Oleh:
Kelas: B
Kelompok: 2
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kandang closed house merupakan suatu sistem kandang yang sanggup
mengeluarkan kelebihan panas, uap air, dan gas-gas berbahaya (CO, CO2, NH3) yang
ada di dalam kandang tetapi disisi lain dapat menyediakan kebutuhan O2 bagi ayam
sehingga performa ayam optimal (Poultry Indonesia, 2011).
Setelah mengacu dari latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan iklim mikro ?
1.2.2 Apa yang mempengaruhi tidak tercapainya target produksi pada system
kandang closed house saat panen ayam broiler ?
1.2.3 Bagaimana cara mengatasi masalah dari kasus tersebut ?
1.3. Maksud dan Tujuan
Setelah melihat dari rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
3.1 Kesimpulan
Iklim mikro yang cocok untuk ayam yaitu suhu sekitar 20-24°C, suhu udara
termonetral untuk ayam adalah 21-23°C. Sedangkan pada ayam broiler, suhu udara
untuk unggas di daerah tropik tidak lebih dari 75%. Kelembaban optimum untuk
tropis untuk ayam broiler minimal 1,0 m/s dengan kisaran 1,0-1,5 m/s.
Tidak tercapainya target produksi pada sistem kandang close house saat panen
ayam broiler biasanya diakibatkan oleh kadar amonia yang tinggi, ABK/pekerja
buruk. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan: pergantian udara untuk
ayam adalah sekitar 1,5-1,6 x10 +4 m kubik/ detik untuk setiap kilogram pangkat
0,75 dari berat ayam, atau penggunaan Liquid Smoke yang telah terklorinasi
Amrullah, I. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor
Anggorodi, H.R. 1995. Ilmu Nutrisi dan Bahan Makanan Ternak. Jakarta: P.T
Gramedia.
Dewanti, Ratih, Jafendi hasoloan D.S, Zuprizal. 2009. Pengaruh Pejantan Dan Pakan
Terhadap Pertumbuhan Itik Turi Sampai Umur 8 Minggu. Buletin Peternakan
Vol. 33(2) : 88-95 .
Edwin B.Flippo, 2000.Manajemen Personalia, Jakarta: Erlangga.
Fadilah, R., Polana. dan Agustin. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler.Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Kusnadi, E. 2008. Pengaruh temperature kandang terhadap konsumsi ransum dan
komponen darah ayam broiler. J.Indon.Trop.Agric.33(3):197-220.
Maliselo, P.S., dan G.K. Nkonde. 2015. Amonia production in poultry houses and its
effect on the growth of gallus gallus domestica (broiler chickens): a case study
of a small scale poultry house in Riverside, Kitwem Zambia
Miles, D.M., S. L. Branton, dan B.D. Lott. 2004. Atmospheric ammonia is
detrimental to the performance of modern commercial broilers. Journal Poultry
Science, 10(83): 1650 – 1654.
Patterson, P. H. and Adrizal.2005. Management strategies to reduce air emissions:
emphasis—dustand ammonia.J. Appl. Poult. Res. 14:638– 650.
Pereira, J.L.S. 2017. Assessment of ammo-nia and greenhouse gas emissions from
broiler houses in Portugal. At-mospheric Pollutiongogo Research, 8(2017): 949 –
955.
Prasetyanto, N. 2011. Kadar H2S, NO2 dan debu pada peternakan ayam broiler
dengan kondisi lingkungan yang berbeda di kab. Bogor, Jawa Barat. Departemen
Ilmu produksi dan Teknologi Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
(Skripsi)
William, D.W. dan R. Meijerhof. 1990. The Effect of Different Levels of Rela-tive
Humidity and Air Movement on Litter Conditions, Ammonia Levels, Growth,
and Carcass Quali-ty for Broiler Chickens. Journal Poultry Science, 70 : 746-
755.
Wurlina dan D.K. Weles. 2012. Teknologi Kandang Tertutup (Closed House)
terhadap Berat Badan, Mortalitas dan Waktu Panen Ayam Pedaging. Surabaya.
Jurnal Peternakan, 5 (3) : 215-218.
Xing, H., S. Luna., Y. Sun., R. Sa., dan H. Zhang. 2016.Effects of ammonia exposure
on carcass traits and fatty acid composition of broiler meat. Journal Animal
Nutrion, 2(2016): 282 -287.
Yani, A., H. Suhardiyanto, Erizal, dan B. P. Purwanto. 2011. Analysis of air
temperature distribution in a closed house for broiler in wet tropical climate.
Media Peternakan. 37 (2): 87 – 94.