KEPERAWATAN DASAR 1
SATU (KD-1)
Oleh:
(Wartonah, 2010).
Latihan adalah suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk
a. Sistem Persyarafan
Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan medulla spinalis)
dan sistem saraf tepi (percabangan dari saraf pusat). Setiap syaraf
memiliki bagian syaraf somatis (memiliki fungsi sensorik & motorik) &
otot rangka.
1. Otot
tubuh baik yang disadari maupun yang tidak sadar. Otot manusia
kontraksi dan relaksasi dari otot rangka (lurik). Otot ini bekerja
ada yang tidak melekat sama sekali, misalnya otot lidah dan otot
mata eksternal.
b) Otot Polos
c) Otot Jantung
otot rangka, namun sistem kerjanya seperti otot polos, yaitu diluar
2. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan otot
3. Ligamen
4. Tulang (Rangka)
Adapun fungsi dari tulang atau rangka secara umum adalah sebagai
berikut:
ligament.
5. Sendi
maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Ada tiga klasifikasi
sendi yaitu:
a) Sendi sinartrosis, yaitu sendir yang tidak memperbolehkan
b. Keadaan Fisik
c. Keadaan Nutrisi
e. Pekerjaan
4. Mobilisasi
a. Pengertian Mobilisasi
Sulistyowati, 2017).
body mechanic.
b. Tujuan Mobilisasi
dkk., 2015).
c. Jenis Mobilisasi
1. Mobilisasi Penuh
dengan batasan tidak jelas dan mampu bergerak secara bebas tanpa
2. Mobilisasi Sebagian
tulang.
1. Gaya Hidup
3. Kebudayaan
sebaliknya bagi orang yang sakit dan memiliki adat tertentu dilarang
untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi
6. Sistem Neuromuskular
5. Imobilisasi
a. Pengertian Imobilisasi
b. Jenis Imobilisasi
1. Imobilisasi Fisik
3. Imobilisasi Emosional
dicintai.
4. Imobilisasi Sosial
kehidupan sosial.
zat makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tidak lagi
aktivitasnya.
6. Perubahan Kardiovaskuler
pembentukan trombus.
a) Gangguan Muskular:
b) Gangguan Skeletal:
8. Perubahan Eliminasi
9. Perubahan Perilaku
koping mekanisme.
10. Perubahan Sistem Integumen
1. Pengkajian
pasien yang didasarkan pada banyak faktor yang nantinya akan digunakan
pada masalah atau risiko. Pengkajian dilakukan dengan dua tahap yaitu
agama, suku, bangsa, tanggal dan jam MRS, nomer register, dan
diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
lain-lain.
e. Kemampuan Aktifitas/Mobilitas
ini:
daerah seperti: kepala (leher spinal servikal), bahu, siku, lengan, jari-
tangan, ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki (lutut, telapak
Pengkajiannya meliputi : tangan dan kaki bagian kiri dan kanan dinilai
kekuatan otot yang dibuat ke dalam enam derajat (0-5). Derajat ini
menunjukan kekuatan otot tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
perubahan pada sistem pernafasan antara lain, suara nafas, cek analisa
gas darah, gerakan dinding thoraks, adanya mukus, adanya nyeri saat
i. Perubahan Psikologi
2. Diagnosa Keperawatan
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri.
Penyebab:
pergerakan.
lemah.
b. Intoleransi aktivitas
Penyebab:
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan
istirahat
Penyebab:
3. Intervensi Keperawatan
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan bertujuan untuk
BAB II
KONSEP DAN PRINSIP ROM DAN MOVING/BERPINDAH
1. Pengertian ROM
Range Of Motion (ROM) adalah salah satu terapi pemulihan dengan cara
Menurut Potter & Perry (2010) rentang gerak (ROM) adalah jumlah
pergerakan maksimum yang dapat dilakukan pada sendi, di salah satu dari
tiga bidang, yaitu: sagital, frontal, atau tranfersal. Bidang sagital adalah
menjadi sisi kanan dan sisi kiri. Bidang frontal melewati tubuh dari sisi ke
adalah bidang horizontal yang membagi tubuh ke bagian atas dan bawah.
