Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

BIOKIMIA
METABOLISME AIR

Disusun Oleh :
Siti Khurata A’yuni

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN


SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel
tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh berperan
dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. Asupan air yang kurang akan
menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh (Hardinsyah, 2012). Meskipun fungsi air sangat
penting, tetapi sering terabaikan dalam kebiasaan pola makan dan minum keseharian. Tidak
semua orang dapat mencukupi untuk kebutuhan cairan tubuhnya (Briawan, 2011). Departemen
Kesehatan Indonesia (2005) merekomendasikan cairan, terutama air minum, yang harus
dikonsumsi untuk orang dewasa adalah 2 liter atau setara 8 gelas setiap hari dimana anjuran ini
tidak jauh berbeda dari pernyataan Shinya (2008), pakar enzim dan guru besar kedokteran di
Albert Einsten College Of Medicine USA. Selain itu, kebutuhan cairan saat remaja akan
meningkat dan direkomendasikan sedikitnya 2,3 sampai 3 liter air per hari menurut Dietary
Reference Intake (DRI). Data Third National Health and Nutrition Survey (NHANES III) juga
menunjukkan bahwa rata-rata asupan total air dari makanan dan minuman pada remaja laki-laki
adalah 3,4 L/hari dan remaja perempuan adalah 2,5 L/hari (Briawan, 2011).
Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel
tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh berperan
dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. Asupan air yang kurang akan
menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh (Hardinsyah, 2012). Meskipun fungsi air sangat
penting, tetapi sering terabaikan dalam kebiasaan pola makan dan minum keseharian. Tidak
semua orang dapat mencukupi untuk kebutuhan cairan tubuhnya (Briawan, 2011). Departemen
Kesehatan Indonesia (2005) merekomendasikan cairan, terutama air minum, yang harus
dikonsumsi untuk orang dewasa adalah 2 liter atau setara 8 gelas setiap hari dimana anjuran ini
tidak jauh berbeda dari pernyataan Shinya (2008), pakar enzim dan guru besar kedokteran di
Albert Einsten College Of Medicine USA. Selain itu, kebutuhan cairan saat remaja akan
meningkat dan direkomendasikan sedikitnya 2,3 sampai 3 liter air per hari menurut Dietary
Reference Intake (DRI). Data Third National Health and Nutrition Survey (NHANES III) juga
menunjukkan bahwa rata-rata asupan total air dari makanan dan minuman pada remaja laki-laki
adalah 3,4 L/hari dan remaja perempuan adalah 2,5 L/hari (Briawan, 2011).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah
tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1
tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun
mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase
jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa
50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.
Elektrolit adalah molekul anorganik terlarut yang berperan sebagai ion dalam
konduksi aliran listrik.1 Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan
arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).

2. Distribusi Cairan Tubuh


Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan
kompartemen ekstraselular. Lebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi menjadi
cairanintravaskular dan intersisial.
 Cairan intraselular

Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada orang
dewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27
liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya
pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular.

 Cairan ekstraselular

Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif cairan
ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari
cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan
ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan
sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi :

 Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar 11- 12 liter
pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstitial. Relatif terhadap
ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan
orang dewasa.
 Cairan Intravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume
plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6L dimana 3 liternya merupakan
plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

 Cairan transeluler

Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti


serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran
pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume cairan transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi
cairan dalam jumlah banyak dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler.
Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada perdarahan, luka
bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperatif maupun perioperatif, dapat
menyebabkan gangguan fisiologis yang berat. Jika gangguan tersebut tidak dikoreksi
secara adekuat sebelum tindakan anestesi dan bedah, maka resiko penderita menjadi lebih
besar.
Cairan ekstrasel berperan sebagai :

- Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace mierals, dan

regulator hormon/molekul).

Pengangkut CO2 sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami
detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

3. Pergerakan Cairan Tubuh


Pergerakan cairan tubuh (hidrodinamik) mencakup penyerapan air di usus, masuk
ke pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami
filtrasi ke ruang interstisium dan selanjutnya masuk ke dalam sel melalui proses difusi,
sebaliknya air dari dalam sel keluar kembali ke ruang interstisium dan masuk ke
pembuluh darah.
Pergerakan air juga meliputi filtrasi air di ginjal (sebagian kecil dibuang sebagai
urin), ekskresi air ke saluran cerna sebagai liur pencernaan (umumnya diserap kembali)
serta pergerakan air ke kulit dan saluran nafas yang keluar sebagai kerinat dan uap air.
Pergerakan cairan tersebut bergantung kepada tekanan hidorostatik dan osmotik.

4. Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari
natrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau
hipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling siring terjadi
(80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-10% dari kasus.
Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama
dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya
relatif sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.
Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan
kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). Secara garis
besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena
kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke
kompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular.

Diagaram Alir

Anda mungkin juga menyukai