Npm : 18.4301.257
Kelas :C
Matkul : Hukum Acara Perdata
Jawaban UTS
3.3 permohonan atau gugatan voluntair adalah permasalahan perdata yang diajukan dalam
bentuk permohonan yang ditandatangani pemohon atau kuasanya yang ditujukan kepada
Ketua Pengadilan Negeri. Dalam gugatan ada suatu sengketa atau konflik yang harus
diselesaikan dan diputus oleh pengadilan. Sedangkan, dalam permohonan tidak ada sengketa,
hakim mengeluarkan suatu penetapan atau lazimnya yang disebut dengan putusan declatoir
yaitu putusan yang bersifat menetapkan.
Gugatan merupakan suatu surat tuntutan hak (dalam permasalahan perdata) yang didalamnya
mengandung suatu sengketa dan merupakan landasan dasar pemeriksaan perkara yang
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri dimana salah satu pihak sebagai penggugat untuk
menggugat pihak lainnya sebagai tergugat.
Permohonan, menurut Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan memberi pengartian
tentang Permohonan sebagai suatu surat permohonan permasalahan perdata yang
ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya kepada Ketua Pengadilan Negeri, yang
didalamnya berisi tuntutan hak oleh suatu pihak yang berkepentingan terhadap suatu hal yang
tidak mengandung unsur sengketa, sehingga badan peradilan yang mengadili dapat dianggap
suatu proses peradilan yang bukan sebenarnya.
4. -Eksepsi merupakan bagian dari jawaban Tergugat terhadap gugatan yang diajukan oleh
Penggugat . Eksepsi pada pokoknya membuat bantahan – bantahan tertentu adalah suatu
tangkisan atau sanggahan yang tidak berkaitan langsung pokok perkara. Eksepsi pada
dasarnya mempersoalkan keabsahan formal dari gugatan Penggugat.
Contoh nya gugatan yang diajukan oleh yayasan dengan atas nama yayasan tersebut. Pada
keadaan ini tergugat dapat mengajukan eksepsi diskualifikasi, dengan alasan bahwa
penggugat bukan merupakan orang yang punya kedudukan hukum utnuk menggugat.
-Referte adalah: Nenyerahkan segalanya kepada kebijaksanaan hakim, tidak membantah dan
tidak membenarkan, jadi tergugat hanya menunggu putusan hakim.
Contohnya Seorang Istri menggugat cerai suaminya karena KDRT dan menuntut nafkah
sebesar Rp. 10.000.000 dan penggugat memohon keadilan yang seadil-adilnya dan
menyerahkan semuanya ke hakim
-Verweer ten principale/Rekonvensi yaitu gugatan balik atau gugat balas yang diajukan
tergugat kepada penggugat.
Contohnya seorang ojeg dituduh melecehkan penumpangnya dan kemudian ojeg tersebut
menggugat balik dengan gugatan pencemaran nama baik
5. Hubungan antara gugatan perdata dan upaya menjamin hak yang berupa sita jaminan
adalah sita jaminan merupakan tindakan persiapan dari pihak penggugat dalam bentuk
permohonan kepada ketua pengadilan negeri untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan
perdata dengan menjual atau menguangkan barang debitur yang disita guna memenuhi
tuntutan penggugat.
Kemudian objek yang dapat dimohonkan sita jaminan tersebut antara lain :
- Perkara utang piutang yang tidak dijamin dengan agunan tertentu. Sita jaminan
dapat diletakkan atas seluruh harta kekayaan tergugat meliputi barang bergerak maupun
tidak bergerak.
- Objek sita jaminan dalam perkara ganti rugi dapat diletakkan atas seluruh harta kekayaan
tergugat. Tuntutan ganti rugi ini timbul dari wanprestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1243 – Pasal 1247 KUH Perdata atau perbuatan melawan hukum dalam bentuk ganti rugi
materiil dan imateriil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1365 KUH Perdata;
- Sengketa hak milik atas benda tidak bergerak yang hanya terbatas atas objek yang
diperkarakan/disengketakan;
- Dapat diletakkan pada barang yang telah diagunkan sebelumnya.
6. Tujuan pembuktian terhadap gugatan dan jawaban harus didukung dengan alat-alat bukti
a. Sebagai Penyidik mampu mendapatkan dan mengumpulkan bukti-bukti yang sah dengan
bukti-bukti tersebut ia dapat membuat terang apa yang terjadi dan menemukan tersangkanya.
b. Sebagai Penuntut umum pada tahap prapenuntutan ia mampu meneliti apakah bukti-bukti
yang diperoleh dari berita acara yang sah sudah memenuhi syarat dan faktafakta yang
diperoleh dari bukti yang sah telah mendukung setiap unsur yang disangkakan.
c. Penuntut umum dalam menyusun surat dakwaan harus sudah dapat memastikan bahwa
semua uraian fakta, perbuatan, kejadian dan keadaan yang disusun dalam surat dakwaan
didukung dengan bukti-bukti yang diperoleh dari hasil penyidikan yang sah, karena apabila
hasil penyidikan tidak maka dakwaan juga menjadi tidak sah.
d. Penuntut umum dalam menyusun gugatan sudah lebih dahulu memehami jenis alat bukti
yang sah dan nilai masing-masing alat bukti. Fakta hukum yang benar hanya diperoleh dari
persesuaian antara alat bukti yang satu dengan alat bukti yang lain. Dan dari fakta hukum
yang benar Penuntut umum baru bisa membuktikan unsur- yang didakwakan.
Tujuan dari pembuktian ini untuk mendapatkan kebenaran suatu peristiwa atau hak
yang diajukan keapda Hakim. Dalam Hukum Perdata, kebenaran yang dicari oleh hakim
adalah kebenaran formal. Kekuatan pembuktian dalam proses pemeriksaan perdata itu ada
keterikatannya dengan hakim, karena dalam pembuktian itu ada seorang hakim yang dituntut
untuk mencari kebenaran materilnya.