2. Tujuan ROM
Menurut Tseng, et al. (2007), Rhoad & Meeker (2009), Smith, N. (2009)
dan Smeltzer & Bare (2008), tujuan latihan ROM adalah sebagai berikut:
lunak
mengalami paralisis.
3. Klasifikasi ROM
Dikenal 3 jenis latihan ROM, yaitu latihan ROM aktif, Aktif dengan
Gerak aktif adalah gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri.
Latihan yang dilakukan oleh klien sendiri. Hal ini dapat meningkatkan
diinginkan.
pasien tidak dapat melakukan latihan ROM secara aktif maka perawat
Latihan dapat dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan lain. Peran
4. Indikasi ROM
a. ROM Pasif
penyembuhan.
2. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak
b. ROM Aktif
1. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
Kozier, et all. (2008), Potter & Perry (2006), Rhoad & Mekeer (2008)
menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat pada saat
yang sama dalam setiap sesi, setiap gerakan dilakukan tiga kali denga
d. Pilih waktu di saat pasien nyaman dan bebas dari rasa nyeri untuk
menerus.
7. Intensitas Latihan ROM
dosis dan intensitas latihan ROM tersebut, namun dari berbagai literatur
dan hasil penelitian tentang manfaat latihan ROM dapat dijadikan sebagai
dilakukan dengan frekuensi 2 kali sehari dalam 6 hari dan dengan waktu
10-15 menit dalam sekali latihan (Chaidir & Zuardi, 2014). Penelitian
Filantip (2015) juga membuktikan bahwa latihan 2 kali sehari dalam 6 hari
responden.
perbaikan pada fungsi aktivitas, persepsi nyeri, rentang gerakan sendi dan
gejala depresi.
8. Macam-Macam Gerakan ROM
B. MOVING/BERPINDAH/AMBULASI
1. Pengertian Ambulasi
2. Tujuan Ambulasi
3. Manfaat Ambulasi
embolisme paru.
abdomen
a. Status Kesehatan
b. Nutrisi
d. Emosi
e. Gaya hidup
f. Pengetahuan
a. Kruk, yaitu alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan
pinggang yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan
tongkat dengan kaki tiga (tri cane), dan tongkat berkaki segi empat
(quad cane).
tubuh.
6. Prinsip-Prinsip Dalam Ambulasi
mencukupi.
Definisi:
Range Of Motion merupakan pergerakan persendian sesuai dengan gerakan
yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot baik secara pasif
maupun aktif (Winstein et al., 2016).
Tujuan:
1. Mempertahankan, mencegah kekakuan dan meningkatkan fungsi sendi
2. Mempertahankan dan meningkatkan tonus dan kekuatan otot
3. Mencegah efek bedrest dan immobilasi yang lama
4. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
5. Meningkatkan kenyamanan pasien
6. Mempersiapkan pasien untuk melakukan ambulasi
Indikasi:
1. Stroke atau pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama.
Kontraindikasi:
1. Thrombus/emboli, terdapat peradangan
2. Kelainan sendi/tulang
3. Fase immobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
4. Trauma baru (kemungkinan fraktur)
5. Nyeri berat
6. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
Persiapan/Pre-Interaksi:
1. Evaluasi diri (menggali potensi diri, mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan)
2. Cek catatan medis pasien dan rencana tindakan keperawatan untuk melihat
kondisi pasien yang dapat mempengaruhi aktivitas pasien. Identifikasi
keterbatasan pergerakan.
Persiapan Alat:
1. Hand rub
Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan Pelaksanaan
2. Mengatur posisi lateral lurus (terlentang biasa)
Persiapan Lingkungan:
1. Menutup pintu dan jendela
2. Memasang tabir atau tirai
Perkenalan dan Orientasi:
1. Perawat memberi salam (memperkenalkan diri jika pertama sekali bertemu)
2. Cek identitas pasien dengan meminta pasien menyebutkan minimal 2
identifikasi yaitu nama lengkap dan tanggal lahir yang dicocokkan dengan
gelang dan status pasien (jika memungkinkan).
