Fisika 6. Radioaktif
Fisika 6. Radioaktif
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Sejarah Penemu Radioaktif ?
2. Apa Pengertian Radioaktif ?
3. Apa saja jenis-jenis Nuklida ?
4. Macam – macam Peleburan ?
5. Apa itu Waktu Paruh ?
6. Bagaimana dengan Sifat Sinar Radioaktif ?
7. Bagaimana Kestabilan Inti Radioaktif ?
8. Bagaimana dengan Pita Kestabilan?
9. Bagaimana dengan Energi Pengikat Inti ?
10.Bagaimana dengan Deret Radioaktif ?
11.Bagaimana dengan Reaksi Fisi dan Fusi ?
12.Bagaimana dengan Transmutasi Inti ?
13.Bagaimana dengan Kegunaan Radioaktif?
14.Bagaimana Pengaruh Radioaktif Terhadap Makhluk Hidup ?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Radioaktif
Z N
Suatu nuklida dapat dinyatakan dengan lambang unsur yang
dilengkapi nomor massa (jumlah nukleon), sedangkan nomor atom boleh
ditulis atau tidak karena dapat dilihat pada sistem periodik. Sebagai
contoh nuklida sebagai berikut : 20Ca40, 80Hg200 .
D. Peluruhan Radioaktif
Partikel alfa (α) didefinisikan sebagai partikel bermuatan positif pada inti
helium.Partikel alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga
dapat dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-4).Oleh karena partikel alfa
terpecah dari inti atom radioaktif, partikel ini tidak memiliki
elektron.Dengan demikian, partikel alfa memiliki muatan +2.Partikel alfa
(α) merupakan partikel inti Helium yang bermuatan positif (kation dari
unsur Helium, He2+).Akan tetapi, elektron pada dasarnya bebas, mudah
untuk lepas dan mudah pula untuk didapat. Jadi, secara umum, partikel
alfa (α) dapat dituliskan tanpa muatan karena akan dengan cepat
mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium netral (bukan sebagai
ion).
Sebagai contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat mengalami peluruhan
dan memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
228 228
Ra88 Ac89 + 0β-1
230 230
Pa91 Th90 + 0β+1
3. Penangkapan Elektron
Penangkapan elektron merupakan jenis peluruhan inti yang jarang
terjadi. Dalam peluruhan ini, elektron dari tingkat energi yang lebih
dalam (misalkan subkulit 1s) akan ditangkap oleh inti atom. Elektron
tersebut akan bergabung dengan proton pada inti atom membentuk
neutron. Akibatnya, nomor atom berkurang satu dan nomor massanya
tetap sama.
1 p1 + -1e0 → 0n1
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi saat penangkapan elektron pada
Polonium-204 (Po-204) sebagai berikut :
Po204 + -1e0 → 83Bi204 + sinar-X
84
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan zat radioaktif agar jumlahnya
menjadi separuh atau setengah dari jumlah semula.
Waktu paruh dapat ditentukan melalui persamaan :
t
Nt 1
No
=()
2
t 1 /2
Contoh Soal :
Jika waktu zat radioaktif adalah 30 menit, berapakah jumlah zat
radioaktif tersebut jika meluruh selama 2 jam ?
Jawab :
Diketahui : t = 2 jam
t ½ = 30 menit → 0.5 jam
Ditanya : Jumlah zat radioaktif ?
t
Nt 1
No
= ()
2
t 1 /2
2
Nt 1
No ( 2 )
0.5
=
4
Nt 1
=( )
No 2
Nt 1
=¿
No 16
F. Sifat Sinar Radioaktif
Sinar β Negatif − 0¿ ¿
e atau −10 β
0
Sinar γ Tidak bermuatan 0 γ
G. Kestabilan Inti
Kestabilan inti tidak dapat diramal dengan suatu aturan. Namun ada
beberapa aturan empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang
stabil dan radioaktif
a. Semua inti mengandung 84 proton (Z=84) atau lebih tidak stabil.
b. Aturan ganjil genap. Diamati bahwa inti yang mengandung jumlah
proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil dari inti yang
mengandung jumlah proton dan neutron yang ganjil.
Jumlah Proton-neutron Inti yang stabil
Genap-genap 157
Genap-ganjil 52
Ganjil-genap 50
Ganjil-ganjil 5
c. Bilangan Sakti
Kestabilan inti ditemukan bahwa inti stabil itu jika dalam inti
tersebut terdapat jumlah proton dan jumlah neutron sama
dengan bilangan sakti.
Contoh bilangan :
Proton : 2,8,20,28,50 dan 82
Neutron : 2,8,20,28,50,82 dan 126
Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan
neutron-proton (N/Y)
Isotop yang stabil :
4 16 40
He O Ca
2 8 20
H. Pita Kestabilan
Inti Ringan
Yaitu inti dengan N/Z diatas pita kestabilan, maka inti tersebut harus
memperkecil N/Z. Hal ini dapat terjadi bila :
1. 10n 1
1 p + −10e
Contoh
14 14
6 C 7 N + −10e
2. Jika inti memancarkan partikel neutron
Contoh
127 126
53 I 53 I + 10n
Dan inti dengan N/Z dibawah pita kestabilan, maka inti tersebut
harus memperbeasr harga N/Z. Hal ini dapat terjadi bila :
1 1
1. 1 p 0 n + +10e
Contoh
11 11
6 C 5 B + +10e
2. Inti menangkap elektron dari kulit yang terdekat (kulit k)
Contoh
7
Be + −10e 7
4 3 Li
Inti Berat
Yaitu untuk unsur radioaktif dengan Z > 83. Dalam usaha
mendapatkan N/Z yang stabil dapat dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya inti membebaskan 2 proton dan 2 neutron
bersama-sama dalam bentuk pancaran partikel α 42He
Contoh
238 234
92 U 90 Th + 42He
Inti atom terdiri atas proton dan neutron.Massa suatu inti selalu lebih
kecil dari jumlah massa proton dan neutron.Selisih antara massa inti yang
sebenarnya dan jumah massa proton dan massa neutron penyusunnya disebut
defek massa.Massa yang hilang ini merupakan ukuran energi pengikat
neutron dan proton.
Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti (energi yang diperlukan jika
inti terentuk) disebut energi pengikat inti.
56
Atom 26 Fe mengandung 25 neutron,30 proton dan 26 elektron. Massa dari
56
Massa 26 Fe menurut pengamatan 55,9349 µ
56
Energi pengikat inti 26 Fe
56
Energi pengikat inti 26 Fe pernukleon
492
= = 8,79 MeV/nukleon
56
56
bahwa puncak dari grafik mendekati 26 Fe (besi).
Gambar 2.2 grafik energi pengikat inti pernukleon terhadap bilangan massa
Puncak grafik menunjukkan bahwa nuklida yang paling stabil. Pada reaksi
nuklida terjadi proses untuk meningkatkan kestabilan yaitu reaksi yang
mempengaruhi besar energi pengikat inti rata rata.
J. Deret Radioaktifan
Contoh :
235
U + 10n 139
Ba + 94 1
92 56 36 Kr + 3 0n
\
Dapat terjadi pada Matahari, dan sering disebut bom hydrogen.
L. Transmutasi Inti
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton,
atau inti lain.
Contoh:
238
U + 10 N 239
92 U +γ
92
Z = nomor atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena
N = A-Z (target), proyektil,fluks, penampang lintang dan keaktifan.
M. Kegunaan Radioaktif
a) Bidang Kedokteran
1) I-131 digunakan untuk menentukan kalenjar gondok.
2) Na-24 digunakan untuk mengetahui penyumbatan darah pada urat.
3) Ca-47 digunakan untuk mengetahui penyakit tulang dan darah.
4) K-12 digunakan untuk menentukan penyakit pada otot.
5) Tc-99 dan TI-201 digunakan untuk untuk mendeteksi kerusakan jantung.
6) Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit peru-paru.
7) P-32 digunakan untuk mendeteksi penyakit mata.
8) Sr-85 digunakan untuk mendeteksi penyakit tulang.
9) Se-75 digunakan untuk mendeteksi penyakit prankeas.
b) Bidang Hidrologi
1) Na-24 untuk mempelajari kecepatan aliran air sungai.
2) Radiosotop Na-24 dalam bentuk karbonat untuk menyelidiki kebocoran
pipa air bawah tanah.
c) Bidang Sains
1) I-131 untuk mempelajari kesetimbangan dinamis.
2) O-18 digunakan untuk mepelajari reaksi esterifikasi.
3) C-14 digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesisme.
a) Bidang Kedokteran
1) Co-60 untuk penyembuhan penyakit kanker.
2) P-32 untk penyembuhan penyakit leukemia.
3) Co-60 dan Cs-137 digunakan untuk sentralisasi alat-alat kedokteran.
4) I-131 digunakan untuk terapi kanker kelenjar kiloid.
b) Bidang Pertanian
1) Radiasi yang dihasilkan dapat diguankan untuk pemberantasan Hama,
penyimpanan makanan dan pemulihan tanaman.
c) Bidang Industri
1) Untuk bidang radigrafi pada pemotretan bagian dalam sebuah benda
seperti sinar-X, sinar gamma atau neutron.
2) Untuk pengontrol ketebalan pada industri kertas, plastic dan logam.
3) Radiasi gamma yang dihasilkan dapat digunakan untuk memeriksa cacat
pada logam.
4) Radiasi gamma juga dapat digunakan untuk pengawetan kayu, barang-
barang seni.
N. Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup
1. Efek segera
Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak penyinaran.Gejala yang
biasanya muncul adalah mual dan muntah muntah, rasa malas dan
lelah serta terjadi perubahan jumlah butir darah.
2. Efek tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun sejak penyinaran.Efek
tertunda ini dapat juga diderita oleh turunan dari orang yang menerima
penyinaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Radioaktif ditemukan pada tahun 1896 oleh Wilhelm Conrad Roentgen
dengan diawali ditemukannya sinar x sehingga para ilmuwan menyadari
bahwa beberapa unsur memiliki sinar-sinar tertentu.
Zat radioaktif adalah zat yang tidak mempunyai isotop stabil, sehingga
disebut juga radioisotop, radioaktif ini juga bisa mengahasilkan sinar
radiasi yang disebut sinar radioaktif, berupa sinar alfa (α), sinar beta (β),
sinar gamma (γ).
Pada tahun 1903, bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat
dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Muatan positif adalah
sinar alfa dan muatan negatif adalah sinar beta, selanjutnya ditemukan jenis
sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
Nukleon mengandung dua jenis partikeldasar yaitu proton dan neutron.
Suatu inti atom yang mempunyai jumlah nukleon tertentu disebut nuklida.
Susunan nukleon dan nuklida dibagi menjadi 3, yaitu isotop, isobar, isoton.
Deret Radioaktif adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang dibentuk
dari suatu nuklida radioaktif tunggal oleh pancaran berurutan partikel alfa
ataupun beta.
Radioaktif memiliki banyak kegunaan yaitu sebagi perunut, (bidang
kedokteran, bidang hidrologi, bidang sains) dan sebagai sumber radiasi
(bidang kedokteran , bidang pertanian, dan industri).
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_radioaktif
https://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/03/07-01-01-03_old.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Radioaktif