Kalori 22.00 K
2 Protein 2.30 g
3 Lemak 0.30 g
4 Karbohidrat 4.00 g
5 Serat 1.20 g
6 Kalsium (Ca) 220.50 mg
7 Fosfor (P) 38.40 mg
8 Besi (Fe) 2.90 mg
9 Vitamin A 969.00 SI
10 Vitamin B1 0,09 mg
11 Vitamin B2 0,10 mg
12 Vitamin B3 0,70 mg
13 Vitamin C 102,00 mg

12
Sumber: Direktorat Gizi, DepKes RI, 1979 (Hernowo, 2010)

4. Keuntungan Hidroponik

Bertanam secara hidroponik dapat berkembang dengan cepat karena cara ini

mempunyai banyak kelebihan. Kelebihan yang utama adalah keberhasilan

tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Selain itu, kelebihan

lainnya sebagai berikut:

a. Perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol

b. Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien)

c. Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru

d. Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat

dan memiliki standardisasi

e. Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor

dan rusak.

f. Hasil produksi lebih kontinu dan lebih tinggi dibandingkan dengan

penanaman di tanah

g. Harga jual produksi hidroponik lebih tinggi dari produk non hidroponik.

h. Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan diluar musim

i. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan atau ketergantungan pada

kondisi alam.

j. Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas,

misalnya atap, dapur atau garasi (Pinus, 2006)

Dapat disimpulkan bahwa bercocok tanam tanpa tanah memberikan

keuntungan yang lebih besar, terutama bagi penduduk perkotaan yang memiliki

lahan sempit atau gersang. Cara ini memberikan nilai plus dalam menciptakan

13
penghijauan di tempat-tempat yang tidak memungkinkan lagi ditanam pohon

dengan media tanah.

5. Media Tanam

Dalam bercocok tanam hidroponik membutuhkan media tanam. Media tanam

dalam bercocok tanam hidroponik juga bermacam-macam, disesuaikan dengan

jenis tanaman dan instalasi hidroponik yang digunakan. Menurut (Moesa, 2016)

ada beberapa jenis media tanam yang biasa digunakan, diantaranya sebagai

berikut:

a. Rockwool

Rockwool merupaka jenis media tanam yang paling banyak digunakan

karena media tanam rockwool dapat digunakan sebagai media tanam dari

proses penyemaian benih tanaman sampai pembesaran tanpa harus

pemindahan ke media tanam yang berbeda sehingga dapat meminimalisir

kerusakan bibit. Rockwool biasanya banyak digunakan untuk

membudidayakan sayuran yang memiliki jangka panen yang tidak terlalu

lama.

b. Sekam bakar

Sekam bakar merupakan media tanam yang dapat digunakan untuk

membudidayakan sayuran buah tidak hanya sayuran daun saja. Media

tanam sekam bakar tidak membebani akar tanaman karena ringan sehingga

tanaman dapat tumbuh secara bebas dan leluasa.

c. Cocopeat

Cocopeat salah satu jenis media tanam yang dibuat dari sabut kelapa

yang dihancurkan sampai sabut kelapa tersebut menjadi halus. Media

tanam ini juga banyak digunakan untuk menanam aneka jenis tanaman

14
karena memiliki daya serap air yang tinggi, ringan, bisa disterilkan

sehingga tanaman bebas dari bibit penyakit.

d. Kompos

Kompos merukapan salah satu media tanam yang jarang digunakan

dalam budidaya tanaman. Bisanya kompos yang digunakan adalah kompos

yang berasal dari pupuk kandang dan hasil pembusukan dedaunan.

Menurut teori di atas, disimpulkan bahwa media tanam yang digunakan dalam

pembudidayaan tanaman hidroponik disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan

ditanam karena jenis media tanam yang digunakan sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik.

6. Kriteria Pemilihan Media Tanam

Sebelum melakukan proses penanaman terlebih dahulu kita harus mengetahui

kriteria media tanam yang sesuai. Menurut (Alviani, 2015) media tanam yang

bagus harus memiliki kriteria sebagai media yang tidak mempengaruhi kandungan

nutrisi, tidak menyumbat sistem pengairan serta mempunyai pori-pori yang baik.

Selain itu bercocok tanam hidroponik juga perlu memperhatikan empat elemen

penting sebagai faktor penentu keberhasilan yaitu konsentrasi unsur hara terlarut,

jumlah oksigen terlarut, cahaya matahari dan tingkat keasaman larutan (PH).

Dalam penggunaan media tanam harus memperhatikan beberapa aspek supaya

tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik diantaranya ketersediaan air,

oksigen dan zat hara selain itu media tanam yang digunakan tidak boleh

mengandung zat yang beracun yang dapat membahayakan tanaman (Moesa,

2016:19).

15
Kriteria pemilihan media tanam harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang

akan ditanam supaya tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik serta

harus memperhatikan elemen penting sebagai faktor penentu keberhasilan

tanaman serta menghindari penggunaan media tanam yang mengandung zat

beracun sehingga dapat membahayakan tanaman.

7. Cara bercocok Tanam Hidroponik

Banyak cara atau teknik yang dapat dilakukan untuk bercocok tanam

hidroponik mulai dari yang sederhana hingga yang terbilang caggih. Menurut

(Moesa, 2016) sistem hidroponik yang saat ini umum diterapkan baik oleh hobiis

maupun pebisnis sayuran hidroponik, sebagai berikut:

a. Wick System (Sistem Sumbu)

Wick system termasuk kedalam sistem hidroponik yang terbilang

paling sederhana karena sifatnya yang statis (tanpa adanya aliran air dan

nutrisi). Sistem ini banyak digemari dan dipakai oleh pemula karena

kemudahan dalam instalasinya. Prinsip utama dari sistem sumbu adalah

adanya aliran nutrisi dari wadah penampung nutrisi ke akar tanaman

menggunakan prinsip kapilaritas sehingga akar tanaman dapat menyerap

nutrisi.

Hidroponik wick system juga dapat menggunakan barang-barang bekas

yang ada dirumah seperti, gelas mineral bekas minuman yang dipotong

menjadi dua, selain botol plastic bekas wadah penampung nutrisi juga

dapat menggunakan boks Styrofoam, ember baskom, ataupun wadah

plastik berbentuk kotak.

16
Kelemahan sistem ini yaitu harus ada perlakuan mengaduk larutan

nutrisi untuk memunculkan oksigen terlarut dalam menjaga agar nutrisi

tidak mengendap di dasar tanah.

b. Water Culture System (Sistem Rakit Apung)

Sistem rakit apung ini memiliki prinsip akar tanaman yang terapung

didalam larutan nutrisi sehingga setiap saat dapat menyerap nutrisi. Sistem

ini juga memiliki kesamaan instalsi seperti pada sistem sumbu, yaitu bisa

dibuat sederhana dan statis tanpa aliran nutrisi.

