Disusun oleh:
Ihdina Hanifa H. I.
MBK.19.14.01.0153
tahun ini. Pasien mengeluh rongga mulutnya sering berdarah bila gosok gigi. Bagaimana
Proses patologis yang mendasari PGK adalah kerusakan dari fungsi nefron.
Kehilangan produk metabolik dari hasil fungsi ginjal mengarah pada perubahan
mekanisme hemostatik normal yang mengontrol keseimbangan air dan elektrolit. Produk
akhir dari penurunan filtrasi glomerulus ginjal adalah uremia yang menjadi masalah
tambahan di banyak organ termasuk jantung, paru-paru, otak, usus; tulang, dan fungsi
endokrin. Penderita gagal ginjal stadium akhir memiliki kelainan tertentu dalam
komposisi cairan tubuh seperti peningkatan volume cairan ekstrasel serta perubahan dari
volume antara intravaskular dan interstitial. Kelebihan cairan intermiten ini perlu untuk
ditarik selama dialisis sehingga sering menyebabkan komplikasi klinis. Cairan sakus
gingiva berasal dari cairan plasma dan interstitial. Volume cairan ini dianggap sebagai
penanda dari dinamika cairan pada gingiva. Peningkatan volume cairan sakus gingiva
juga dianggap sebagai penanda reaksi inflamasi pada penyakit periodontal. Penderita
PGK yang menjalani dialisis peritoneal mengalami hipervolemi kronis yang dapat
sebagai tekanan cairan interstitial dalam cairan interstitium yang memiliki efek regulasi
pertukaran cairan transkapiler dan mempengaruhi sirkulasi fisiologis dan atau patologis
antara cairan pembuluh darah, interstitium dan limpfatik. Tekanan osmotik jaringan
Penanganan gigi dari pasien penyakit ginjal kronis dipersulit oleh beberapa dampak
sistemik dari penyakit ginjal kronis tersebut, khususnya, anemi, kecenderungan untuk
Perdarahan merupakan masalah medis yang cukup sering terjadi pada pasien-
pasien penyakit ginjal kronis. Risiko perdarahan pada penyakit ginjal kronis dapat
meningkat karena adanya gangguan fungsi platelet dan faktor-faktor lain yang dapat
mendapatkan terapi antikoagulan atau memiliki komorbiditas dengan penyakit lain yang
mempengaruhi koagulasi.
Sumber:
USU
2. Pasien perempuan berusia 25 tahun dengan kondisi hamil mengeluhkan mukosa rongga
mulutnya yang penuh dengan sariawan. Pasien menceritakan saat ini memang sedang
banyak masalah . Pasien sudah berusaha mengobati, tapi bukannya sembuh, malah
semakin banyak jumlah sariawan dalam rongga mulut. Pemeriksaan intraoral tampak
multiple ulcer di mukosa pipi kanan dan kiri. Apakah ada hubungan antara masalah yang
Stomatitis apthosa rekuren (SAR) juga dikenal dengan nama aphthae / canker
sores / reccurent aphthous ulcerations (RAU). SAR merupakan suatu peradangan jaringan
lunak mulut yang yang ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai gejala penyakit.
Etiologi SAR tidak diketahui, tetapi berhubungan dengan berbagai faktor predisposisi
seperti riwayat SAR dalam keluarga, trauma, siklus menstruasi, kehamilan, stres, alergi
makanan, anemia, faktor imunologi dan defisiensi haematinik (defisiensi Fe, asam folat
Sariawan pada ibu hamil biasanya disebabkan oleh perubahan hormone. Jika
karena hormonal, biasanya terjadi paling parah di kehamilan trimester pertama. Di awal
kehamilan justru penting sekali memerhatikan gizi yang dikonsumsi, baik dari makanan,
minuman dan vitamin prenatal. Ada juga ibu hamil yang terus-menerus mengalami
Studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat antara stress dan
terjadinya Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dalam 10-20% dari populasi masyarakat.
Tetapi faktor stress dalam perkembangan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) masih perlu
panas dan dipenuhi warna putih, sehingga pasien tidak bisa makan. Apakah ada
yang disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus. Sampai saat ini telah ditemukan
2 subtipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. Kedua virus tersebut dapat menyebabkan AIDS,
namun perjalanan penyakit yang disebabkan oleh HIV-2 berlangsung lebih lama. Virus
tersebut menyebar di dalam darah, air mata, saliva, air susu, cairan spinal, sekresi vagina
dan cairan semen dari orang yang terinfeksi dan menyebar terutama melalui kontak
seksual, darah, atau produk-produk darah, transplantasi organ, atau secara perinatal.
Virus HIV dikenal sebagai virus limfadenopati atau virus limfotropik sel T. HIV
imunitas humoral dan imunitas yang diperantarai sel. Untuk berada dalam tubuh manusia
HIV harus langsung masuk ke dalam aliran darah. Di luar tubuh manusia HIV cepat mati
oleh air panas, sabun, dan bahan pencuci hama. Jangka waktu antara kontak awal sampai
munculnya infekksi bervariasi. Umumnya berkisar antara 3-6 bulan setelah terpapar.
menetap (PGL) yang kemudian diikuti oleh AIDSrelated complex (ARC). Hal tersebut
ditandai oleh limfadenopati, kelelahan , penurunan berat badan, demam, diare, alergi
Oral hairy leukoplakia (OHL) lebih umum terjadi pada orang dewasa yang
terinfeksi HIV daripada anak yang terinfeksi HIV. Prevalensi OHL pada orang dewasa
adalah sekitar 20% -25%, meningkat dengan CD4 + menurun jumlah limfosit, sedangkan
pada anak prevalensinya sekitar 2% -3%. Kehadiran OHL adalah tanda imunosupresi
berat. OHL merupakan lesi putih, tidak berbatas jelas, berkerut, menonjol pada tepi
lateral lidah dan berkaitan dengan virus Epstein Barr dan infeksi HIV. Lesi awal tampak
sebagai plak vertikal, putih, besar, pada tepi lateral lidah, dan umumnya bilateral. Lesi-
lesi tersebut dapat menutup permukaan lateral dan dorsal lidah, meluas ke mukosa pipi
dan palatum. Lesi tersebut tanpa gejala dan tidak dapat dihapus, serta mengganggu
estetika. Bukti histologi tampak tonjolan mirip rambut hiperkeratotik, kolisitosis, sedikit
radang dan infeksi kandida. Hal ini sangat penting karena dapat digunakan untuk