3. Evaluasi kondisi pasien saat ini (evaluasi tindakan sebelumnya jika ada)
4. Jelaskan prosedur ke pasien atau keluarga dan dapatkan persetujuan.
Sampaikan kepada pasien untuk melaporkan segala kondisi atau keadaan
yang dialami seperti pusing, lemah dan sesak napas saat dilakukan latihan.
5. Pindahkan barang-barang yang dapat mengganggu proses latihan.
6. Lakukan kontrak tindakan (jenis tindakan, durasi, tempat dilakukan)
7. Cuci tangan
Fase Kerja dan Tindakan:
1. Jaga privasi klien dengan menutup korden dan tutup pintu jika
memungkinkan. Atur posisi tempat tidur setinggi pinggang untuk
memudahkan memberikan latihan. Turunkan bagian kepala pasien hingga ke
posisi datar atau serendah yang pasien dapat toleransi.
2. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
3. Berdiri di sebelah tempat tidur, dimana akan dilakukan latihan sendi.
Turunkan penyangga tempat tidur jika belum. Lengan yang dibuka/diekspos
adalah lengan yang saat ini akan dilatih.
4. Lakukan latihan dengan lambat dan tegas. Ulangi latihan 2 hingga 5 kali.
Hentikan gerakan jika pasien mengeluh nyeri atau jika menemukan ada
tahanan.
5. Pelaksanaan
a. Gerakan Leher
1) Ambil bantal dibawah kepala pasien
2) Letakkan tangan kiri perawat di bawah kepala pasien dan tangan kanan
pada pipi/wajah pasien.
3) Lakukan gerakan:
a) Fleksi dan ekstensi: gerakkan kepala menyentuh dada kemudian
b. Gerakan Bahu
1) Fleksi/Ekstensi
a) Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
b) Angkat lengan pasien dari posisi disamping tubuh ke depan ke
posisi diatas kepala.
c) Mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh
d) Lakukan observasi perubahan yang terjadi.
2) Abduksi dan Adduksi
a) Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
b) Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat (ke
arah samping).
c) Kembalikan ke posisi semula.
d) Catat perubahan yang terjadi.
3) Hiperekstensi dan Rotasi Bahu Internal/Ekstrenal serta Sirkumduksi
a) Atur posisi pasien (miring)
b) Letakkan satu tangan perawat di lengan atas dekat siku pasien dan
pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
c) Hiperekstensi: menggerakkan lengan pasien kebelakang tubuh, siku
tetap lurus.
d) Lakukan rotasi bahu dengan menggerakkan lengan menghadap
kedalam
e) Kembalikan lengan ke posisi awal.
f) Lakukan rotasi bahu dengan menggerakkan lengan menghadap
kedalam dan keluar
g) Kembalikan ke posisi awal.
h) Sirkumduksi: menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh (ROM
Aktif)
i) Catat perubahan yang terjadi.
c. Gerakan Siku
1) Fleksi dan Ekstensi
a) Atur posisi lengan pasien dan telapak mengarah ke tubuh pasien.
b) Letakkan tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
c) Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat ke bahu.
d) Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
e) Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
d. Gerakan Lengan Bawah
1) Pronasi dan Supinasi
a) Atur posisi lengan pasien dengan siku lurus.
b) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan tangan pasien dan
pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
c) Supinasi: memutarkan lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas
d) Pronasi: memutarkan lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah
e) Kembalikan ke posisi awal sebelum dilakukan pronasi dan supinasi.
f) Lakukan observasi terhadap perubahan yng terjadi.
e. Gerakan Pergelangan Tangan
1) Fleksi dan Ekstensi
a) Atur posisi lengan pasien dengan siku lurus
b) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien.