Perbedaannya yaitu pada sistem sumbu akar tidak menyentuh langsung

larutan nutrisi, sedangkan akar pada sistem rakit apung bersentuhan

langsung dengan nutrisi. Sistem ini juga dapat dibuat menggunakan

barang-barang yang sederhana dan memanfaatkan barang-barang bekas

serta biaya pembuatan murah dan mudah dalam pembuatan instalasi.

c. Sistem NFT

Sistem NFT biasanya menggunakan instalasi berupa pipa paralon

sebagai wadah aliran nutrisi dan netpot atau gelas plastik bekas air mineral

sebagai wadah media tanam dan bibit. Bentuk instalasi siste NFT bisa

horizontal ataupun bertingkat. Nutrisi dialirkan secara terus-menerus

menggunakan pompa air selama 24 jam.

Keunggulan dari sistem NFT yaitu larutan nutrisi terus menerus

membawa oksigen terlarut yang cukup untuk akar tanaman. Degan

demikian, larutan nutrisi selalu tercampur merata didalam air sehingga

akar bisa menyerap nutrisi secara maksimal. Sedangkan kelemahan sistem

ini terletak pada pompa air yang harus menyala terus menerus selama 24

17
jam agar larutan nutrisi terus mengalir dari pipa dan akar tetap

memperoleh nutrisi.

d. Sistem DFT

Merupakan penyesuaian dari sistem NFT. Sistem ini memiliki bentuk

instalasi yang sama dengan sistem NFT, yaitu dapat dibuat secara

horizontal atau bertingkat. Perbedaan sistem DFT dengan sistem NFT

terletak pada pengaturan saluran output nya.

Kelebihan sistem ini adalah bisa mengheat penggunaan pompa air

karena mesin dapat dimatikan secara berkala selama beberapa kalidalam

sehari menggunakan timer, sedangkan tanaman tetap bisa mendapatkan

nutrisi dan oksigen terlarut secara maksimal.

e. Sistem Tetes (Drip)

Prinsip utama sistem tetes yaitu dengan memberikan nutrisi pada

tanaman dengan cara meneteskan nutrisi secara berkala ke media tanam

sehingga dapat diserap oleh akar tanaman .nutrisi yang dikeluarkan dalam

bentuk tetesan menggunakan dripper yang dipasang dibagian ujung slang

kecil yang menuju media tanam. hidroponik sistem ini bisa dibuat baik

secara horizontal maupun vertikal.

Kelebihan sistem ini yaitu nutrisi yang diberikan lebih efisien dan

sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sedangkan kelemahannya yaitu ada

pada susunan instalasinya yang lebih kompleks dibandingkan dengan jenis

instalasi yang telah dijabarkan sebelumnya, sehingga tidak banyak pemula

yang mengaplikasikannya.

8. Kebutuhan Unsur Hara pada Tanaman

18
Kebutuhan unsur hara pada tanaman sangat berkaitan dengan jenis atau

macam unsur hara. Hal ini sejalan dengan adanya perbedaan karakter dari

masingmasing tanaman menyangkut kebutuhannya akan unsur hara tertentu serta

perbedaan karakter dan fungsi dari unsur hara tersebut. Kebutuhan tanaman akan

unsur hara yang berbeda sesuai dengan fase-fase pertumbuhan tanaman tersebut,

semisal pada saat awal pertumbuhan tanaman/fase vegetatif akan membutuhkan

unsur hara yang berbeda dengan saat tumbuhan mencapai fase generatif.

Kebutuhan unsur hara pada tanaman selain berkaitan dengan macam unsur hara,

juga sangat berkaitan dengan jumlah unsur hara yang dibutuhkan. Jumlah unsur

hara yang dibutuhkan oleh tanaman berbeda sesuai dengan jenis tanaman dan

jenis unsur haranya, semisal pada jenis tanaman sayuran akan membutuhkan

unsur hara yang berbeda dengan jenis tanaman palawija. Selain itu jumlah unsur

hara yang dibutuhkan tanaman juga dapat dilihat dari umur tanaman. Konsumsi

hara oleh tanaman berbeda bergantung pada umur fisiologis tanaman tersebut.

Menurut (Pradyto Moerhasrianto, 2011) tanaman untuk dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik membutuhkan unsur hara yang selalu tersedia selama

siklus hidupnya mulai dari penanaman hingga panen. Ketersediaan hara dalam

tanah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor pemberian konsentrasi pupuk yang

tepat akan mempengaruhi hasil suatu tanaman. Upaya-upaya untuk menjaga

ketersediaan hara dalam tanah selain pemberian konsentrasi pupuk, dapat juga

melalui frekuensi pemberian pupuk, cara pemberian dan bentuk pupuk digunakan

secara tepat.

9. Pentingnya Nutrisi dalam Sistem Hidroponik

Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional

adalah terletak pada penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya konvensional

19
penyediaan nutrisi tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah

menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Pada budidaya

hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat

dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang

bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Beberapa nutrisi

atau pupuk yang digunakan dalam sistem hidroponik pada umumnya meliputi

Growmore, hyponex, vitabloom, vitagrow, gandapan, gandasil, baypolan dan lain-

lain (Pradyto Moerhasrianto, 2011).

Untuk tanaman sayuran hidroponik nutrisi atau pupuk yang umum digunakan

adalah yang mengandung unsur nitrogen tinggi atau dominan, hal ini dikarenakan

tanaman sayuran yang diutamakan adalah pertumbuhan vegetatifnya. Adapun

nutrisi hidroponik yang digunakan pada penelitian ini adalah Growmore.

Growmore adalah pupuk daun lengkap dalam bentuk kristal berwarna biru, sangat

mudah larut dalam air. Dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu melalui

penyemprotan daun maupun disiram ke dalam tanah. Mengandung hara lengkap

dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Semua produk

Growmore dianjurkan dipakai pada tanaman:

1. Tanaman hias, bunga potong, anggrek.

2. Semangka, melon, jeruk, apel, mangga, durian, kopi, coklat, lada

3. Padi, palawija (jagung, kedele, kacang-kacangan).

4. Sayuran (tomat, kentang, kubis, bawang, cabe, broccoli).

5. Lapangan golf dan tanaman hidroponik (Pradyto Moerhasrianto, 2011).

Adapun kandungan unsur hara yang terdapat pada Growmore didominasi oleh

unsur nitrogen dan beberapa kandungan unsur hara mikro lain (Tabel 9).

Tabel 9. Kandungan unsur hara nutrisi hidroponik Growmore

20
Jenis Unsur Hara Kandungan (%)
Nitogen (N) 32
Phospor (P) 10
Kalium (K) 10
Kalsium (Ca) 0.05
Magnesium (Mg) 0.10
Balerang/ Sulfur (S) 0.20
Boron (B) 0.02
Tembaga (Cu) 0.05
Besi (Fe) 0.10
sMangan (Mn) 0.05
Molybdenum (Mo) 0.0005
Seng (Zn) 0.05
Sumber: (Pradyto Moerhasrianto, 2011)

10. Nutrisi

Larutan nutrisi merupakan salah satu aspek penting dalam melakukan

budidaya hidroponik. Larutan nutrisi erat kaitannya dengan kebutuhan unsur hara

yang dibutuhkan tanaman serta penyediaan media tanam yang menjadi tempat

media tanam. media tanam tersebut bekaitan dengan tempat penyimpanan unsur

hara yang yang diperlukan tanaman. Hasil yang maksimal akan diperoleh dengan

pengolahan larutan nutrisi yang terfokus pada metode aplikasi yang sesuai dengan

umur, kondisi lingkungan serta kebutuhan tanaman. Kebutuhan nutrisi harus

dalam jumlah yang tepat dan tersedia sehingga dapat diserap secara optimal oleh

tanaman. Pemberian larutan nutrisi bagi tanaman dapat secara langsung maupun

melalui permukaan media tanam. Larutan nutrisi yang diberikan harus mencakup

unsur hara makro dan mikro. Kebutuhan unsur hara makro dibutuhkan untuk

mendukung pertumbuhan struktur vegetative dan produksi, sedangkan unsur hara

mikro dibutuhkan sebagai unsur pelengkap esensial untuk menujang kadar gula,

rasa, warna, serta ketahanan tanaman terhadap infeksi penyakit (Kamalia, 2013).

