Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Jumlah kasus tetanus di Indonesia masih cukup tinggi. Selain itu, angka
kematiannya oun juga tergolong cukup tinggi. Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), jumlah kasus tetanus neonatorum
sebanyak 141 kasus pada tahun 2007 dan turun menjadi 114 kasus pada
tahun 2011. Namun meskipun terjadi penurunan pada tahun 2011, angka
kematian (case fatality rate) tetanus neonatorum dari tahun 2007-2011
cukup tinggi yaitu sekitar 60,5%. Sedangkan pada tahun 2012, angka
kematian (case fatality rate) tetanus neonatorum mengalami penurunan
sebanyak 10,9%. Namun pada tahun 2013, angka kematian (case fatality
rate) tetanus neonatorum mengalami kenaikan hingga mencapai 53,8%.
Pada tahun 2014 terdapat 84 kasus tetanus neonatorum di Indonesia dengan
kematian mencapai 54 orang atau 64,3% 2.
2.3 Patofisiologi
Opistotonus
Risus Sardonicus Trismus/Lockjaw
Selain gejala diatas, biasanya juga akan terjadi kejang umum tonik
baik secara spontan ataupun karena suatu rangsangan seperti rangsangan
bunyi, sinar dan raba. Pada saat kejang akan tampak tangan dalam keadaan
fleksi dan aduksi serta tangan akan mengepal kuat dan kaki dalam posisi
ekstensi. Pada saat berlangsungnya kejang, pasien akan tetap dalam keadaan
sadar. Selain itu juga dapat terjadi spasme otot laring dan otot pernafasan,
sehingga menyebabkan gangguan menelan, asfiksia dan sianosis. Spasme
pada sphincter kandung kemih juga dapat terjadi sehingga menyebabkan
retensi urin. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi overaktivitas
simpatis berupa takikardi, hipertensi yang labil, berkeringat banyak, panas
tinggi dan aritmia jantung 4.
2.6 Penyebaran/Penularan
2.7 Diagnosis
2.10 Pencegahan
2.11 Prognosis