c) Tekuk pergelangan tangan pasien kebawah dan keatas.
d) Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
2) Adduksi dan Abduksi
a) Atur posisi lengan pasien dengan siku lurus
b) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien.
c) Abduksi (fleksi radial): Bengkokkan pergelangan tangan secara
lateral menuju ibu jari.
d) Adduksi (fleksi ulnar): Bengkokkan pergelangan tangan secara
lateral ke arah jari kelima.
e) Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
f. Gerakan Jari-jari Tangan
1) Fleksi dan Ekstensi
a) Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan sementara tangan
lain memegang pergelangan.
b) Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari ke arah telapak tangan
(tangan menggenggam).
c) Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggaman
tangan).
2) Hiperekstensi: Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh
mungkin semampu pasien.
3) Abduksi: Buka dan pisahkan jari-jari tangan.
4) Adduksi: Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula atau
merapatkan jari-jari.
5) Oposisi: Sentuhkan masing-masing jari tangan ke ibu jari.
6) Sirkumduksi: memutar ibu jari dengan lingkaran penuh
7) Kembalikan ke posisi awal.
8) Catat perubahan yang terjadi.
g. Gerakan Pinggul/Panggul
1) Fleksi dan Ekstensi
a) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan
satu tangan yang lain di atas lutut pasien.
b) Menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas.
c) Menggerakkan kembali tungkai kesamping tungkai yang lain atau
kebawah.
d) Kembalikan ke posisi semula.
e) Observasi perubahan yang terjadi.
2) Abduksi dan Adduksi
a) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan
satu tangan yang lain di atas lutut pasien.
b) Gerakan kaki menjauhi badan pasien atau kesamping ke arah
perawat.
c) Gerakkan kaki mendekati dan menjauhi badan pasien.
d) Kembalikan ke posisi semula.
e) Observasi perubahan yang terjadi.
3) Sirkumduksi
a) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan
satu tangan yang lain di atas lutut pasien.
b) Menggerakkan tungkai melingkar
c) Kembalikan ke posisi semula.
d) Observasi perubahan yang terjadi.
4) Rotasi Internal/Eksternal
a) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan
satu tangan yang lain di atas lutut pasien.
b) Putar kaki kearah pasien atau kearah tungkai lain.
c) Putar kaki ke arah pelaksana atau menjauhi tungkai lain.
d) Kembalikan ke posisi semula.
e) Observasi perubahan yang terjadi.
5) Hiperekstensi
a) Miringkan pasien
b) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan
satu tangan yang lain di paha sebelah belakang pasien.
c) Gerakkan tungkai kebelakang tubuh
d) Kembalikan ke posisi semula.
e) Observasi perubahan yang terjadi.
h. Gerakan Lutut
1) Fleksi dan Ekstensi
a) Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
b) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
c) Gerakkan tumit ke arah belakang paha.
d) Turunkan dan luruskan lutut.
e) Kembalikan ke posisi semula.
f) Observasi perubahan yang terjadi.
i. Gerakan Pergelangan Kaki
1) Dorsofleksi dan Plantarfleksi
a) Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.
b) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada atau ke
bagian atas tubuh pasien.
c) Kembalikan ke posisi awal.
d) Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan telapak
kaki diarahkan ke bawah.
e) Observasi perubahan yang terjadi.
2) Inversi dan Eversi (ROM Aktif)
a) Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita
(pelaksana) dan pegang pergelangan kaki pasien dengan tangan
satunya.
b) Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak kaki menghadap
ke kaki lainnya.
c) Kembalikan ke posisi semula.
d) Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.
e) Kembalikan ke posisi awal.
f) Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya
kekakuan sendi.
j. Gerakan Jari-jari Kaki
1) Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
a) Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan
lain memegang kaki.
b) Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah.
c) Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
d) Kembalikan ke posisi awal.
e) Observasi perubahan yang terjadi.
2) Abduksi dan Adduksi
a) Tangan perawat membantu melebarkan/meregangkan jari-jari kaki
pasien kemudian merapatkan kembali.
b) Kembalikan ke posisi awal.
c) Observasi perubahan yang terjadi.