Nutrisi yang digunakan dalam budidaya dengan sistem hidroponik adalah

nutrisi AB mix. Nutrisi AB Mix mengandung 16 unsur hara esensial yang

diperlukan tanaman, dari 16 unsur tersebut 6 diantaranya diperlukan dalam jumlah

21
banyak (makro) yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah

sedikit (mikro) yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co. Nutrisi AB mix

adalah nutrisi yang digunakan dibagi menjadi dua stok yaitu stok A dan stok B.

Stok A berisi senyawa yang mengan di Ca, sedangkan Stok B berisi senyawa yang

mengandung sulfat dan fosfat. Pembagian tersebut dimaksudkan agar dalam

kondisi pekat tidak terjadi endapan, karena Ca jika bertemu dengan sulfat atau

fosfat dalam keadaan pekat menjadi kalsium sulfat atau kalsium fosfat dan

membentuk endapan (Novi Sesanti & Sismanto, 2016)

Nitrisi dalam hidroponik dapat langsung diberikan dengan cara

mencampurkannya dalam air. Menurut (Suryani,2015) Cara pengaplikasian

nutrisinya sebagai berikut:

a. Siapkan larutan nutrisi hidroponik yang sudah siap pakai

b. Campurkan 5 ml larutan A dan 5 ml larutan B dalam 1 liter air kemudian

diaduk sampai rata.

c. Jika kita membuat 10 liter larutan, maka campurkan 50 ml larutan A dan 50

ml larutan B. Demikian seterusnya setiap liter yang diperlukan dikalikan lima.

11. EC dan pH Larutan

Nilai EC (Electrical Conductivity) merupakan angka penting dalam

hidroponik untuk memacu produktivitas tanaman. Kepekatan EC dapat dikontrol

dengan menggunakan alat yang disebut EC meter. EC meter ini penting

peranannya, karena kualitas larutan nutrisi sangat menentukan keberhasilan

produksi, sedangkan kuantitas larutan nutrisi atau pupuk tergantung pada

konsentrasi (Tiya Apriyani, 2018). Konsentrasi larutan hara berpengaruh terhadap

semua variabel pertumbuhan vegetatif, hasil, dan kandungan klorofil, kecuali pada

bobot basah akar dan bobot kering akar. Pertumbuhan tanaman akan terhambat

22
bila EC melebihi batas jenuh dan dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman.

Setiap jenis dan umur tanaman membutuhkan larutan dengan EC yang berbeda-

beda. Berikut ini merupakan kebutuhan EC tanaman dari tanaman kecil, medium,

besar, dan fase generatif.

1) Tanaman kecil : 1 mS/cm

2) Tanaman Medium : 1,5 mS/cm

3) Tanaman Besar : 2 mS/cm

4) Tanaman Fase Generatif : 2,5-3,5 mS/cm

Kualitas larutan nutrisi dapat dikontrol berdasarkan nilai Electrical

Conductivity (EC) dan pH larutan. Makin tinggi konsentrasi larutan berarti makin

pekat kandungan garam dalam larutan tersebut, sehingga kemampuan larutan

menghantarkan arus listrik makin tinggi yang ditunjukkan dengan nilai EC yang

tinggi pula. Kepekatan larutan nutrisi dipengaruhi oleh kandungan garam total

serta akumulasi ion-ion yang ada dalam larutan nutrisi. Konduktivitas listrik

dalam larutan mempengaruhi metabolisme tanaman, yaitu dalam hal kecepatan

fotosintesis, aktivitas enzim dan potensi penyerapan ion-ion oleh akar. Kepekatan

larutan nutrisi juga akan menentukan lama penggunaan larutan nutrisi dalam

sistem hidroponik.

Selain EC, pH juga menentukan dalam budidaya hidroponik. Umumnya

derajat keasaman (pH) suatu larutan pupuk untuk budidaya hidroponik berada

pada kisaran 5,5-6,5 atau bersifat asam. Pada kisaran tersebut daya larut unsur-

unsur hara makro dan mikro sangat baik. Bila nilai pH kurang dari 5,5 atau lebih

dari 6,5 maka daya larut unsur hara tidak sempurna lagi. Nilai EC dan pH untuk

beberapa jenis tanaman tercantum pada Tabel 11.

23
Tabel 11. Nilai EC dan pH untuk beberapa jenis tanaman

Tanaman EC (mS/cm) pH

Brokoli 3,0-3,5 6,0-6,8


Kubis 2,5-3,0 6,5-7,0
Cabai 1,8-2,2 6,0-6,5
Kubis Bunga 1,5-2,0 6,5-7,0
Seledri 2,5-3,0 6,0-6,5
Terung Jepang 2,5-3,5 5,8-6,2
Bawang Daun 2,0-3,0 6,5-7,0
Lettuce 2,0-3,0 6,0-6,5
Lettuce Head 0,9-1,6 6,0-6,5
Bawang Merah 2,0-3,0 6,0-7,0
Pakcoy 1,5-2,0 6,5-7,0
Kangkung 1,4-1,8 6,0-7,0
Jagung Manis 1,6-2,5 6,0-6,5
Tomat 2,0-5,0 5,5-6,5
Kacang-kacangan 2,0-4,0 5,5-6,2
Sumber: (Tiya Apriyani, 2018)

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai

satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam

silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi

dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali

pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru

sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun

persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang

produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan silabus mempunyai perbedaan,

meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus memuat hal-hal yang

perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di

dalam suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan

24
sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan

dilakukan.

a. Tanaman Pakchoy

Pakchoy merupakan jenis sayuran yang berasal dari China dan salah

satu jenis sayuran dan sangat penting dan banyak dibudidayakan secara

hidroponik di Indonesia. Pakchoy mengandung nutrisi seperti vitamin,

serat dan mineral yang tinggi. Sayuran ini termasuk kedalam suku sawi-

sawian yang memiliki bentuk lebih pendek dan batang daun yang melebar.

Karena bentuknya mirip dengan sendok pakchoy sering juga disebut sawi

sendok. Pakchoy memiliki daun yang bertangkai, bentuknya oval,

warnanya hijau tua dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tubuh sedikit

tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat dan melekat

pada batang yang tertekan. Adapun tangkai daun pakchoy berwarna putih

atau hijau muda, gemuk dan berdaging serta tanaman pakchoy mencapai

tinggi 15-30 cm. keragaman morfologis dan kematangan cukup besar pada

berbagai jenis dalam kelompok ini (Aisyah et al., 2011:5).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

25
Satuan Pendidikan :

Kelas/Jur/Semester : SMPLB

Tema : 2 Tumbuhan Sahabatku

Sub Tema : 4 Tanaman Sayuran organik

Pembelajaran : 4 Hidroponik

Alokasi Waktu : 2 × 35 Menit

Hari / Tanggal :

Tahun Ajaran : 2019/ 2020

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Memiliki dan menunjukkan prilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,

cermat, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri) dalam

berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.

KI.3 Memahami pengetahuan secara faktual yang berkaitan dengan hidup bersih dan

sehat serta mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan

kegiatannya, serta benda- benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan di

tempat bermain.

KI.4 Menyajikan pengetahuan secara faktual, terampil serta cekatan dalam

mengkomunikasikan tentang teknologi komunikasi yang berkaitan dengan

kehidupan manusia menggunakan bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis

untuk sebuah karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat

26
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

B. Kompetensi Dasar

Bercocok tanam sayuran organik

C. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Menyebutkan alat bercocok tanam pakchoy hidroponik

2. Menyebutkan bahan bercocok tanam pakchoy hidroponik

3. Menyiapkan alat bercocok tanam pakchoy hidroponik

4. Menyiapkan bahan bercocok tanam pakchoy hidroponik

5. Menunjukkan langkah penanaman pakchoy hidroponik

6. Melakukan langkah-langkah penanaman pakchoy hidroponik

7. Menyebutkan cara perawatan tanaman pakchoy hidroponik

a. Memasukkan air kedalam botol semprot

b. Memasukkan nutrisi AB MIX kedalam botol masing-masing satu tutup botol

c. Menyemprotkan nutrisi AB MIX ketanaman pakchoy hidroponik

8. Menunjukkan cara pemanenan pakchoy hidroponik

a. Tanaman pakchoy telah berumur 30-35 hari

b. Memisahkan pakchoy denga net pot

9. Melakukan cara pemanenan pakchoy hidroponik

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendemonstrasikan media tanam, anak dapat menyebutkan alat bercocok

tanam pakchoy hidroponik dengan benar

2. Dengan mengamati media tanam anak dapat meyebutkan bahan bercocok tanam

pakchoy hidroponik dengan teliti

27
3. Dengan penugasan, anak dapat menyiapkan alat bercocok tanam pakchoy

hidroponik dengan baik

4. Dengan penugasan, anak dapat menyiapkan bahan bercocok tanam pakchoy

hidroponik dengan baik

5. Dengan berdiskusi, anak dapat menunjukkan langkah-langkah pemanenan

pakchoy hidroponik dengan percaya diri

6. Dengan penugasan, anak dapat melakukan langkah-langkah pemanenan pakchoy

hidroponik dengan cermat

7. Dengan mengamati penjelasan peneliti, anak dapat menyebutkan cara perawatan

tanaman pakchoy hidroponik dengan menuntut:

a. Memasukkan air kedalam botol semprot

b. Memasukkan nutrisi AB MIX kedalam botol masing-masing satu tutup botol

c. Menyemprotkan nutrisi AB MIX ketanaman pakchoy hidroponik

8. Dengan Tanya jawab, anak dapat menunjukkan cara pemanenan pakchoy

hidroponik dengan percaya diri

a. Anak dapat menentukan tanaman pakchoy telah berumur 30-35 hari

b. Anak dapat memisahkan pakchoy dengannetpot

c. Anak bisa mencuci pakchoy dengan bersih

9. Dengan penugasan, anak dapat melakukan cara pemanenan pakchoy hidroponik

dengan percaya diri

E. Materi Pembelajaran

28
Hidroponik merupakan budidaya bercocok tanam tanpa menggunakan media

tanam tanah akan tetapi dengan menggunakan media tanam air dan lebih pada

pemenuhan nutrisi tanaman. Meskipun dalam bercocok tanam ini menggunakan

media tanam air, akan tetapi sistem bercocok tanam hidroponik lebih cenderung

sedikit dalam menggunakan air dibandingkan budidaya tanaman secara konvensional,

sehinga budidaya hidroponik lebih efisien.

Melakukan bercocok tanam pakchoy hidroponik

1. Alat dan bahan untuk bercocok tanam pakchoy hidroponik

Alat-alat:

a. Gergaji Besi

b. Tusuk Gigi

Bahan-bahan:

a. Bibit pakchoy

29
b. Air

c. Rockwool

2. Langkah-langkah bercocok tanam pakchoy hidroponik

a. Memotong rockwool untuk dengan ukuran 1-2 cm dengan menggunakan

gergaji besi.

b. Rockwool yang sudah dipotong, dipotong lagi menjadi beberapa bagian kecil

tapi jangan sampai terputus karena nantinya akan sulit jika terpisah-pisah.

30
c. Beri lubang ditengah setiap satu kotak, selanjutnya basahi tusuk gigi untuk

mengambil 5-8 biji pakchoy dan letakkan biji pakchoy pada masing-masing

lubang.

d. Kemudian letakkan benih yang sudah dimasukkan kedalam rockwool ke atas

baki air dan tambahkan air tapi jangan sampai banjir, cukup membasahi

sampai lembab saja.

e. Setelah semuanya selesai, letakkan bibit yang relah disemai ketempat yang

tidak terkena matahi secara langsung dan lihat perkembangannya hingga 7

hari.

f. Ambil benih yang telah kita letakkan pada rockwool dan letakkan pada netpot.

31
g. Selanjutnya letakkan pada sistem instalasi yang telah disiapkan

F. Model dan Pendekatan Pembelajaran

Model : Pembelajaran langsung

Pendekatan : Scientifik ( mengamati, menanya, mengumpulkan, informasi/

ekspermen, mengasosiasi/ menalar, dan mengkomunikasikan)

G. Media, Alat dan Sumber Pelajaran

1. Lembar langkah-langkah cara bercocok tanam pakchoy hidroponik

2. Alat dan bahan (netpot, benih pakchoy, rockwool, air, kotak buahdan nutrisi)

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


Pendahuluan 1. Anak menjawab salam guru.

2. Anak bersama guru mengkondisikan kelas

3. Anak membaca doa sebelum belajar

32
4. Melakukan absensi

5. Apersepsi, anak menjawab pertanyaan guru

tentang pelajaran sebelumnya.

6. Anak mendengarkan guru menyampaikan

materi yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Anak menyebutkan alat bercocok tanam

pakchoy hidroponik:

a. Kotak buah

b. Alat pelubang

c. Gergaji kecil

d. Netpot

2. Anak menyebutkan bahan bercocok tanam

pakchoy hidroponik:

a. Air

b. Benih pakchoy

c. Nutrisi AB MIX

d. Rockwool

3. Anak menyiapkan alat bercocok tanam

pakchoy hidroponik:

a. Kotak buah

b. Alat pelubang

c. Gergaji kecil

d. Netpot

4. Anak menyiapkan bahan bercocok tanam

pakchoy hidroponik:

33
a. Air

b. Benih pakchoy

c. Nutrisi AB MIX

d. Rockwool

5. Anak melakukan pelubangan pada

permukaan kotak buah

6. Anak mengukur rockwool dengan ukuran

2×2×3 cm serta potong menyerupai balok

dengan menggunakan gergaji

7. Kemudian, anak memberi lubang kecil

disetiap potongan dengan kedalaman sekitar

0,5-1 cm untuk meletakkan benih tanaman

yang akan disemai dengan menggunakan

lidi.