6. Atur klien pada posisi yang nyaman
7. Benahi selimun linen
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Fase Terminal:
1. Beritahukan kepada pasien/keluarga jika tindakan sudah selesai
2. Evaluasi tindakan dan respon pasien, tanyakan perasaan pasien
3. Kontrak selanjutnya (jenis tindakan, durasi, setting)
4. Dokumentasikan
GAMBAR
GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM)
1. Gerakan Leher
2. Gerakan Bahu
3. Gerakan Siku
Definisi:
Mobilisasi dengan posisi sims adalah teknik pemberian posisi dengan
memiringkan tubuh ke kanan atau ke kiri dengan posisi tubuh masih tetap
berbaring.
Tujuan:
1. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
2. Mempertahankan tonus otot
3. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus dekubitus,
kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur.
4. Memudahkan tindakan pemberian enema
5. Memudahkan perawatan dan pemeriksaan pada area perineal
Indikasi:
1. Klien dengan paralisis atau kelemahan
2. Klien yang mengalami penurunan kesadaran
3. Klien yang diberikan obat melalui anus
4. Klien yang akan dilakukan pemeriksaan rectal atau anus
5. Klien yang akan dilakukan tindakan huknah.
Kontraindikasi:
1. Klien dengan cedera cervikal
2. Klien dengan fraktur ekstremitas atas atau fraktur clavikula
Persiapan/Pre-Interaksi:
1. Evaluasi diri (menggali potensi diri, mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan)
2. Cek catatan medis pasien dan rencana tindakan keperawatan untuk melihat
kondisi pasien dan memastikan tindakan mobilisasi sims aman untuk
dilakukan
Persiapan Alat:
1. Bantal atau guling seperlunya
2. Sarung tangan
Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan Pelaksanaan
2. Mengatur posisi lateral lurus (terlentang biasa)
Persiapan Lingkungan:
1. Menutup pintu dan jendela
2. Memasang tabir atau tirai
Perkenalan dan Orientasi:
1. Perawat memberi salam (memperkenalkan diri jika pertama sekali
bertemu)
2. Cek identitas pasien dengan meminta pasien menyebutkan minimal 2
identifikasi yaitu nama lengkap dan tanggal lahir yang dicocokkan dengan
gelang dan status pasien (jika memungkinkan).
3. Evaluasi kondisi pasien saat ini (evaluasi tindakan sebelumnya jika ada)
4. Jelaskan prosedur ke pasien atau keluarga dan dapatkan persetujuan.
5. Pindahkan barang-barang yang dapat mengganggu proses mobilisasi sims.
6. Lakukan kontrak tindakan (jenis tindakan, durasi, tempat dilakukan)
7. Dekatkan alat-alat disisi klien
8. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Fase Kerja dan Tindakan:
1. Jaga privasi klien dengan menutup korden dan tutup pintu jika
memungkinkan. Atur posisi tempat tidur setinggi pinggang untuk
memudahkan memberikan tindakan.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
3. Miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri
lurus dengan lutut. Paha kanan ditekuk kearah dada.
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien
5. Letakkan tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan
kanan diatas tempat tidur.
6. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengah telungkup dan
kaki kanan lurus dengan lutut, paha kiri ditekuk kearah dada.
7. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri
diatas tempat tidur.
8. Letakkan bantal pada area abdomen, pelvis, paha atas dan tempat tidur
9. Pastikan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang yang sama
9. Rapikan alat dan klien
10. Lepas sarung tangan dan cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11. Observasi posisi dan pindahkan posisi klien pada sisi yang berlawanan tiap
2 jam.
Fase Terminal:
1. Beritahukan kepada pasien/keluarga jika tindakan sudah selesai
2. Evaluasi tindakan dan respon pasien, tanyakan perasaan pasien
3. Kontrak selanjutnya (jenis tindakan, durasi, setting)
4. Dokumentasikan