8. Setelah itu, anak memasukkan hanya satu

buah benih saja kedalam lubang rockwool

jangan sampai lebih akan mengganggu

penyerapan nutrisi.

9. Anak memasukkan air pada kotak

buahhingga mencapai setengah sehingga

mampu menjangkau dasar rockwool

10. Anak memastikan benih tetap basah dan

menjaganya dari kekeringan.

11. Setelah bibit tumbuh dan memiliki 3-4 helai

daun, kemudian anak memindahkan

34
kedalam net pot

12. Kemudian netpot yang berisi bibit

dimasukkan pada kotak buah yang sudah

diberi lubang pada permukaannya

13. Anak mengisi air kedalam kotak buah

14. Anak memberi nutrisi AB MIX masing-

masing sebanyak 35 ml dengan

menggunakan suntik

15. Anak menyemprotkan nutrisi ke tanaman

16. Anak menentukan pakchoy yang telah

berumur 30-35 hari

17. Anak memisahkan pakchoy dengan net pot

18. Peneliti bertanya kepada anak hal-hal yang

belum diketahui
Kegiatan 1. Anak bersama guru melakukan refleksi

Penutup terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

2. Anak bersama guru menyimpulkan materi

pelajaran yang sudah dipelajari.

3. Anak mendengarkan guru menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

4. Anak bersama guru menutup pembelajaran

dengan memotivasi anak untuk belajar lebih

giat lagi dirumah.

5. Anak dengan bimbingan guru menutup

35
pelajaran dengan berdoa bersama.

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaan sikap

b. Penilaian pengetahuan (tes tulis dan tes lisan)

c. Penilaian keterampilan (unjuk kerja dan observasi)

2. Bentuk Instrument Penilaian

a. Pengamatan sikap

No Nama KEGIATAN Skor


Berani Percaya Diri Disiplin
anak SB B C K SB B C K SB B C K

(4) (3) (2) (1) (4) (3) (2) (1) (4) (3) (2) (1)
1
2
3
4
5
Keterangan:

Beri tanda( √ ) pada nilai sikap yang sesuai pencapaian perilaku anak

4= Sangat Baik

3= Baik

2= Cukup

1= Kurang

Nilai Skor ( NS ) = Nilai Peroleh× 100%

Nilai Ideal

b. Penilaian Observasi/ pengamatan

No Kriteria Terlihat Belum

36
Terlihat
1 Anak mampu mengikuti instruksi guru √
2 Anak terlihat aktif dalam proses belajar √

mengajar
3 Anak mengikuti peraturan dalam proses √

belajar mengajar
4 Anak mampu menyiapkan alat dan bahan √
5 Anak mampu melakukan penanaman √
6 Anak mampu melakukan perawatan √
7 Anak mampu melakukan pemanenan √

c. Penilaian Kerja

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan
1 Kemampuan Mampu Mampu Mampu Mampu

melakukan melakukan melakukan melakukan melakukan

bercocok bercocok bercocok bercocok bercocok

tanam pakchoy tanam pakchoy tanam pakchoy tanam tanam

hidroponik hidroponik hidroponik pakchoy pakchoy

sepenuhnya 75% pekerjaan hidroponik hidroponik

60% pekerjan 50%

pekerjaan
2 Kerjasama Semua anak Setengah anak Seperempat Seluruh anak

dalam kelas aktif dalam kelas anak dalam terlihat pasif

yang aktif kelas yang

aktif
3 Ketertiban Selalu tertib Sesekali tertib Sering tidak Sepanjang

dalam kegiatan tertib kegiatan tidak

tertib
Padang, Juli 2019

37
Peneliti,

Safaruddin, M.Pd

b. Tanaman Bayam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan :

Kelas/Jur/Semester : SMPLB

Tema : 2 Tumbuhan Sahabatku

Sub Tema : 4 Tanaman Sayuran organik

Pembelajaran : 4 Hidroponik

Alokasi Waktu : 2 × 35 Menit

Hari / Tanggal :

Tahun Ajaran : 2019/ 2020

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Memiliki dan menunjukkan prilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,

cermat, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri) dalam

berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.

38
KI.3 Memahami pengetahuan secara faktual yang berkaitan dengan hidup bersih dan

sehat serta mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan

kegiatannya, serta benda- benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan di

tempat bermain.

KI.4 Menyajikan pengetahuan secara faktual, terampil serta cekatan dalam

mengkomunikasikan tentang teknologi komunikasi yang berkaitan dengan

kehidupan manusia menggunakan bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis

untuk sebuah karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat

dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

B. Kompetensi Dasar

Bercocok tanam sayuran organik

C. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Menyebutkan alat bercocok tanam bayam hidroponik

2. Menyebutkan bahan bercocok tanam bayam hidroponik

3. Menyiapkan alat bercocok tanam bayam hidroponik

4. Menyiapkan bahan bercocok tanam bayam hidroponik

5. Menunjukkan langkah penanaman bayam hidroponik

6. Melakukan langkah-langkah penanaman bayam hidroponik

7. Menyebutkan cara perawatan tanaman bayam hidroponik

a. Memasukkan air kedalam botol semprot

b. Memasukkan nutrisi AB MIX kedalam botol masing-masing satu tutup botol

c. Menyemprotkan nutrisi AB MIX ketanaman bayam hidroponik

39
10. Menunjukkan cara pemanenan bayam hidroponik

a. Tanaman bayam telah berumur 30-35 hari

b. Memisahkan bayam denga net pot

11. Melakukan cara pemanenan bayam hidroponik

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendemonstrasikan media tanam, anak dapat menyebutkan alat bercocok

tanam bayam hidroponik dengan benar

2. Dengan mengamati media tanam anak dapat meyebutkan bahan bercocok tanam

bayam hidroponik dengan teliti

3. Dengan penugasan, anak dapat menyiapkan alat bercocok tanam bayam

hidroponik dengan baik

4. Dengan penugasan, anak dapat menyiapkan bahan bercocok tanam bayam

hidroponik dengan baik

5. Dengan berdiskusi, anak dapat menunjukkan langkah-langkah pemanenan bayam

hidroponik dengan percaya diri

6. Dengan penugasan, anak dapat melakukan langkah-langkah pemanenan bayam

hidroponik dengan cermat

7. Dengan mengamati penjelasan peneliti, anak dapat menyebutkan cara perawatan

tanaman bayam hidroponik dengan menuntut:

a. Memasukkan air kedalam botol semprot

b. Memasukkan nutrisi AB MIX kedalam botol masing-masing satu tutup botol

c. Menyemprotkan nutrisi AB MIX ketanaman bayam hidroponik

10. Dengan Tanya jawab, anak dapat menunjukkan cara pemanenan bayam

hidroponik dengan percaya diri

a. Anak dapat menentukan tanaman bayam telah berumur 30-35 hari

40
b. Anak dapat memisahkan bayam dengannetpot

c. Anak bisa mencuci bayam dengan bersih

11. Dengan penugasan, anak dapat melakukan cara pemanenan bayam hidroponik

dengan percaya diri

E. Materi Pembelajaran

Hidroponik merupakan budidaya bercocok tanam tanpa menggunakan media

tanam tanah akan tetapi dengan menggunakan media tanam air dan lebih pada

pemenuhan nutrisi tanaman. Meskipun dalam bercocok tanam ini menggunakan

media tanam air, akan tetapi sistem bercocok tanam hidroponik lebih cenderung

sedikit dalam menggunakan air dibandingkan budidaya tanaman secara konvensional,

sehinga budidaya hidroponik lebih efisien.

Melakukan bercocok tanam bayam hidroponik

1. Alat dan bahan untuk bercocok tanam bayam hidroponik

Alat-alat:

c. Gergaji Besi

41
d. Tusuk Gigi

Bahan-bahan:

d. Bibit bayam

e. Air

f. Rockwool

2. Langkah-langkah bercocok tanam bayam hidroponik

h. Memotong rockwool untuk dengan ukuran 1-2 cm dengan menggunakan

gergaji besi.

i. Rockwool yang sudah dipotong, dipotong lagi menjadi beberapa bagian kecil

tapi jangan sampai terputus karena nantinya akan sulit jika terpisah-pisah.

42
j. Beri lubang ditengah setiap satu kotak, selanjutnya basahi tusuk gigi untuk

mengambil 5-8 biji bayam dan letakkan biji bayam pada masing-masing

lubang.

k. Kemudian letakkan benih yang sudah dimasukkan kedalam rockwool ke atas

baki air dan tambahkan air tapi jangan sampai banjir, cukup membasahi

sampai lembab saja.

l. Setelah semuanya selesai, letakkan bibit yang relah disemai ketempat yang

tidak terkena matahi secara langsung dan lihat perkembangannya hingga 7

hari.

m. Ambil benih yang telah kita letakkan pada rockwool dan letakkan pada netpot.

43
n. Selanjutnya letakkan pada sistem instalasi yang telah disiapkan

F. Model dan Pendekatan Pembelajaran

Model : Pembelajaran langsung

Pendekatan : Scientifik ( mengamati, menanya, mengumpulkan, informasi/

ekspermen, mengasosiasi/ menalar, dan mengkomunikasikan)

G. Media, Alat dan Sumber Pelajaran

3. Lembar langkah-langkah cara bercocok tanam bayam hidroponik

4. Alat dan bahan (netpot, benih bayam, rockwool, air, kotak buahdan nutrisi)

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


Pendahuluan 1. Anak menjawab salam guru.

2. Anak bersama guru mengkondisikan kelas

3. Anak membaca doa sebelum belajar

44
4. Melakukan absensi

5. Apersepsi, anak menjawab pertanyaan guru

tentang pelajaran sebelumnya.

6. Anak mendengarkan guru menyampaikan

materi yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Anak menyebutkan alat bercocok tanam

bayam hidroponik:

a. Kotak buah

b. Alat pelubang

c. Gergaji kecil

d. Netpot

2. Anak menyebutkan bahan bercocok tanam

bayam hidroponik:

a. Air

b. Benih bayam

c. Nutrisi AB MIX

d. Rockwool

3. Anak menyiapkan alat bercocok tanam

bayam hidroponik:

a. Kotak buah

b. Alat pelubang

c. Gergaji kecil

d. Netpot

4. Anak menyiapkan bahan bercocok tanam

bayam hidroponik:

45
a. Air

b. Benih bayam

c. Nutrisi AB MIX

d. Rockwool

5. Anak melakukan pelubangan pada

permukaan kotak buah

6. Anak mengukur rockwool dengan ukuran

2×2×3 cm serta potong menyerupai balok

dengan menggunakan gergaji

7. Kemudian, anak memberi lubang kecil

disetiap potongan dengan kedalaman sekitar

0,5-1 cm untuk meletakkan benih tanaman

yang akan disemai dengan menggunakan

lidi.

8. Setelah itu, anak memasukkan hanya satu

buah benih saja kedalam lubang rockwool

jangan sampai lebih akan mengganggu

penyerapan nutrisi.

9. Anak memasukkan air pada kotak

buahhingga mencapai setengah sehingga

mampu menjangkau dasar rockwool

10. Anak memastikan benih tetap basah dan

menjaganya dari kekeringan.

11. Setelah bibit tumbuh dan memiliki 3-4 helai

daun, kemudian anak memindahkan

46
kedalam net pot

12. Kemudian netpot yang berisi bibit

dimasukkan pada kotak buah yang sudah

diberi lubang pada permukaannya

13. Anak mengisi air kedalam kotak buah

14. Anak memberi nutrisi AB MIX masing-

masing sebanyak 35 ml dengan

menggunakan suntik

15. Anak menyemprotkan nutrisi ke tanaman

16. Anak menentukan bayam yang telah

berumur 30-35 hari

17. Anak memisahkan bayam dengan net pot

18. Peneliti bertanya kepada anak hal-hal yang

belum diketahui
Kegiatan 1. Anak bersama guru melakukan refleksi

Penutup terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

2. Anak bersama guru menyimpulkan materi

pelajaran yang sudah dipelajari.

3. Anak mendengarkan guru menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

4. Anak bersama guru menutup pembelajaran

dengan memotivasi anak untuk belajar lebih

giat lagi dirumah.

5. Anak dengan bimbingan guru menutup

47
pelajaran dengan berdoa bersama.

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaan sikap

b. Penilaian pengetahuan (tes tulis dan tes lisan)

c. Penilaian keterampilan (unjuk kerja dan observasi)

2. Bentuk Instrument Penilaian

a. Pengamatan sikap

No Nama KEGIATAN Skor


Berani Percaya Diri Disiplin
anak SB B C K SB B C K SB B C K

(4) (3) (2) (1) (4) (3) (2) (1) (4) (3) (2) (1)
1
2
3
4
5
Keterangan:

Beri tanda( √ ) pada nilai sikap yang sesuai pencapaian perilaku anak

4= Sangat Baik

3= Baik

2= Cukup

1= Kurang

Nilai Skor ( NS ) = Nilai Peroleh× 100%

Nilai Ideal

d. Penilaian Observasi/ pengamatan

No Kriteria Terlihat Belum

48
Terlihat
1 Anak mampu mengikuti instruksi guru √
2 Anak terlihat aktif dalam proses belajar √

mengajar
3 Anak mengikuti peraturan dalam proses √

belajar mengajar
4 Anak mampu menyiapkan alat dan bahan √
5 Anak mampu melakukan penanaman √
6 Anak mampu melakukan perawatan √
7 Anak mampu melakukan pemanenan √

b. Penilaian Kerja

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan
1 Kemampuan Mampu Mampu Mampu Mampu

melakukan melakukan melakukan melakukan melakukan

bercocok bercocok bercocok bercocok bercocok

tanam bayam tanam bayam tanam bayam tanam bayam tanam bayam

hidroponik hidroponik hidroponik hidroponik hidroponik

sepenuhnya 75% pekerjaan 60% pekerjan 50%

pekerjaan
2 Kerjasama Semua anak Setengah anak Seperempat Seluruh anak

dalam kelas aktif dalam kelas anak dalam terlihat pasif

yang aktif kelas yang

aktif
3 Ketertiban Selalu tertib Sesekali tertib Sering tidak Sepanjang

dalam kegiatan tertib kegiatan tidak

tertib
Padang, Juli 2019

Peneliti,

49
Safaruddin, M.Pd

c. Tanaman Kangkung

Kangkung merupakan tanaman dari famili Convolvulaceae. Tanaman

ini berumur lebih dari setahun, menetap, menjalar atau membelit.

Mengandung banyak vitamin A, C serta mineral terutama zat besi. Ada 2

jenis kangkung yang enak dimakan yaitu kangkung darat, mempunyai

daun-daun yang panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau keputihan

dan bunganya berwarna putih. Kangkung air yang mempunyai daun

panjang dengan ujung yang agak tumpul berwarna hijau kelam dan

bunganya berwarna putih keunguan. Sayuran daun ini juga memiliki

kandungan zat besi yang lumayan disamping rasanya yang enak (Pradyto

Moerhasrianto, 2011).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan :

Kelas/Jur/Semester : SMPLB

Tema : 2 Tumbuhan Sahabatku

Sub Tema : 4 Tanaman Sayuran organik

Pembelajaran : 4 Hidroponik

Alokasi Waktu : 2 × 35 Menit

50
Hari / Tanggal :

Tahun Ajaran : 2019/ 2020

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Memiliki dan menunjukkan prilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,

cermat, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri) dalam

berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.

KI.3 Memahami pengetahuan secara faktual yang berkaitan dengan hidup bersih dan

sehat serta mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan

kegiatannya, serta benda- benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan di

tempat bermain.

KI.4 Menyajikan pengetahuan secara faktual, terampil serta cekatan dalam

mengkomunikasikan tentang teknologi komunikasi yang berkaitan dengan

kehidupan manusia menggunakan bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis

untuk sebuah karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat

dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

B. Kompetensi Dasar

Bercocok tanam sayuran organik

C. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Menyebutkan alat bercocok tanam kangkung hidroponik

51
2. Menyebutkan bahan bercocok tanam kangkung hidroponik

3. Menyiapkan alat bercocok tanam kangkung hidroponik

4. Menyiapkan bahan bercocok tanam kangkung hidroponik

5. Menunjukkan langkah penanaman kangkung hidroponik

6. Melakukan langkah-langkah penanaman kangkung hidroponik

7. Menyebutkan cara perawatan tanaman kangkung hidroponik

a. Memasukkan air kedalam botol semprot

b. Memasukkan nutrisi AB MIX kedalam botol masing-masing satu tutup botol

c. Menyemprotkan nutrisi AB MIX ketanaman kangkung hidroponik

8. Menunjukkan cara pemanenan kangkung hidroponik

a. Tanaman kangkung telah berumur 30-35 hari

b. Memisahkan kangkung denga net pot

9. Melakukan cara pemanenan kangkung hidroponik

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendemonstrasikan media tanam, anak dapat menyebutkan alat bercocok

tanam kangkung hidroponik dengan benar

2. Dengan mengamati media tanam anak dapat meyebutkan bahan bercocok tanam

kangkung hidroponik dengan teliti

3. Dengan penugasan, anak dapat menyiapkan alat bercocok tanam kangkung

hidroponik dengan baik

4. Dengan penugasan, anak dapat menyiapkan bahan bercocok tanam kangkung

hidroponik dengan baik

5. Dengan berdiskusi, anak dapat menunjukkan langkah-langkah pemanenan

kangkung hidroponik dengan percaya diri

52
6. Dengan penugasan, anak dapat melakukan langkah-langkah pemanenan kangkung

hidroponik dengan cermat

7. Dengan mengamati penjelasan peneliti, anak dapat menyebutkan cara perawatan

tanaman kangkung hidroponik dengan menuntut:

a. Memasukkan air kedalam botol semprot

b. Memasukkan nutrisi AB MIX kedalam botol masing-masing satu tutup botol

c. Menyemprotkan nutrisi AB MIX ketanaman kangkung hidroponik

3. Dengan Tanya jawab, anak dapat menunjukkan cara pemanenan kangkung

hidroponik dengan percaya diri

a. Anak dapat menentukan tanaman kangkung telah berumur 30-35 hari

b. Anak dapat memisahkan kangkung dengan netpot

c. Anak bisa mencuci kangkung dengan bersih

4. Dengan penugasan, anak dapat melakukan cara pemanenan kangkung hidroponik

dengan percaya diri.

E. Materi Pembelajaran

Hidroponik merupakan budidaya bercocok tanam tanpa menggunakan media

tanam tanah akan tetapi dengan menggunakan media tanam air dan lebih pada

pemenuhan nutrisi tanaman. Meskipun dalam bercocok tanam ini menggunakan

media tanam air, akan tetapi sistem bercocok tanam hidroponik lebih cenderung

53
sedikit dalam menggunakan air dibandingkan budidaya tanaman secara konvensional,

sehinga budidaya hidroponik lebih efisien.

Melakukan bercocok tanam kangkung hidroponik

1. Alat dan bahan untuk bercocok tanam kangkung hidroponik

Alat-alat:

a. Gergaji Besi

b. Tusuk Gigi

Bahan-bahan:

a. Bibit kangkung

b. Air

c. Rockwool

54
2. Langkah-langkah bercocok tanam kangkung hidroponik

a. Memotong rockwool dengan ukuran 1-2 cm dengan menggunakan gergaji besi.

b. Rockwool yang sudah dipotong, dipotong lagi menjadi beberapa bagian kecil tapi

jangan sampai terputus karena nantinya akan sulit jika terpisah-pisah.

c. Beri lubang 5-8 setiap satu kotak, selanjutnya letakkan satu biji kangkung pada

masing-masing lubang.

d. Kemudian letakkan benih yang sudah dimasukkan kedalam rockwool ke atas baki

air dan tambahkan air tapi jangan sampai banjir, cukup membasahi sampai lembab

saja.

55
e. Setelah semuanya selesai, letakkan bibit yang relah disemai ketempat yang tidak

terkena matahi secara langsung dan lihat perkembangannya hingga 7 hari.

f. Ambil benih yang telah kita letakkan pada rockwool dan letakkan pada netpot.

g. Selanjutnya letakkan pada sistem instalasi yang telah disiapkan

F. Model dan Pendekatan Pembelajaran

Model : Pembelajaran langsung

Pendekatan : Scientifik ( mengamati, menanya, mengumpulkan, informasi/

ekspermen, mengasosiasi/ menalar, dan mengkomunikasikan)

G. Media, Alat dan Sumber Pelajaran

1. Lembar langkah-langkah cara bercocok tanam kangkung hidroponik

56
2. Alat dan bahan (netpot, benih kangkung , rockwool, air, kotak buahdan nutrisi)

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu


Pendahuluan 1. Anak menjawab salam guru.

2. Anak bersama guru mengkondisikan kelas

3. Anak membaca doa sebelum belajar

4. Melakukan absensi

5. Apersepsi, anak menjawab pertanyaan guru

tentang pelajaran sebelumnya.

6. Anak mendengarkan guru menyampaikan

materi yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Anak menyebutkan alat bercocok tanam

kangkung hidroponik:

a. Kotak buah

b. Alat pelubang

c. Gergaji kecil

d. Netpot

2. Anak menyebutkan bahan bercocok tanam

kangkung hidroponik:

a. Air

b. Benih kangkung

c. Nutrisi AB MIX

d. Rockwool

3. Anak menyiapkan alat bercocok tanam

kangkung hidroponik:

57
a. Kotak buah

b. Alat pelubang

c. Gergaji kecil

d. Netpot

4. Anak menyiapkan bahan bercocok tanam

kangkung hidroponik:

a. Air

b. Benih kangkung

c. Nutrisi AB MIX

d. Rockwool

5. Anak melakukan pelubangan pada

permukaan kotak buah

6. Anak mengukur rockwool dengan ukuran

2×2×3 cm serta potong menyerupai balok

dengan menggunakan gergaji

7. Kemudian, anak memberi lubang kecil

disetiap potongan dengan kedalaman sekitar

0,5-1 cm untuk meletakkan benih tanaman

yang akan disemai dengan menggunakan

lidi.

8. Setelah itu, anak memasukkan hanya satu

buah benih saja kedalam lubang rockwool

jangan sampai lebih akan mengganggu

penyerapan nutrisi.

9. Anak memasukkan air pada kotak

58
buahhingga mencapai setengah sehingga

mampu menjangkau dasar rockwool

10. Anak memastikan benih tetap basah dan

menjaganya dari kekeringan.

11. Setelah bibit tumbuh dan memiliki 3-4 helai

daun, kemudian anak memindahkan

kedalam net pot

12. Kemudian netpot yang berisi bibit

dimasukkan pada kotak buah yang sudah

diberi lubang pada permukaannya

13. Anak mengisi air kedalam kotak buah

14. Anak memberi nutrisi AB MIX masing-

masing sebanyak 35 ml dengan

menggunakan suntik

15. Anak menyemprotkan nutrisi ke tanaman

16. Anak menentukan kangkung yang telah

berumur 30-35 hari

17. Anak memisahkan kangkung dengan net pot

18. Peneliti bertanya kepada anak hal-hal yang

belum diketahui
Kegiatan 6. Anak bersama guru melakukan refleksi

Penutup terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

7. Anak bersama guru menyimpulkan materi

pelajaran yang sudah dipelajari.

8. Anak mendengarkan guru menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan

59
berikutnya.

9. Anak bersama guru menutup pembelajaran

dengan memotivasi anak untuk belajar lebih

giat lagi dirumah.

10. Anak dengan bimbingan guru menutup

pelajaran dengan berdoa bersama.

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaan sikap

b. Penilaian pengetahuan (tes tulis dan tes lisan)

c. Penilaian keterampilan (unjuk kerja dan observasi)

2. Bentuk Instrument Penilaian

a. Pengamatan sikap

No Nama KEGIATAN Skor


Berani Percaya Diri Disiplin
anak SB B C K SB B C K SB B C K

(4) (3) (2) (1) (4) (3) (2) (1) (4) (3) (2) (1)
1
2
3
4
5
Keterangan:

Beri tanda( √ ) pada nilai sikap yang sesuai pencapaian perilaku anak

4= Sangat Baik

3= Baik

2= Cukup

1= Kurang

60
Nilai Skor ( NS ) = Nilai Peroleh× 100%

Nilai Ideal

b. Penilaian Observasi/ pengamatan

No Kriteria Terlihat Belum

Terlihat
1 Anak mampu mengikuti instruksi guru √
2 Anak terlihat aktif dalam proses belajar √

mengajar
3 Anak mengikuti peraturan dalam proses √

belajar mengajar
4 Anak mampu menyiapkan alat dan bahan √
5 Anak mampu melakukan penanaman √
6 Anak mampu melakukan perawatan √
7 Anak mampu melakukan pemanenan √

c. Penilaian Kerja

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan
1 Kemampuan Mampu Mampu Mampu Mampu

melakukan melakukan melakukan melakukan melakukan

bercocok bercocok bercocok bercocok bercocok

tanam tanam tanam tanam tanam

kangkung kangkung kangkung kangkung kangkung

hidroponik hidroponik hidroponik hidroponik hidroponik

sepenuhnya 75% pekerjaan 60% pekerjan 50%

pekerjaan
2 Kerjasama Semua anak Setengah anak Seperempat Seluruh anak

61
dalam kelas aktif dalam kelas anak dalam terlihat pasif

yang aktif kelas yang

aktif
3 Ketertiban Selalu tertib Sesekali tertib Sering tidak Sepanjang

dalam kegiatan tertib kegiatan tidak

tertib

Padang, 2019

Peneliti,

Safaruddin, M.Pd

DAFTAR RUJUKAN

Aisyah, S., Islam, U., Sultan, N., & Kasim, S. (2011). Pengaruh Urine Sapi Terfermentasi

Dengan Dosis Dan Interval Pemberian Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman

62
Sawi ( Brassica juncea L .), 2, 1–5.

Alviani, P. (2015). Bertanam Hidroponik untuk Pemula. (W. Rini, Ed.). Yogyakarta: Bibit

Publisher.

Azwar Saputra, D. (2017). Pengaruh Pemberian Berbagai Pupuk Abu Meneral Terhadap

Pertumbuhan, Hasil Dan Serapan K Pada Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.).

Hernowo. (2010). II. Tinjauan Pustaka A. Morfologi pakcoy, 4–12.

Kamalia, S. (2013). Pengaruh Konsentrasi CaCl pada Nutrisi Hidroponik Sistem Sumbu

Tehadap Kuantitas Dan Kualitas Produksi Tiga Varietas Selada (Lactuca Sativa L.).

Moesa, Z. (2016). Hidroponik Kreatif. (Tintondp, Ed.). Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Muchib Mushafi, M. (2016). PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SAWI

(Brassica juncea) AKIBAT KONSENTRASI NUTRISI AB MIX YANG BERBEDA PADA

HIDROPONIK SISTEM WICK.

Novi Sesanti, R., & Sismanto. (2016). Pertumbuhan Dan Hasil Pakchoy (Brasicca rapa L.)

Pada Dua Sistem Hidroponik Dan Empat Jenis Nutrisi, 04(01), 1–9.

Pinus, L. (2006). Hidroponik, Brcocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pradyto Moerhasrianto. (2011). Respon Pertumbuhan Tiga Macam Sayuran Pada Berbagai

Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik. Retrieved from

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/23879/0 %2861%29.pdf?

sequence=1

Suryani, R. (2015). Hidroponik Budidaya Tanaman Tanpa Tanah. Yogyakarta: ARCITRA.

Tiya Apriyani, A. (2018). Uji Media Tanam Campuran Limbah Baglog Dan Arang Sekam

Untuk Budidaya Tanaman Pakchoy (Brassica Chinensis L) Pada Hidroponik Sistem

Sumbu.

63
Wulansari, W. (2015). Penerapan Hidroponik Sistem Sumbu Pada Pembelajaran

Keterampilan Terhadap Kemampuan Mengenal Alat dan Bahan Bagi Tunagrahita, 1–8.

64

Anda mungkin juga menyukai